• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.1.6 Interaksi Sosial 22

Menurut menurut Shaw dalam Ali (2004) interaksi sosial merupakan suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu interaksi merupakan stimulus bagi individu lain yang menjadi pasangannya. Menurut Park dan Burgess dalam Santosa (2004) bentuk interaksi sosial adalah sebagai berikut.

1. Kerjasama

Kerja sama ialah suatu bentuk interaksi sosial dimana orangorang atau kelompok-kelompok bekerja sama Bantumembantu untuk mencapai tujuan bersama. Misal, gotongroyong membersihkan halaman sekolah.

2. Persaingan

Persaingan adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana orangorang atau kelompok- kelompok berlomba meraih tujuan yang sama.

3. Pertentangan

Pertentangan adalah bentuk interaksi sosial yang berupa perjuangan yang langsung dan sadar antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.

4. Persesuaian

Persesuaian ialah proses penyesuaian dimana orang- orang atau kelompok- kelompok yang sedang bertentangan bersepakat untuk menyudahi pertentangan tersebut atau setuju untuk mencegah pertentangan yang berlarut- larut dengan melakukan interaksi damai baik bersifat sementara maupun bersifat kekal.

Selain itu akomodasi juga mempunyai arti yang lebih luas yaitu, penyesuaian antara orang yang satu dengan orang yang lain, antara seseorang dengan kelompok, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

5. Perpaduan

Perpaduan adalah suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara individu atau kelompok. Dan juga merupakan usaha- usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

2.1.7 Pengertian Konflik

Menurut Gibson, et al (1977), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain. Sumber konflik menurut Handoko (1998) adalah sebagai berikut.

1. Komunikasi: salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.

2. Struktur: pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan- kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.

24

Industri

Manufaktur

Sosi al Ekonomi

Sosial Ekologi

Dampak yang

ditimbulkan :

Pendapatan

Kesempatan Kerja

Konflik

Dampak yang

ditimbulkan :

Pencemaran Udara

Perubahan Kualitas

dan Kuantitas air

Kebisingan

Kesehatan

3. Pribadi: ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai- nilai atau persepsi.

2.2 Kerangka Konseptual

Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang besar pengaruhnya terhadap devisa negara. Industri manufaktur yang berkembang di Indonesia selama ini memberikan dampak pada kehidupan masyarakat, khususnya dalam bidang sosial, ekonomi dan ekologi. Industri manufaktur juga memberikan kesempatan bekerja untuk masyarakat, sehingga mengurangi angka pengangguran yang banyak terjadi di negara berkembang. Kegiatan yang dilakukan oleh industri manufaktur, tidak lepas dari hasil buangan yang dihasilkan yang memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Dampak tersebut seperti pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran suara yang selanjutnya akan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Seperti yang akan dijelaskan pada Gambar 3.

Keterangan :

= Hubungan Akibat

Pada Gambar 3 dijelaskan bahwa, industri manufaktur akan berpengaruh pada sosial-ekonomi dan sosial-ekologi. Pada aspek sosial-ekonomi masyarakat, dampak yang ditimbulkan seperti tingkat pendapatan, kesempatan kerja, dan konflik. Sedangkan pada aspek sosial-ekologi dampak yang ditimbulkan adalah pencemaran udara, perubahan kualitas dan kuantitas air, kebisingan, dan kesehatan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Perkembangan industri di negara-negara berkembang seperti negara Indonesia, yang menjadi ketergantungan tanpa adanya modal dan teknologi yang mencukupi akan membawa masyarakat pada suatu keadaan dimana sumberdaya alam mengalami kerusakan atau kehancuran. Sehingga diperlukan pengembangan lingkungan dengan memperhatikan kondisi ekonomi setiap negara.

