• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.3 Kerangka Konseptual

Setiap perusahaan yang go public memiliki berbagai stakeholders yang tentunya ingin mengetahui informasi mengenai perusahaan. Biasanya informasi tersebut hanya dapat diketahui secara tahunan dalam laporan tahunan perusahaan. Seharusnya, informasi mengenai perusahaan dapat diketahui setiap saat tanpa terhalang batasan waktu, tempat ataupun biaya. Internet dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Perusahaan dapat membuat website pribadi

yang dapat mengungkapkan informasi perusahaan mengenai laporan keuangan dalam skala kuartal maupun tahunan. Perusahaan juga dapat mengungkapkan secara luas mengenai penerapan Corporate Governance di dalam perusahaan. Dengan begitu, investor dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat yang berkaitan dengan perusahaan. Dalam penelitian ini akan diuji faktor-faktor penentu yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Goverance melalui website perusahaan. Variabel yang diteliti ialah ukuran perusahaan, ROE,

leverage, penggunaan aset (asset utilization), penerbitan saham baru, dan

komposisi dewan independen.

Gambar 2.1

Model kerangka pemikiran penelitian

Indeks pengungkapan corporate governance dalam website perusahaan

J

Ln Penjualan Total aktiva Jumlah saham baru yang beredar di pasaran

Jumlah dewan independen Jumlah total dewan Ln (Total aset perusahaan)

Laba bersih Ekuitas pemegang saham

Total utang Total ekuitas Ukuran perusahaan Return on Equity Leverage Penggunaan aset (Asset Utilization) Penerbitan saham baru Komposisi dewan independen Indeks pengungkapan corporate governance dalam website perusahaan

2.4 Hipotesis

2.4.1 Ukuran perusahaan

Beberapa argumentasi yang mendasari hubungan ukuran perusahaan dengan tingkat pengungkapan. Pertama, perusahaan besar yang memiliki sistem informasi pelaporan yang lebih baik cenderung memiliki sumber daya untuk menghasilkan lebih banyak informasi dan biaya untuk menghasilkan informasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki keterbatasan dalam sistem informasi pelaporan. Kedua, perusahaan besar memiliki insentif untuk menyajikan pengungkapan sukarela, karena perusahaan besar dihadapkan pada biaya dan tekanan politik yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan kecil. Ketiga, perusahaan kecil cenderung untuk menyembunyikan informasi penting dikarenakan competitive disadvantage (Almilia, 2008).

Bukti empiris dari penelitian terhadap pengungkapan secara online (Craven dan Marston, 1999; Pirchegger dan Wagenhofer, 1999; Bonso´n dan Escobar, 2002; Debreceny et al., 2002; Ettredge et al., 2002; Bollen et al., 2006) menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dan tingkat pengungkapan (Gandia, 2008). Berdasarkan uraian tersebut, didapatkan hipotesis sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance.

2.4.2 Return on Equity (ROE)

ROE merupakan salah satu bagian dalam mengukur kinerja perusahaan. Saat kinerja perusahaan dalam kondisi baik, perusahaan akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak untuk menunjukan keberhasilannya. Di samping itu, perusahaan dengan performa yang baik mempunyai dana yang berlebih untuk membiayai penyediaan informasi. Website perusahaan diasumsikan akan lebih update saat perusahaan dalam

kondisi yang baik. Sebaliknya, perusahaan yang dalam kondisi yang kurang sehat, akan membatasi informasi yang diberikan kepada publik (Falah, 2011). Para manajer termotivasi untuk mengungkapkan informasi yang lebih lengkap untuk mendukung kontinuitas dari posisi dan gaji mereka serta untuk memberikan kepercayaan institusional (Gandia, 2008). Terdapat bukti empris yang menyatakan tingkat pengungkapan perusahaan memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROE perusahaan (Meek et al., 1995; Ettredge et al., 2002; Haniffa dan Cooke, 2002 dalam Gandia, 2004). Berdasarkan uraian tersebut, didapatkan hipotesis sebagai berikut:

H2: Terdapat pengaruh signifikan ROE perusahaan terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance.

2.4.3 Leverage

Perusahaan memiliki insentif untuk meningkatkan pengungkapan sukarela kepada stakeholder baik berupa media pengungkapan tradisional

maupun media lain yaitu pengungkapan informasi perusahaan melalui website perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Almilia, 2008).

