• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5.1 Konsep Perencanaan

5.1.1 Konsep Kawasan

Kawasan terpilih adalah kawasan Segitiga Emas Surabaya yang merupakan Central Business District (CBD). Fungsi kawasan yang diperuntukkan sebagai area komersial dinilai tepat untuk menerapkan konsep arsitektur hijau bagi bangunan kantor sewa yang hemat energi dan ramah lingkungan yang menjadi simbol kemajuan teknologi.

Letak kawasan yang berada di pusat kota dikelilingi oleh bangunan komersial dan fasilitas yang terintegrasi menyebabkan lokasi ini dinilai tepat digunakan sebagai lokasi bangunan kantor sewa. Didukung dengan peruntukan tata guna lahan Kota Surabaya, diharapkan dengan adanya bangunan kantor sewa ini efisiensi penggunaan lahan dapat tercapai dan kebutuhan perkantoran dapat terwadahi dan terfasilitasi dengan baik.

5.1.2 Konsep Site

Site berada di sebelah selatan koridor Jalan Pemuda. Lokasi di sepanjang koridor Jalan Pemuda ini merupakan lokasi strategis untuk bangunan perkantoran, perdagangan dan jasa. Area ini adalah lokasi premium bagi para pengembang properti dan peminat bisnis untuk membuka usaha. Penerapan arsitektur hijau ikut andil sebagai fitur dan pendorong masyarakat agar sadar lingkungan. Sehingga diharapkan dengan dibangunnya kantor sewa ini tersedia ruang usaha perkantoran yang juga mendorong pembangunan kota yang lebih ‘hijau’.

Site merupakan area perkotaan dengan mobilitas tinggi sehingga akses dan sirkulasi menuju ke site mudah dan lancar. Namun banyaknya jumlah kendaraan yang melewati site menyebabkan area ini padat dan ramai sehingga fasilitas parkir dalam bangunan sangat dibutuhkan.

5.1.3 Konsep Pola Pencapaian

(2)

Dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum (bus, angkot, taksi) dan kendaraan pribadi (mobil, sepeda motor, sepeda). Pencapaian ini menggunakan pola langsung.

B. Pencapaian dari dalam kawasan ke site bangunan

Site berada di kawasan Segitiga Emas yang merupakan kawasan komersial sehingga didukung dengan kemudahan aksesibilitas. Untuk menuju site dari dalam kawasan Segitiga dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, pribadi dan dengan berjalan kaki. Pencapaian ini menggunakan pola langsung.

C. Pencapaian dari site ke bangunan

Pencapaian site ke bangunan menggunakan pencapaian langsung dan tersamar. Pola langsung digunakan bagi pengunjung melalui sirkulasi utama dan pola tersamar bagi pengelola, staf dan karyawan bangunan serta sebagai jalur servis. Parkir sebagian berada di site dan sebagian di dalam bangunan (basement).

5.1.4 Konsep Pola Ruang dan Sirkulasi

Pola sirkulasi yang cocok diterapkan pada bangunan adalah pola radial. Pola radial digunakan pada ruang kantor dengan sirkulasi pada seluaran internal core dan pada entrance bangunan dengan lobby sebagai pusat yang menghubungkan ke ruangan lainnya.

5.2 Konsep Tata Masa Bangunan

5.2.1. Konsep Letak dan Orientasi Bangunan

Terbit tenggelamnya matahari menyebabkan ntensitas penyinaran matahari lebih kuat dari arah Timur dan Barat. Indonesia mendapatkan curahan sinar matahari sepanjang tahun karena garis edar matahari yang cenderung diatas khatulistiwa. Untuk itu orientasi massa bangunan sebaiknya searah sumbu Utara Selatan, dengan luasan bukaan yang lebih banyak di arah Utara dan Selatan bangunan. Arah Barat dan Timur dapat dimanfaatkan untuk area servis.

(3)

5.2.2 Konsep Penataan Lansekap Bangunan

Konsep penataan lansekap bangunan memaksimalkan penggunaan vegetasi dan unsur-unsur alam untuk menciptakan ruang terbuka hijau di sekitar bangunan. Penggunaan vegetasi ini dapat diterapkan secara maksimal pada pembuatan taman hijau di sekitar bangunan. Adanya taman dapat menambah kenyamanan pengguna dan sebagai pendukung ruang terbuka hijau di kawasan site.

Gambar 5.1 Sistem Penataan Lansekap Sumber: Analisis Penulis

5.2.3 Konsep Zoning pada Tapak

Zoning pada tapak ditentukan berdasarkan pengelompokan fungsi dan jenis kegiatan untuk memudahkan akses dan sirkulasi dalam ruang. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, zoning pada tapak dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 5.2 Skema Zoning pada tapak Sumber: Analisis Penulis

5.3 Konsep Bentuk dan Fasad

(4)

Bentuk dan gubahan massa bangunan berpengaruh pada pencitraan dan penggambaran fungsi kegiatan di dalamnya. Berdasarkan beberapa analisis yang telah dilakukan terhadap fungsi bangunan, jenis kegiatan yang diwadahi, pola ruang dan sirkulasi :

 Bangunan berlantai banyak hal ini disesuaikan dengan fungsi bangunan dan kebutuhan ruang yang diperlukan.

 Bentuk massa

Penekanan bentuk massa dengan mengolah fasad bangunan yang atraktif ditunjukkan dengan memberikan elemen-elemen bentuk dasar (kotak, segitiga, lingkaran) pada fasad dalam bentuk ekspos ornamen, konsep ini dimaksudkan agar terciptanya suasana yang atraktif (tidak monoton) sehingga menarik minat pelaku yang melintasinya untuk berinteraksi dengan bangunan tersebut.

Gambar 5.3 Contoh Desain Sumber: Hasil Analisis Penulis

5.3.2 Konsep Fasad dan Material

Ungkapan penampilan yang mengakomodasi seluruh kebutuhan fungsi yang ada di dalamnya merupakan suatu usaha untuk menggambarkan tampilan yang atraktif pada pengolahan fasdnya sebagai Kantor Sewa. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pola fasadnya adalah.

(5)

- Komposisi yang atraktif harus dihadirkan dalam penyajian penampilan pada bangunan

- Kesan menerima terhadap kehadiran pengunjung harus diutamakan.

- Pola bukaan tidak terlalu transparan karena sebagian kebutuhan untuk menghadirkan cahaya maupun tidak keseluruhan.

- Pola bukaan tidak harus tertutup karena sebagian fungsi komersial haruslah mudah terlihat sebagai daya tarik bahwa bangunan tersebut adalah kantor sewa.

Atraktif sebagai suatu rancangan dengan pola-pola fasad bangunan yang menarik, tipologi bangunan yang dapat berbeda tiap blok-blok massanya. Atraktif diartikan sebagai suatu kesan mencolok yang ditimbulkan akibat permainan bentuk, warna dan struktur. Sifat dan karakter-karakter atraktif :

- Identik dengan warna-warna mencolok

- Menggunakan elemen-elemen bidang statis dan dinamis - Menimbulkan kesan yang variatif di setiap bentuknya - Berbeda dari pola lainnya

- Tidak mempunyai keteraturan, lebih mengargumentasikan suasana

Gambar 5.3 Bukaan dan Vertical Landscaping pada Fasad Sumber: Hasil Analisis Penulis

5.4 Konsep Tata Ruang

5.4.1 Konsep Jenis dan Pengelompokkan Ruang

Pembagian zona pada bangunan kantor sewa sangatlah penting untuk menciptakan kenyamanan bagi penghuninya. Pembagian zona yang tepat akan menciptakan privasi

(6)

yang tinggi pada unit-unit ruang kantor yang disewakan. Zonasi diciptakan baik secara horisontal maupun vertikal. Zonasi secara horizontal merupakan zonasi pada lingkup siteplan sedangkan zonasi vertikal adalah zonasi pada lingkup bangunan. Zonasi pada kantor sewa terdiri atas:

 Zona publik

Terdapat pada bagian site paling depan. Ketika memasuki area ini, terdapat petugas keamanan yang mengawasi bagian depan sehingga keamanan kantor sewa terjaga. Yang termasuk zona publik adalah area parkir luar dan drop off di depan bangunan. Zona Publik, yaitu meliputi:

- Lobby - Restoran - Kafe

- Spa & Salon - Fitness Centre

- Retail (Food & Beverages) - Penitipan Anak

- Mushola - Lavatory - Parkir

 Zona semi-publik

Berada setelah zona publik. Untuk memasuki zona ini, terdapat kontrol keamanan baik akses ke lobby maupun area parkir. Zona ini terdiri atas lobby, fasilitas-fasilitas komersial dan meeting room yang dapat diakses oleh pengunjung yang bukan penyewa dengan pengawasan dari pihak pengelola. Terdapat pada lantai basement hingga lantai dua. Zona Semi Publik, yaitu meliputi:

- Meeting room

- Ball room/Auditorium - Ruang Menyusui  Zona privat

(7)

Merupakan zona dengan tingkat privasi tertinggi dibandingkan zona-zona lainnya. Terdapat akses dengan kontrol keamanan yang harus dilewati setelah melewati zona semi-publik. Terdiri atas unit-unit ruang kantor yang disewakan. Zona Privat

- Ruang-ruang Unit Kantor Sewa - Kantor Pengelola

- Ruang Utilitas - Ruang ME - Gudang

- Ruang Locker Karyawan

Gambar 5.4 Zonasi Sumber: Analisis Penulis

5.4.2 Konsep Program Kebutuhan dan Besaran Ruang

Asumsi dilakukan dengan perhitungan perkiraan luasan ruang-ruang yang mendukung kegiatan perkantoran antara lain:

Tabel 5.1 Besaran Ruang

1 Area Pengelola

(8)

(m2/org) (orang) (m2) (20%) (m2) A Kelompok Ruang Fungsi Utama R. General Manager 13,4 1 13,4 2,68 16,08 R. Manager 9,3 4 37,2 7,44 44,64 R. Sekretariat 6,7 5 33,5 6,7 40,2 R. Administrasi 4,5 10 45 9 54 R. Marketing 4,5 6 27 5,4 32,4 R. Teknisi 4,5 10 45 9 54 R. Personalia 4,5 10 45 9 54 R. Rapat 2 20 40 8 48 Sub Total 343,32 B Kelompok Ruang Fungsi Pendukung R. Tunggu 1,4 6 8,4 1,68 10,08 R. Tamu 1,4 6 8,4 1,68 10,08 Sub Total 20,16 C Kelompok Ruang Fungsi Tambahan R. Arsip 5,9/unit 1 5,9 1,18 7,06 R. Fotokopi dan Produksi 8/unit 1 8 1,6 9,6 Sub Total 16,66 TOTAL 380,14 2 Area Penyewa

Nama Ruang Standar

(m2/org) Kapasitas (orang) Luas (m2) Sirkulasi (20%) Total Luas (m2) A Kelompok Ruang Fungsi Utama Ruang Kerja (Landscape/Open Plan) 18 500 9000 1800 10800 Sub Total 10800 B Kelompok Ruang Fungsi Pendukung Entrance- Lobby 2,8 100 42 8,4 50,4 Resepsionis 1,2 4 4,8 0,96 5,7 Sub Total 56,1 C Kelompok Ruang Fungsi Tambahan Mushola 1,5 10 15 3 18 R. Wudhu 1 4 4 0,8 4,8 Pantry 8/unit 8 64 12,8 76,8 Lavatory 0,5 100 50 15,4 92,4

(9)

Sub Total 192 TOTAL 11048,1

3 Area Komersial

Nama Ruang Standar

(m2/org) Kapasitas (orang) Luas (m2) Sirkulasi (20%) Total Luas (m2) A Kelompok Ruang Fungsi Utama Lobby 2,8 60 118 33,6 201,6 Restoran 2 40 80 16 96 Cafetaria 1 30 30 6 36

Cafe Lounge dan Sky Lounge

2 25 50 10 60

Fitness Cnter 100/unit 1 80 6 36

SPA dan Salon 9 10 90 18 108

Child Care 2 5 10 2 12 Sub Total 549,6 B Kelompok Ruang Fungsi Pendukung Meeting Room A 2 40 80 16 96 Meeting Room B 2 60 120 24 144 Auditorium 2 100 200 40 240 Sub Total 480 B Kelompok Ruang Fungsi Tambahan Lavatory 0,5 100 50 10 60 Mushola 1,5 20 30 6 36 Ruang Wudhu 1 5 5 1 6 Pre Function 0,5 100 50 10 60

Dapur Restoran 1,5/cover 20 30 6 36

Dapur Cafetaria 0,2/cover 30 6 12 7,2

Dapur Cafe 0,5/cover 30 15 3 18

Sub Total 158,2

TOTAL 1187,8

4 Area Utilitas dan Servis

Nama Ruang Standar

(m2/org) Kapasitas (orang) Luas (m2) Sirkulasi (20%) Total Luas (m2) R. Staff/ Loker 0,6 30 18 3,6 21,6

R. Kontrol Panel dan Shaft 4 1 4 0,8 4,8 R. Cleaning Service dan Gudang 4 1 4 0,8 4,8 R. Pompa 100 1 100 20 120 Waste Treatment 60 1 60 12 72

(10)

R. ME 100 1 100 20 120

TOTAL 343,2

5 Area Parkir

Parkir basement 25/mobil 100 2500 500 3000

1,2/motor 25 60 12 72

Parkir ground 25/mobil 25 625 31,25 656,25

TOTAL 1028,25 Sumber: Analisis

5.4.3 Konsep Organisasi Ruang

Konsep organisasi ruang pada bangunan ini disusun berdasarkan pertimbangan dan hasil analisis terhadap beberapa faktor, yaitu fungsi, bentuk ruang, tautan/sirkulasi dan geometri ruang. Keterkaitan antara ruang satu dengan ruang lain merupakan faktor utama dalam penyusunan organisasi ruang ini. Pola tata ruang yang digunakan adalah penggabungan antara pola linear dan radial. Berikut skema organisasi ruang bangunan kantor sewa:

Bagan 5.2 Skema Konsep Organisasi Ruang Sumber: Analisis Penulis

5.5 Konsep Sistem Struktur

Sistem struktur pada bangunan ini terdiri dari dua maacam, yaitu struktur bangunan bertingkat rendah dan struktur bangunan bertingkat sedang. Pemilihan sistem struktur ini dilakukan berdasarkan aktivitas yang tidak terganggu oleh adanya kolom. Konsep sistem struktur berdasarkan arsitektur hijau dapat dijabarkan sebagai berikut:

Sistem struktur bangunan tower dengan sistem semi-internal core, shear wall dan rigid frame. Rigid frame merupakan tipe struktur yang responsif terhadap beban lateral. Ketiganya apabila dikombinasikan akan menghasilkan retensi yang lebih besar pada

(11)

beban lateral. Pada area core diletakkan sistem sirkulasi vertikal beserta jaringan utilitas bangunan. Sistem struktur bangunan podium di bawah tower berfungsi menguatkan struktur. Di bagian belakang bangunan terdapat bangunan low-rise sebagai ekstensi area komersial dan area pengelola yang dihubungkan dengan skybridge di lantai dua. Sistem struktur bangunan podium dengan sistem rigid frame dan sistem sirkulasi vertikal tangga yang sekaligus tangga darurat.

Gambar 5.5 Pondasi Tiang Pancang Sumber: Internet

5.6 Konsep Sistem Utilitas

5.6.1 Sistem Jaringan Air Bersih dan Grey Water

Sistem distribusi air bersih pada bangunan kantor sewa menggunakan sistem down feed system, yaitu dengan menggunakan dua tangki penyimpan. Sumber air yang digunakan berasal dari PAM dan air hujan yang diambil dari hasil pengolahan. Selain itu, untuk menghemat penggunaan air bersih digunakan sistem smart building pada perlengkapan penggunaan air seperti pada keran wastafel yang menggunakan sensor gerak.

Gambar 5.6 Ilustrasi Distribusi Air Bersih Sumber: Ilustrasi Penulis

(12)

Dengan pemakaian air daur ulang yang berasal dari air hujan dan air wudhu, dapat dimanfaatkan untuk flushing pada toilet dan menyiram tanaman. Untuk air hujan, air ditangkap oleh bangunan untuk dikumpulkan ke dalam treatment tank untuk disaring kemudian masuk ke tangki air Dari tangki air dapat didistribusikan untuk flushing dan menyiram tanaman. Hal ini termasuk dalam komponen hemat air yang mendukung tercapainya arsitektur hijau.

Pada sistem penggunaan kembali grey water baru dapat digunakan setelah tangki grey water penuh dan akan secara otomatis menggantikan air bersih sebagai water flusher di WC serta air irigasi pada tanaman.

Gambar 5.7 Pengumpulan Air Hujan Sumber: Internet

Bagan 5.3 Skema Grey Water Recycle Sumber: Ilustrasi Penulis

(13)

5.6.2 Sistem Jaringan Air Kotor

Karena tingkat okupansinya yang tinggi, sistem jaringan air kotor untuk bangunan ini harus menggunakan IPAL sehingga limbah yang dihasilkan dapat diolah dahulu dan tidak mencemari lingkungan.

Distribusi air kotor menggunakan sistem fully vented two system, yaitu dengan memisahkan pipa pembuangan grey water dan black water, kemudian mengolah grey water agar dapat dimanfaatkan kembali. Gey water adalah sisa pembuangan yang berasal dari air bekas cucian, mandi atau cuci piring. Sistem ini dinamakan grey water system. Hasil pengolahannya dapat digunakan untuk penyiraman vegetasi dan pendingin AC.

Gambar 5.8 Ilustrasi Sistem Jaringan Air Kotor Sumber: Ilustrasi Penulis

5.6.3 Sistem Pencahayaan

Merupakan konsumsi energi terbesar setelah penghawaan buatan sehingga perlu dicermati agar hemat energi. Dengan adanya pencahayaan alami diharapkan pengguna dapat mencapai kenyamanan yang optimal tanpa terganggu secara visual atau termal. Penggunaan pencahayaan buatan dengan peralatan hemat energi turut berpengaruh pada efektifitas penggunaan energi.

Sistem pencahayaan pada bangunan ini sebagian menggunakan sistem pencahayaan alami dari cahaya matahari serta sistem pencahayaan buatan dengan menggunakan

(14)

lampu. Untuk mengontrol sistem pencahayaan alami diperlukan shading device pada bukaannya. Untuk mengoptimalkan sistem pencahayaan alami dijelaskan sebagai berikut:

a. Mengatur intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan dengan mengatur peletakan, ukuran dan jumlah jendela sertapenggunaan shading.

b. Menggunakan sistem-sistem yang dapat dimanfaatkan untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan, seperti penggunaan skylight atau lightshelves. Dengan demikian dapat menghemat penggunaan energi untuk lampu di siang hari.

Gambar 5.9 Sistem Pencahayaan Alami dalam Bangunan Sumber: Internet

Pada sistem pencahayaan buatan, lampu yang digunakan adalah jenis lampu TL dan halogen. Lampu TL digunakan pada ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan merata. Sedangkan lampu halogen digunakan untuk penerangan area lansekap dan innercourt. Selain itu, untuk area parkir di basement, digunakan sunpipes di siang hari dan lampu tenaga surya di malam hari. Lampu tenaga surya ini menggunakan pv atau sel surya untuk menangkap energi sinar matahari untuk diubah menjadi listrik yang kemudian disimpan ke dalam baterai isi ulang untuk digunakan di malam hari. Sensor fotosel mengaktikan lampu secara otomatis saat matahari terbenam.

(15)

Gambar 5.11 Lampu Fluorescent dan Lampu Halogen Sumber: Internet

Gambar 5.12 Pencahayaan Buatan dengan Lampu Hemat Energi Sumber: Internet

5.6.4 Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan yang diterapkan pada bangunan adalah sistem penghawaan alami dan buatan. Sistem penghawaan alami berasal dari pemanfaatan angin dan udara sekitar. Angin dan udara yang berhembus di sekitar bangunan dialirkan masuk ke dalam bangunan dengan memanfaatkan arah hembusan angin melalui bukaan-bukaan yang ada pada bangunan. Untuk konsep penghawaan alami, dijelaskan sebagai berikut:

a. Optimalisasi vegetasi di sekitar bangunan. Dengan memanfaatkan vegetasi yang berada di sekitar bangunan yang diatur jenis, ukuran, jumlah dan posisi yang

(16)

sedemikian rupa sehingga mengarahkan udara sejuk masuk ke dalam bangunan. Pengaturan vegetasi dapat dilakukan melalui penataan lansekap.

b. Bukaan sebagai jalur sirkulasi udara dalam bangunan. Pengaturan bukaan atau ventilasi pada bangunan berpengaruh terhadap kapasitas masuknya udara ke dalam bangunan. Ventilasi yang cukup dengan posisi yang tepat akan memperlancar sirkulasi udara sehingga tidak pengap atau lembab. Cross ventilation diterapkan dengan membuat ventilasi di sisi ruang yang berseberangan agar uadara mudah mengalir. Penerapan bukaan tidak diterapkan pada keseluruhan lantai bangunan, namun hanya pada sebagian lantai saja.

c. Green roof pada atap bangunan, adanya green roof pada atap bangunan, apabila dikerjakan dengan metode dan perhitungan yang tepat, akan dapat mengurangi suhu panas yang dinaunginya, sehingga dapat memberi kesejukan ruang di dalam bangunan.

d. Vertical landscaping, selain membantu menyejukkan udara masuk, vegetasi dapat dimanfaatkan untuk shading alami sehingga mengurangi sengatan matahari.

Sedangkan sistem penghawaan buatan dengan menggunakan AC central atau split dan dibantu dengan kipas angin, tergantung pada penggunaan ruang.

Gambar 5.13 Pengaruh Bukaan pada Penghawaan Sumber: Internet

(17)

Gambar 5. Contoh Green Roof dan Vertical Landscaping Sumber: Internet

Sistem penghawaan buatan digunakan karena tidak memungkinkan penggunaan penghawaan alami pada daerah tertentu seperti pada site yang memiliki iklim panas kering. Namun penghawaan buatan ini hanya digunakan di dalam ruangan-ruangan untuk mempertahankan suhu dan dibantu dengan penghawaan alami sehingga udara di dalam bangunan tetap nyaman.

Dalam penghawaan di dalam ruangan digunakan pengkondisian udara dengan menggunakan sistem Variable Refrigerant Volume dimana volume kecepatan aliran udara dari pendingin (refrigerant) sama besar dengan beban pendinginan sehingga hemat energi dan efisien. Kelebihan sistem ini adalah pada setiap zona pendinginan dapat diatur secara terpisah, hemat tempat dengan ukuran mesin yang kecil tanpa memerlukan ruang mesin di basement, serta kemudahan dalam instalasi dan maintenance. Selain itu kapasitas indoor mencapai 41 unit sedangkan outdoor mencapai 20 ton, panjang sistem pipa mencapai 3200 kaki dengan batas pembagian ketinggian mencapai 295 kaki.

5.6.5 Sistem Jaringan Listrik

Jaringan Listrik pada bangunan Kantor Sewa berasal dari PLN dan Genset (Generator Set). Listrik yang berasal dari PLN digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di dalam bangunan, antara lain:

a. Pengadaan fasilitas o Pengadaan air bersih o Pengkondisian udara (AC)

(18)

o Penerangan o Sound System o Telepon

b. Pelayanan kegiatan pengguna bangunan

Berbagai macam peralatan listrik yang digunakan untuk mendapatkan kemudahan, efisiensi dan juga kenyamanan.

Sedangkan listrik yang berasal dari Genset digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik saat terjadi pemadaman listrik dari PLN. Penggunaan energi listrik ini terbatas, sehingga hanya digunakan pada ruang-ruang tertentu.

5.6.6 Sistem Jaringan Telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi yang ada pada bangunan kantor sewa ini antara lain: jaringan telepon, jaringan komputer, internet dan wi-fi.

5.6.7 Sistem Transportasi Vertikal

Sistem transprotasi vertikal pada bangunan adalah berupa eskalator pada podium dan elevator pada tower. Eskalator pada podium bersifat publik karena dapat diakses oleh pengguna bangunan maupun pengunjung dan hanya dapat digunakan untuk mengakses lantai satu dan dua saja. Sedangkan elevator pada tower lebih bersifat privat karena hanya dapat diakses oleh orang-orang yang memiliki kepentingan saja, seperti penyewa ruang kantor, pengelola serta pengguna meeting room atau ball room.

Elevator atau lift pada bangunan kantor sewa memiliki kecepatan setidaknya 240 hingga 340 meter per menit. Kapasitas elevator dipengaruhi oleh jumlah elevator pada bangunan. Sistem transporatasi pada bangunan terdiri dari dua jenis, yaitu manual berupa tangga dan mekanis berupa lift barang dan penumpang. Lift barang da penumpang diletakkan pada core sedangkan tangga diletakkan pada bagian tepi bangunan sehingga cahaya dan udara alami dapat digunakan pada tangga.

5.6.8 Sistem Keamanan

Dalam gedung perkantoran, keamanan adalah salah satu prioritas yang diperhatikan untuk memastikan perlindungan pada pengguna bangunan terhadap ancaman baik dari

(19)

dalam maupun dari luar bangunan. Dengan berbagai aktivitas dengan tingkat kepentingan yang berbeda-beda perlu adanya pengaturan sehingga seluruh bangunan beserta fungsinya dapat bekerja pada tempatnya dengan efektif dan efisien.

Oleh karena itu diperlukan adanya sistem keamanan primer yang berupa jaringan CCTV yang diawasi dan direkam oleh staf pengelola serta kontrol akses pengguna bangunan berupa kartu identitas khusus sebagai fungsi aksesibilitas pada ruangan tertentu. Perlu dilakukan juga pengecekan dengan metal detector dan termal detector pada pintu masuk sebagai tindakan pencegahan. Terdapat pusat kontrol keamanan untuk mengatur segala prosedur keamanan tersebut.

5.6.9 Sistem Fire Protection

Sistem pemadam kebakaran yang digunakan pada bangunan ini meliputi Fire Detection System, Sprinkler System, Hydrant System dan APAR. Berikut penjelasan cara kerja sistem-sistem tersebut :

1. Fire Detection System

Mendeteksi perubahan temperatur ruangan dan suhu yang naik mencapai suhu tertentu, sehingga element pendeteksi akan mengirimkan sinyal ke control panel dan membunyikan suatu alarm. Pengoperasian sistem alarm (tanda bahaya) dapat dilakukan dengan 2 cara:

- Manual, yaitu dengan memecahkan kaca tombol sakelar tanda bahaya

- Otomatis, dimana tanda bahaya kebakaran dihubungkan dengan sistem detektor dan sprinkler.

2. Sprinkler System

Instalasi sprinkler adalah instalasi dimana setiap lantai dari setiap gedung terdapat head springkler yang dilengkapi Flow Switch pada pipa induknya. Dalam perencanaannya, perletakan sprinkler harus memenuhi beberapa hal, antara lain: - Jarak antara sprinkler dan dinding tidak boleh lebih dari 2,3 meter.

- Jika tidak dilengkapi dengan langit-langit, jarak kepala sprinkler dengan dinding tidak boleh melebihi 1,5 meter

- Kepala sprinkler harus bebas dari kolom. 3. Hydrant System dan APAR

(20)

Sistem hydrant merupakan instalasi dimana di setiap lantai dari gedung disediakan Hydrant Box lengkap dengan perlengkapannya, yaitu: Landing Valve Ø 2 ½”-1 ½”, Fire Hose & Nozzle, serta Hose Rack Sedangkan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api kecil, dengan persyaratan sebagai berikut:

- Warna mudah dilihat - Keadaan baik

- Tahan tekanan tinggi

- Etiket mudah dibaca dan mudah dimengerti

5.7 Konsep Desain Arsitektur Hijau

Bangunan kantor sewa berada di kawasan Segitiga Emas Surabaya yang merupakan area permukiman sekaligus area komersial perkantoran, perdagangan dan jasa. Pusat kota yang begitu ramai dengan lalu lintas perdagangannya. Dengan arus pembangunan dan tersedianya infrastruktur kota, area tersebut menjadi incaran peminat bisnis dan pengembang properti sebagai lahan yang prestigious untuk membuka usaha perkantoran.

Properti yang ramah lingkungan, ‘hijau’ dan hemat energi telah menjadi tren global dan simbol kemajuan teknologi. Sehingga bangunan hemat energi dengan biaya operasional yang murah dan desain ramah lingkungan pun menjadi konsep dari perancangan yang menerapkan prinsip arsitektur hijau pada bangunan kantor sewa. Prinsip arsitektur hijau antara lain:

1. Hemat energi (conserving energy), yakni pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik dengan pemanfaatan energi alami di sekitar bangunan

2. Memperhatikan kondisi iklim (working with climate), yakni mendesain bangunan berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi site dan sumber energi yang ada

3. Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam (minimizing new resources), yakni mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang

(21)

4. Merespon keadaan tapak dari bangunan (respect for site), yakni bangunan yang akan dibangun nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya sehingga jika bangunan sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah (tidak merusak lingkungan yang ada)

5. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut (respect for user), dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.

6. Menetapkan seluruh prinsip green architecture secara keseluruhan (holistic) dengan mendesain bangunan yang menerapakan kelima poin di atas menjadi satu dalam perancangan. Sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.1

Pola hidup urban yang mengedepankan efisiensi, kemudahan, mobilitas tinggi dan serba instan merupakan life style yang paling diminati oleh masyarakat modern.

Penerapan arsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara keberlanjutan. Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau yang berkelanjutan, meliputi di antaranya lansekap, interior dan segi arsitektur lainnya menjadi satu kesatuan. Dapat diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan dan lingkungan. Dapat pula direncanakan melalui tata letak, konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan.2

5.7.1 Tata Ruang Luar (Site) A. Zonasi

Pembagian zona pada bangunan kantor sewa sangatlah penting untuk menciptakan kenyamanan bagi penghuninya. Pembagian zona yang tepat akan menciptakan privasi yang tinggi pada unit-unit ruang kantor yang disewakan. Zonasi diciptakan baik secara horisontal maupun vertikal. Zonasi secara horizontal merupakan zonasi pada lingkup siteplan sedangkan zonasi vertikal adalah zonasi pada lingkup bangunan.

1 http://virtualarsitek.wordpress.com/artikel/sejarah-arsitektur/tipologi-arsitektur/arsitektur-hijau/ (05/01/2014,14:09) 2 http://gospoth.blogspot.com/2013/03/green-architecture.html , (12/11/2013 10:09)

(22)

Zonasi pada kantor sewa terdiri atas:  Zona publik

Terdapat pada bagian site paling depan. Ketika memasuki area ini, terdapat petugas keamanan yang mengawasi bagian depan sehingga keamanan kantor sewa terjaga. Yang termasuk zona publik adalah area parkir luar dan drop off di depan bangunan.

 Zona semi-publik

Berada setelah zona publik. Untuk memasuki zona ini, terdapat kontrol keamanan baik akses ke lobby maupun area parkir. Zona ini terdiri atas lobby, fasilitas-fasilitas komersial dan meeting room yang dapat diakses oleh pengunjung yang bukan penyewa dengan pengawasan dari pihak pengelola. Terdapat pada lantai basement hingga lantai dua.

 Zona privat

Merupakan zona dengan tingkat privasi tertinggi dibandingkan zona-zona lainnya. Terdapat akses dengan kontrol keamanan yang harus dilewati setelah melewati zona semi-publik. Terdiri atas unit-unit ruang kantor yang disewakan.

Gambar 5.15 Gambaran Zonasi Sumber: Analisis Penulis

(23)

B. Pola Tata Massa

Pola tata massa dipengaruhi oleh orientasi matahari, view, angin, kontrol visual dan kebisingan, serta bentuk site. Penyesuaian peletakan dan bentuk massa dengan bentuk site ini bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi lahan yang digunakan.

Bentuk yang digunakan dalam desain kantor sewa adalah bentuk segi empat memanjang dengan pertimbangan tingkat efisiensi dan kemampuannya dalam mengatasi masalah panas. Massa bangunan merupakan massa tunggal dengan bentuk tipis memanjang untuk mengoptimalkan penerimaan kualitas cahaya yang lebih baik ke dalam bangunan sehingga efisiensi energi dapat ditingkatkan.

Bangunan terdiri atas podium di bagian bawah dengan fungsi zona publik dan semi publik serta tower memanjang di bagian atas dengan fungsi zona privat. Gubahan podium dan tower tersebut diharapkan memberikan keseimbangan proporsi dan kekuatan pada bangunan. Bentuk tower maupun podium akan memberikan kesan visual pada bangunan kantor sewa.

Gambar 5.16 Gambaran Pola Tata Masa Sumber: Ilustrasi Penulis

Orientasi bangunan adalah memanjang dari Utara ke Selatan. Hal ini disebabkan oleh bentuk site yang memanjang Utara – Selatan dan penggunaan lahan yang boleh

(24)

digunakan secara vertikal hanya di bagian depan site dan di bagian belakang site dibatasi setinggi 2 lantai saja. Bagian yang menghadap ke timur merupakan upaya pemanfaatan potensi view yang dinilai paling baik yakni pemandangan aktivitas di Jembatan Sungai Kalimas sehingga dapat dinikmati dari unit-unit ruang kantor sewa. Sedangkan pada bagian utara dimaksimalkan pada arah gedung-gedung tinggi dengan view kesibukan kota dan pada bagian selatan diarahkan pada landsekap yang diolah dengan pepohonan yang sudah ada (existing landscape).

Gambar 5.17 Orientasi Bangunan Terhadap View Sumber: Ilustrasi Penulis

Dalam hal orientasi terhadap arah sinar matahari, bagian timur bangunan akan memperoleh cahaya matahari pagi paling besar sehingga digunakan strategi lightshelves yang memungkinkan perolehan cahaya masuk ke dalam ruangan tanpa menimbulkan glare. Untuk memanfaatkan cahaya matahari siang dapat dimanfaatkan skylight pada podium sehingga diperoleh pencahayaan alami. Untuk merespon cahaya matahari sore yang cukup panas di bagian barat bangunan akan digunakan sistem naungan (shading system) yang mengurangi dampak panas yang diterima.

(25)

Gambar 5.18 Orientasi Bangunan Terhadap Sinar Matahari Sumber: Ilustrasi Penulis

Dari orientasi arah angin, angin yang berhembus di site tidak terlalu kencang karena berada di dataran rendah dan suhu udara yang sangat panas. Pada saat musim penghujan kira-kira pada bulan November hingga April, berhembus angin muson tenggara yang datang dari Samudra Hindia yang membawa titik-titik uap air yang menyebabkan hujan. Sedangkan pada musim kemarau yang terjadi sekitar bulan Mei hingga Oktober berhembus angin muson barat laut yang berasal dari Laut Cina Selatan yang membawa angin panas. Hal ini ditanggapi dengan penempatan vegetasi pada skycourt di bagian barat bangunan yang difungsikan sebagai ruang transisi udara dan panas matahari.

Gambar 5.19 Orientasi Bangunan Terhadap Arah Angin Sumber: Ilustrasi Penulis

(26)

Bentuk tower akan dipengaruhi oleh layout setiap unit ruang kantor yang disewakan. Hal ini dipertimbangkan dengan memperhatikan peletakan zona servis, sirkulasi pengguna dan aktivitas yang ada di dalamnya. Untuk menciptakan kenyamanan visual maka area servis akan diletakkan di bagian yang menjorok ke dalam bangunan dan tidak terekspos.

Gambar 5.20 Layout Area Servis Terhadap Bangunan Sumber: Ilustrasi Penulis

5.7.2 Tata Ruang Luar A. Perletakan Bangunan

Bangunan diletakkan kurang lebih 6 meter dari garis sempadan bangunan pada site, 4 meter dari sisi timur dan barat dan 6 meter dari garis sempadan selatan bangunan dengan pertimbangan jalur pemadam kebakaran dan area parkir kantor sewa.

B. Area Parkir Luar

Area parkir yang terdapat di dekat area drop off dan di belakang bangunan diperuntukkan bagi pengunjung kantor sewa. Di basement terdapat area parkir bagi penyewa dan pengelola bangunan kantor sewa.

Gambar 5. Contoh Tipe Parking Sudut 90o dan 45o Sumber: Ilustrasi Penulis

(27)

Gambar 5.21 Peletakan Area Parkir Sumber: Iluatrasi Penulis

Pada area parkir di timur bangunan akan difungsikan pula sebagai ladang solar panel dan ruang terbuka hijau dengan penanaman pohon dan perdu sebagai peneduh dan penyerap polusi.

Gambar 5.22 Contoh Penerapan Ladang Solar Panel pada Area Parkir Sumber: Hasil Analisis Penulis

C. Area Hijau dan Lansekap

Tata lansekap dilakukan secara horizontal dengan peletakan vegetasi di sekitar bangunan dengan pembagian sebagai berikut:

- Pada bagian utara ditanami vegetasi pepohonan yang cukup tinggi namun tidak menutupi fasad depan bangunan, seperti pohon palem atau kelapa, serta semak-perdu dengan tujuan meredam kebisingan yang berasal dari jalan raya.

- Pada bagian selatan, vegetasi eksisting dipertahankan sebagai view dan ruang terbuka hijau. Pada bagian selatan yang digunakan sebagai padang sel surya diberi rimbunan vegetasi untuk meredam panas di bawah solar panel.

(28)

Gambar 5.23 Tata Lansekap Horizontal dan Vertikal Sumber: Ilustrasi Penulis

Area hijau vertikal ditata pada skycourt di bagian barat bangunan dan dinding di bagian timur bangunan. Dengan adanya vegetasi tersebut diharapkan dapat membantu menyaring udara dari polusi, menurunkan suhu udara, serta menghindari masuknya sinar matahari secara langsung.

Gambar 5.24 Contoh Penerapan Vertical Landscaping Sumber: Hasil Analisis Penulis

(29)

Tata lansekap dengan vegetasi dalam perancangan memiliki fungsi sebagai berikut: - Dalam aspek arsitektural, vegetasi sebagai pembentuk ruang, pembatas ruang

dan pengarah pergerakan.

- Dalam aspek estetika, vegetasi sebagai elemen yang menciptakan keindahan. - Dalam aspek engineering, vegetasi sebagai kontrol kebisingan, temperatur dan

angin.

Gambar 5.25 Contoh Tata Lansekap dengan Vegetasi di Area Parkir Sumber: Hasil Analisis Penulis

Area hijau pada site sebagai ruang terbuka hijau diharapkan memberikan pengaruh positif bagi bangunan, pengguna bangunan serta masyarakat dan lingkungan sekitar. Area hijau pada site akan berguna sebagai fasilitas rekreasi, nilai tambah estetika dan penambah tingkat kenyamanan, jalur sirkulasi dengan menggunakan paving block atau grass block sehingga tidak menghalangi penyerapan air permukaan ke tanah.

Dengan penggunaan koefisien dasar bangunan yang secukupnya akan mengurangi efek negatif terhadap lingkungan sekitar. Hal ini merupakan salah satu penerapan arsitektur hijau yakni membatasi lahan terbangun dan mengurangi cut and fill.

5.7.2 Tata Ruang Dalam

Secara garis besar penggunaan ruang pada bangunan per lantai adalah: - Lantai basement merupakan area parkir, area servis dan area utilitas

- Lantai satu dan dua merupakan area kantor pengelola, gudang dan loading dock, dan area komersial.

- Lantai tiga merupakan area meeting room dan ball room.

(30)

Gambar 5.26 Gambaran Program Ruang Sumber: Ilustrasi Penulis

Menggunakan sistem sirkulasi vertikal semi internal core dimana core diletakkan pada salah satu sisi namun masih berada di dalam bangunan. Dengan sistem sirkulasi horizontal single interior dimana sirkulasi dan unit-unit ruang kantor berada di sisi seberang core dan area servis berada di sisi-sisi sebelah core.

Core diletakkan di sisi barat dimana pencahayaan paling sulit diatur. Sedangkan unit-unit ruang kantor yang disewakan diletakkan di sisi timur sehingga cahaya matahari pagi dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami yaitu cahaya pantulan dari light shelves. Agar suhu didalamnya tetap terjaga dan aktivitas tetap kondusif digunakan penghawaan buatan karena tidak memungkinkan menggunakan ventilasi alami dengan suhu area site yang panas. Penggunaan sistem VRV digunakan demi efektivitas penggunaan AC.

Pada tata layout di dalam ruang kantor yang disewakan menggunakan layout landscape atau open space dimana penyewa ruang dapat dengan bebas mendesain layout ruang dan interiornya sesuai dengan keinginan penyewa.

A. Layout Ruang dan Sirkulasi

Pada penataan layout ruang kantor sewa dipilih tipe open plan atau landscape dimana layout serta detil-detil furnitur akan diserahkan sepenuhnya pada penyewa ruang kantor. Sehingga akan sangat dipengaruhi oleh struktur oeganisasi perusahaan serta jenis perusahaan penyewa.

(31)

Keuntungan penggunaan tipe open plan adalah kelebihannya dalam memperoleh kenyamanan termal dan pencahayaan dengan penggunaan energi yang lebih kecil, yang termasuk dalam tujuan dari arsitektur hijau. Ruang kantor sewa yang diperhitungkan sebagai zona termal tunggal dengan hanya satu sistem penghawaan buatan, sementara pencahayaan alami dapat masuk ke seluruh ruangan.3

Gambar 5.27 Contoh Ruang Kantor dengan Layout Open Plan Sumber: Hasil Analisis Penulis

Untuk sirkulasi dalam ruang kantor sewa akan diterapkan single interior yang memberikan pola pergerakan hanya pada bagian tengah atau sisi bangunan, dalam hal ini hanya pada satu sisi. Perletakan core yang menerapkan jenis semi-internal core yang berada pada tepi bangunan dan masih bersatu dengan bangunan cukup mempengaruhi sirkulasi koridor utama yang terpilih.

Gambar 5.28 Gambaran Layout Ruang Kantor Sumber: Ilustrasi Penulis

3

http://www.lppm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/R_Sugeng_Joko_Sarwono_pdf.pdf (29

(32)

Keuntungan penggunaan tipe single interior yang berada di salah satu sisi bangunan yakni di sisi barat bangunan adalah dapat berguna sebagai naungan sebelum cahaya masuk ke dalam bangunan. Selain itu memberikan kemudahan dalam mengatur layout ruang kantor dengan kedalaman medium maupun deep space serta akan menjadi jalur sirkulasi yang efektif dengan peletakan yang tepat.

Core bangunan yang dirangkap fungsi dengan elevator, sistem utilitas dan servis, berada di samping dalam bangunan. Hal ini menguntungkan dalam segi view yang memberikan ruang yang disewakan ke akses pemandangan yang potensial di luar bangunan dan menutupi area yang kurang menarik secara visual serta kemudahan dari segi distribusi dan pengontrolan fungsi servis.

B. Warna

Pemilihan warna pada interior bangunan akan berpengaruh pada kualitas pencahayaan dalam ruang. Interior yakni dinding, lantai dan terutama pada langit-langit memberikan pengaruh paling besar. Untuk memantulkan cahaya keseluruh ruang digunakan warna cerah seperti putih sebagai material warna yang memiliki reflektifitas tinggi pada dinding dan langit-langit. Untuk meredam cahaya agar tidak terlalu silau digunakan warna yang lebih gelap pada lantai ruangan.

Gambar 5.29 Contoh Penggunaan Warna pada Interior Ruang Kantor Sumber: britainmarkt.com

C. Interior Fungsi Bangunan

 Area Komersil

Area komersial ditujukan bagi publik baik pengunjung maupun penyewa kantor sewa. Berada pada area premium yakni lantai 1 dan 2 yang didesain open space dengan adanya atrium dan penggunaan eskalator sebagai fungsi sirkulasi vertikal. Menggunakan kombinasi yang dominan pencahayaan alami dengan skylight pada

(33)

siang hari dan pencahayaan buatan dengan lampu fluorescence pada malam hari. Menerapkan desain yang kontemporer yang berkesan simple sophisticated pada elemen interiornya.

Gambar 5.30 Gambaran Area Atrium Sumber: Hasil Analisis Penulis  Retail Shop

Area retail berada pada area komersil yaitu di sisi sirkulasi horizontal di sekitar atrium. Termasuk retail modern yakni toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket, department store, hypermarket, ataupun grosir.4

Elemen desain interior pada retail yang perlu diperhatikan adalah fitur struktur, sirkulasi ruang yang terbentuk dari layout, pencahayaan, ambience atau suasana, material dan warna, serta visual branding.5

4 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl521/prosedur-mendirikan-toko-ritel-tradisional-dan-ritel-modern (29/01/14, 22:04) 5 http://en.wikipedia.org/wiki/Retail_design (29/01/14, 22:11)

(34)

Gambar 5.31 Contoh Retail Shop Sumber: shop.fiu.edu

 Restaurant

Area restoran terbagi menjadi empat tipe yakni foodcourt, lowclass, middle class dan high class yang nantinya akan berpengaruh pada luas ruang dan lokasi penempatannya.

Gambar 5.32 Contoh Restoran Sumber: bykarra.com  Spa and Salon dan Fitness Center

Spa & Salon dan Fitness Center adalah fasilitas komersial dengan fungsi relaksasi dan kebugaran. Keduanya memiliki kebutuhan kenyamanan ruang yang cukup tinggi sehingga penempatannya perlu dipisahkan dari hiruk pikuk pertokoan retail dan restoran. Khusus untuk spa dan salon, diperlukan ambience yang nyaman dan tenang yang dimunculkan dengan warna secara visual dan musik secara audio. Sedangkan untuk fitness digunakan elemen view dan space untuk mendapatkan kesan luas dan terbuka.

(35)

Gambar 5.33 Contoh Spa and Salon serta Fitness Center Sumber: themresort.com

 Area Lobby Kantor

Merupakan pembentuk citra interior bangunan karena adalah impresi visual dari hal pertama yang dilihat oleh pengunjung maupun calon penyewa kantor sewa. Sehingga kesan megah dan mewah sangat ditonjolkan dalam penataan interior area ini. Dapat ditunjukkan dengan efek lighting serta skala ruang yang dramatis.

Gambar 5.34 Contoh Lobby Kantor Sumber: oneofficedesign.net  Meeting Room dan Ball Room

Berada pada area semi publik di lantai ketiga bangunan yang menghubungkan area publik yakni area komersil dengan area privat yakni area kantor sewa. Fungsi meeting room dan ball room ini diperuntukkan bagi penyewa kantor sewa maupun pengunjung.

(36)

Gambar 5.35 Contoh Meeting Room dan Ball Room Sumber: home-designing.com

 Ruang Kantor Pengelola dan Kantor Sewa

Menerapkan tipe open plan dimana penyewa bebas berkreasi dengan interior sesuai kebutuhan dan image perusahaan. Penggunaan kombinasi warna dibebaskan sesuai dengan ambience yang ingin ditimbulkan. Untuk dinding dan bukaan lebih cenderung menggunakan banyak kaca dengan lapisan glazing untuk memberikan akses cahaya alami masuk ke dalam ruangan dengan tetap mempertahankan privasi. Dengan adanya shading device di bagian timur dan naungan koridor di bagian barat diharapkan dapat mengurangi heat gain dan glare di dalam ruangan.

Gambar 5.36 Contoh Ruang Kantor Sumber: retaildesignblog.net

Building Envelope

Semakin tinggi suatu bangunan akan semakin besar potensi tidak tercapainya kenyamanan termal di dalam bangunan. Pemanfaatan tekanan udara maupun pencahayaan alami cenderung tidak menentu dan tidak terkendali sehingga kenyamanan termal di dalam ruang sulit dicapai.

(37)

 Double Facade, Solar Screening and Automated Louvers

Dalam menangani heat gain pada bangunan diperlukan shading device untuk mengontrol panas matahari yang diterima. Beberapa alternatif yang dapat diterapkan diantaranya adalah double facade dengan curtain glass wall yang memberikan ruang transisi bagi bangunan untuk ‘bernafas’, solar screening yang mengkombinasikan sun shading vertikal dan horizontal sesuai dengan sun path, dan automated louvers yang tegak lurus mengikuti gerakan arah datang cahaya matahari.