Keterangan :

= Hubungan akibat, Gambar 4. Kerangka Berpikir

Ekologi Kualitas Air Tingkat Polusi Udara Tingkat Polusi Suara Industri Sosial Tingkat Konflik Tingkat Kerjasama Tingkat Kesehatan Masyarakat Ekonomi Tingkat Pendapatan Tingkat Kesempatan Kerja

26

Perkembangan industri manufaktur di Indonesia seperti perubahan jumlah pabrik yang semakin meningkat akan mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi dan ekologi masyarakat yang tinggal disekitar kawasan industri. Perubahan ekologi yang terjadi akibat perkembangan industri manufaktur akan berpengaruh terhadap tingkat pencemaran air, udara dan suara yang semakin meningkat, serta tingkat kenyamanan hidup masyarakat disekitar kawasan industri. Sedangkan perubahan yang terjadi dalam aspek sosial ekonomi dengan adanya industri manufaktur, semakin tinggi jumlah industri yang ada disekitar tempat tinggal masyarakat, maka akan meningkatkan jumlah penduduk yang datang untuk bekerja di pabrik tersebut, sehingga akan menurunkan tingkat kerjasama dan tingkat kesempatan kerja masyarakat asli maupun pendatang. Hal ini akan menurunkan pendapatan yang diperoleh setiap rumah tangga atau individu.

2.4 Hipotesis Penelitian

Dari Kerangka Pemikiran diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

1. Diduga terdapat hubungan sosial-ekonomi masyarakat akibat kegiatan industri manufaktur.

2. Diduga terdapat hubungan sosial-ekologi masyarakat akibat kegiatan industri manufaktur.

2.5 Definisi Konseptual

1. Industri manufaktur adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.

2. Kegiatan industri manufaktur merupakan aktivitas pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi.

3. Dampak sosio-ekologis merupakan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan industri manufaktur sehingga merubah kondisi lingkungan disekitar kawasan industri manufaktur

4. Dampak sosio-ekonomi merupakan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan industri manufaktur terhadap pola pekerjaan dan struktur pendapatan masyarakat serta hubungan antar masyarakat sekitar

5. Pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima seseorang sebagai imbalan atas usaha yang telah dilakukan

6. Kerjasama merupakan interaksi yang dilakukan masyarakat disekitar kawasan industri manufaktur

7. Konflik merupakan hubungan pertentangan antara satu orang atau lebih karena adanya perbedaan tujuan

8. Kesempatan kerja merupakan kesempatan seseorang dalam memperoleh pekerjaan disekitar kawasan industri manufaktur

9. Kepemilikan lahan merupakan jumlah lahan yang dimiliki seseorang disekitar kawasan industri

10.Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal. 11.Pencemaran udara merupakan perubahan kondisi udara akibat kegiatan

industri manufaktur

12.Pencemaran suara merupakan keadaan dimana masuknya suara yang masuk terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia

13.Luas rumah merupakan jumlah lahan yang ditempati suatu keluarga per satuan meter persegi (m2)

2.6 Definisi Operasional

1. Tingkat pendapatan adalah jumlah upah yang diterima seseorang yang dihitung selama kurun waktu satu tahun. Pengukuran didasarkan pada rata- rata pendapatan rumah tangga. Kategori pendapatan rendah diperoleh dengan menghitung pendapatan rata-rata dikurangi setengah standar deviasi. Kategori pendapatan tinggi diperoleh dengan menghitung pendapatan rata-rata ditambah setengah standar deviasi. Sedangkan

28

kategori pendapatan sedang diperoleh selang antara pendapatan rendah dan pendapatan tinggi.

a. Lapisan Bawah= - ½ standar deviasi

b. Lapisan Menengah = - ½ standar deviasi ≤ x ≤ + ½ standar deviasi

c. Lapisan Atas: + ½ standar deviasi

2. Kondisi Tempat Tinggal merupakan kondisi tempat tinggal yang dihuni oleh suatu keluarga. Pengukuran kondisi tempat tinggal dilakukan melalui dua kategori, yaitu kondisi fisik tempat tinggal dan status kepemilikan tempat tinggal.

