BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kredit Usaha Rakyat
2.1.1 Pengertian Kreditan Usaha Rakyat
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah adalah kredit atau pembiayaan yang
diberikan oleh perbankan kepada UMKMK yang feasible tapi belum bankable.
Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki
kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat
mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain:
pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan
simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM
dan Koperasi dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor
Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada
usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga dilakukan secara tidak langsung,
maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan
Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya
yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana (komite-kur.com).
Dalam posisi strategis tersebut, pada sisi lain Usaha Mikro dan Kecil
masih menghadapi banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan
mengembangkan aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang
dihadapi masih bersifat klasik yang selama ini telah sering diungkapkan, antara
lain : manajemen, permodalan, Teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran,
Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/
pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam
bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan
untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah
namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah
memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya
sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam
rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 7 bank
pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, BRI Syariah dan Bank
Syariah Mandiri (BSM).
2.1.2 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah melalui
Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan
Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
No.10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah
dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut :
a. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif
yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :
1. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/ pembiayaan
(SID) pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum
pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah
2.. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota
Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum addendum I
(tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008), maka fasilitas penjaminan
dapat diberikan kepada debitur belum pernah mendapatkan pembiayaan
kredit program lainnya
3. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang
bersangkutan
b. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja investasi dengan
ketentuan :
1. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin
pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24% efektif
pertahun.
2. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta, tingkat
bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar
atau setara 16% efektif pertahun.
c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas
2.1.3 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat
Tujuan Program KUR adalah untuk mempercepat pengembangan sector
sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk meningkatkan
aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan, mengurangi tingkat
kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. Pada dasarnya, KUR merupakan
modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha
produktif melalui program penjaminan kredit. Perseorangan, kelompok atau
koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500 juta.
Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga maksimum 16
persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin adalah 70 persen dari alokasi
total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa pinjam kredit untuk modal
kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi. Untuk agribisnis, bidang
usaha yang layak adalah input produksi hingga penyediaan alat dan mesin
pertanian, aktivitas on-farm, dan pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian.
2.1.4 Tingkat Bunga Kreditan Usaha Rakyat
Pada saat ini suku bunga kredit untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah
sebesar 16%. Kredit Usaha Rakyat adalah kredit program yang disalurkan
menggunakan pola penjaminan dan kredit ini diperuntukkan bagi pengusaha
mikro dan kecil yang tidak memiliki agunan tetapi memiliki usaha yang layak
dibiayai bank. Pemerintah mensubsidi Kredir Usaha Rakyat (KUR) dengan tujuan
2.1.5 Perkembangan Kreditan Usaha Rakyat di Indonesia
Hingga bulan September 2014 ini, bank nasional yang menyalurkan KUR
sebanyak 7 (tujuh) bank yaitu Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Bukopin,
Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah).
Bank BRI adalah penyalur KUR terbesar dengan total plafond mencapai Rp.
110,06 triliun. Selain sektor ritel BRI juga menyalurkan KUR di sektor mikro
yang masing-masing plafondnya sebesar Rp. 20,09 triliun dan Rp. 89,97 triliun,
debiturnya 114.591 UMK dan 10.901.101 UMK, rata-rata kredit Rp. 175,4
juta/debitur dan Rp. 8,3 juta/debitur, serta NPL penyaluran masing-masing 3,4%
dan 2,0%. Menduduki peringkat kedua yaitu Bank Mandiri dengan total plafond
sebesar Rp. 16,85 triliun, debiturnya sebanyak 382.124 UMK, dengan rata-rata
kredit Rp. 44,1 juta/debitur serta nilai NPL sebesar 3,9%. Di urutan ketiga adalah
BNI dengan total plafond sebesar Rp. 15,23 triliun, debiturnya sebanyak 215.178
UMK, dengan rata-rata kredit Rp. 70,8 juta/debitur serta nilai NPL sebesar 3,8%.
Selanjutnya berturut-turut yaitu BTN dengan plafond Rp. 4,56 triliun, BSM
dengan plafond Rp. 3,87 triliun, Bank Bukopin dengan plafond 1,81 triliun dan
BNI Syariah dengan plafond Rp. 306.019 miliar. Secara keseluruhan, nilai Non
Performing Loan (NPL) penyaluran KUR oleh bank pelaksana ini masih dibawah
5% yaitu sebesar 3,6%. Diharapkan pada periode-periode berikutnya nilai NPL
pada bank yang masih di atas 5% bisa turun sehingga penyalurannya lebih tepat
Tabel 2.1 Realisasi dan NPL Penyaluran KUR Bank Nasional (30 September 2014)
NO BANK
REALISASI PENYALURAN KUR
NPL Sumber : Komite Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional, 2014
Dilihat dari sisi sektor ekonomi hingga Bulan September 2014,
penyaluran KUR oleh Bank Pelaksana masih didominasi oleh sektor
perdagangan. Penyaluran disektor ini mencapai Rp. 95,1 triliun dengan jumlah
debitur UMKMK sebesar 7,81 juta debitur. Sektor pertanian menjadi sektor
kedua yang terbesar menyerap KUR dari bank pelaksana yaitu sebesar Rp. 29,41
triliun dengan jumlah debitur mencapai 1,92 juta debitur, dan diikuti oleh
Tabel 2.2 Realisasi KUR Menurut Sektor Ekonomi (30 September 2014)
NO SEKTOR EKONOMI
TOTAL Plafon
(Rp juta)
Outstanding
(Rp juta) Debitur
1 Pertanian 29,419,457 10,728,385 1,927,170
2 Perikanan 921,816 193,257 16,511
3 Pertambangan 140,452 57,451 4,879
4 Industri pengolahan 4,708,579 1,706,453 259,850
5 Listrik, gas dan air 88,899 35,227 3,148
6 Konstruksi 2,170,757 513,534 13,042
7 Perdagangan 95,194,082 29,380,391 7,814,392
8 Penyediaan akomodasi 1,225,043 339,625 48,973
9 Transportasi 2,239,404 925,295 62,467
10 Perantara keuangan 1,140,894 282,723 7,620
11 usaha persewaan 8,245,066 3,149,407 443,321
12 Adm. Pemerintahan 59,386 36,321 3,440
13 Jasa pendidikan 95,706 22,732 747
14 Jasa kesehatan 413,915 97,663 3,406
15 Jasa kemasyarakatan 4,644,406 1,044,513 116,355
16 Jasa perorangan 163,339 44,676 1,303
17 Badan internasional 75 - 1
18 Lainnya 17,445,724 1,789,336 1,180,218
Total 168,317,001 50,346,989 11,906,844
Dari sebaran wilayahnya, penyerapan KUR masih terkonsentrasi di Pulau
Jawa. Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan plafond masing-masing Rp.
