• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interior Fungsi Bangunan

Dalam dokumen BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN (Halaman 32-40)

 Area Komersil

Area komersial ditujukan bagi publik baik pengunjung maupun penyewa kantor sewa. Berada pada area premium yakni lantai 1 dan 2 yang didesain open space dengan adanya atrium dan penggunaan eskalator sebagai fungsi sirkulasi vertikal. Menggunakan kombinasi yang dominan pencahayaan alami dengan skylight pada

siang hari dan pencahayaan buatan dengan lampu fluorescence pada malam hari. Menerapkan desain yang kontemporer yang berkesan simple sophisticated pada elemen interiornya.

Gambar 5.30 Gambaran Area Atrium Sumber: Hasil Analisis Penulis  Retail Shop

Area retail berada pada area komersil yaitu di sisi sirkulasi horizontal di sekitar atrium. Termasuk retail modern yakni toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket, department store, hypermarket, ataupun grosir.4

Elemen desain interior pada retail yang perlu diperhatikan adalah fitur struktur, sirkulasi ruang yang terbentuk dari layout, pencahayaan, ambience atau suasana, material dan warna, serta visual branding.5

4 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl521/prosedur-mendirikan-toko-ritel-tradisional-dan-ritel-modern (29/01/14, 22:04) 5 http://en.wikipedia.org/wiki/Retail_design (29/01/14, 22:11)

Gambar 5.31 Contoh Retail Shop Sumber: shop.fiu.edu

 Restaurant

Area restoran terbagi menjadi empat tipe yakni foodcourt, lowclass, middle class dan high class yang nantinya akan berpengaruh pada luas ruang dan lokasi penempatannya.

Gambar 5.32 Contoh Restoran Sumber: bykarra.com  Spa and Salon dan Fitness Center

Spa & Salon dan Fitness Center adalah fasilitas komersial dengan fungsi relaksasi dan kebugaran. Keduanya memiliki kebutuhan kenyamanan ruang yang cukup tinggi sehingga penempatannya perlu dipisahkan dari hiruk pikuk pertokoan retail dan restoran. Khusus untuk spa dan salon, diperlukan ambience yang nyaman dan tenang yang dimunculkan dengan warna secara visual dan musik secara audio. Sedangkan untuk fitness digunakan elemen view dan space untuk mendapatkan kesan luas dan terbuka.

Gambar 5.33 Contoh Spa and Salon serta Fitness Center Sumber: themresort.com

 Area Lobby Kantor

Merupakan pembentuk citra interior bangunan karena adalah impresi visual dari hal pertama yang dilihat oleh pengunjung maupun calon penyewa kantor sewa. Sehingga kesan megah dan mewah sangat ditonjolkan dalam penataan interior area ini. Dapat ditunjukkan dengan efek lighting serta skala ruang yang dramatis.

Gambar 5.34 Contoh Lobby Kantor Sumber: oneofficedesign.net  Meeting Room dan Ball Room

Berada pada area semi publik di lantai ketiga bangunan yang menghubungkan area publik yakni area komersil dengan area privat yakni area kantor sewa. Fungsi meeting room dan ball room ini diperuntukkan bagi penyewa kantor sewa maupun pengunjung.

Gambar 5.35 Contoh Meeting Room dan Ball Room Sumber: home-designing.com

 Ruang Kantor Pengelola dan Kantor Sewa

Menerapkan tipe open plan dimana penyewa bebas berkreasi dengan interior sesuai kebutuhan dan image perusahaan. Penggunaan kombinasi warna dibebaskan sesuai dengan ambience yang ingin ditimbulkan. Untuk dinding dan bukaan lebih cenderung menggunakan banyak kaca dengan lapisan glazing untuk memberikan akses cahaya alami masuk ke dalam ruangan dengan tetap mempertahankan privasi. Dengan adanya shading device di bagian timur dan naungan koridor di bagian barat diharapkan dapat mengurangi heat gain dan glare di dalam ruangan.

Gambar 5.36 Contoh Ruang Kantor Sumber: retaildesignblog.net

Building Envelope

Semakin tinggi suatu bangunan akan semakin besar potensi tidak tercapainya kenyamanan termal di dalam bangunan. Pemanfaatan tekanan udara maupun pencahayaan alami cenderung tidak menentu dan tidak terkendali sehingga kenyamanan termal di dalam ruang sulit dicapai.

 Double Facade, Solar Screening and Automated Louvers

Dalam menangani heat gain pada bangunan diperlukan shading device untuk mengontrol panas matahari yang diterima. Beberapa alternatif yang dapat diterapkan diantaranya adalah double facade dengan curtain glass wall yang memberikan ruang transisi bagi bangunan untuk ‘bernafas’, solar screening yang mengkombinasikan sun shading vertikal dan horizontal sesuai dengan sun path, dan automated louvers yang tegak lurus mengikuti gerakan arah datang cahaya matahari.

