• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

G. Interpretasi Hasil dan Pembasan

Setelah dilakukan pengujian hipotesis secara parsial dan juga secara bersama-sama dengan menggunakan Nilai t dan Nilai ANOVA (Nilai F), maka untuk memudahkan pembaca dalam menginterpretasikan hasil estimasi, dirangkumlah keempat gambaran hipotesis dan hasil dari pengujian ke dalam model statistik sebagai berikut.

HP = α + β1BS + β2MV + β3VR +β4DP+ e

Model statistik di atas dinotasikan kembali ke dalam persamaan berikut.

HP = 0,532 + 2,560BS+ 0,004MV - 2,482VR +0,089DP

Tetapi, karena hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa variabel BS, MV dan VR tidak berpengaruh terhadapat variabel HP (lihat Tabel 4.5), maka model akhir penelitian yang dapat dibahas adalah sebagai berikut.

HP = α + β4DP

commit to user

54 Dimana:

1. Keadaan Holding Period pada saat tanpa adanya pengaruh dari variabel DP terhadap Holding Period adalah sebesar 0,532.

2. Apabila terjadi kenaikan Deviden Pay out pada perusahaan yang tergabung di indeks saham LQ 45 sebesar satu persen, maka akan meningkatkan Holding

Period sebesar 0,089 persen.

Sejalan dengan hasil pengujian pada tahapan di atas, hasil pembahasan di rangkum kembali dalam Tabel 4.8. Tabel tersebut menyajikan informasi yang lebih mendetail dan menunjukkan arah hubungan antar hipotesis penelitian yang terdiri dari pengaruh empat variabel independen, terhadap satu variabel dependen.

commit to user

55 Tabel 4.8

Hasil Pengujian Statistik Secara Keseluruhan Variabel

Penelitian Hipotesis Hasil Kesimpulan

Bid/Ask Spread (BS) Bid/Ask Spread berpengaruh positif terhadap Holding Period Bid/Ask Spread tidak berpengaruh terhadap Holding Period H1: ditolak Market Value (MV) Market Value berpengaruh positif terhadap Holding Period

Market Value tidak

berpengaruh terhadap Holding Period H2: ditolak Variance Return (VR) Variance Return berpengaruh negatif terhadap Holding Period Variance Return tidak berpengaruh terhadap Holding Period H3: ditolak Deviden Pay out (DP)

Deviden Pay out

berpengaruh positif terhadap

Holding Period

Deviden Pay out

berpengaruh positif terhadap Holding

Period

H4: diterima

Sumber: Data penelitian diolah, (2013).

Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa tidak semua hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini menggambarkan hasil yang sejalan dengan teori yang telah dikembangkan dari beberapa penelitian sebelumnya. Hanya hipotesis keempat yang menggambarkan hasil sejalan dengan teori yang telah dikembangkan. Untuk variabel bid/ask spread, market value, dan variance return

commit to user

56 hasilnya tidak sejalan dengan teori yang telah dikembangkan. Tidak salah bila pengembangan hipotesis harus didasarkan pada konsep teori yang ada, di mana teori yang digunakan didukung kembali dengan menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang berfungsi untuk memperkuat penentuan arah hubungan sebab akibat dari hipotesis yang diajukan. Tentu saja, penggunaan teori dan penelitian terdahulu tersebut, harus dapat disederhanakan dengan menggunakan logika penelitian yang mudah dimengerti dan bersifat rasional.

Bila ditelaah lebih lanjut mengenai hubungan kausalitas variabel Bid/ask

spread terhadap holding period dalam penelitian ini, maka akan diperoleh hasil

yang tidak berpengaruh signifikan. Hal seperti ini biasa terjadi di pasar modal negara berkembang seperti Indonesia, di mana Bid/ask spread tidak berpengaruh terhadap holding period karena kebanyakan investor yang ada di Indonesia kepemilikan sahamnya terkonsentrasi pada perusahaan keluarga atau institusi, bukannya publik (Dwinanto, 2010). Dengan begitu, meskipun koefisien beta positif tetapi hasil penelitian di Indonesia bisa menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh dan hasil tersebut tidak dapat digeneralisasi ke populasi penelitian.

Namun tidak demikian apabila penelitian ini dilakukan dengan objek pasar modal negara maju (advance market) seperti pasar modal Amerika, Pasar modal German, Pasar modal Inggris, Pasar modal Perancis dan pasar modal di negara-negara maju lainnya (Eropa, Amerika). Kebanyakan struktur modal atau proporsi kepemilikan saham di pasar modal negara maju lebih didominasi oleh

commit to user

57 kepemilikan saham Publik. Dengan demikian, investor individual yang hanya memiliki sebagian dari saham akan berpatokan pada harga (price). Hal ini bertujuan untuk mengakumulasi berapa banyak tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor tersebut bila dia tetap menahan atau memutuskan untuk menjual sahamnya. Hal ini mengindikasikan bahwa kebanyakan investor di negara maju dengan kepemilikan saham publik yang tinggi, lebih menggunakan

bid/ask spread sebagai indikator untuk mencari keuntungan dan mengkompensasi

risiko yang ditanggungnya. Hal inilah yang membuat pasar modal di negara maju (advanced market) begitu berbeda dengan pasar modal di negara berkembang (emerging market) seperti Indonesia dalam hal menahan (holding) atau menjual sahamnya (Chan et al., 1995).

Selanjutnya variabel independen kedua yaitu market value tidak berpengaruh terhadap holding period. Hal ini mengindikasikan bahwa Meningkatnya nilai pasar saham (market value) tidak diiringi dengan penahanan kepemilikan sahamnya dalam jangka waktu yang relatif lama oleh investor. Hasil temuan ini mendukung penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Wisayang (2011), Maulina (2009) yang menemukan bahwa variabel market value tidak berpengaruh terhadap holding period. Hal ini disebabkan pada tahun 2010 - 2011 terdapat perusahaan yang melakukan penambahan jumlah sahamnya sehingga akan mempengaruhi nilai pasar sahamnya. Penerbitan saham baru ini tidak selalu direspon positif oleh investor tapi hal ini bisa ditangkap oleh

commit to user

58 investor sebagai sinyal negatif bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan sehingga investor tidak suka menahan kepemilikan atas sahamnya dalam waktu yang relatif lama. Kondisi krisis ekonomi dan ketidakmampuan perusahaan membayar dividen merupakan hal yang ikut mendukung persepsi investor bahwa perusahaan mengalami kondisi sulit sehingga perlu untuk membenahi struktur keuangannya.

Hipotesis penelitian ketiga menunjukkan bahwa variance return tidak berpengaruh terhadap holding period. Sejalan dengan teori investasi, investor yang mengharapkan expected return yang tinggi, akan dihadapkan pada risiko yang tinggi pula. Varian returnce yang digunakan dalam penelitian ini mengindikasikan tingkat risiko yang ditanggung investor pada saat mereka memiliki saham perusahaan yang tergabung di Indeks LQ 45. Berdasarkan hasil estimasi output regresi pada Tabel uji t di atas (lihat Tabel 4.7), diperoleh hasil bahwa nilai koefisien beta variabel VR yaitu variance return bernilai negatif, sehingga semakin tinggi variance return yang menjadi proksi dari risiko, akan semakin rendah holding period investor. Akan tetapi nilai signifikansi melebihi 5% yang membuat variabel variance return tidak berpengaruh terhadap holding

period. Dengan demikian, hasil temuan ini mengkonfirmasi hasil temuan yang

dilakukan Maulina (2009) yang menemukan bahwa variabel varian return tidak berpengaruh terhadap holding period. Hal ini disebabkan karena terdapat perusahaan yang kinerjanya biasa saja dan bagus pada periode penelitian,

commit to user

59 sehingga setelah bercampur memuncullan efek perusahaan (firm spesific effect) dan juga efek industri (industry effect) yang setelah diuji hasilnya, variance return tidak berpengaruh terhadap holding period, serta periode penelitian yang tergolong pendek yaitu hanya 1 tahun (2 periode LQ 45).

Pembahasan mengenai variabel penelitian terakhir yaitu pengaruh deviden

payout ratio terhadap holding period menunjukkan pengaruh yang positif dan

signifikan. Sesuai dengan signalling theory yang dikemukakan oleh (Miller dan Rock, 1985), perusahaan yang membagikan deviden cenderung dipandang positif oleh investor. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam menghasilkan laba dan return dalam bentuk deviden. Sesuai dengan kriteria pemilihan saham LQ 45, maka hanya perusahaan dengan kapitalisasi pasar dan total asset besar saja yang bisa masuk ke indeks ini. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata perusahaan sampel yang tergabung dalam indeks LQ 45 membagikan deviden pada pemegang sahamnya, sehingga menyebabkan investor menahan sahamnya lebih lama untuk mendapatkan pembagian keuntungan dalam bentuk deviden diperiode berikutnya.

commit to user

60 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan berdasarkan pada hasil estimasi

output regresi di bab sebelumnya, maka dapat diinferensikan beberapa simpulan

penelitian sebagai berikut:

1. Bis/ask spread tidak berpengaruh terhadap holding period.

Dalam penelitian yang dilakukan di Indonesia yang kebanyakan sahamnya terkonsentrasi pada perusahaan keluarga atau institusi, bukannya publik (Dwinanto, 2010) investor tidak menggunakan bid/ask spread sebagai indikator untuk mencari keuntungan dan mengkompensasi risiko yang ditanggungnya.

2. Market value tidak berpengaruh terhadap holding period.

Ditemukan perusahaan yang melakukan penambahan jumlah saham pada periode penelitian, contohnya Perusahaan Gas Negara Tbk, pada tahun 2010 Rp 35.944.547,- dan pada tahun 2011 menjadi Rp 102.420.372,- (dalam juta-an). Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Maulina (2009), Wisayang (2011), yang menemukan bahwa variabel market value tidak berpengaruh terhadap holding period ditingkat signifikansi alpha 5%.

commit to user

61 3. Variance return tidak berpengaruh terhadap holding period.

Munculnya efek perusahaan (firm specific effect) dan efek industry

(industry effect) serta periode penelitian yang tergolong pendek sehingga

membuat variabel variance return pada periode 2010-2011 tidak berpengaruh pada variabel dependen.

4. Deviden pay out berpengaruh positif terhadap holding period.

Untuk hipotesis yang terakhir ditemukan hasil yang signifikan berpengaruh sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan di bab dua (pengembangan hipotesis) yaitu semakin besarnya deviden yang dibagikan membuat investor menahan lebih lama saham perusahaan tersebut.

Dokumen terkait