Ainun Na'im dan Fuad Rakhman (2000) dalam Almilia dan Retrinasari (2007) membuktikan bahwa rasio leverage mempunyai hubungan positif dengan kelengkapan pengungkapan. Tetapi, Fitriani (2001) dalam Almilia dan Retrinasari (2007) mengungkapkan bahwa rasio leverage tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela. Berdasarkan uraian tersebut, didapatkan hipotesis sebagai berikut:

H3: Terdapat pengaruh signifikan leverage terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance.

2.4.4 Penggunaan aset (Asset Utilization)

Penggunaan aset dikaitkan dengan rasio aktivitas yang merupakan rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Jenis-jenis rasio aktivitas yaitu: perputaran piutang, hari rata-rata penagihan piutang, perputaran sediaan, hari rata-rata penagihan sediaan, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap dan perputaran aktiva. Dalam penelitian ini, penggunaan aset diproksikan dengan perputaran aktiva (assets turnover).

Perusahaan yang menggunakan aset tetap dengan tingkat tinggi diasumsikan memiliki pengungkapan yang lebih transaparan melalui internet daripada perusahaan yang menggunakan aset tetap dengan tingkat

memerlukan lebih banyak modal untuk mendapatkannya yang pada akhirnya akan menarik lebih banyak investor dan analis (Cheung et al., 2006). Dari uraian tersebut, didapatkan hipotesis sebagai berikut:

H4: Terdapat pengaruh signifikan penggunaan aset terhadap indeks pengungkapan Corporate governance.

2.4.5 Penerbitan saham baru

Rencana untuk mendapatkan modal melalui penawaran saham adalah faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengungkapan (Clarkson et al., 1994; Frankel, McNichols, & Wilson, 1995; Gibbins, Richardson, & Waterhouse, 1990; Lang & Lundholm, 1993 dalam Sriram dan Laksmana, 2006). Beberapa studi mengungkapkan hubungan yang signifikan antara penerbitan saham dengan pengungkapan secara online (Ettredge et al., 2002; Xiao et al., 2004; Sriram dan Laksamana, 2006 dalam Ezat dan Masry, 2008).

Collet dan Hrasky (2005) dalam Amar dan Boujenoui (2008) juga mengungkapkan terdapat hubungan positif antara pengungkapan sukarela dari praktek CG dan tujuan untuk menerbitkan modal saham di Australia. Namun, Bujaki dan McConomy (2002) dalam Amar dan Boujenoui (2008) tidak melaporkan hubungan signifikan antara penerbitan modal dengan luas informasi CG. Berdasarkan uraian tersebut, didapatkan hipotesis sebagai berikut:

2.4.6 Komposisi dewan independen

Cheung et al. (2006) memberikan asumsi jika komposisi dewan independen memberikan pengaruh terhadap tingkat pengungkapan dan transparansi. Alasannya adalah komisaris independen kemungkinan menginginkan pengungkapan informasi yang lebih untuk memberi keuntungan kepada stakeholder yang lain dari perusahaan. Ini dapat memberikan hubungan positif dari proporsi komisaris dari luar perusahaan dengan tingkat pengungkapan dan transparansi perusahaan.

Chen dan Jaggi (2000) dalam Amar dan Boujenoui (2008) memberikan bukti dari hubungan positif antara komisaris eksternal dengan luas pengungkapan laporan keuangan di Hongkong. Chen dan Jaggi (2000) dalam Amar dan Boujenoui (2008) juga melaporkan bahwa dewan independen memiliki hubungan positif dengan tingkat pengungkapan dari sampel perusahaan yang listed di Singapore Stock Exchange. Ezat dan Masry (2008) menemukan hubungan positif yang signifikan antara komposisi dewan dengan ketepatwaktuan Corporate Internet Reporting. Ini menandakan proporsi komisaris independen dapat mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi dengan tepat waktu dalam website perusahaan. Di sisi lain, Eng dan Mak (2003) menemukan hubungan negatif antara komposisi dewan independen dengan tingkat pengungkapan sukarela. Berdasarkan hubungan tersebut, didapatkan hipotesis sebagai berikut:

H6: Terdapat pengaruh signifikan antara komposisi dewan independen terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Dokumen terkait