• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Jumlah persalinan normal di Rumah Sakit Umum Haji Medan pada periode 2011-2013 sebanyak 313. Dengan menggunakan rumus sampel untuk case control dan mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi didapat sampel sejumlah 242 responden.

a. Anemia dalam kehamilan dan derajat anemia

Berdasarkan tabel 5.1 didapat bahwa dari 242 responden terdapat 35,1% orang yang mengalami anemia dalam kehamilan

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin ≤ 10,5 pada trimester II dan < 11,0 g/dl trimester I dan trimester III (Tarwono, et al, 2007, hlm. 63)

Berdasarkan penelitian ini dapat kita lihat pada tabel 5.2 bahwa angka kejadian anemia dalam kehamilan di Rumah Sakit Umum Haji Medan tahun 2011-2013 masih cukup tinggi yaitu sebanyak 35,1% orang yang mengalami anemia dalam kehamilan, dimana mayoritas derajat anemia adalah anemia ringan yaitu sebanyak 94,1 %. Hal ini sesuai dengan teori dari WHO yang menyatakan prevalensi wanita hamil yang mengalami anemia dalam kehamilan sekitar 35-75 %. Oleh karena itu hasil penelitian ini adalah tidak adanya kesenjangan antara teori dengan asumsi penulis.

b. Perdarahan Post Partum dan etiologinya

Berdasarkan tabel 5.3 didapat bahwa dari 242 responden terdapat 14% orang yang mengalami perdarahan post partum persalinan normal dan pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 34 orang yang mengalami perdarahan tersebut didapat perdarahan berdasarkan etiologi tertinggi adalah karena plasenta rest yaitu sebanyak 38,2% sedangkan pada tabel 5.5 dapat dilihat angka tertinggi etiologi perdarahan dari ibu yang mengalami anemia dalam kehamilan adalah plasenta rest yaitu sebanyak 8,2%.

Prawirohardjo (2010, hlm. 523) mendefinisikan bahwa Perdarahan post partum persalinan normal adalah perdarahan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir pervaginam.

Berdasarkan penelitian ini dapat kita lihat bahwa perdarahan post partum persalinan normal masih terjadi kasusnya, walau angka kejadiannya sudah semakin menurun dari tahun ketahun akan tetapi kejadian perdarahan ini masih harus tetap diwaspadai dan harus dapat dicegah sedini mungkin karena perdarahan post partum adalah salah satu penyebab kematian langsung dari semua persalinan. Angka kejadian perdarahan post partum persalinan normal di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2011-2013 adalah 14 %, hal ini sesuai dengan teori Nugroho (2010, dalam Sembiring, 2010) yang menyatakan frekuensi perdarahan post partum di seluruh persalinan adalah 5-15%. Walau Nugroho menyatakan bahwa presentasi paling tinggi perdarahan post partum adalah karena atonia uteri yaitu sebayak 50-60% berbeda dengan hasil penelitian yang menyatakan presentasi paling tinggi perdarahan post partum adalah karena plasenta rest yaitu sebanyak 38,2 % dan dari keseluruhan ibu yang anemia etiologi tertinggi perdarahan post partum adalah plasenta rest yaitu sebanyak 8,2 % bukan karena atonia uteri namun ini bisa saja terjadi karena penatalaksanaan pertolongan persalinan di RSU Haji Medan sudah cukup baik sehinga jarang sampai terjadi atonia uteri sedangkan pada ibu yang mengalami Plasenta rest sebagian besar adalah rujukan.

c. Perdarahan post partum yang dikarenakan anemia dalam kehamilan

Berdasarkan tabel 5.5 diatas didapat bahwa dari 242 responden terdapat 8,2 % mengalami perdarahan post partum yang dikarenakan anemia dalam kehamilan.

Nugroho (2010 dalam sembiring 2010) menyatakan bahwa presentase perdarahan karena anemia dalam kehamilan adalah 15-20%, sedangkan hasil dalam penelitian ini presentase perdarahan karena anemia dalam kehamilan adalah 8,2 %. Hal ini menunjukan bahwa setiap tahunnya angka kejadian perdarahan ini sudah semakin turun sesuai dengan target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu target untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu.

Dalam teori Manuaba (2012, hlm. 338) anemia dalam kehamilan memang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya perdarahan post partum. Oleh karena itu hasil penelitian ini adalah tidak adanya kesenjangan antara teori dengan asumsi penulis.

d. Pengaruh anemia dalam kehamilan terhadap perdarahan post partum persalinan normal

Berdasarkan tabel 5.6 didapat bahwa dari 242 responden terdapat 85 dan dari 85 orang yang mengalami anemia dalam kehamilan terdapat 23,5% yang mengalami perdarahan post partum persalinan normal.

Hasil uji statistik diperoleh chi-square hitung 8,578 > chi-square tabel 3,841 dan nilai p Value = 0,003 < (α) 0,05 artinya H0 ditolak berarti ada pengaruh antara anemia dalam kehamilan terhadap kejadian perdarahan post partum persalinan normal di Rumah Sakit Umum Haji Medan Periode 2011-2013. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2010) di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2010 dengan sampel sejumlah 36 responden dengan menggunakan rancangan penelitian retrospektif dan analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara anemia dalam kehamilan terhadap perdarahan post partum di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2010 dengan P value 0,001 < 0,05.

Berdasarkan penelitian ini dapat kita lihat bahwa anemia dalam kehamilan mempengaruhi perdarahan post partum persalinan normal sebagai mana di jelaskan dalam teori dari Manuaba (2007, dalam Sembiring, 2010. hlm. 56) Saat hamil apabila terjadi anemia maka akan mengganggu perkembangan sel salah satunya adalah desidua atau tempat melekatnya plasenta di dinding uterus menjadi tipis sehingga penanaman plasenta bisa semakin dalam di dinding uterus menembus desidua, sehingga menyebabkan plasenta sulit terlepas dan saat post partum anemia ini akan menyebabkan kontraksi uterus berkurang. Hal ini disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah oksigen dalam darah yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri, retensio plasenta yang disebabkan terlalu dalamnya perlekatan plasenta yang akan mengganggu kerja kontraksi yang menyebabkan adanya sisa plasenta dan apabila terjadi robekan jalan lahir maka yang menyebabkan perdarahan terus menerus karena hemoglobin fungsinya berkurang dan apabila tidak ditangani dengan cepat yang akhirnya akan mengakibatkan perdarahan banyak.

Walau jelas terlihat bahwa dari 85 orang yang mengalami perdarahan karena anemia dalam kehamilan hanya 23,5%, hal ini terjadi karena mayoritas derajat anemia adalah pada anemia ringan yaitu sebanyak 94,1 %, perdarahan akan lebih dominan terjadi pada ibu yang mengalami anemia sedang dan berat namun hal ini harus tetap diwaspadai karena hasil dalam penelitian ini pada tabel 5.7 menunjukan bahwa resiko bagi ibu yang mengalami anemia dalam kehamilan akan terjadi perdarahan adalah 3,14 kali lebih besar dibanding ibu yang tidak

mengalami anemia dalam kehamilan, jadi harus diatasi sedini mungkin dengan cara mengontrol keadaan ibu pada saat ante natal care (ANC)

Dokumen terkait