27,01 triliun dan Rp. 25,6 triliun. Jawa Tengah masih merupakan provinsi
terbesar yang menyerap KUR dari Bank Pelaksana. Diharapkan dengan adanya
Tabel 2.3 Realisasi KUR Menurut Propinsi (30 September 2014)
NO PROVINSI
DARUSSALAM 2,615,992 690,957 184,427
2 SUMATERA UTARA 8,269,326 2,763,994 482,065
3 SUMATERA BARAT 5,400,996 1,740,472 283,926
4 RIAU 4,624,015 1,575,708 194,101
5 JAMBI 2,675,048 786,409 156,502
6 SUMATERA SELATAN 6,002,537 2,182,423 217,814
7 BENGKULU 1,232,813 373,736 90,000
8 LAMPUNG 3,736,831 1,055,471 284,164
9 KEPULAUAN RIAU 1,175,382 409,845 41,769
10 BANGKA BELITUNG 600,415 202,535 37,287
11 DKI JAKARTA 7,712,991 2,191,743 281,466
12 JAWA BARAT 21,792,116 6,214,639 1,713,681
13 JAWA TENGAH 27,011,330 7,269,075 2,762,851
14 D.I. YOGYAKARTA 3,406,766 1,038,859 306,905
15 JAWA TIMUR 25,613,923 7,045,469 2,092,546
16 BANTEN 3,487,919 977,848 196,275
17 BALI 3,756,490 1,182,243 273,409
18 NTB 2,180,198 645,899 185,582
19 NTT 1,798,312 537,284 120,964
20 KALIMANTAN BARAT 3,732,015 1,733,428 133,952
21 KALIMANTAN TENGAH 2,541,859 890,251 115,454
22 KALIMANTAN SELATAN 4,100,988 1,493,819 223,104
23 KALIMANTAN TIMUR 4,224,612 1,419,158 194,620
24 SULAWESI UTARA 1,676,586 526,775 113,839
26 SULAWESI SELATAN 9,094,056 2,423,100 628,608
27 SULAWESI TENGGARA 1,410,518 371,997 105,874
28 GORONTALO 849,320 238,763 73,417
29 SULAWESI BARAT 841,696 227,538 58,819
30 MALUKU 1,135,695 264,243 60,796
31 MALUKU UTARA 698,544 181,945 29,998
32 PAPUA BARAT 866,263 286,034 31,720
33 PAPUA 2,001,046 738,247 80,923
TOTAL 168,317,001 50,346,989 11,906,844 Sumber : Komite Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional, 2014
2.2 Bank
2.2.1 Pengertian Bank
AsaldarikataBank adalahdari bahasaItaliayaitu bancayang berarti
tempatpenukaranuang.Secaraumum pengertianBankadalahsebuahlembaga
intermediasikeuangan yangumumnyadidirikandengan kewenanganuntuk
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang dikenal sebagai banknote.
Banksebagailembagayangmenjalankanusaha dibidangjasakeuangan
bukanlahsembarangusahamelainkanyangsecarahukum memilikistatusyang
kuatdengan kekayaansendiri yangmampumelayanikebutuhanmasyarakat.Bank
merupakansalah satu badanusahalembagakeuanganyangbertujuanmemberikan
kredit,baikdenganalat pembayaransendiri,denganuangyangdiperolehnyadari orang
lain, dengan jalanmengedarkan alat-alat pembayaran baru berupagiral.
Bank termasuk dalam salah satu perusahaan industri jasa, karena
kegiatan Bankmeliputi tigaha
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien
dalamkegiatan ekonomi
2. Menciptakan uang
3. Menghimpun dana darimasyarakat
4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya
Definisidaribank(Kuncoro,2002:68)adalah lembaga keuanganyang usaha
pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebutke
masyarakatdalam bentukkreditsertamemberikanjasa-jasadalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu, dalam melakukan
kegiatanusahanyasehari-hariban harusmempunyaidanaagardapatmemberikan
kreditkepadamasyarakat.Dana tersebut dapatdiperoleh dari pemilikbank
(pemegangsaham), pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri,
maupunmasyarakatdalam negeri.Danadaripemilikbankberupasetoranmodal yang
dilakukan pada saat pendirian bank.
Danadaripemerintah diperoleh apabilabank yang bersangkutan ditunjuk
olehpemerintahuntuk menyalurkandana-danabantuanyangberkaitandengan
pembiayaan proyek-proyek pemerintah, misalnya Proyek Inpres Desa Tertinggal.
Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana
tersebutuntukmendapatkankeuntungan,misalnyadipinjamkandalam bentuk
pinjamanantarbank(interbank callmoney)berjangka1harihingga1 minggu.
Keuntunganbankdiperolehdariselisihantarahargajual danhargabelidana
dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang
terdiri dariGiro, Deposito dan Tabungan.
