• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

A. Interprestasi Dan Diskusi Hasil

1.Pengetahuan WUS Tentang Kehamilan Diatas Umur 35 Tahun.

Pengetahuan merupakan faktor yang terpenting untuk terbentuknya prilaku atau tindakan seseorang. Dengan pengetahuan juga dapat terbentuk keyakinan tertentu

sehingga seseorang akan berprilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. (Notoatmojo. 2003).

Pengetahuan dapat terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindaraan dapat terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. (Notoatmojo. 2003,hal.21 ).

Berdasarkan hasil dari penelitian megenai pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun diperoleh data bahwa mayoritas responden perpengetahuan cukup yaitu sebanyak 46 responden ( 46 % ), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 36 responden ( 36 % ).

Jika dilihat dari data tersebut maka pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun ini sudah cukup baik dimana bila dihubungkan dengan teori maka walaupun dilapangan lebih banyak responden yang berumur 20-25 tahun manun dengan banyaknya mereka melihat dan mendengar tentang kejadian ataupun informasi yang menyangkut kehamilan diatas umur 35 tahun , maka mereka dapat mengetahui apa sebenarnya kehamilan diatas umur 35 tahun itu walaupun sebenarnya masyarakat lebih mengenal dengan hamil pada usia tua.

Azhari (2002) juga mengatakan bahwa tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu, menerima dan menolak sesuatu. Tingkat pendidikan formal memungkinkan adanya perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan terhadap suatu objek.

Jika dilihat dari hasil penelitian ini maka rata-rata responden memang sudah berpengetahuan cukup namum bukan berarti mereka akan 100 % dapat terhindar dari resiko yang mungkin terjadi pada kehamilan diatas umur 35 tahun jadi untuk mengantisipasi resiko ini mereka harus rajin mencari informasi yang akurat tentang kesehatan reproduksi dan tidak boleh menyepelekan terhadap resiko yang mungkin akan terjadi.

2. pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun berdasarkan pengertian.

Berdasarkan hasil dari penelitian maka pengetahuan wus tentang pengertian kehamilan diatas umur 35 tahun sudah cukup baik dapat dilihat dari data frekwensi dan presentasi pengertian bahwa mayoritas responden perpengetahuan cukup yaitu sebanyak 39 responden ( 39 % ), dan responden perpengetahuan baik sebanyak 34 responden ( 34 % ), dan yang berpengetahuan kurang hanya 28 responden (28 %).dan mayoritas respon yang menjawab benar adalah pada pertanyaan pegertian abortus yaitu sebanyak 91 responden ( 91 % ) dan pertanyaan yang paling sedikit benar adalah plasenta yang terlepas sebelum janin lahir yaitu sebanyak 44 responden ( 44 % ).

Hal ini juga sesuai dengan pendapat sidi gazalba dalam (Salam 2003 ), bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu, pekerjaan tahu adalah hasil dari kenal, sadar, sadar, insaf, mengerti, dan pandai.

Berdasarkan data diatas maka diketahui bahwa masyarakat awam, khususnya pada wus mengatakan bahwa kata abortus sudah umum mereka dengar dan sering melihat dari media elektonik dan juga sekitar mereka, bahkan diantara mereka ada

yang pernah mengalami jadi sedikit banyak mereka dapat megetahui apa sebenarnya pengertian dari abortus itu sedangkan pada pertanyaan plasenta terlepas sebelum janin lahir mereka kurang mengetahui apa pengertianya walaupun mungkin dikehidupan sehari- hari mereka sering mendengar atau melihat namun mereka kurang paham karena kurang mendapat informasi.

3. pengetahuan wus tentang kehamilan diatas umur 35 tahun bedasarkan penyebab

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh hasil bahwa mayoritas responden nenjawab benar adalah pada pertanyaan penyebab plasenta tidak tumbuh pada tempatnya yaitu sebanyak 64 responden ( 64 % ), dan yang paling sedikit menjawab benar adalah pada pertanyaan penyebab perdarahan pada hamil tua yaitu sebanyak 47 responden ( 47 % ).

Menurut (derek llewelly-jones), bahwa pada grande miltipara memepunyai resiko lebih besar jika usianya lebih dari 35 tahun, karena mereka lebih mungkin menderita komplikasi kehamilan dan persalinan, dibanding wanita yang mempunyai anak lebih sedikit. Dia lebih mungkin mengalami perdarahan kehamilan, dan hipertensi kehamilan. Meskipun biasanya melahirkan bayi yang lebih besar, namun persalinan cukup cepat, tetapi mempunyai resiko perdarahan setelah kelahiran, kecuali segera diambil tindakan

Jika dihubungkan dengan hasil data diatas maka dapat diketahui bahwa responden itu hanya mengetahui atau sebatas pernah mendengar bahwa plasenta itu dapat tumbuh tidak pada tempatnya yang mormal namun dampak dari plasenta itu tidak tumbuh pada tempatnya hanya samar diketahui yaitu seperti perdarahan yang

dapat terjadi pada masa kehamilan karena letak plasenta yang tidak mormal itu sendiri, hal ini mungkin diakibatkan karena pemberian informasi yang kurang. 4 pengetahuan wus tentang kehamilan diatas umur 35 tahun bedasarkan gejala

Berdasarkan penelitian maka diperoleh hasil bahwa mayoritas responden menjawab benar yaitu pada pertanyaan tanda ibu yang terkena keracunan kehamilan dan gejala keguguran mempunyai jumlah yang sama yaitu sebanyak 64 responden (64 % ),dan responden yang paling sedikit menjawab benar adalah pada pertanyaan tanda pre eklamsi dan eklamsi yaitu sebanyak 49 responden (49 % ).

Menurut (Ditjen Bina Yan Medik), jika ditinjau dari golongan sebab sakit kasus obstetric terbanyak adalah disebabkan karena penyulit kehamilan, persalinan, dan masa nifas dan kemudian di ikuti dengan abortus pre eklamsi dan eklamsia

Jika dihubungkan dengan data diatas maka dapat kita ketahui bahwa pengetauan wus sudah cukup baik khususnya tentang keracunan kehamilan dan abortus mungkin karena bahasa-bahasa tersebut sudah tidak asing lagi dikesehariam mereka mamun dengan rendahnya mereka menjawab tentang pre eklamsi dan eklamsi kurang maka sebenarnya pengetahuannya masih kurang karena keracunan pada kehamilan itu sebebarnya merupakan tanda dari pre eklamsi dan ekalamsi B. Keterbatasan penelitian

1. Sampel

Pada penelitian ini responden ditetapkan sebanyak 96 responden dan dianalisis secara univariat. Jumlah responden sebenarnya pada penelitian ini adalah 107 responden. Namun, ketika penelitian sebanyak 7 responden tidak mau melakukan pengisian kuesioner dengan alasan menolak penelitian sehingga akhirnya peneliti mengambil responden menjadi 100 orang.

Pada penelitian ini peneliti juga merasa kurang puas karena peneliti tidak dapat membandingkan hasil penelitianya dengan peneliti yang lalu, sebenarnya peneliti sudah berusaha mencari namun peneliti tidak dapat menemukanya.

Dokumen terkait