BAHAN DAN METODE
4. Internal Rate of Return (IRR)
Untuk mengetahui kemampuan untuk dapat memperoleh kembali investasi yang sudah dikeluarkan dapat dihitung dengan menggunakan IRR. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (14) pada tinjauan pustaka.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan Maret Maret – Mei 2015
Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Baja U (UND), Plat besi, Puli ( Pulley ), Motor listrik, Sabuk V ( V- belt ), Baut dan mur, Bearing (bantalan), stainless steel padu (poros), dan Kabel deck.
Sedangkan alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Mesin Las, Mesin Bor, Mesin gerinda, Gergaji Besi, Water pass, Palu, Tang, Kunci pas dan ring
Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah studi literatur (kepustakaan), melakukan eksperimen dan melakukan pengamatan tentang alat pengaduk sabun cair yang telah ada. Kemudian dilakukan perancangan bentuk dan pembuatan/perangkaian komponen-komponen alat. Setelah itu, dilakukan pengujian alat dan pengamatan parameter.
Komponen Alat
Alat pengaduk untuk pembuatan sabun cair yang di gunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa komponen utama yaitu :
1. Rangka alat
Rangka alat ini berfungsi sebagai penyokong komponen-komponen alat lainnya, yang terbuat dari besi U (UND). Alat ini mempunyai panjang 75 cm, tinggi 86,5 cm, dan lebar 59,7 cm.
2. Motor listrik
Motor listrik berfungsi sebagai sumber tenaga mekanis (penggerak). Alat ini menggunakan motor listrik berdaya 3/4 HP, 1400 rpm dan output 323 rpm.
3. Poros Motor
Poros motor berfungsi sebagai dudukan Pulley. Juga sebagai penerus gaya dari motor listrik diteruskan Pulley.
4. Bearing (Bantalan)
Bearing berfungsi sebagai dudukan poros dan agar poros tidak mengalami aus.
5. Pulley penggerak
Pulley penggerak berfungsi sebagai penerima putaran dari poros dan sebagai dudukan sabuk-V, dengan diameter Pulley pengerak 3 inci dan diameter Pulley yang digerakan 13 inci.
6. Sabuk-V
Sabuk-V berfungsi sebagai pemindah putaran, dari pulley penggerak dipindahkan putaran ke pulley pengaduk, menggunakan tipe A-70.
7. Poros pengaduk
Poros pengaduk berfungsi sebagai tempat dudukan pulley pengaduk dan juga sebagai penghubung putaran yang diterima pulley pengaduk untuk di teruskan ke pengaduk. Gambar teknik dapat dilihat di lampiran.
8. Pengaduk
Pengaduk berfungsi untuk mengaduk bahan baku didalam berbentuk baling-baling. Gambar teknik dapat dilihat di lampiran.
9. Wadah pengadukan
Wadah pengadukan berfungsi sebagai tempat bercampurnya bahan baku yang diaduk mempunyai diameter 30 cm, dan tinggi 40 cm
10.Kompor Gas
Kompor gas berfungsi untuk memanaskan bahan baku.
Persiapan Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk penelitian yaitu merancang bentuk dan ukuran alat, dan mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam penelitian. a. Pembuatan alat
Adapun langkah-langkah dalam membuat alat pengaduk sabun cair ini yaitu :
1. Merancang bentuk alat pengaduk sabun cair.
2. Menggambar serta ditentukan ukuran alat pengaduk sabun cair
3. Memilih bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pengaduk sabun cair.
4. Melakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pada gambar teknik alat
5. Memotong bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
6. Melakukan pengelasan dan pengeboran untuk pemasangan kerangka alat. 7. Menggerinda permukaan yang terlihat kasar karena bekas pengelasan. 8. Melakukan pengecatan guna memperpanjang umur pemakaian alat dan
menambah daya tarik alat.
9. Merangkai komponen-komponen alat pengaduk sabun cair.
10. Memasang sabuk V pada motor listrik dan puli untuk menghubungkan tenaga putar dari motor listrik terhadap puli yang sudah terhubung dengan poros sebagai sumber tenaga untuk mengaduk bahan.
b. Persiapan bahan
1. Disiapkan minyak jelantah yang telah dimurnikan. 2. Diukur volume Minyak jelantah sebesar 5 liter . 3. Bahan siap untuk diolah.
Prosedur penelitian
Disiapkan bahan-bahan yang diperlukan.
Dihidupkan kompor dijaga pada suhu proses 45 oC.
Dihidupkan alat pengaduk untuk pembuatan sabun cair.
Dimasukan bahan mulai dari minyak goreng bekas dan larutan KOH yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. proses pengadukan bahan kedalam wadah pengaduk diatur sesuai dengan ciri-ciri visual bahan yang terjadi yaitu bahan mulai tercampur merata.
Dimasukan bahan mulai dari surfaktan, CMC, ekstrak dan air yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. proses pengadukan bahan kedalam wadah pengaduk diatur sesuai dengan ciri-ciri visual bahan yang terjadi yaitu bahan mulai terbentuk larutan sabun.
Dihitung waktu berapa lama hingga sabun cair dihasilkan.
Dimatikan alat pengaduk sabun cair.
Diambil hasil sabun cair dari wadah pengaduk.
Dihitung volume sabun cair yang didapat.
Dilakukan perhitungan pada tiap-tiap parameter yang telah ditentukan.
Dilakukan hingga sebanyak 3 kali ulangan
Parameter yang Diamati
Penentuan Kadar Air dan Zat Menguap pada 105oC
Penentuan kadar air sabun cair adalah mengetahui kadar air yang terdapat pada sabun cair dengan cara pemanasan dengan suhu 150 oC sebagai salah satu indikator apakah sabun batang yang diproduksi telah lulus standarisasi atau tidak.
Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (FFA)
Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lebih. Angka asam yang besar menunjukan asam lemak bebas yang besar yang berasal dari hidrolisa minyak atau karena proses pengolahan yang asli tanaman ini kurang baik, semakin tinggi angka asam semakin rendah kualitasnya (Lestari, 2010).
Bagian Tidak Larut dalam Alkohol
Bagian tak larut dalam alkohol ialah bagian sabun yang tidak larut dalam larutan alkohol, seperti ampas-ampas dari bekas penggorengan pada proses penggorengan, ataupun ampas-ampas pada ekstrak-ekstrak komoditi yang digunakan (Wijaya, 2014).
Kapasitas Efektif Alat
Kapasitas efektif alat dilakukan dengan menghitung banyaknya sabun cair yang dihasilkan (L) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pengadukan (jam). Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (6) pada tinjauan pustaka.
Rendemen
Rendemen didapat dengan menghitung berat hasil setelah pengadukan dengan berat bahan sebelumnya. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (7) pada tinjauan pustaka.
Analisis Ekonomi
1. Biaya pengadukan sabun cair limbah minyak jelantah
Perhitungan biaya pengolahan sabun cair dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap, atau lebih dikenal dengan biaya pokok. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (8) pada tinjauan pustaka.
a.Biaya tetap
Menurut Hidayat dkk (1999), biaya tetap terdiri dari :
1. Biaya penyusutan (metoda sinking fund). Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (9) pada tinjauan pustaka.
2. Biaya bunga modal dan asuransi. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (10) pada tinjauan pustaka.
3. Biaya pajak
Diperkirakan bahwa biaya pajak adalah 1% pertahun dari nilai awalnya. b.Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari: 1.Biaya listrik (Rp/Kwh) = Rp. 1.465
2. Biaya perbaikan alat. Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan (11) pada tinjauan pustaka.
3. Biaya Operator
Biaya operator tergantung pada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.
2. Break Event Point
Manfaat perhitungan titik impas (break event point) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Untuk menentukan (BEP) maka dapat dihitung
berdasarkan persamaan (12) pada tinjauan pustaka.
3. Net Present Value (NPV)
Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan metode analisis
digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (13) pada tinjauan pustaka.
Dengan kriteria :
- NPV > 0, berarti usaha menguntungkan, layak untuk dilaksanakan dan dikembangkan.
- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan serta dikembangkan. - NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
dikeluarkan.
4. Internal Rate of Return (IRR)
Untuk mengetahui kemampuan untuk dapat memperoleh kembali investasi yang sudah dikeluarkan dapat dihitung dengan menggunakan IRR. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (14) pada tinjauan pustaka.