• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Interpretasi Data

1. Hasil Belajar Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kimia terintegrasi nilai konsep larutan elektrolit dan non elektrolit berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sebelum pembelajaran dilakukan pretest terhadap 40 orang siswa. Hasil frekuensi siswa terbanyak pada rentang 56

– 61 sebanyak 13 siswa. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sebelum perlakuan dari 40 siswa, hanya 1 siswa yang mencapai SKM yaitu rentang nilai diatas 65. Setelah pembelajaran dilakukan posttest terhadap 40 orang siswa. Hasil frekuensi siswa terbanyak pada rentang 76 – 81 sebanyak 13 siswa, Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar setelah perlakuan mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 23 orang yang telah mencapai SKM. Maka terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada konsep larutan elekrolit dan non elektrolit yaitu peningkatan rata-rata hasil belajar kognitif.

2. Hasil Belajar Siswa Tiap Indikator

a. Indikator mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan

Indikator pertama mengalami peningkatan pada masing-masing kelompok siswa. Pada kelompok atas peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 20%. Sedangkan pada kelompok bawah terjadi peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 15%.

b. Indikator mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya

Indikator kedua mengalami peningkatan pada masing-masing kelompok siswa. Pada kelompok atas peningkatan yang terjadi

sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 20%. Sedangkan pada kelompok bawah terjadi peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 28%.

c. Indikator menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik

Indikator ketiga mengalami peningkatan pada masing-masing kelompok siswa. Pada kelompok atas peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 16%. Sedangkan pada kelompok bawah terjadi peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 19%.

d. Indikator mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar

Indikator keempat mengalami peningkatan pada masing-masing kelompok siswa. Pada kelompok atas peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 25%. Sedangkan pada kelompok bawah terjadi peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 21%.

e. Nilai-nilai yang terkandung dalam larutan elektrolit dan non elektrolit

Indikator kelima mengalami peningkatan pada masing-masing kelompok siswa. Pada kelompok atas peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 20%. Begitu pun pada kelompok bawah terjadi peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 20%.

D. Pembahasan

Pembelajaran kimia terintegrasi nilai memiliki pengaruh meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran ini siswa tidak hanya mendapatkan konsep kimia saja melainkan juga mendapatkan pendidikan nilai yang

terkandung didalamnya. Dengan demikian, siswa mendapatkan dua pembelajaran sekaligus yaitu konsep dasar sains dan nilai-nilai yang terkandung dalam sains. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan, siswa tidak hanya knowing (mengetahui) tetapi juga applying (mengaplikasikan) konsep yang dipelajari, sehingga sistem pendidikan tidak hanya hanya mengedepankan aspek kognitif dan mengabaikan aspek afektif dan psikomotor.

Berdasarkan hasil belajar siswa, dapat diketahui bahwa Pembelajaran kimia terintegrasi nilai memiliki pengaruh meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa merupakan keberhasilan belajar berupa perubahan tingkah laku siswa setelah siswa menyelesaikan pembelajaran.

Dengan pembelajaran kimia terintegrasi nilai, diharapkan siswa dapat menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap. kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Nilai-nilai sains dalam pembelajaran ini meliputi nilai religi, nilai sosial dan nilai praktis. Nilai-nilai yang diajarkan dimasukkan ke dalam konsep larutan elektrolit dan non elektrolit. Dengan pendidikan nilai dalam pembelajaran kimia, siswa secara berkala akan mempunyai sikap dan perilaku yang baik.

Dalam kehidupan sehari-hari, nilai praktis dari konsep larutan elektrolit dan non elektrolit antara lain penggunaan larutan elektrolit sebagai minuman isotonik. Saat olahraga, manusia mengeluarkan cairan elektrolit berupa keringat dari dalam tubuh. Cairan tubuh ini perlu digantikan dengan minuman isotonik yang mengandung larutan elektrolit agar tidak terjadi dehidrasi. Nilai intelektual dalam larutan elektrolit dan non elektrolit contohnya memancing ikan menggunakan listrik. Arus listrik yang dimasukkan ke dalam air dapat membahayakan pemancing dan orang lain serta merusak ekosistem laut. Oleh karena itu, cara ini tidak dianjurkan untuk digunakan. Nilai ekonomi dalam larutan elektrolit dan non elektrolit contohnya minuman isotonik yang dapat diperjualbelikan. Penjual dapat meraih untung dari penjualannya.

Nilai pendidikan dari larutan elektrolit dan non elektrolit adalah larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sehingga dapat menyalakan lampu pada alat uji elektrolit. Sedangkan larutan non elektolit tidak dapat menghantarkan arus listrik sehingga tidak dapat menyalakan lampu pada alat uji elektrolit.

Nilai religius dari larutan elektrolit dan non elektrolit menuntun kita untuk berpikir dan merenungkan air sebagai rahmat Allah SWT agar bertambah keyakinan terhadap-Nya dan dapat digunakan semaksimal mungkin untuk manfaat yang sebesar-besarnya seperti dalam Ar-Rahman (55) : 33.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara lanit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda

(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.

Berdasarkan angket siswa tentang pendidikan nilai dalam pembelajaran kimia, diperoleh respon positif pada tahap pedagogi pendidikan nilai, pembelajaran kimia dan pendidikan nilai. Wawancara yang dilakukan pun dijadikan sebagai data penunjang hasil penelitian. Wawancara dilakukan pada kelompok atas dan kelompok bawah (masing-masing 5 orang). Menurut siswa, pembelajaran kimia merupakan pelajaran yang tidak dapat digunakan dalam kehidupan mereka kelak sehingga mereka menganggap remeh pelajaran ini. Materinya rumit karena harus menggabungkan hapalan, hitungan dan pemahaman. Sedangkan pendidikan nilai yang dilakukan, awalnya membuat bingung dan terasa berbeda. Namun seiring waktu mereka mulai terbiasa dan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Nilai-nilai yang diberikan tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan dalam satu rangkaian pembelajaran tetapi membutuhkan waktu yang panjang dengan pembelajaran yang berulang-ulang. Siswa hanya dapat menerima nilai tersebut saja sedangkan aplikasi dari nilai tersebut dalam proses kehidupannya.

Selama penelitian berlangsung, menurut hasil observasi pendidikan nilai merubah sikap siswa dalam proses pembelajaran menjadi lebih positif.

Pemahaman, mengaitkan konsep dengan nilai dan minat serta motivasi siswa cenderung dalam kategori baik.

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti memiliki beberapa keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan. Keterbatasan tersebut di antaranya adalah kurangnya jam belajar yang digunakan untuk pendidikan nilai pada pembelajaran kimia. Pada waktu kegiatan praktikum dan diskusi, siswa dikoordinasikan dalam kelompok dan mendiskusikan LKS yang diberikan. Diskusi tersebut seharusnya dilakukan dengan waktu yang agak lama agar para siswa dapat lebih mengeluarkan pengetahuan dan pendapatnya.

Selain masalah waktu, peneliti juga mengalami kesulitan dalam integrasi nilai yang disisipkan pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Diperlukan kerja keras bagi peneliti dan siswa karena nilai tersebut merupakan hal yang baru bagi siswa kelas X-A. Selain hal tersebut di atas, penelitian ini adalah hal baru bagi penulis. Oleh karena itu, kemampuan penulis pun terbatas untuk meneliti secara lebih mendalam.

61

Dokumen terkait