• Tidak ada hasil yang ditemukan

LUAS WILAYAH KOTA SURAKARTA

E. Interprestasi hasil

1. Pengaruh luas area terhadap nilai tanah

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel luas area (LLA), dengan tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif. Sehingga luas area mempengaruhi nilai tanah. Tanah mempunyai sifat yang unik yaitu memiliki luas yang tetap, artinya tidak dapat dikurangi dan lokasinya tidak dapat

commit to user

86

dipindahkan. Secara langsung atau tidak langsung, tanah merupakan faktor produksi yang diperlukan. Kebutuhan akan lahan semakin tinggi sedangkan luas area tetap, mengkibatkan persaingan dalam pemanfaatan tanah yang bernilai ekonomis semakin ketat sehingga harga tanah semakin tinggi. Jika luas area suatu wilayah semakin besar, maka nilai tanah wilayah tersebut semakin tinggi. Hal ini karena adanya sifat dari pemanfaatan tanah yang ditentukan oleh scale economies dan aglomerasi sehingga luas area semakin bernilai. Maka dari itu luas area mempengaruhi nilai tanah secara signifikan. 2. Pengaruh tingkat kepadatan penduduk terhadap nilai tanah

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel tingkat kepadatan penduduk terhadap nilai tanah dengan tingkat signifikansi 5%, tidak signifikan dan negatif. Hal ini dikarenakan bahwa kepadatan penduduk suatu wilayah tidak mempengaruhi nilai tanah, beberapa penduduk bertempat tinggal di rumah susun dan apartemen. Kepadatan penduduk di Kota Surakarta rata-rata hanya meningkat 1% bahkan pada tahun tertentu kepadatannya menurun , namun nilai tanah tiap tahunnya selalu meningkat 10-20% sehingga di Kota Surakarta kepadatan penduduk tidak mempengaruhi nilai tanah.

3. Pengaruh variabel banyaknya jumlah rumah terhadap nilai tanah Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel banyaknya rumah, dengan tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan negatif. Hal ini disebabkan karena kebutuhan rumah semakin meningkat sedangkan lahan yang tersedia terbatas. Jumlah lahan yang terbatas inilah yang membuat para pengembang ( developer ) di beberapa kota gencar untuk mendirikan

commit to user

87

apartemen atau rumah susun untuk meningkatkan penawaran sehingga tidak akan menaikkan harga tanah.

4. Pengaruh jumlah pertokoan terhadap nilai tanah

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel banyaknya jumlah pertokoan, dengan tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif. Jumlah pertokoan yang meningkat berarti pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tersebut mengalami peningkatan. Hal ini akan mempengaruhi nilai tanah yang akan mengalami peningkatan karena banyak tanah yang akan dibangun untuk area pertokoan. Akumulasi modal dari usaha pertokoan ini cukup besar dan adanya kesempatan untuk memperluas usaha dalam jangka pendek . Semakin berkembangnya pertokoan di area tersebut maka nilai tanah akan mengalami peningkatan begitu juga sebaliknya.

commit to user

88 BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Dari kesimpulan yang ada, penulis berusaha memberikan saran sehubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan, sehingga hal ini dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis SIG berupa peta digital yang diolah dengan menggunakan perangkat lunak ArcMAp menunjukkan ada kecenderungan megelompoknya letak lokasi pusat perbelanjaan di Kota Surakarta pada pusat kota.

2. Variabel- variabel yang mempengaruhi nilai tanah antara lain: luas area kelurahan, tingkat kepadatan penduduk, jumlah unit rumah, dan jumlah unit pertokoan. Hasil regresi menunjukkan variabel yang berpengaruh terhadap nilai tanah di Kota Surakarta adalah luas area, jumlah rumah dan jumlah pertokoan. Variabel yang tidak signifikan adalah kepadatan pendududk. Sedangkan untuk penelitian sebelumnya oleh Mudrajad Kuncoro, variabel yang mempengaruhi nilai tanah di Surabaya adalah tingkat kepadatan penduduk, jumlah industri, jumlah pertokoan dan yang tidak signifikan adalah jumlah perumahan.

commit to user

89

3. Pola spasial pusat perbelanjaan di Kota Surakarta membentuk kluster di pusat kota dan nilai tanah di daerah sekitar pusat perbelanjaan tersebut sangat tinggi. Hal ini terjadi karena letak pusat perbelanjaan secara spasial berada di pusat kota maka harga tanah disekitarnya menjadi naik. Sebelum dibangun pusat perbelanjaan harga tanah dibawah 1 juta, setelah dibangunnya pusat perbelanjaan harga tanah di kelurahan sekitarnya meningkat yaitu 2 hingga 4 juta per m2 . Salah satu faktor naiknya harga tanah adalah dekat dengan pusat kegiatan ekonomi, termasuk dekat dengan pusat perbelanjaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola spasial pusat perbelanjaan yang mengelompok di pusat kota mempengaruhi naiknya harga tanah di sekitar area tersebut.

B. Saran

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka saran dari peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perumusan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) wilayah Kota Surakarta dapat memperhatikan hasil penelitian ini. Misalnya dalam memberikan Izin Mendirikan Bangunan pusat perbelanjaan, hendaknya diarahkan pada daerah luar pusat kota. Karena, pengelompokan pusat perbelanjaan pada pusat kota akan menimbulkan masalah kemacetan. Maka, pemerintah perlu memperhatikan perencanaan pembangunan kota selanjutnya di area yang bersangkutan.

2. Penelitian ini menganalisis tingkat kepadatan penduduk, luas area, jumlah rumah, dan jumlah pertokoan. Maka, dengan tema penelitian yang sama sebaiknya dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat

commit to user

90

mempengaruhi nilai tanah agar diperoleh hasil penelitian dengan sudut pandang yang berbeda.

3. Faktor naiknya harga tanah salah satunya adalah dekat dengan pusat kegiatan ekonomi, termasuk dekat dengan pusat perbelanjaan. Hal ini terbukti bahwa nilai tanah cenderung naik di daerah sekitar pusat perbelanjaan. Maka, hendaknya dalam pembangunan pusat perbelanjaan diarahkan ke kelurahan yang belum terdapat pusat perbelanjaan dan memiliki harga tanah rendah agar nilai tanah di kelurahan tersebut dapat naik.

4. Data yang digunakan peneliti hanya data satu tahun dari 27 kelurahan sehingga kurang mencerminkan kondisi sebenarnya, maka sebaiknya data yang dipakai lebih bervariatif sehingga hasilnya lebih memuaskan.

5. Penelitian yang lebih rinci oleh peneliti selanjutnya berkaitan dengan kasus serupa, terutama dengan menggunakan Analisis Spasial. Analisis sapsial sangat bermanfaat dalam memahami lokasi suatu obyek terhadap obyek lainnya.

Dokumen terkait