Gambar 5.37 Contoh Double Facade, Solar Screening dan Automated Louvers Sumber: archpaper.com

 Bukaan

Pencahayaan area kantor sewa dan meeting room pada bagian tower diharapkan dapat didominasi oleh penggunaan pencahayaan alami dari sebelah timur dan barat bangunan. Hal ini dipengaruhi oleh peletakan, bentuk, posisi dan luas bukaan. Dengan penggunaan light shelves pada bagian atas dinding, maka bukaan cenderung berada di tengah ke bawah dan sedikit menjorok ke dalam untuk membentuk naungan. Digunakan pula light redirecting glass yang memantulkan cahaya jauh ke dalam ruangan. Untuk mengurangi transmisi termal melalui kaca, diterapkan 50% window to wall ratio (WWR) pada tower dan 40% pada podium.

Gambar 5.39 Potongan Desain Bukaan dan Contoh Penggunaannya Sumber: glassmagazine.com

Dilakukan desain pasif pada bangunan tower dengan membuat lubang angin untuk memanfaatkan arah angin di antara ruang kantor sewa dengan memberikan akses udara melewati transisi selubung bangunan sehingga menurunkan suhu permukaan dinding ruang kantor sewa.

Sedangkan pencahayaan area komersial di bagian podium memanfaatkan pencahayaan alami di siang hari melalui skylight yang berasal dari atrium. Untuk mengurangi heat gain desain skylight dapat menggunakan cahaya pantulan dan bukan cahaya langsung. Dapat juga digunakan louvre otomatis yang peka pada sensor cahaya dan akan melebar dan menutupi kaca pada skylight apabila cahaya matahari terlalu terik.

 Material Kaca

Dalam penggunaan bahan kaca sebagai selubung bangunan diperlukan pertimbangan efek dan kualitasnya terhadap cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan serta perawatan dan keawetan materialnya. Digunakan jenis double glazing low-e glass yang berfungsi menginsulasi dan mengurangi solar gain dalam ruangan.

Gambar 5.39 Double Glazing Low-E Window Sumber: artisanwindows.net

 Material dan Warna

Dalam pemilihan warna dan material perlu dipertimbangkan dari efeknya terhadap termal, keamanan material, sumber asal material dan perawatannya.

Untuk material konstruksi dinding, digunakan sistem insulasi untuk menjaga penghawaan di dalam ruangan agar tetap nyaman. Bahan insulasi sebaiknya

menggunakan bahan-bahan yang aman, non-toxic dan ramah lingkungan. Salah satu contoh adalah spray foam yang terbuat dari campuran karbon dioksida dan air atau kombinasi magnesium dioksida alami dengan udara terkompresi. Material ini anti lumut, tidak mudah terbakar serta merupakan insulasi akustik yang baik.6

Gambar 5.40 Aplikasi Spray Foam Sebagai Insulasi Sumber: construction.com

Untuk lapisan dinding eksterior, digunakan kombinasi warna putih yang memiliki nilai serapan panas yang rendah dan warna alami material seperti metal ataupun batuan.

Gambar 5.41 Eksterior Bangunan Sumber: rgbstock.com

 Photovoltaic

Penggunaan photovoltaic merupakan salah satu usaha untuk menghasilkan energi mandiri sehingga menghemat pengeluaran energi pada bangunan. PV mengumpulkan radiasi matahari sehingga harus diletakkan di tempat terbuka dengan kemiringan 0o. Untuk mengoptimalkan penerimaan cahaya matahari dapat digunakan automatic sun tracker yang menggunakan teknologi komputasi atau dengan perforated aluminum and metal pada PV yang saat ini sedang dikembangkan

6

bernama SunSaluter. Teknologi ini merupakan karya Eden Full yang menggunakan campuran alumunium dan metal dan berbahan bakar air untuk menggerakkan PV sesuai dengan arah datangnya sinar matahari tanpa menggunakan listrik. Air diganti setiap harinya untuk mengulang proses tersebut. yang digunakan dapat berupa air kotor ataupun air bersih karena selama proses berlangsung air akan tersaring menjadi air bersih.

Gambar 5.42 Automatic Sun Tracker Solar Panel

Sumber: http://www.hk-phy.org/energy/alternate/solar_phy/images

Kerja PV yang optimal sangat tergantung pada peletakannya yaitu pada atap bangunan dan lahan terbuka. Pada bangunan akan diletakkan panel-panel PV yang merespon cahaya matahari di atas atap bangunan. Sedangkan pada site terdapat area parkir yang direncanakan sebagai area resapan air dan ruang terbuka hijau yang pada bagian atasnya dapat dimanfaatkan sebagai lahan panel-panel PV yang dapat berfungsi sekaligus sebagai shading bagi kendaraan.

Gambar 5.43 PV di Atap Bangunan dan di Area Parkir Sumber: eng.sfe-solar.com

Dalam dokumen BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN (Halaman 32-40)

Dokumen terkait