• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Analisis Data

3. Internal Bond (IB)

Nilai Internal Bond/keteguhan rekat internal (IB) papan partikel tanpa perekat berkisar antara 2,05–2,72 kgf/cm2 dengan rata-rata IB untuk setiap

JIS A 5908-2003

28 kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Gambar 9. Papan partikel berbahan baku bambu betung memiliki nilai keteguhan rekat tertinggi sedangkan yang terendah ditemukan pada papan partikel berbahan baku bambu parring.

Gambar 9. Histogram Nilai Internal Bond Papan Partikel

Meskipun papan partikel berbahan baku bambu ini memiliki kekuatan patah relatif rendah namun dalam hal keteguhan rekat (Internal Bond), papan partikel berbahan baku bambu tersebut cukup baik. Gambar 9, menunjukkan nilai keteguhan rekat papan partikel yang dihasilkan kesemuanya memenuhi standar yang disyaratkan JIS A 5908 (JSA, 2003) yaitu diatas 1,5 kgf/cm2. Papan partikel berbahan baku bambu betung justru memiliki nilai keteguhan rekat cenderung lebih tinggi daripada papan partikel dengan jenis yang lainnya.

Lignin yang pada dasarnya berfungsi sebagai perekat alami pada kayu, menjadi perekat antar partikel dengan proses pemanasan dan pengempaan.

Menurut Okuda dan Sato (2004), hidrolisis dari hemiselulosa dan lignin terlarut akan mempengaruhi mekanisme perekatan sendiri (self bonding), sehingga pada temperatur yang tinggi membantu lignin terhidrolisis dan membentuk ikatan

JIS A 5908-2003

29 partikel yang lebih banyak. Hal tersebut diduga memberikan pengaruh yang besar terhadap cukup baiknya nilai keteguhan rekat yang diperoleh.

Selanjutnya bila ditinjau dari nilai-nilai keteguhan rekatnya perbedaan ketegehuan rekatnya cenderung tidak berbeda jauh antar semua jenis papan partikel. Hal ini juga ditunjukkan pada hasil analisis ragam sebagaimana disajikan pada Lampiran 11, bahwa perlakuan yang diberikan pada papan partikel tidak berpengaruh nyata terhadap keteguhan rekat.

C. Gambaran Umum Papan Partikel Tanpa Perekat dari Bambu Secara umum papan partikel yang dihasilkan menunjukkan bahwa papan partikel berbahan baku bambu memiliki sifat fisik yang kesemua papan partikel yang dihasilkan telah memenuhi standar yang disyaratkan pada JIS A 5908 (JSA, 2003). Hal tersebut dapat dilihat dari sebaran nilai pada sifat fisik papan partikel antara lain kerapatan, kadar air dan daya serap air. Untuk sifat mekanisnya nilai keteguhan rekat yang dihasilkan telah cukup baik dengan memenuhi standar yang di syaratkan JIS A 5908 (JSA, 2003). Sayangnya, untuk nilai MOE dan MOR yang dihasilkan masih sangat rendah oleh karena itu sifat mekanis papan partikel tersebut masih perlu dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang optimal, untuk papan partikel dengan bahan baku bambu betung dan bambu tallang serta kombinasi kedua jenis bambu tersebut memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan jenis lainnya. Namun demikian papan partikel tersebut masih cukup baik digunakan untuk keperluan interior (penggunaan dalam ruangan).

30 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik papan partikel tanpa perekat yang dibuat dengan bahan baku tiga jenis bambu menghasilkan papan partikel dengan nilai kerapatan, kadar air dan keteguhan rekatnya telah memenuhi standar yang disyaratkan pada JIS A 5908 (JSA, 2003). Meskipun demikian, nilai pengembangan tebal, keteguhan patah dan modulus elastisitas papan partikel tanpa perekat berbahan baku bambu tersebut belum memenuhi standar yang disyaratkan. Papan partikel yang dibuat dengan bahan baku bambu betung dan tallang serta kombinasi kedua bambu tersebut memiliki kualitas yang cukup baik dibandingkan dengan papan partikel berbahan baku bambu jenis lainnya.

B. Saran

Untuk optimasi penggunaan bambu sebagai bahan baku pembuatan papan partikel, maka masih perlu dieksplorasi kemungkinan penggunaan ukuran partikel yang paling optimal, kadar air bahan baku dan waktu kempa yang paling optimal.

Hal ini diharapkan mampu menghasilkan papan partikel tanpa perekat dengan bahan baku bambu dengan kualitas yang lebih baik lagi.

31 DAFTAR PUSTAKA

Berlian dan Rahayu. 1995. Budidaya Dan Prospek Bisnis Bambu. Penerbit Swadaya. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2006. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kehutanan Tahun 2006 – 2025. Jakarta.

Gusmailina dan Suwardi . 1988. Analisis kimia sepuluh jenis bambu dari Jawa Timur. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 5 (5): 290-293.

Hadjib N dan S Karnasudirdja. 1986. Sifat fisik dan mekanis bambu andong (Gigantochloa verticillata Mur.), betung (Dendrocalamus asper Back) dan ater (Gigantochloa ater Kurz). Laporan Intern Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan. Bogor.

Heinz F. 2004. Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu, Kanisius, Yogyakarta.

JSA [Japanese Standards Association]. 2003. JIS A 5908-2003 Particleboards.

Japan: JSA

Kementrian Kehutanan. 2010. Statistik Kehutanan Indonesia Tahun 2009. Jakarta.

Kiding Allo M. 2002. Pengusahaan Bambu untuk Menunjang Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Prosiding Ekspose Hasil Penelitian Kehutanan. Balai penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sulawesi hlm 31-47.

Kurniawan R. 2007. Studi Pembuatan Papan Partikel Binderless dari Inti Kenaf (Hibiscus cannabiouos. L). [Skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Latif A, A Ashaari, K Jamaludin, and J M Zin. 1993. Effects of anatomical characteristics on the physical and mechanical properties of Bambusa bluemeana. Journal Tropical Forest Science 6 (2): 159-170.

Li K. 2002. Use of Marine Adhesive Protein as a Model to Develop Formaldehyde Free Wood Adhesive, in Proceesing the 6th Pacific Rim Bio-Based composites Symposium, Oregon-USA. Oregon State University.

Li X B. 2004. Physical, chemical, and mechanical properties of bamboo and its utilization potential for fiberboard manufacturing [tesis]. Louisiana:

Louisiana State University.

Li X B, T F Shupe, G F Peter, C Y Hse, and T L Eberhardt. 2007. Chemical changes with maturation of the bamboo species Pyllostachys pubescens. Journal of Tropical Forest Science 19 (1): 6-12.

32 Maloney T M. 1993. Modern Particle Board and Dry Process Fiberboard

Manufacturing. Miller Freeman Publications. USA.

Misdiarti. 2004. Kualitas Hasil Bambu Laminasi Asal Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan. Makassar. Balai Litbang Kehutanan Sulawesi.

Muin M, Suhasman, N.P. Oka, B. Putranto, Baharuddin, dan S. Millang. 2006.

Pengembangan Potensi dan Pemanfaatan Bambu sebagai Bahan Baku Konstruksi dan Industri di Sulawesi Selatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan.

Muslich M. 2005. Pengawetan Bambu Dalam Rangka Meningkatkan Umur Pakai dan Mutu Barang Jadi, Yogyakarta.

Morisco dan Mardjono F. 1995. Sambungan Bambu Dengan Baut dan Pengisi Beton, Laporan Penelitian PAU Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta.

Okuda N, K Hori and M Sato. 2004. Chemical changes of kenaf core binderless boards during hot pressing (II): effects on the binderless board properties. Wood Science and Technology Journal 52 :249-254

Okuda N and Sato M. 2004. Manufacture and Mechanical Properties of Binderless Boards from Kenaf Core. J Wood Sciense 50: 53-61.

Pantze A, O Karlsson, and U Westermark. 2008. Esterification of carboxylic acids on cellulosic material: Solid state reactions. Holzforschung, Vol. 62, pp.

136-141.

Purwito. 2005. Panel Bambu Multi Fungsi. Di dalam: Suhardi, editor. Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Perbambuan di Indonesia. Pusat Studi Ilmu Teknik, UGM 17 Jan 2005. Yogyakarta. hlm I-125-I-140

Suhasman, M Y Massijaya, Y S Hadi, dan A Santoso. 2010a. Pengaruh Ukuran Partikel Terhadap Sifat Fisik dan Mekanis Papan Partikel Tanpa Perekat Berbahan Baku Bambu. Di dalam: Nawawi D S et al.

Prosiding Seminar Nasional MAPEKI XIII, Bali 10-11 November 2010.

Suhasman, M Y Massijaya, Y S Hadi, and A Santoso. 2010b. Optimization of Oxidator Level to Produce Binderless Bamboo Particelboard. Working Paper No. 26 December 2010. Centre for Enviromental Research IPB ISSN 2085-3599.

Suhasman. 2011. Papan Partikel Tanpa Perekat dari Bambu Andong dan Kayu Sengon Menggunakan Perlakuan Oksidasi [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

33 Tewari D N. 1992. A Monograph on Bamboo. International Book Distribution, Dehra

Dun, India.

Widsten P, P Qvintus-Leino, S Tuominen, and J E Laine. 2003. Manufacture of Fiberboard from Wood Fibers Activated with Fenton’s Reagent (H2O2/FeSo4). Germany. Holzforschung, 57: 447-452

Widyorini R, T Higashihara, J Xu, T Watanabe, and S Kawai. 2005. Self-Bounding Characteristics of Binderless Kenaf Core Composite. Wood Science and Technology Journal 39 :651-662.

34 Lampiran 1. Sifat fisik papan partikel tanpa perekat dari berbagai jenis bambu

No. Perlakuan

Kerapatan

(g/cm3) Kadar Air (%)

Daya Serap Air (%) Pengembangan Tebal (%)

FK 2 Jam DSA Koreksi

2 Jam 24 Jam DSA Koreksi

24 Jam 2 Jam PT Koreksi

2 Jam 24 Jam PT Koreksi 24 Jam

1. Tallang 0.74

Dokumen terkait