1. Status Kepemilikan Tempat Tinggal merupakan status kepemilikan rumah yang dihuni oleh suatu keluarga. Pengukuran dimulai dari status tempat tinggal menumpang.

a. Menumpang b. Menyewa c. Milik Pribadi

2. Kondisi Fisik Tempat Tinggal merupakan keadaan fisik tempat tinggal yang dihuni oleh suatu keluarga. Pengukuran dilakukan dari kondisi fisik tempat tinggal yang sangat tidak layak.

a. Sangat tidak layak b. Tidak layak c. Sedang d. Layak e. Sangat layak

3. Kepemilikan lahan merupakan jumlah lahan yang dimiliki seseorang disekitar kawasan industri. Pengukuran dilakukan dari masyarakat yang memiliki lahan.

a. Memiliki b. Tidak memiliki

4. Kesempatan kerja merupakan kesempatan seseorang dalam memperoleh pekerjaan disekitar kawasan industri manufaktur. Pengukuran dilakukan dari adanya kesempatan kerja.

a. Ada kesempatan kerja b. Tidak ada kesempatan kerja

5. Konflik merupakan hubungan pertentangan antara satu orang atau lebih karena adanya perbedaan tujuan. Pengukuran dilakukan dari tidak terjadi konflik atau biasa saja.

a. Biasa saja b. Resah c. Mengeluh d. Tegang e. Bentrok

6. Tingkat pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal. Pengukuran dimulai dari ketidaktahuan responden tentang kondisi air.

a. Tidak tahu

b. Air berwarna dan bau

c. Air tidak berwarna dan tidak bau

7. Tingkat Pencemaran udara merupakan perubahan kondisi udara akibat kegiatan industri manufaktur. Pengukuran dimulai dari ketidaktahuan responden tentang kondisi udara.

a. Tidak tahu

30

c. Udara sejuk dan tidak berdebu

8. Tingkat Kebisingan merupakan tingkat kebisingan yang idtimbulkan oleh aktivitas baik mesin produksi maupun kendaraan kontainer dan truk. Pengukuran dimulai dari tingginya polusi suara yang ditimbulkan oleh mesin produksi dan kendaraan kontainer serta truk.

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

9. Tingkat Kecelakaan merupakan tingkat kecelakaan yang terjadi di sekitar industri yang diakibatkan oleh kendaraan kontainer dan truk. Pengukuran dilakukan dari tidak pernah terjadi kecelakaan.

a. Tidak pernah b. Jarang c. Sering

10.Tingkat Kesehatan merupakan tingkat terjadinya gangguan kesehatan akibat dari pencemaran industri manufaktur. Pengukuran dilihat dari ada atau tidaknya penyakit yang diderita selama kurun waktu satu tahun terakhir.

a. Tidak ada penyakit b. Ada penyakit

11.Frekuensi pengobatan adalah intensitas waktu dalam melakukan pengobatan. Pengukuran dimulai dari masyarakat yang tidak pernah melakukan pengobatan baik ke puskesmas atupun ke rumah sakit.

a. Tidak pernah b. Jarang c. Sering

3.1 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Metode explanatory research merupakan metode untuk mengukur dengan cermat terhadap fenomena sosial tertentu yang selanjutnya menjelaskan hubungan keterkaitan relasional antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa, tetapi dalam hal ini pengujian hipotesa hanya menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang. Pada pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok (Singarimbun, 1989). Sedangkan metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendukung penelitian kuantitatif yang dilakukan melalui metode triangulasi yaitu pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen. 3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan menggunakan kuesioner yang disebarkan dan diisi oleh responden. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang sumbernya berasal dari berbagai dokumen- dokumen pemerintah Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, data-data dari dinas-dinas terkait, internet, dan lain sebagainya.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat yaitu suatu kawasan industri yang besar di Indonesia. Oleh karena itu, banyak terjadi perubahan dalam aspek sosial ekonomi dan ekologi masyarakat. Lokasi ini dipilih karena sesuai dengan rencana penelitian yang dilakukan. Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan dan dimulai pada bulan April 2011 kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dan hasil penulisan skripsi pada bulan Juni hingga September 2011.

32

3.4 Teknik Penentuan Responden

Pada penelitian ini, terdapat dua subjek penelitian, yang terdiri dari informan dan responden. Informan adalah pihak-pihak yang berpotensi untuk memberikan informasi mengenai diri sendiri, keluarga, pihak lain, dan lingkungannya. Informan yang dimaksud adalah tokoh agama dan masyarakat yang mengetahui permasalahan yang terjadi disekitar kawasan industri. Informan dalam penelitian ini adalah Bapak Muji selaku staf pemerintahan Kecamatan Cikarang Barat, Bapak Damin selaku SKPD Sukadanau, Bapak Naiman selaku ketua RT 04, dan Bapak Endin selaku tokoh agama. Data dari penelitian kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi secara langsung. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden. Hasil dari kuesioner dianalisis dan selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan. Responden adalah orang yang dapat memberikan keterangan tentang diri mereka sendiri. Unit analisis dari penelitian ini adalah rumah tangga. Hal ini dikarenakan ingin mengetahui dan memahami dampak sosial ekonomi dan sosial ekologi yang ditimbulkan oleh industri manufaktur.

Kuesioner yang diberikan kepada responden sebanyak 35 dari dua Rukun Tetangga (RT) yang ditentukan secara sengaja (purposive). Pemilihan kampung dilakukan berdasarkan besarnya industri manufaktur. Pemilihan kampung sampel dipilih secara purposive. Kemudian dari kampung tersebut dipilih dua RT untuk menjadi sampel kedua. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dampak sosial ekonomi dan ekologi ditingkat rumah tangga sehingga didapatkan data primer. Selanjutnya untuk mengetahui dampak sosial ekologi kawasan sekitar industri dilakukan wawancara mendalam dengan aparat desa dan tokoh masyarakat sekitar.

Populasi sampling dari penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berada di Kampung Tangsi dengan jumlah keluarga sebanyak 74 keluarga. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang dekat dengan industri dengan total keluarga sebanyak 45 keluarga. Kerangka sampling pada penelitian ini adalah keluarga yang tempat tinggalnya dekat dengan industri dengan total 45 keluarga.

33

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengolah data primer dengan membagikan kuesioner kepada responden kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keterkaitan dari aspek-aspek yang menjadi dampak sosial ekonomi dan ekologi kawasan industri. Data tersebut selanjutnya dianalisis sesuai tujuan penelitian. Sedangkan untuk pendekatan kualitatif digunakan metode triangulasi untuk memberikan penguatan dari data yang diperoleh melalui kuesioner dengan melibatkan wawancara mendalam dan observasi. Gabungan data tersebut diolah dan dianalisis dengan disajikan dalam bentuk teks naratif, grafik, matriks, atau bagan, kemudian ditarik kesimpulan dari semua data yang telah diolah.

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Sukadanau

Desa Sukadanau merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki luas lahan sebesar 628,3 Ha. Jumlah penduduk Desa Sukadanau sebanyak 25.817 jiwa yang tersebar dibeberapa daerah bagian yang terdiri dari tiga dusun, 13 Rukun Warga (RW), dan 28 Rukun Tetangga (RT). Mayoritas penduduk di Desa Sukadanau beragama islam yaitu sebesar 22.347 jiwa.

4.1.1 Kondisi Geografis dan Infrastruktur Desa Sukadanau

Desa Sukadanau merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan luas wilayah 628,3 hektar area. Bentuk wilayah desa ini seluruhnya adalah dataran. Penggunaan lahan di Desa Sukadanau sebanyak 320 hektar sebagai perumahan, 260,3 hektar sebagai industri dan 48 hektar sebagai penggunaan lain-lain seperti hotel, toko atau warung dan sebagainya. Batas-batas wilayah Desa Sukadanau sebelah Utara berbatasan dengan Desa Telaga Murni, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Harja Mekar atau Kali Cikarang, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Danau Indah, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gandasari.

Jarak pusat pemerintahan Desa Sukadanau dengan Kecamatan Cikarang Barat sejauh 1,5 kilometer dan jarak dengan ibukota Kabupaten Bekasi sejauh 20 kilometer. Desa Sukadanau terbagi menjadi tiga dusun, 13 Rukun Warga (RW), dan 28 Rukun Tetangga (RT).

Prasarana umum yang terdapat di Desa Sukadanau meliputi: prasarana pemerintahan, sarana perekonomian, jembatan, dan jalan aspal seluas 16 kilometer, serta jalan beton seluas delapan kilometer. Alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat sekitar antara lain kendaraan bermotor roda empat sebanyak 115 buah, roda dua sebanyak 8130 buah, bus atau minibus sebanyak 15 buah, truk sebanyak 21 buah, sepeda 1254, serta becak sebanyak lima buah. Desa Sukadanau jga memiliki alat-alat komunikasi seperti telepon sebanyak 254 buah,

televisi sebanyak 10841, penyedia jasa telekomunikasi atau wartel sebanyak sepuluh buah, dan penyedia jasa internet sebanyak delapan buah.

