• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interpretasi Hasil Analisis Model Struktural (Inner Model)

BAB I PENDAHULUAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Analisis Model Struktural (Inner Model)

4.5.2 Interpretasi Hasil Analisis Model Struktural (Inner Model)

Setelah mengetahui hasil analisis struktural model, selanjutnya pada tahapan ini menjelaskan interpretasi dan pembahasan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan dengan mengikuti pertanyaan dan hipotesis yang telah dijabarkan pada sub bab sebelumnya.

Tabel 4.14 Hasil Inner Model

No Hipotesis (β) Analisis T-Test Analisis

H1 PE → BI 0.25 Signifikan 5.605 Diterima

H2 EE → BI -0.033 Tidak Signifikan 0.22 Ditolak

H3 SI → BI -0.158 Tidak Signifikan 3.409 Diterima

H4 HM → BI -0.846 Tidak Signifikan 7.88 Diterima

H5 PV → BI 0.186 Signifikan 4.61 Diterima

H6 PT → BI 0.346 Signifikan 2.995 Diterima

H7 PC → BI 0.456 Signifikan 4.629 Diterima

H8 FC → BI 0.028 Tidak Signifikan 0.681 Ditolak

H9 H → BI 0.704 Signifikan 6.268 Diterima

H10 BI → UB 0.299 Signifikan 3.894 Diterima

H11 FC → UB 0.337 Signifikan 5.44 Diterima

H12 H → UB 0.376 Signifikan 5.655 Diterima

1. H1 : Apakah Performance Expectancy (PE) berpengaruh terhadap

Behavioral Intention (BI) ?

Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Hal ini artinya Performance Expectancy (PE) memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention (BI). Selain itu didukung oleh nilai path coefficient di atas 0,1 yaitu 0,25 yang berarti dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menghubungkan Performance Expectancy (PE) ke Behavioral Intention (BI) memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi MySmartfren dapat membantu dan mempermudah pengguna dalam proses pengecekan maupun pembelian paket internet kapanpun dan dimanapun sehingga berpengaruh kepada niat pengguna dalam menggunakan aplikasi MySmarttfren. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa Performance Expectancy (PE) memiliki pengaruh

positif terhadap Behavioral Intention (BI) (Yu, 2012; Jaradat & Al Rababaa, 2013; Venkatesh et al., 2003).

2. H2 : Apakah Effort Expectancy (EE) berpengaruh terhadap

Behavioral Intention (BI) ?

Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis kedua (H2) ditolak. Hal ini artinya Effort Expectancy (EE) tidak berpengaruh terhadap Behavioral Intention (BI). Selain itu didukung oleh nilai path coefficient di bawah 0,1 yaitu -0.033 yang berarti bahwa hipotesis yang menghubungkan Effort Expectancy (EE) ke Behavioral Intention (BI) tidak memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna tidak merasakan kemudahan dalam menggunakan aplikasi MySmartfren karena masih ditemukannya kendala yang sebelumnya sudah dipaparkan pada Bab sebelumnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi niat penggunaan aplikasi jika pengguna merasa mudah dalam menggunakan aplikasi MySmartfren. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwaEffort Expectancy (EE) tidak berpengaruh terhadap Behavioral Intention (BI) (Gupta & Dogra, 2017; Chao, 2019; Putra et al., 2019).

3. H3 : Apakah Social Influence (SI) berpengaruh terhadap Behavioral

Intention (BI) ?

Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis ketiga (H3) diterima. Hal ini artinya Social Influence (SI) memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention (BI). Namun hasil t-test tersebut tidak didukung dengan hasil nilai path coefficient yang mempunyai nilai di bawah 0,1 yaitu -0.158 yang berarti dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menghubungkan Social Influence (SI) ke Behavioral Intention (BI) tidak memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang diterima pengguna dari orang lain untuk menggunakan aplikasi MySmartfren. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa Social Influence (SI) memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention (BI) (Yu, 2012; Putra et al., 2019; Venkatesh et al., 2003).

4. H4 : Apakah Hedonic Motivation (HM) berpengaruh terhadap

Behavioral Intention (BI) ?

Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis ke-empat (H4) diterima. Hal ini artinya Hedonic Motivation (HM) memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention (BI). Namun hasil t-test tersebut tidak didukung dengan hasil nilai path coefficient yang mempunyai nilai di bawah 0,1

yaitu -0.846 yang berarti bahwa hipotesis yang menghubungkan Hedonic Motivation (HM) ke Behavioral Intention (BI) tidak memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna merasakan kenikmatan dan kesenangan dalam menggunakan aplikasi MySmartfren. Hasil hipotesis sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa Hedonic Motivation (HM) berpengaruh terhadap Behavioral Intention (BI) (Tak & Panwar, 2017; Venkatesh et al., 2012).

5. H5 : Apakah Price Value (PV) berpengaruh terhadap Behavioral

Intention (BI) ?

Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis kelima (H5) diterima. Hal ini artinya Price Value (PV) memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention (BI). Selain itu didukung oleh nilai path coefficient di atas 0,1 yaitu 0,186 yang berarti dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menghubungkan Price Value (PV) ke Behavioral Intention (BI) memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai harga berperan dalam mempengaruhi niat seseorang dalam menggunakan aplikasi. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa Price Value (PV) berpengaruh terhadap Behavioral Intention (BI) (Putra et al., 2019; Venkatesh et al., 2012).

6. H6 : Apakah Perceived Trust (PT) berpengaruh terhadap Behavioral

Intention (BI) ?

Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis keenam (H6) diterima. Hal ini artinya Perceived Trust (PT) memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention (BI). Selain itu didukung oleh nilai path coefficient di atas 0,1 yaitu 0,346 yang berarti dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menghubungkan Perceived Trust (PT) ke Behavioral Intention (BI) memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna merasa aman ketika melakukan transaksi melalui aplikasi dan berniat untuk menggunakan kembali aplikasi MySmartfren. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa Perceived Trust (PT) berpengaruh terhadap Behavioral Intention (BI) (Jati, 2013; Chao, 2019).

7. H7 : Apakah Perceived Credibility (PC) berpengaruh terhadap

Behavioral Intention (BI) ?

Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis ketujuh (H7) diterima. Hal ini artinya Perceived Credibility (PC) memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention (BI). Selain itu didukung oleh nilai path coefficient di atas 0,1 yaitu 0,456 yang berarti dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menghubungkan Perceived Credibility (PC) ke Behavioral Intention (BI)

memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna merasa bahwa data dan privasi mereka aman dan berniat untuk menggunakan kembali aplikasi MySmartfren. Saat ini Smartfren memegang sertifikasi ISO 27001 yang merupakan bukti bahwa sistem manajemen keamanan informasi sudah diakui oleh standar Internasional. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa Perceived Credibility (PC) berpengaruh yang signifikan terhadap Behavioral Intention (BI) (Yu, 2012; Fitriana & Wingdes, 2017).

8. H8 : Apakah Facilitating Condition (FC) berpengaruh terhadap

Behavioral Intention (BI) ?

Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis kedelapan (H8) ditolak. Hal ini artinya Facilitating Condition (FC) tidak berpengaruh terhadap Behavioral Intention (BI). Selain itu didukung oleh nilai path coefficient di bawah 0,1 yaitu 0,028 yang berarti dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menghubungkan Facilitating Condition (FC) ke Behavioral Intention (BI) memiliki hubungan yang tidak signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber daya yang dimiliki pengguna tidak mempengaruhi niat pengguna untuk menggunakan kembali aplikasi MySmartfren. Untuk menggunakan aplikasi, pengguna harus mempunyai smartphone karena aplikasi MySmartfren hanya tersedia di smartphone yang berbasis Android

dan iOS. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa Facilitating Condition (FC) tidak berpengaruh terhadap Behavioral Intention (BI) (Bhatiasevi, 2015; Lafraxo et al., 2018).

