• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA KONSEPTUAL

METODE PENELITIAN

H. Prosedur Pengumpulan Data

I. Analisa Data

2. Analisis Bivariat

a. Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan peningkatan skor pengetahuan pada responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan, diperoleh nilai rata-rata (Mean) =11,19 dengan SD=2,285 sebelum diberi penyuluhan, sedangkan sesudah diberi penyuluhan diperoleh mean=14,83 dengan SD=1,845. Dapat dilihat pada tabel 5.2.1 dibawah ini:

Tabel 5.2

Distribusi Nilai Rata-rata pengetahuan responden tentang Sindrom Premenstruasi sebelum dan sesudah

dilakukan penyuluhan Skor Pengetahuan

Sebelum penyuluhan Sesudah penyuluhan Mean SD Mean SD 11,19 2,285 14,83 1,845

b. Analisis Efektifitas Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Sindrom Premenstruasi

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan signifikan terhadap pengetahuan pada siswi SMA sebelum dan sesudah diberi penyuluhan.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2.1 menunjukkan bahwa tingkatpengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan memiliki perbedaan yang signifikan/bermakna. Hal ini didukung bahwa rata-rata perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan adalah sebesar -3,635, hal ini berarti pengetahuan sesudah penyuluhan lebih besar daripada pengetahuan sebelum penyuluhan, dan berdasarkan

hasil perhitungan nilai t yang diperoleh sebesar 23,867 dengan nilai p

0,000 (<α=0,05). Nilai p≤α, maka keputusannya adalah Ha diterima

yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antaraskor pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan mengenai sindrom premenstruasi. Dari hipotesa yang dirumuskan maka akan diperoleh hasil setelah dilakukan uji statistik dan dapat dibuktikan bahwa hipotesa diterima dan dapat disimpulkan bahwa penyuluhan mengenai sindrom premenstruasi berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan siswi SMA. Dapat dilihat pada tabel 5.2.1 dibawah ini:

Tabel 5.2.1

Hasil Analisis Efektifitas Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Sindrom Premenstruasi di SMA

Tri Sakti MedanTahun 2013 Variabel tingkat pengetahuan Mean SD T p-value N Sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan -3,635 1,209 23,867 0,000 63 B. Pembahasan

Pada penelitian ini, peneliti membandingkan pengetahuan remaja pada siswi SMA sebelum dan sesudah diberi penyuluhan.

1. Interpretasi Data dan Diskusi Hasil a. Karakteristik demografi Responden

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik demografi responden, mayoritas responden berusia 16 tahun (50,8%) dan mayoritas responden dengan umur menstruasi 13 tahun (46%). Hasil ini didukungdengan pendapat Sumiati (2011) bahwa anak remaja akan

memasuki masa puber dimulai dari usia 10-14 tahun dan memasuki masa remaja pertengahan pada usia 15-16 tahun. Remaja pertengahan (Middle Adolescence) adalah masa yang ditandai dengan bentuk tubuh yang sudah menyerupai orang dewasa, meskipun belum siap secara psikis, pada masa ini sering terjadi konflik karena remaja sudah mulai ingin bebas mengikuti teman sebaya.

b. Data Peningkatan Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh setelah dilakukan penyuluhan mayoritas responden mengalami pengetahuan lebih baik, hal ini menunjukkan peningkatan pengetahuan pada responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan, diperoleh nilai rata-rata (Mean) =11, 19 dengan SD=2,285 sebelum diberi penyuluhan, sedangkan sesudah diberi penyuluhan diperoleh mean=14,83 dengan SD=1,845.

Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik disengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu(Wahit, dkk, 2006)..

Penyuluhanadalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni : a) input adalah sarana pendidikan, b) proses (Upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain), c) output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku). Sedangkan pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan di dalam bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, dapat dilihat dari hasil penelitian tersebut hasil skor pengetahuan baik meningkat disebabkan karena adanya penyuluhan dimana penyuluhan tersebut dapat menambah pengetahuan remaja. Hal ini juga mungkin didukung dengan cara penyampaian petugas yang mampu menyampaikan materi secara jelas dan menarik sehingga dapat diikuti oleh responden dengan baik dan tentunya media dan metode yang digunakan tepat sehingga dapat membantu para remaja untuk memahami materi seperti halnya memperlihatkan gambar dan memberikan leaflet pada masing-masing responden. Dalam hal ini berarti penyuluhan kesehatan sangatlah penting dalam meningkatkan pengetahuan remaja seperti halnya dikemukakan oleh teori di atas.

Selama ini perhatian masyarakat hanya tertuju pada upaya peningkatan fisik saja dan kurang memperhatikan non fisik, yang juga merupakan faktor penentu dalam keberhasilan seorang remaja di kemudian hari.Faktor mental emosional yang tidak diperhatikan menyebabkan seorang remaja hanya sehat fisiknya, namun secara psikologis rentan terhadap stress.

Pada penelitian oleh Siregar, Ganis Fidel M tahun 2012 yang berjudul Tingkat Stress dan Karakteristik Mahasiswi Fakultas Kedokteran Yang Mengalami Sindroma Premenstruasi serta Hubungannya terhadap Prestasi Akademis diperoleh bahwa ada hubungan tingkat stress sebagai trigger terjadinya sindrom premenstruasi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Badriyah tahun 2012 yang berjudul Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Premenstrual Sindrom (PMS) pada Siswi SMA 3 Seragen diperoleh hasil bahwa responden yang berpengetahuan baik, sudah dapat menjawab pertanyaan dengan baik karena responden sudah pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi khususnya tentang PMS.

Menurut Widyastuti (2009), pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya.

Dari hasil uji statistik menggunakan paired sample t-test (t=23,995) terlihat perbedaan mean yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan tenang Sindrom Premenstruasi dengan taraf signifikasi 0,000 p<0,05. Data ini menunjukkan bahwa Hipotesa penelitian yang mengatakan ada efek penyuluhan terhadap pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi adalah diterima.Sehingga diperoleh dengan adanya penyuluhan tentang sindrom premenstruasi remaja lebih tahu dan paham tentang perubahan dan masalah yang muncul selama periode menstruasinya dan dapat mengulang kembali hal telah disampaikan oleh peneliti setelah di lakukan penelitian.

Dokumen terkait