• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Interpretasi Hasil

4.5.1 Ukuran Perusahaan (Total Aset) terhadap Indeks Pengungkapan Corporate Governance pada Website Perusahaan

Dari pengujian hipotesis, variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan (0,000) < 0,05 terhadap indeks pengungkapan CG website. Hasil ini konsisten dengan penelitian terdahulu, Cheung et al.

(2006) yang menunjukkan hasil yang positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dengan faktor-faktor penentu terhadap pengungkapan dan transparansi perusahaan: bukti dari perusahaan Hongkong dan Thailand. Ezat dan Masry (2008) juga menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahan memiliki hubungan positif dengan ketepatwaktuan dalam mengungkapkan informasi pada website perusahaan Mesir yang go public. Perusahaan besar lebih cenderung memiliki website dan menggunakannya untuk mengungkapkan informasi yang lebih di dalamnya.

Almilia (2008) juga menunjukkan hasil yang sama yaitu ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela ”Internet Financial and Sustainability Reporting”. Penelitian Fallah (2011) juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan corporate governance di website perusahaan. Fallah (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan besar cenderung mempunyai tingkat pengungkapan corporate governance di website perusahaan lebih baik dibandingkan perusahaan kecil.

Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar maupun publik secara umum sehingga mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin besar perusahaan akan mendorong peningkatan luas pengungkapan corporate governance. Sebaliknya, semakin kecil perusahaan, maka terjadi

pula penurunan pada luas pengungkapan corporate governance (Rini, 2010).

4.5.2 Return on Equity terhadap Indeks Pengungkapan Corporate Governance pada Website Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ROE mempunyai nilai signifikansi (0,993) > 0,05 yang berati ROE tidak bepengaruh signifikan terhadap indeks pengungkapan CG pada website perusahaan. Hasil ini bertentangan dengan literatur terdahulu yang menyatakan bahwa tingkat pengungkapan perusahaan memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROE perusahaan (Meek et al., 1995; Ettredge et al., 2002; Haniffa dan Cooke, 2002 dalam Gandia, 2004).

Namun, hasil ini konsisten dengan penelitian Sayogo (2006) yang mengungkapkan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap total indeks pengungkapan CG melalui internet. Ezat dan Masry (2008) juga menyatakan profitabilitas yang

diproksikan dengan ROE tidak berpengaruh signifikan dengan dampak CG terhadap ketepatwaktuan dari Corporate Internet Reporting (CIR) oleh perusahaan publik Mesir. Hasil ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fallah (2011) yaitu ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan corporate governance di website perusahaan.

Menurut Pramono (2011), hal ini disebabkan karena saat ini keterbukaan informasi merupakan hal yang dibutuhkan perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan, khususnya investor. Kepercayaan tersebut dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya modal (Safitri, 2008 dalam Pramono, 2011). Kusumawati (2007) dalam Pramono (2011) menyatakan bahwa pada saat perusahaan telah berhasil meningkatkan likuiditas dan menurunkan biaya modal, maka selanjutnya kinerja perusahaan (profitabilitas) tidak berpengaruh dengan tingkat pengungkapan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan (Pramono, 2011).

4.5.3 Leverage terhadap Indeks Pengungkapan Corporate Governance pada Website Perusahaan

Pengujian hipotesis menunjukkan hasil bahwa leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai signifikansi

(0,059) > 0,05 yang berarti leverage tidak bepengaruh signifikan terhadap indeks pengungkapan CG pada website perusahaan. Hasil ini bertentangan dengan literatur terdahulu yaitu Ainun Na'im dan Fuad Rakhman (2000) dalam Almilia dan Retrinasari (2007) yang membuktikan bahwa rasio leverage mempunyai hubungan positif dengan kelengkapan pengungkapan.

Namun, hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2008) bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela ”Internet Financial and Sustainability Reporting”. Hasil yang sama terdapat dalam penelitian Ezat dan Masry (2008) yang menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dampak CG terhadap ketepatwaktuan dari Corporate Internet Reporting (CIR) oleh perusahaan publik Mesir. Pramono (2011) dalam penelitiannya juga menunjukkan hasil yang sama bahwa leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pengungkapan kualitas pengungkapan CG laporan tahunan.

Hal ini dikarenakan karena perusahaan hanya berfokus kepada pengungkapan informasi, khususnya CG, yang dapat lebih meyakinkan pemangku kepentingan daripada leverage yang dimiliki. Sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan CG (Pramono, 2011).