9. H9 : Apakah Habit (H) berpengaruh terhadap Behavioral Intention (BI) ?

Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis kesembilan (H9) diterima. Hal ini artinya Habit (H) memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention (BI). Selain itu didukung oleh nilai path coefficient di atas 0,1 yaitu 0,704 yang berarti dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menghubungkan Habit (H) ke Behavioral Intention (BI) memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin terbiasanya pengguna melakukan transaksi pembayaran menggunakan aplikasi MySmartfren, maka akan timbul niat pengguna untuk melakukannya kembali. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa Habit (H) berpengaruh terhadap Behavioral Intention (BI) (Putra et al., 2019; Venkatesh et al., 2012).

10. H10 : Apakah Behavioral Intention (BI) berpengaruh terhadap Use

Behavioral (UB) ?

Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis kesepuluh (H10) diterima. Hal ini artinya Behavioral Intention (BI) memiliki pengaruh terhadap Use Behavioral (UB). Selain itu didukung oleh nilai path coefficient di atas 0,1 yaitu 0,299 yang berarti dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menghubungkan Behavioral Intention (BI) ke Use Behavioral (UB) memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar niat pengguna, maka semakin sering pengguna menggunakan aplikasi MySmartfren. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa Behavioral Intention (BI) berpengaruh terhadap Use Behavioral (UB) (Putra et al., 2019; Venkatesh et al., 2012).

11. H11 : Apakah Facilitating Condition (FC) berpengaruh terhadap Use

Behavioral (UB) ?

Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis kesebelas (H11) diterima. Hal ini artinya Facilitating Condition (FC) memiliki pengaruh terhadap Use Behavioral (UB). Selain itu didukung oleh nilai path coefficient di atas 0,1 yaitu 0,337 yang berarti dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menghubungkan Facilitating Condition (FC) ke Use Behavioral (UB)

memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber daya yang dimiliki pengguna mempengaruhi pengguna untuk menggunakan aplikasi MySmartfren berulang-kali. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa Facilitating Condition (FC) berpengaruh terhadap Use Behavioral (UB) (Putra et al., 2019; Venkatesh et al., 2012).

12. H12 : Apakah Habit (H) berpengaruh terhadap Use Behavioral (UB) ? Berdasarkan hasil analisis struktural model yang telah dilakukan, pada pengujian t-test menunjukkan bahwa hipotesis ke-dua belas (H12) diterima. Hal ini artinya Habit (H) memiliki pengaruh terhadap Use Behavioral (UB). Selain itu didukung oleh nilai path coefficient di atas 0,1 yaitu 0,376 yang berarti dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menghubungkan Habit (H) ke Use Behavioral (UB) memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan pengguna dalam memakai aplikasi MySmartfren mempengaruhi perilaku pengguna untuk menggunakan kembali aplikasi MySmartfren. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan bahwa Habit (H) berpengaruh terhadap Use Behavioral (UB) (Putra et al., 2019; Venkatesh et al., 2012).

PERFORMANCE EXPECTANCY EFFORT EXPECTANCY SOCIAL INFLUENCE HEDONIC MOTIVATION PRICE VALUE PERCEIVED TRUST PERCEIVED CREDIBILITY FACILITATING CONDITIONS HABIT BEHAVIORAL

INTENTION USE BEHAVIOR

H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 = Hipotesis Diterima = Hipotesis Ditolak

Gambar 4.3 Hasil Model Penelitian Usulan

Gambar diatas adalah hasil analisis model struktural (inner model) yang menunjukkan bahwa dari 12 hipotesis yang diajukan, ada 2 hipotesis yang ditolak dan 10 hipotesis diterima. 2 hipotesis yang ditolak yaitu Effort Expectancy terhadap Behavioral Intention dan Facilitating Conditions terhadap Behavioral Intention sedangkan sepuluh hipotesis yang diterima yaitu Performance Expectancy terhadap Behavioral Intention, Social Influence terhadap Behavioral Intention, Hedonic Motivation terhadap Behavioral Intention, Price Value terhadap Behavioral Intention, Perceived Trust terhadap Behavioral Intention,

Perceived Credibility terhadap Behavioral Intention, Habit terhadap Behavioral Intention, Behavioral Intention terhadap Use Behavior, Facilitating Condition terhadap Use Behavior, dan Habit terhadap Use Behavior.

Dokumen terkait