MenurutUndang‐UndangNo.10Tahun1998,bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan tarah hidup orang banyak.
Berdasarkandefinisi-definisitentangbank,dalam praktiknyabankdibagi
dalam beberapajenis.Jikaditinjaudarisegifungsinyabankdikelompokkan menjadi 3
jenis (ryadguru.blogspot.com), yaitu :
1. Bank Sentral
FungsiBankIndonesia disampingsebagaibank sentraladalahsebagai
banksirkulasi,bankto bankdanlenderofthe resort.Fungsisebagai
banksirkulasiadalah mengaturperedarankeuangansuatuNegara.
Sedangkanfungsisebagaibanktobankadalah mengaturperbankandi suatu
Negara. Kemudian fungsi sebagai lender of the last resort adalah sebagai
tempat peminjamanyang terakhir. Pelayanan yang diberikan
olehBankIndonesialebihbanyakkepadapihak pemerintahdandunia perbankan.
DengankatalainnasabahBankIndonesiadalam halini lebih banyak kepada
lembaga Perbankan. Tujuan utama Bank Indonesia sebagai Bank Sentral
adalah mencapai dan memelihara kestabilannilairupiah. Untukmencapaitujuan
tersebutBankSentral mempunyaitugasmenetapkandan
divisasertamengaturdan mengawasi bank.
2. Bank Umum
Bankumummerupakanbankyangbertugasmelayaniseluruh jasa-jasa perbankan
dan melayanisegenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan
maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga
dikenaldengannamabankkomersildandikelompokkankedalam 2 jenis
yaitu:bank umum devisa dan bank umumnon devisa.
3. Bank Perkreditan Rakyat(BPR)
Bank PerkreditanRakyat(BPR)adalahBankyangmelaksanakan
kegiatanusahasecara konvensionalatauprinsipsyariahyangdalam
kegiatannyatidak memberikanjasa dalamlalu lintas pembayaran.
Berdasarkan pasal5Undang–UndangNo.10Tahun1998 tentangPerubahan
Undang-Undang No. 7Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank
berdasarkanundang-undang,yaitu:
1. Dilihat dariSegi Fungsinya :
a. Bank umum
Bank umum adalahBankyangdalam pengumpulandananyaterutama
menerimasimpanandalam bentukgirodan depositodalam usahanya
terutamadalam memberikankredit jangkapendek.Termasukdalam
kategoriBank umumialah bank yang melakukan kegiatan secara
konvensional dan bank yang menjalankan prinsip syari’ah yang
melaksanakan kegiatan usaha memberikan jasa dalam lalu-lintas
memberikanseluruhjasaperbankan yangada.Begitupuladenganwilayah
operasinya dapatdilakukandiseluruhwilayah. Bank umum mempunyai
banyak kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan bank umum yang utama
antara lain (Howard D.Crosse, George H. Hempel, 1980):
1. Penciptaankredit
2. Fungsi giral
3. Penanamandan penagihan
4. Akumulasi tabungan daninvestasi
5. Jasa-jasatrust
6. Jasa-jasalain
7. Perolehanlaba untuk imbalan para pemegang saham
b. Bank Perkreditan Rakyat
BankPerkreditanRakyatadalahBankyangmelaksanakan kegiatan
usahasecarakonvensionalatauberdasarkanprinsipsyariah yangdalam
kegiatannya tidakmemberikanjasadalam lalulintaspembayaran.Artinya
kegiatanBankPerkreditanRakyat jauhlebihsempitjikadibandingkan dengan
kegiatan bank umum.
Adapunbentukdari kegiatanBankPerkreditan Rakyatadalah
menghimpundanadalam bentuksimpanantabungandansimpanan deposito,
memberikan pinjaman kepada masyarakat, menyediakan pembiayaan dan
penempatan dana berdasarkan prinsip syari’ah.
2. Dilihat dariSegi Kepemilikannya
Bankmilikpemerintah adalahbankdimanabaikakta pendirian
maupunmodalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan
bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia
(BRI),BankMandiri.Selainituadajugabankmilikpemerintahdaerah
yangterdapatdidaerahtingkatIdantingkatIImasing-masingprovinsi. Contoh
Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya.
b. Bank MilikSwasta Nasional
Bank swastanasionaladalahbank yang seluruhatausebagianbesar
modalnyadimilikioleh swastanasionalserta aktapendiriannyapun
didirikanolehswasta, begitupulapembagiankeuntungannyajuga
dipertunjukkanuntukswastapula. ContohBankSwasta adalah :Bank Mega,
Bank Niaga, Bank Central Asia, Bank Danamon,Bank Lippo dan lain
sebagainya.
c. Bank Asing
Bankjenisinimerupakancabangdaribankyangadadiluarnegeri, baik milik
swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya 100%
dimilikiolehpihakasing(luarnegeri).Contohbank-bankasingadalah :
StandardCharteredBank,Bankof Tokyo,CityBank,Bankof America,
Hongkong Bank dan lain sebagainya.
d. BankMilikKoperasi
Kepemilikansaham bankinidimilikiolehperusahaanyangberbadan hukum
koperasi. Contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank
e. Bank Campuran
Saham BankCampuraninidimiliki olehduabelahpihak,yaitupihak asingdan
pihakswastanasional. Kepemilikansahamnyamayoritas dipegang oleh
warga Negara Indonesia. Sebagaicontoh bank campuran
antaralain:BankFinconesia,BankMerincorp,BankSakuraSwardana dan
lainsebagainya.
3. Dilihat dariSegi Status
Bankumumdapatdiklasifikasikankedalam duamacam dilihatdarisegi
kemampuannyadalam melayanimasyarakat.Pengklasifikasianiniberdasarkan
kedudukan ataustatus banktersebut.Kedudukanataustatusini menunjukkan
ukurankemampuanbankdalam melayanimasyarakatbaikdari jumlahproduk,
modal, maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh
statustersebutdiperlukanpenilaian-penilaiandengankriteristertentu.Status yang
dimaksud adalah:
a. Bank Devisa
Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank
Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta
asing. Bankdevisadapat menawarkanjasa-jasabank yangberkaitan dengan
mata uang asing tersebutsepertitransferkeluarnegeri, jualbeli
valutaasing,transaksi eksport import, dan jasa-jasa valuta asing lainnya.
b. Bank non Devisa
Bank non Devisa adalah bank-bank yang melakukan kegiatan
yangmasihberstatusnondevisahanyadapatmelayanitransaki-transaksi
didalam negeri(domestik).Bankumum nondevisadapat meningkatkan
statusnyamenjadibank devisasetelahmemenuhiketentuan-ketentuan
antaralain: volumeusahaminimalmencapaijumlahtertentu, tingkat
kesehatan,dankemampuannyadalammemobilisasidana, sertamemiliki
tenaga kerjayang berpengalaman dalamvaluta asing.
4. Dilihat dariSegi Cara Menentukan Harga
Jenisbank jikadilihatdarisegiatau caranyadalammenentukanhargabaik harga
jual maupun harga beli dapat dibagi ke dalam dua kelompok (Kasmir,2008 :
40-41),yaitu:
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Mayoritas bankyangberkembangdiIndonesiaadalahbankyang berorientasi
padaprinsip-prinsipkonvensional. Halini tidakterlepas dari
sejarahbangsaIndonesia dimanaasalmulabankdiIndonesia dibawaoleh
kolonial Belanda. Bank Konvensional adalah bank yang menerapkan
sisteminsentifberupatingkat bungakepada nasabahnya.
b. Bank Berdasarkan prinsip Syari’ah
Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia.
Namun,diluarnegeriterutamadiNegara-negaratimurtengah bank yang
berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak
lama.PerbankansyariahatauperbankanIslam adalahsuatusistem perbankan
yangpelaksanaannyaberdasarkan hukum Islam(syariah).
untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga
pinjaman(riba),serta laranganuntukberinvestasipada usaha-usaha
berkategoriterlarang (haram).Sistemperbankankonvensionaltidakdapat
menjaminabsennyahal-haltersebut dalam investasinya,misalnyadalam
usahayangberkaitan denganproduksimakananatauminumanharam,
usahamediaatauhiburanyangtidakIslami,danlain-lain. Meskipun
prinsip-prinsiptersebutmungkinsajatelah diterapkan dalam sejarah
perekonomianIslam,namunbarupadaakhirabadke-20mulaiberdiri
bank-bankIslam yangmenerapkannyabagilembaga-lembagakomersial
swastaatausemi-swasta dalamkomunitas muslimdi dunia.
2.2.2 BankUmum dan JenisKegiatan Usahanya
Kegiatan bank umumlebih luas dari bank perkreditanrakyat. Artinya
produkyangditawarkanolehbankumum lebihberagam,halinidisebabkanbank
umum mempunyaikebebasanuntuk menentukanprodukdanjasanya. Sedangkan
BankPerkreditanRakyatmempunyaiketerbatasantertentu,sehinggakegiatannya
lebih sempit. Pada Undang-undang No. 7 pasal 5 ayat (2) tahun 1992menjelaskan
bahwa Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan suatu
kegiatanataumemberikanperhatian yanglebih besarkepadakegiatan tertentu
sehingga Bank Umum dapat saja berspesialisasi pada bidang maupun jenis
kegiatantertentu tanpaharusmenjadisuatukelompoktertentu.Dengan adanya
penyederhanaan ini, diharapkan dapat memudahkan bankdalam memilih
merepotkan dengan perizinan tambahan.
MenurutUndang-undangNo.16tahun1998BankUmumadalah sebagai
bankyang melaksanakankegiatan usahasecarakonvensionaldanberdasarkan
prinsipsyari’ahyangdalam kegiatannyamemberikanjasadalam lalu-lintas
pembayaran.Kegiatan bank umum secara lengkapmeliputikegiatan sebagai
berikut :
1. Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpundanamerupakan kegiatan membeli dana dari
masyarakat.Kegiatan inidikenaljugadengankegiatanfunding.Kegiatan
membelidanadapat dilakukandengancaramenawarkanberbagaijenis simpanan.
Simpanan sering disebutdengan nama rekening atau account.
2. Menyalurkan Dana (Lending)
Menyalurkandanamerupakankegiatanmenjualdana yangberhasil
dihimpundarimasyarakat.Kegiatan ini dikenal dengannamakegiatan Lending.
Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian
pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan namakredit.
Kredityang diberikanolehbankterdiridariberagam
jenis,tergantungdarikemampuanbank yangmenyalurkannya.
Demikianpuladenganjumlahsertatingkatsukubunga yangditawarkan.Sebelum
kreditdikucurkanbankterlebihdulumenilai kelayakankredityangdiajukanoleh
nasabah.Kelayakan inimeliputiberbagai aspek penilaian. Penerimakredit akan
dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung
mempengaruhikeuntunganbank,mengingat keuntunganutamabankadalahdari
selisih bunga kredit dengan bunga simpanan.
3. Memberikan jasa-jasa Bank Lainnya(Services)
Jasa-jasabanklainnya merupakankegiatanpenunjanguntukmendukung
kelancaran kegiatanmenghimpun danmenyalurkandana. Sekalipunsebagai
kegiatan penunjang, kegiatan inisangatbanyakmemberikan keuntungan bagi
bankdannasabah,bahkandewasa inikegiataninimemberikankontribusi
keuntungan yangtidaksedikitbagi keuntungan bank,apalagikeuntungandari
spreadbasedsemakinmengecil,bahkancenderungnegatif spread(bunga
simpanan lebih besar dari bunga kredit).Semakin lengkap jasa-jasa bank yang
dapat dilayanioleh suatu bankmakaakan semakin baik. Kelengkapan ini
ditentukan daripermodalanbank sertakesiapanbankdalam
menyediakanSDMyang handal.
2.3 Pertanian
2.3.1 Definisi Pertanian
Menurut AT. Mosher (1966), Definisi Pertanian adalah Suatu bentuk
proses produksi yang sudah khas yang didasarkan pada proses pertumbuhan
daripada hewan dan tumbuhan.
Menurut Sri Setyati Harjadi (1975), Pertanian adalah usaha untuk
mencapai hasil yang maksimum dengan mengelola faktor tanaman dan
Menurut Anwas (1992) Petani adalah orang yang melakukan cocok tanam
dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh
kehidupan dari kegiatan itu, sedangkan Pengertian Pertanian adalah kegiatan
manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman
ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam.
Petani menurut Slamet (2000), disebut petani asli apabila memiliki tanah
sendiri, bukan sekedar penggarap maupun penyewa. Berdasarkan hal tersebut,
secara konsep, tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan seorang petani.
Poin penting dari konsep di atas bukan hanya terletak pada soal, bahwa
tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa alat produksi tersebut
mutlak dimiliki seorang petani. Implikasinya, petani yang tidak memiliki tanah
sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani
mutlak dan mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya atas tanah.
Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep petani asli memiliki
kaitan sosial-budaya-politik.
Pengertian Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua
kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup termasuk tanaman, hewan
dan mikroba untuk kepentingan manusia, sedangkan dalam arti sempit, pertanian
diartikan sebagai suatu kegiatan usaha tani yang dilakukan dengan segala jenis
Usaha pertanian lain diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu,
seperti :
1. Kehutanan
Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan
diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan).
2. Peternakan
Peternakan adalah usaha tani menggunakan subjek hewan darat kering
khususnya semua hewan bertulang belakang/vertebrata kecuali ikan dan
amfibia atau serangga (misalnya lebah).
3. Perikanan
Perikananan adalah usaha tani yang menggunakan subjek hewan perairan
(termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air).
2.3.2 Usaha Tani
Ilmuusaha taniadalahilmuyangmempelajaricara-cara menentukan,
mengorganisasikan danmengkoordinasikan penggunaanfaktor-faktor produksi
seefektif dan seefisienmungkinsehingga produksipertanian menghasilkan
pendapatan petaniyanglebihbesar.
Ilmuusaha tanijuga didefinisikansebagaiilmumengenai carapetani
mendapatkankesejahteraan(keuntungan),menurutpengertianyang dimilikinya
tentang kesejahteraan.Jadi ilmu usahatani mempelajari cara-cara petani
menyelenggarakan pertanian(Tohir, 1991).
caradalampertanian.Usahatanijuga dapatdiartikan sebagaisuatukegiatanyang
mengorganisasisarana produksipertaniandanteknologidalamsuatuusahayang
menyangkut bidangpertanian (Moehar,2001).
Daribeberapadefinisidtersebut dapatdisimpulkanbahwayangdimaksud
denganusaha taniadalahusahayang dilakukanpatanidalammemperoleh pendapatan
dengan jalan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja dan modalyang
manasebagian daripendapatanyangditerimadigunakanuntuk membiayai
pengeluaranyangberhubungan dengan usaha tani.
2.3.3 Usaha Tani sebagai salah satu sektor UMK
Sektor-sektorUsaha Mikrodan Kecil(UMK)meliputiberbagaisektor bisnis,
seperti sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor
industrimanufaktur,sektorlistrik,gasdanairbersih,sektorperdagangan,hotel
danrestoran,sektortransportasidan telekomunikasi,sektorkeuangan,penyewaan
danjasa,danjasa-jasalainnya.Sektorindustriterbagilagi menjadibeberapa
bagian,yaknimakanan,minuman,tembakau,tekstil,pakaian jadi, kayudan
produk-produk kayu, kertas percetakan dan publikasi, serta kimia termasuk pupuk.
Adapulaproduk-produk dari karet, semen dan produk-produk mineralnon
logam,produk-produk dari besi danbaja,alat-alat transportasi,mesindan
peralatannya, serta olahan-olahanlainnya.
2.3.4 Usaha Mikro dan Kecil ( UMK )
berbeda berdasarkan sumbernya, yakni sebagai berikut:
1. BerdasarkanUndang-undangRepublikIndonesiaNomor20tahun2008 tentang
UMKM, dinyatakan bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif milik
perseorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteriaUsahaMikro sebagaimanadiaturdalam Undang-undangtersebut.
UsahanKecil ialahusahaekonomiproduktif yangberdiri sendiri,yang
dilakukanolehperseoranganataubadanusahayangbukanmerupakan
anakperusahaanataubukancabangperusahaanyangdimiliki, dikuasai,
ataumenjadibagianbaiklangsung maupuntidaklangsungdari Usaha
MenengahatauUsahaBesaryangmemenuhicriteriaUsaha Kecilsebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Usaha Menengah
merupakanusahaekonomiproduktif yangberdirisendiriyangdilakukan
olehperseoranganataubadanusahayang bukanmerupakananak
perusahaanataubukan cabangperusahaanyang dimiliki,dikuasai,atau
menjadibagianbaik langsungmaupuntidaklangsungdariUsahaMikro,
UsahaKecil atauUsaha BesaryangmemenuhikriteriaUsahaMenengah
sebagaimanayang dimaksud dalam undang tersebut. Dalam
Undang-undangtersebut,kriteriayangdigunakanuntuk mendefinisikan
UMKMsepertiyangtercantum dalampasal6adalahnilaikekayaanbersih
ataunilaiassettidaktermasuktanahdanbangunantempatusaha,atau hasil
penjualan tahunan,kriteria-kriteria yang dimaksud adalah :
a. UsahaMikroadalahunitusahayangmemilikinilaiassetpalingbanyak
b. UsahaKecildenganassetlebihdariRp.50jutasampaidenganpaling
banyakRp.500jutaataumemilikihasilpenjualantahunanlebihdariRp.300
juta, hingga maksimum2,5miliyar.
c. UsahaMenengahadalahperusahaandengannilaikekayaanbersihlebih
dariRp.500jutahingga palingbanyakRp.10milyarataumemilikihasil
penjualan tahunan di atas Rp 2,5 milyar sampai paling tinggi Rp. 50
milyar.
2. MenurutKeputusanPresidenRIno.99tahun1998pengertianUsahaKecil
adalahKegiatanekonomirakyatyangberskalakecildenganbidangusaha
yangsecaramayoritasmerupakankegiatanusahakecildanperludilindungi untuk
mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
3. MenurutBankIndonesia,UsahaKecildanMenengahadalahperusahaan industri
dengan karakteristiksebagaiberikut :
a. Memiliki modal kurangdari Rp. 20 juta.
b. Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp. 5 juta.
c. Suatu perusahaan atau perseorangan yang mempunyai total asset
maksimal Rp.600 juta tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati.
d. Omset tahunan lebih besar dari Rp. 1milyar.
4.MenurutDepartemenPerindustriandanPerdagangan, UMKMadalah
kelompokindustrikecilmodern,industri tradisional,danindustrikerajinan yang
mempunyai investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan sebesar Rp. 70
jutake bawah dan usahanyadimiliki oleh warga Negara Indonesia.
a. Usaha Mikro : Memiliki 1– 4 orang tenaga kerja.
b. Usaha Kecil : Memiliki 5– 19 orang tenaga kerja.
c. Usaha Menengah : Memiliki 20 – 99 orangtenaga kerja.
d. Usaha Besar : Memiliki di atas 99 orang tenaga kerja.
2.4. Pendapatan Petani Salak 2.4.1 Tanaman Salak
Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak
merupakan tanaman asli Indonesia. Oleh karena itu, bila kita bertanam salak
berarti kita melestarikan dan meningkatkan produksi negeri sendiri. Salak
termasuk famili Palmae, serumpun dengan kelapa, kelapa sawit, aren, (enau),
palem, pakis yang bercabang rendah dan tegak. Batangnya hampir tidak kelihatan
karena tertutup pelepah daun yang tersusun rapat dan berduri. Dari batang yang
berduri itu tumbuh tunas baru yang dapat menjadi anakan atau tunas bunga buah
salak dalam jumlah yang banyak (Soetomo, 2001).
Beberapa petani Salak di Sumatera, Jawa, dan Bali, yang menjadikan
Salak sebagai sumber mata pencahariannya mempunyai penghasilan yang cukup
lumayan. Jadi, dengan hanya berkebun Salak saja seorang petani dapat hidup
lebih dari cukup; hal ini belum termasuk tambahan penghasilan dari pohon
penaungnya.
Dari hari ke hari pendapatan petani kita semakin meningkat, karena petani
berubah sepanjang tahun. Juga di sela-sela tanaman durian, petai, mangga dan
sebagainya, yang beberapa waktu lalu hanya ditumbuhi rumput, sekarang dapat
ditanami Salak yang hasilnya cukup lumayan sebagai tanbahan belanja dapur,
biaya sekolah, atau untuk tabungan hari tua (Tjahjadi, 1991). Di Indonesia
terdapat banyak sekali jenis salak. Akan tetapi, yang banyak dikenal masyarakat
diantaranya adalah
1. Salak Pondoh
Jenis buah salak ini kecil – kecil. Ujudnya tidak menarik, tetapi memiliki
daging buah yang rasanya manis dan enak karena sedikit sekali rasa sepet. Daging
buahnya tipis sampai agak tebal dengan warna putih susu. Rasanya manis dan
enak sejak buah masih muda sampai pada tingkat menjelang masak. Bila buah
sudah masak betul (masir) rasa tersebut akan sedikit berkurang. Pada umumnya
salak pondoh dijual bersama tangkainya dalam tandan, tidak perbiji.
2. Salak Bali
Jenis buah salak ini besarnya sedang, dalam waktu lima bulan saja buah
sudah masak. Buah yang masak berwarna merah cokelat. Daging buah yang
masak rasanya manis.
3. Salak Condet
Salak ini berasal dari daerah cagar budaya Condet, Jakarta Timur dan
identik dengan masyarakat betawi. Aroma salak ini paling harum dan tajam
berair, dan berwarna putih kekuningan. Rasanya bervariasi, dari kurang manis
sampai manis.
4. Salak Sidimpuan
Salak Sidimpuan berasal dari daerah Tapanuli Selatan. Kulit buah salak ini
berwarna hitam kecokelatan dan bersisik besar. Ciri khas utama salak ini adalah
daging buahnya yang berwarna kuning tua berserabut merah. Rasa daging
buahnya manis bercampur asam dan pada buah yang sudah tua rasa sepatnya
hampir tidak ada.
5. Salak Gading
Jenis buahnya kecil – kecil dengan warna kulit kuning gading mengkilat.
Daging buahnya berwarna putih kekuningan. Rasanya manis dan enak bila sudah
masak. Daun salak gading lebih bersih dan agak kekuningan.
6. Salak Gula pasir
Salak gula pasir merupakan salah satu kultivar dari salak bali. Kelebihan
salak ini adalah rasa daging buahnya yang sangat manis. Saking manisnya hingga
mendekati kemanisan gula sehingga dinamakan salak gula pasir. Daging buahnya
berwarna putih kusam dan renyah.
7. Salak Manonjaya
Salak ini berasal dari daerah Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa
Barat. Kulit buah salak manonjaya terdiri atas susunan sisik yang sangat halus.
Kulit buah salak ini termasuk yang paling tebal dibandingkan dengan jenis salak
Jumlah permintaan salak secara keseluruhan untuk didaerah-daerah di seluruh
Indonesia secara kuantitatif belum dapat dipastikan, mengingat kurang adanya
data yang mendukung. Namun melihat keadaan pasar saat ini, bardasarkan
pengamatan langsung ke pasar-pasar di Sumatera, diperoleh gambaran bahwa
pemintaan salak sangat cukup besar. Sentra produksi salak di Sumatera hanya di
Padang Sidempuan yang cukup besar, di samping beberapa hektar tanaman salak
di Lubuk Linggau (Kabupaten Musi Rawas) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Di jawa, permintaan akan buah salak juga terus meningkat, walaupun banyak
salak yang didatangkan dari luar Jawa (dari Bali dan Madura). Demikian juga
permintaan salak di Kalimantan, Sulawesi dan sebagainya terus meningkat
(Tjahjadi,1991).
Ada beberapa keuntungan yang dapat diambil dari mengusahakan tanaman
salak diantaranya:
1. Penanamannya dapat dicampur atau ditumpangsarikan dengan tanaman
tahunan yang pohonnya tinggi seperti kelapa, petai, kemiri, dan tanaman
buah-buahan lainnya
2. Bentuk tajuk tanaman salak rendah, lebar dapat menahan deraaan hujan
dan perakarannya dapat mencegah terjadinya erosi
3. Jarak tanamnya cukup rapat, untuk lahan yang luasnya 1 Hektar dapat
ditanami salak antara lain 2.000-2.200 pohon
5. Umur produktifnya sangat panjang, bisa mencapai puluhan tahun, ada
keterangan yang menjelaskan bahwa umur produktif tanaman salak lebih dari
50 tahun.
6. Pemasaran buahnya mudah, sampai saat ini permintaan masyarakat akan
buah salak tetap lebih tinggi dari persediaan dan pengangkutannya pun relatif
mudah
7. Buah salak selain dapat dimakan langsung sebagai buah segar juga dapat
diawetkan atau diolah menjadi asinan atau manisan dalam bentuk makanan
kaleng
8. Gizi yang terkandung dalam buahnya cukup banyak, diantaranya
karbohidrat. Di samping itu buah salak tidak mengandung lemak yang
menurut hasil beberapa penelitian mengatakan bahwa buah salak baik untuk
diet
(Anarsis,W, 1996).
2.4.2 Faktor-faktoryang Mempengaruhi PendapatanUsaha Tani Salak Dalam melakukan kegiatan usaha tani salak, beberapa faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dan dapat mempengaruhi pendapatan petani salak. Apabila
beberapa faktor tersebut dapat dipenuhi secara maksimal maka secara otomatis
pendapatan yang dihasilkan petani akan meningkat, begitu pula apabila
faktor-faktor tersebut tidak dipenuhi secara maksimal, maka pendapatan petani yang
pendapatan petani adalah :
a. Luas Lahan
Luas lahan yang di tanami salak berpengaruh terhadap keuntungan usaha
tani.Secarateorisemakinluaslahangarapan semakintinggikeuntunganyang
diterima.Tetapikeuntunganyang
diterimapetanisalakjugadipengaruhifaktoryang lainseperti komoditiyang
ditanam,penerapanteknologi,kesuburantanahdan lain sebagainya.
b. Bibit Salak
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman
salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak
merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit
akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan
kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan,
sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian
dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara
pembibitan salak yang baik.
Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan
(vegetatif). Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan
menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai
sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah
banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan
hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.
Semua zatkimia danbahan lain sertajasadrenikdan virus yang
dipergunakanuntukmemberantasataumencegahpenyakitpada tanaman dan
hasilpertanian.
2.5 Pendapatan
2.5.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakansalahsatu tujuandidirikannyasebuahusaha.
Denganadanyapendapatanituberartisebuahusahamasihberjalandanlayak untuk
dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang lain
selainpendapatanyang bisamenjadibahanpertimbanganuntukmeneruskan
sebuahusaha.Denganmemperhatikanjumlahpendapatan, akandiketahuiapakah
suatuusahamendapatkan keuntungan atau malahmerugi.
MenurutM. Munandar(1996:18)Pendapatan suatupertambahanassets yang
mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena
pertambahanmodalbarudaripemiliknyadan bukanpulamerupakan pertambahan
assetsyangdisebabkan karenabertambahnyaliabilities.Definisiinimenjelaskan
bahwa suatu pertambahan assets dapat disebut revenue apabila pertambahan
assets tersebutberasaldarikontraprestasiyangditerimaperusahaanatasjasa-jasa
yangdiberikankepada pihak lain. Selanjutnya,pertambahanataupeningkatan assets
akanmengakibatkanbertambahnya owners equity.
Dalam analisisMikroEkonomi,menurutSadonosukirno(2002:391)
pendapatan pengusahamerupakankeuntungan.Dalamkegiatan perusahaan,
keuntungan ditentukandengancara mengurangiberbagaibiayayangdikeluarkan
berhubungandenganaliranpenghasilanpasasuatuperiode tertentuyangberasal dari
penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja dan
modal)masing-masingdalam bentuksewa,upahdanbunga,secaraberurutan. Dalam
analisisEkonomiMakromenurutMankiw(2007:17)pendapatannasional
dapatdiukurdengan ProdukDomestikBruto (PDB).ProdukDomestikBruto
(PDB)dianggapsebagaiukuranterbaikdalamkinerjaperekonomian.Adadua
caradalammelihatstatistikProduk DomestikBruto(PDB),yaitudenganmelihat
Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai pendapatan total dari setiap orang di
dalam perekonomiandansebagaipengeluarantotalatasoutputbarang danjasa
perekonomian. Produk Domestik Bruto (PDB) dipakai berhubungan dengan
pendapatanagregatsuatunegaradarisewa,upah,bungadanpembayaran,namun
tidaktermasukpembayarantransfer(tunjanganpengangguran,uangpensiundan lain
sebagainya).