Sarana Desa Sukadanau meliputi satu buah kantor desa, dan 27 buah pos hansip atau kamling. Sarana pendidikan terdapat empat buah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), enam buah Sekolah Dasar Negeri (SDN), satu buah Madrasah Tsanawiyah (MTs), dua buah lembaga pendidikan bahasa, dan dua buah lembaga pendidikan komputer. Sarana fasilitas kesehatan desa terdapat satu buah Rumah Sakit (RS), dua buah Rumah Bersalin, lima buah Poliklinik atau Balai Pengobatan, empat buah praktek dokter, sepuluh buah praktek bidan, 17 buah Posyandu, empat buah apotik, serta 20 buah toko khusus obat atau jamu. Sementara itu, untuk sarana peribadatan di Desa Sukadananu terdapat 11 buah masjid dan 27 buah mushola. Desa Sukadanau juga terdapat fasilitas perlindungan sosial yaitu satu buah panti asuhan.

Sarana lain yang terdapat di Desa Sukadanau meliputi tempat rekreasi yaitu pemancingan sebanyak dua buah, pub atau diskotik atau tempat karaoke sebanyak lima buah. Sarana perekonomian di desa terdapat delapan buah supermarket atau pasar swalayan atau mini market, 26 buah restoran/ rumah makan, 350 buah kedai makanan dan minuman, 164 buah warung kelontong, delapan buah toko material, 15 buah bengkel atau reparasi kendaraan roda dua dan empat, enam buah bengkel atau reparasi alat-alat elektronik, 12 buah toko foto kopi, tiga buah biro atau agen perjalanan wisata, 15 buah pangkas rambut, lima buah salon kecantikan, tujuh buah bengkel las, dua buah persewaan alat-alat pesta, dua buah hotel, dua buah bank umum, dan dua buah Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

4.1.2 Kependudukan Desa Sukadanau

Jumlah warga Desa Sukadanau sebanyak 25.817 jiwa dimana rincian berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 13.941 jiwa dan perempuan sebanyak 11.876 jiwa. Jumlah kepala keluarga yaitu sebanyak 8123 KK. Berdasarkan kepercayaan, sebagian besar penduduk beragama islam dengan jumlah 22.347 jiwa, agama kristen sebanyak 2.303 jiwa, agama katolik sebanyak 718 jiwa, agama hindu sebanyak 403 jiwa, dan agama budha sebanyak 46 jiwa.

36

Pada Tabel 1 diperlihatkan data kependudukan Desa Sukadanau sampai Desember 2010 berdasarkan golongan umur.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur Desa Sukadanau, 2010 No. Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 0-4 5.098 19,75 2 5-9 1.698 6,58 3 10-14 1.019 3,95 4 15-19 305 1,18 5 20-24 1.630 6,31 6 25-29 1.834 7,10 7 30-34 1.629 6,31 8 35-39 1.629 6,31 9 40-44 1.730 6,70 10 45-49 1.833 7,11 11 50-54 1.637 6,34 12 55-59 2.038 7,89 13 60-64 1.699 6,58 14 65-69 1.155 4,47 15 70-74 679 2,63 16 75+ 204 0,79 Jumlah 25.817 100

Sumber: Data Kependudukan Kantor Desa Sukadanau, 2010

Data pada Tabel 1 menunjukkan jumlah penduduk Desa Sukadanau berdasarkan kategori umur. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk usia belum produktif yaitu penduduk usia kurang dari 15 tahun di Desa Sukadanau berjumlah 7.815 jiwa atau sebesar 30,28% sedangkan penduduk usia produktif yang berkisar antara usia 15 tahun hingga 64 tahun berjumlah 15.964 jiwa atau sebesar 61,83% dan penduduk usia tidak produktif yaitu penduduk dengan usia lebih dari 65 tahun berjumlah 2.038 jiwa atau sebesar 7,89%. Hal ini terlihat bahwa penduduk usia produktif memiliki jumlah yang lebih besar dari pada jumlah penduduk lainnya. Besarnya jumlah penduduk usia produktif di Desa

Sukadanau menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan kependudukan Desa Sukadanau berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Sukadanau, 2010

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Buta aksara dan angka 266 1,03

2. Tidak tamat SD 1.588 6,15 3. Tamat SD/Sederajat 3.439 13,32 4. Tamat SLTP/Sederajat 2.037 7,89 5. Tamat SMU/Sederajat 18.322 70,97 6. Tamat D1/ D3 101 0,39 7. Tamat S1/ S2 64 0,25 Total 25.817 100

Sumber: Data Kependudukan Kantor Desa Sukadanau, 2010

Pada Tabel 2 terlihat bahwa penduduk di Desa Sukadanau sebagian besar berada pada tingkat pendidikan tamat SMU/Sederajat yaitu sebesar 70,97 persen atau sebanyak 18.322 jiwa, selanjutnya tamat SD/Sederajat sebesar 13,32 persen atau sebanyak 3.439, tamat SLTP/Sederajat sebesar 7,89 persen atau sebanyak 2.037 jiwa, tidak tamat SD 6,15 persen atau 1.588 jiwa, buta aksara dan angka 1,03 persen atau 266 jiwa, tamat D1/D3 sebesar 0,39 persen atau 101 jiwa, dan tamat perguruan tinggi sebesar 0,25 persen atau sebanyak 64 jiwa. Data ini menunjukkan sebagian besar penduduk di Desa Sukadanau sudah memenuhi program wajib belajar 9 tahun.

Masyarakat Desa Sukadanau memiliki beragam jenis mata pencaharian. Masyarakat yang bermatapencaharian pertanian/perkebunan sebanyak 95 jiwa (0,37 persen), peternakan/perikanan sebanyak 3 jiwa (0,01 persen), industri sebanyak 19.474 jiwa (75,43 persen), kontruksi sebanyak 54 jiwa (0,21 persen), perdagangan sebanyak 5.563 jiwa (21,55 persen), transportasi sebanyak 70 jiwa (0,27 persen), PNS sebanyak 418 jiwa (1,62 persen), TNI/POLRI sebanyak 26 jiwa (0,10 persen), dan jasa sebanyak 114 jiwa (0,44 persen). Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.

38

Gambar 5. Mata Pencaharian Desa Sukadanau, 2010

Gambar 5 menunjukkan dari jumlah penduduk 25.817 jiwa di Desa Sukadanau, sebesar 75,43 persen atau sebanyak 19.474 jiwa bekerja di sektor industri. Selain itu, sebanyak 5.563 jiwa (21,55 persen) bekerja di sektor perdagangan, 418 jiwa (1,62 persen) bekerja sebagai PNS, 114 jiwa (0,44 persen) bekerja di sektor jasa, 95 jiwa (0,37 persen) bekerja disektor pertanian/perkebunan, 70 jiwa (0,27 persen) bekerja disektor transportasi, 54 jiwa (0,21 persen) bekerja di sektor kontruksi, 26 jiwa (0,10 persen) bekerja sebagai TNI/POLRI, dan 3 jiwa (0,01 persen) bekerja di sektor peternakan/perikanan. 4.1.3 Tata Guna Tanah di Desa Sukadanau

Luas Desa Sukadanau sebesar 628,3 hektar area. Tata guna tanah Desa Sukadanau sebagian besar digunakan sebagai lahan pemukiman seluas 320 hektar atau sebesar 50,93 persen. Selain itu lahan diperuntukkan sebagai lahan industri sebesar 41,43 persen atau seluas 260,3 hektar, dan sebesar 7,64 persen atau seluas 48 hektar digunakan sebagai jalan, sungai, kolam dan tempat hiburan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas Lahan dan Persentasenya Menurut Penggunaan Lahan di Desa Sukadanau, 2010

No. Penggunaan Lahan Luas Lahan

(Hektar)

Persentase (%)

1 Pemukiman 320 50,93

2 Industri 260,3 41,43

3 Lain-lain 48 7,64

Sumber: Data Kependudukan Kantor Desa Sukadanau,2010

Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan di Desa Sukadanau digunakan untuk lahan pemukiman. Hal ini dikarenakan sebesar 41,43 persen atau seluas 260,3 hektar digunakan untuk lahan industri sehingga mengharuskan pekerjanya tinggal di area sekitar industri tersebut. 4.2 Gambaran Umum Kampung Tangsi

Dokumen terkait