Gambar 5.37 Contoh Double Facade, Solar Screening dan Automated Louvers Sumber: archpaper.com

 Bukaan

Pencahayaan area kantor sewa dan meeting room pada bagian tower diharapkan dapat didominasi oleh penggunaan pencahayaan alami dari sebelah timur dan barat bangunan. Hal ini dipengaruhi oleh peletakan, bentuk, posisi dan luas bukaan. Dengan penggunaan light shelves pada bagian atas dinding, maka bukaan cenderung berada di tengah ke bawah dan sedikit menjorok ke dalam untuk membentuk naungan. Digunakan pula light redirecting glass yang memantulkan cahaya jauh ke dalam ruangan. Untuk mengurangi transmisi termal melalui kaca, diterapkan 50% window to wall ratio (WWR) pada tower dan 40% pada podium.

Gambar 5.39 Potongan Desain Bukaan dan Contoh Penggunaannya Sumber: glassmagazine.com

(38)

Dilakukan desain pasif pada bangunan tower dengan membuat lubang angin untuk memanfaatkan arah angin di antara ruang kantor sewa dengan memberikan akses udara melewati transisi selubung bangunan sehingga menurunkan suhu permukaan dinding ruang kantor sewa.

Sedangkan pencahayaan area komersial di bagian podium memanfaatkan pencahayaan alami di siang hari melalui skylight yang berasal dari atrium. Untuk mengurangi heat gain desain skylight dapat menggunakan cahaya pantulan dan bukan cahaya langsung. Dapat juga digunakan louvre otomatis yang peka pada sensor cahaya dan akan melebar dan menutupi kaca pada skylight apabila cahaya matahari terlalu terik.

 Material Kaca

Dalam penggunaan bahan kaca sebagai selubung bangunan diperlukan pertimbangan efek dan kualitasnya terhadap cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan serta perawatan dan keawetan materialnya. Digunakan jenis double glazing low-e glass yang berfungsi menginsulasi dan mengurangi solar gain dalam ruangan.

Gambar 5.39 Double Glazing Low-E Window Sumber: artisanwindows.net

 Material dan Warna

Dalam pemilihan warna dan material perlu dipertimbangkan dari efeknya terhadap termal, keamanan material, sumber asal material dan perawatannya.

Untuk material konstruksi dinding, digunakan sistem insulasi untuk menjaga penghawaan di dalam ruangan agar tetap nyaman. Bahan insulasi sebaiknya

(39)

menggunakan bahan-bahan yang aman, non-toxic dan ramah lingkungan. Salah satu contoh adalah spray foam yang terbuat dari campuran karbon dioksida dan air atau kombinasi magnesium dioksida alami dengan udara terkompresi. Material ini anti lumut, tidak mudah terbakar serta merupakan insulasi akustik yang baik.6

Gambar 5.40 Aplikasi Spray Foam Sebagai Insulasi Sumber: construction.com

Untuk lapisan dinding eksterior, digunakan kombinasi warna putih yang memiliki nilai serapan panas yang rendah dan warna alami material seperti metal ataupun batuan.

Gambar 5.41 Eksterior Bangunan Sumber: rgbstock.com

 Photovoltaic

Penggunaan photovoltaic merupakan salah satu usaha untuk menghasilkan energi mandiri sehingga menghemat pengeluaran energi pada bangunan. PV mengumpulkan radiasi matahari sehingga harus diletakkan di tempat terbuka dengan kemiringan 0o. Untuk mengoptimalkan penerimaan cahaya matahari dapat digunakan automatic sun tracker yang menggunakan teknologi komputasi atau dengan perforated aluminum and metal pada PV yang saat ini sedang dikembangkan

6

(40)

bernama SunSaluter. Teknologi ini merupakan karya Eden Full yang menggunakan campuran alumunium dan metal dan berbahan bakar air untuk menggerakkan PV sesuai dengan arah datangnya sinar matahari tanpa menggunakan listrik. Air diganti setiap harinya untuk mengulang proses tersebut. yang digunakan dapat berupa air kotor ataupun air bersih karena selama proses berlangsung air akan tersaring menjadi air bersih.

Gambar 5.42 Automatic Sun Tracker Solar Panel

Sumber: http://www.hk-phy.org/energy/alternate/solar_phy/images

Kerja PV yang optimal sangat tergantung pada peletakannya yaitu pada atap bangunan dan lahan terbuka. Pada bangunan akan diletakkan panel-panel PV yang merespon cahaya matahari di atas atap bangunan. Sedangkan pada site terdapat area parkir yang direncanakan sebagai area resapan air dan ruang terbuka hijau yang pada bagian atasnya dapat dimanfaatkan sebagai lahan panel-panel PV yang dapat berfungsi sekaligus sebagai shading bagi kendaraan.

Gambar 5.43 PV di Atap Bangunan dan di Area Parkir Sumber: eng.sfe-solar.com

Gambar

Gambar 5.1 Sistem Penataan Lansekap  Sumber: Analisis Penulis  5.2.3 Konsep Zoning pada Tapak
Gambar 5.3 Contoh Desain  Sumber: Hasil Analisis Penulis   5.3.2 Konsep Fasad dan Material
Gambar 5.4 Zonasi  Sumber: Analisis Penulis  5.4.2 Konsep Program Kebutuhan dan Besaran Ruang
Gambar 5.7 Pengumpulan Air Hujan  Sumber: Internet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis yang akan digunakan adalah uji beda t-test untuk menguji apakah ada perubahan tarif pajak penghasilan badan tahun 2008 terhadap praktik manajemen

Berdasarkan penjelasan masing-masing istilah sehingga memiliki rangkaian kalimat “Representasi Bunga dalam Fotografi Ekspresi”, maka dapat diambil kesimpulan intisari

Masalah penelitian adalah belum diketahui: (1) seberapa besar ketidak kesesuaian penulisan resep untuk penyakit tertentu dengan obat yang tercantum pada FRS?, (2) seberapa besar

Ketiga adalah tidak adanya peraturan yang tegas, artinya eksekusi putusan Peradilan Tata Usaha Negara telah dimuat undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 jo Undang-undang Nomr 9

Alat yang dirancang berfungsi untuk keamanan atau menjaga sepeda saat berada di area parkir sepeda, pada alat yang dirancang bertujuan untuk membantu pengguna sepeda

Pertanggungjawaban ini dituangkan melalui laporan keuangan yang tidak hanya dapat diperoleh oleh DPRD tetapi juga oleh publik, dalam hal ini yaitu masyarakat, Lembaga Swadaya

perkara tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga menurut hukum adat Batak di Tapung Hulu tersebut apabila telah tercapainya kata sepakat dan para pihak setuju

Penggunaan Blended Fuel Gasoline – Ethanol pada SI engine yang dilengkapi MFR dapat menurunkan emisi gas buang secara signifikan, terutama pada gas CO sebesar 65%