2.5.2 Sumber–sumber Pendapatan
MenurutBoediono (2002 ;170-174)incomeseseorang ditentukan oleh
jumlahfaktor-faktorproduksiyangia milikiyangbersumberpadahasil-hasil
tabungannya di tahun-tahunyanglalu danwarisan (pemberian),dan harga perunit
darimasing-masingfaktorproduksi.Penawarandanpermintaandari masing- masing
produksi ditentukan oleh faktor-faktoryangberbeda,yaitu:
a. Permintaan dan Penawaran Tanah
tidak akan bertambah lagi.
b. Permintaan dan Penawaran Modal
Modalmempunyaipenawaranyang lebihelastiskarenadariwaktuke
waktuwargamasyarakatmenyisihkansebagian daripenghasilannyauntuk
ditabung (saving) dankemudiansektorproduksi akanmenggunakandana
tabungan tersebutuntuk digunakandipabrik-pabrikbaru,sepertimembeli
mesin-mesinyaituinvestasi.
c. Permintaan dan Penawaran TenagaKerja
TenagaKerjamempunyaipenawaranyangcenderungterus menerusnaik
(pertumbuhanpenduduk)sehingga adakecendrunganbagi upahyang
semakinmenurun.
Kepengusahaanmerupakanfaktorproduksiyangpaling sukaruntuk
dianalisa,karenafaktor-faktoryangmenentukanpenawarandanpermintaannya
sangat beraneka ragam. Pada umumnya penawaran orang-orang yang berjiwa
pengusaha masih sangat kecil pada Negara-negara yang berkembang. Inilah
sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses cukup besar di Negara
berkembang.
2.6 Kerangka Konseptual
Para petani yang juga merupakan bagian dari pengusaha mikro dan kecil
pada saat ini tidak jarang banyak yang menghadapi masalahdan
hambatandalammelaksanakan dan mengembangkan aktivitas usahanya.
Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang
permasalahan ini yang akhirnya terbentuk suatu program yang dianggap dapat
mengatasi permasalahan modal para pengusaha mikro dan kecil termasuk para
petani.
Program tersebut adalah program KreditUsahaRakyat (KUR) yang
merupakan kredit/ pembiayaankepadaUsahaMikro
KecilMenengahKoperasi(UMKM-K)dalam bentuk pemberian modalkerja dan
investasiyang didukung fasilitas penjaminan
untukusahaproduktif.KURadalahprogram yangdicanangkanolehpemerintah
namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Program Kredit
Usaha Rakyat (KUR) bertujuan untukmempercepatpengembangansektor- sektor
primerdan pemberdayaan usaha skalakecil, untukmeningkatkan aksesibilitas
terhadapkredit dan lembaga-lembagakeuangan,mengurangitingkat
kemiskinan,memperluaskesempatankerja dan meningkatkan pendapatan.
Padadasarnya,KURmerupakan modalkerja dankreditinvestasiyangdisediakan
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
2.7. Penelitian Terdahulu
Berkaitandenganhaldiatas,dalam penelitianterdahuluyangdilakukan oleh:
1. Deni Fadillah Daulay,mahasiswaFakultasEkonomiJurusanEkonomi
PembangunanUniversitasSumateraUtaraAngkatan2012 denganjudulskripsi
“Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pendapatan Petani Padi di
Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat”, menyimpulkan berdasarkan hasil
dari penelitian menunjukan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh
positif terhadap peningkatan pendapatan petani padi, ini terlihat dari beberapa
indikator seperti adanya peningkatan pendapatan petani padi di Kecamatan
Gebang Kabupaten Langkat.
Kredit Usaha Rakyat yang diterima masyarakat Pendapatan
setelah menerima Kredit Usaha
Rakyat
(X1)
Pendapatan sebelum menerima Kredit
Usaha Rakyat
2. Rodiah, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Sumatera Utara Angkatan 2001 dengan judul skripsi “ Analisis
Tingkat Pertumbuhan Pembiayaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Puduarta Insani Kabupaten Deli Serdang
Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Sebelum dan Sesudah Mendapatkan
Kredit”, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah
memperoleh kredit PKM. Hal ini terlihat dari indikasi adanya peningkatan
omset yang diperoleh nasabah yang otomatis meningkatkan laba bersih bagi
pihak nasabah dan memberikan keuntungan pula bagi pihak bank.
3. Gawi WigunaPradana,mahasiswaFakultasEkonomiJurusanEkonomi
PembangunanUniversitasSumateraUtaraAngkatan2006 denganjudulskripsi
“PengaruhPembiayaanSyari’ahOlehBankSumutSyari’ah
TerhadapPendapatan UKM di Kecamatan Medan Helvetia” menyimpulkan
bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan
mudharabah danmusyarakah
terhadappendapatanusahakecildiKecamatanMedanHelvetiadengan kenaikan
pendapatan sebelum hinggasesudahdiberikanpembiayaanmudharabah.
2.8 Hipotesis
Hipotesisadalahjawabansementaradaripermasalahan yang menjadiobjek
penelitiandimana kebenarannya masihperluuntukdiuji.Berdasarkanperumusan
masalah di atas, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Adanya perbedaan pendapatan petani salak sebelum dan sesudah diberikannya
Tapanuli Selatan.
2. KreditUsahaRakyat(KUR)berperandalampeningkatan pendapatanpara petani
salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.
3. Modal sendiri atau modal awal berperan dalam peningkatan pendapatan para