4.5.4 Penggunaan Aset (Asset Utilization) terhadap Indeks Pengungkapan Corporate Governance pada Website Perusahaan

Dari pengujian hipotesis, variabel penggunaan aset (asset utilization) tidak berpengaruh signifikan (0,632) > 0,05 terhadap indeks pengungkapan CG website. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Cheung et al. (2006) pada perusahaan Thailand yang ditelitinya tetapi bertentangan dengan perusahaan Hongkong yang ditelitinya. Dari hasil penelitianya mengenai faktor-faktor penentu terhadap pengungkapan dan transparansi perusahaan: bukti dari perusahaan Hongkong dan Thailand, Cheung et al. (2006) menemukan bahwa penggunaan aset (asset utilization) berpengaruh positif dan signifikan terhadap perusahaan Hongkong tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap perusahaan Thailand.

Rata-rata penggunaan aset perusahaan manufaktur di Indonesia yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 1,44. Sedangkan, dalam penelitian Cheung et al. (2006), rata-rata perusahaan Thailand yang ditelitinya sebesar 0,82 dan rata-rata perusahaan Hongkong yang ditelitinya sebesar 0,64.

Hal mengenai perbedaan hasil dari masing-masing negara terhadap pengujian faktor-faktor penentu CG dan transparansi dapat dikarenakan perbedaan ekonomi dan aturan institusi yang berbeda (Cheung et al., 2006).

4.5.5 Penerbitan Saham Baru terhadap Indeks Pengungkapan Corporate Governance pada Website Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penerbitan saham baru mempunyai nilai signifikansi (0,311) > 0,05 yang berati penerbitan saham baru tidak bepengaruh signifikan terhadap indeks pengungkapan CG pada website perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Amar dan Boujenoui (2008) yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara penawaran saham baru dengan kualitas pengungkapan CG pada perusahaan publik di Kanada.

Ezat dan Masry (2008) juga menemukan hasil yang sama yaitu berdasarkan metode regresi berganda, penerbitan saham baru tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan dampak CG terhadap ketepatwaktuan dari Corporate Internet Reporting (CIR) oleh perusahaan publik Mesir.

Hal ini dikarenakan praktik pengungkapan CG ditentukan oleh kebijakan strategi para manajer (Amar dan Boujenoui, 2008). Dari segi pengungkapan CG pada website masing-masing perusahaan, tidak terdapat perbedaan dalam pengungkapan CG melalui website pada perusahaan yang menerbitkan ataupun pada perusahaan tidak menerbitkan saham.

4.5.6 Komposisi Dewan Independen terhadap Indeks Pengungkapan Corporate Governance pada Website Perusahaan

Pengujian hipotesis menunjukkan hasil bahwa komposisi dewan independen memiliki nilai signifikansi (0,122) > 0,05 yang berarti komposisi dewan independen tidak bepengaruh signifikan terhadap indeks pengungkapan CG pada website perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Cheung et al. (2006) pada perusahaan Hongkong yang ditelitinya tetapi bertentangan dengan perusahaan Thailand yang ditelitinya. Cheung et al. (2006) meneliti mengenai faktor-faktor penentu terhadap pengungkapan dan transparansi perusahaan: bukti dari perusahaan Hongkong dan Thailand. Dari hasil penelitianya, Cheung et al. (2006) menemukan bahwa komposisi dewan independen yang diproksikan dengan persentase dewan independen terhadap keseluruhan jumlah dewan adalah tidak signifikan terhadap perusahaan Hongkong tetapi positif dan signifikan terhadap perusahaan Thailand.

Hasil penelitian juga bertentangan dengan penelitian Ezat dan Masry (2008) yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara komposisi dewan independen dengan pengaruh CG terhadap ketepatwaktuan dari Corporate Internet Reporting (CIR) oleh perusahaan publik Mesir.

Hal ini dikarenakan perbedaan peran yang dijalankan oleh komisaris independen. Komisaris dari luar perusahaan kemungkinan dipilih oleh

mayoritas pemegang saham perusahaan untuk mewakili kepentingan mereka, umumnya investor institusi dan kemungkinan mendapat perolehan informasi secara langsung dibandingkan pengungkapan yang diberikan ke masyarakat. Komisaris dari luar perusahaan juga berperan sebagai pengganti untuk mengawasi pengungkapan ke masyarakat (Eng dan Mak, 2003).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait