• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi. Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan. Guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada program studi S1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi. Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan. Guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada program studi S1"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERCATAT DALAM INDEX

LQ45

Skripsi

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan Guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada program studi S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi

Andy Dwi K. F1310007

S1 AKUNTANSI (Transfer) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(2)
(3)
(4)

commit to user

Act Casual, Think Casual, Be Casual.

-21 Movie-

If You Wanna Do A Right Thing, Lets Do It Right Way.

-K vs K Movie-

When You Fail, You Know Who Your Friends Are.

When You Succeed, Your Friends Know Who You Are.

(5)

commit to user Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada keluarga : 1. Bapak Sudirman S.Pd

2. Ibu Kusbandini S.Pd 3. Kakak Pradopo SE

(6)

commit to user

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH SPREAD, MARKET VALUE, VARIANCE

RETURN, DAN DEVIDEN PAY OUT SAHAM TERHADAP HOLDING PERIOD PADA SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERCATAT DALAM INDEX LQ45.

Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap rasa hormat dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 2. Bapak Santoso Tri Hananto, SE, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi FE UNS. 3. Bapak Sri Suranta, SE, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Swadana Transfer FE

UNS.

4. Bapak Anas Wibawa, SE, M.Si, Ak, selaku pembimbing dalam pembuatan Skripsi yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan Skripsi.

5. Ibu Lulus Kurniasih, S.E., M.Si., Ak dan Prof. Dr Rahmawati, M.Si., Ak selaku penguji dalam ujian pendadaran Skripsi ini

6. Orang-orang yang sangat penulis sayangi Ibu, Bapak, Kakak dan Kekasih yang senantiasa memberikan dorongan serta semangat baik material maupun doa.

(7)

commit to user

8. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga penulisan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan

Surakarta, 13 Februari 2013

(8)

commit to user

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... .... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... .... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Penelitian ... 10 C. Tujuan Penelitian ... 10 D. Manfaat Penelitian ... 10 E. Sistematika Penelitian ... 12

(9)

commit to user B. Penelitian Terdahulu ... 15 C. Pengembangan Hipotesis ... 17 1. Hipotesis Satu ... 18 2. Hipotesis Dua ... 19 3. Hipotesis Tiga ... 20 4. Hipotesis Empat ... 22

D. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Sumber Data ... 23

C. Populasi dan Sample ... 23

D. Teknik Pengambilan Data ... 24

E. Identifikasi dan Operasional Variabel Holding Period... 25

Bid-Ask Spread... 25

Market Value ... 26

Variance Return ... 27

Devidend Pay Out Ratio ... 28

F. Metode Analisi Data Statistik Deskriptif ... 29

(10)

commit to user b. Uji Linearitas ... 29 c. Uji Multikolinearitas ... 30 d. Uji Autokorelasi ... 30 Uji Hipotesis a. Nilai F (Anova) ... 30

b. Nilai t (Pengujian Hipotesis Secara Parsial) ... 31

c. Koefisien Determinasi (R2) ... 31

Analisi Regresi Linier Berganda ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Objek Penelitian ... 33

B. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 37

C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas ... 41

2. Uji Linearitas ... 43

3. Uji Multikoliniaritas ... 44

4. Uji Autokorelasi ... 46

D. Nilai F (ANOVA) ... 46

E. Nilai t (Pengujian Hipotesis Secara Parsial) ... 48

F. Goodness of Fit Model (R2) ... 50

(11)

commit to user A. Kesimpulan ... 58 B. Keterbatasan Penelitian ... 59 C. Saran ... 59 D. Implikasi Strategik ... 60 DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN ... 66

(12)

commit to user

Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 34

Tabel 4.2 Sektor Industri Perusahaan Sampel ... 35

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 38

Tabel 4.4 Uji Multikoliniaritas Dengan VIF... 45

Tabel 4.5 Nilai F (ANOVA Test) ... 47

Tabel 4.6 Penilaian Hipotesis Secara Parsial ... 49

Tabel 4.7 Goodness of Fit Model (R2) ... 51

(13)

commit to user

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 22

Gambar 4.1 Pergerakan Indeks Harga Saham LQ 45 ... 36

Gambar 4.2 Grafik Histogram Standardized Residual Data ... 42

(14)

commit to user

Lampiran 1 Perusahaan Sampel Tahap Pertama ... 66

Lampiran 2 Perusahaan Sampel Tahap Kedua ... 68

Lampiran 3 Data Penelitian ... 69

Lampiran 4 Statistik Deskriptif ... 71

Lampiran 5 Nilai F ... 72

Lampiran 6 Nilai t ... 72

Lampiran 7 Kolgomorov Smirnov test ... 73

Lampiran 8 Uji Linearitas ... 74

Lampiran 9 Heterokedastisitas ... 76

Lampiran 10 Uji Normalitas ... 77

(15)

commit to user

vi ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH SPREAD, MARKET VALUE, VARIAN RETURN, DAN DEVIDEN PAY OUT SAHAM TERHADAP HOLDING PERIOD PADA SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERCATAT DALAM INDEX

LQ45 Andy D. K.

F1310007

Penelitian ini bertujuan menganalisis apakah terdapat pengaruh dari bid

ask spread, market value, varian return dan deviden payout terhadap Holding Period. Penelitian ini menguji Holding Period pada saham-saham LQ 45 di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Februari 2010 - Januari 2011.

Sampel dari penelitian ini menggunakan 33 perusahaan yang terdaftar di LQ 45. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah stock price, jumlah saham beredar, volume perdagangan saham, serta deviden payout ratio. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, linearitas, multikolinearitas, dan autokorelasi serta analisi regresi dengan metode Ordinary least square (OLS). Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan penilaian hipotesis dengan nilai F, nilai t dan goodness of fit model (R2). Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan progam software Statistical Package for Social Sciences

(SPSS) for Windows Version 17.

Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel bid-ask spread tidak berpengaruh terhadap holding period, variabel market value tidak berpengaruh terhadap holding period, variabel variance return tidak berpengaruh terhadap

holding period dan variabel deviden payout berpengaruh positif terhadap holding period. Dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa para investor

saham-saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Februari 2010 - Januari 2011 lebih mempertimbangkan faktor devidend payout ratio dalam proses menahan atau melepas saham mereka.

Keyword: Holding Period, Bid/Ask Spread, Market Value, Varian Return, Devidend Payout Ratio.

(16)

commit to user

vii ABSTRACT

ANALYSIS THE INFLUENCE OF SPREAD, MARKET VALUE, VARIANCE RETURN, AND DEVIDEND PAYOUT ON HOLDING PERIOD GO PUBLIC

COMPANY LISTED IN LQ45 INDEX Andy D. K.

F1310007

This research aims to analyze whether there is influence from the bid ask spread, market value, variance return and dividend payout to the Holding Period. These studies test the Holding Period on shares in Indonesia stock exchange LQ 45 (BEI) is period of February 2010 - January 2011.

The sample of this research uses 33 companies listed on LQ 45. The Data used in this research is the stock price, the number of shares outstanding, stock trading volume, as well as the dividend payout. The analytical tool used in this research is descriptive statistics, the classical assumption test which consists of test for normality, linearity, multicollinearity, and autocorrelation and regression analysis by the method of Ordinary least square (OLS). To determine the effect of independent variables on the dependent variable used valuation hypothesis with F values, t values and goodness of fit model (R2). The data in this study were processed using the software program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) for Windows Version 17.

In this study obtained results that the bid-ask spread variable does not affect the holding period, the variable market value does not affect the holding period, the variable return variance does not affect the holding period and a variable dividend payout positive effect on holding period. From these results it can be concluded that investors LQ 45 stocks in the Indonesia Stock Exchange (BEI) for the period February 2010 - January 2011 more factors to consider devidend payout ratio in the hold or release their stocks.

Keyword: Holding Period, Bid/Ask Spread, Market Value, Variance Return, Devidend Payout Ratio.

(17)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam dua tahun terakhir pasar saham emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan perkembangan yang signifikan, yakni mulai merata. Hal itu terlihat dari adanya 11 emiten yang memiliki kapitalisasi pasar di atas dua persen hingga September 2011. Meningkatnya kapitalisasi pasar, disebabkan pada kinerja emiten yang semakin membaik dan berbagai ekspansi yang dilakukan. Saat ini dominasi kapitalisasi pasar sudah tidak terlihat di BEI. Terakhir kali pada 2008, emiten yang mendominasi pasar modal adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang kapitalisasi pasarnya mencapai 10 % dan bahkan sempat 20 %. Hal lainnya yang dapat dijadikan dasar majunya pasar modal Indonesia adalah dari semakin banyaknya calon emiten perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering /IPO).

Hingga akhir Juli 2011, nilai kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp3.722 triliun atau mengalami pertumbuhan 14,63 % jika dibanding dengan akhir Desember 2010 senilai Rp3.247 triliun. Untuk rata-rata nilai transaksi harian saham periode Januari - Juli 2011 tercatat senilai Rp5,06 triliun atau naik 21,42 % dibanding periode yang sama 2010 sebesar Rp4,17

(18)

commit to user

2 triliun. Sedangkan rata-rata frekuensi transaksi harian saham hingga akhir Juli 2011 mencapai 107.961 kali atau tumbuh 13,89 % dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 94.794 kali transaksi. Sementara rata-rata volume transaksi saham harian hingga akhir Juli 2011 mencapai 4,80 miliar saham atau mengalami penurunan 0,36 % dibanding periode yang sama 2010 sebanyak 4,82 miliar saham (Indonesia Stock Exchange, 2011).

Perkembangan tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah melalui berbagai kebijakan yang telah dikeluarkannya di bidang pasar modal. Kebijakan tersebut antara lain : pertama, emiten dan para penjamin diberi hak sepenuhnya oleh BAPEPAM untuk menentukan harga saham di pasar perdana. Kedua, batasan perubahan harga saham sebesar 4 % di pasar sekunder ditiadakan. Ketiga, dikenakannya pajak sebesar 15 % atas bunga deposito, dan diizinkannya pemodal asing untuk membeli saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Wisayang (2011)

Perkembangan tersebut juga telah membuka peluang investasi yang lebih besar di pasar modal. Hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah emiten, disertai indeks harga saham yang meningkat (Miapuspita dan Purnamasari, 2003). Salah satu instrumen investasi yang populer dalam dunia pasar modal adalah saham biasa (common stock). Saham merupakan bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) (Husnan, 1998:285). Saham memiliki daya tarik tersendiri, karena sifatnya yang transferable, dan kemungkinan investor bisa memperoleh

(19)

commit to user

3 pendapatan atau memperoleh capital gain.

Perkembangan pasar modal yang semakin baik memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 1998). Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (pemodal) ke pihak yang memerlukan dana. Sementara dalam melaksanakan fungsi keuangan, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak–pihak yang memerlukan dana, dan pihak yang mempunyai kelebihan dana menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam aktiva riil yang diperlukan untuk investasi.

Dalam proses pelaksanaannya (pemindahan dana), pasar modal Indonesia menggunakan order driven market system dan continous ouction system Maulina (2009). Order driven market system berarti bahwa penjual dan pembeli sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui seorang broker. Investor tidak dapat secara langsung melakukan transaksi di lantai bursa dan hanya seorang broker yang dapat melakukan transaksi jual-beli di lantai bursa berdasarkan perintah atau instruksi dari investor.

Pada sistem otomatisasi yang telah diterapkan di Bursa Efek Jakarta yaitu dengan Jakarta Automated Trading System (JATS), seorang broker memasukkan order dari investor ke work station di lantai bursa untuk kemudian diproses oleh komputer. JATS yang akan mempertemukan harga transaksi

(20)

commit to user

4 yang cocok dengan mempertimbangkan urutan dan waktu dari order tersebut. Di sisi lain seorang broker akan mendapatkan imbalan berupa fee atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada investor sebesar kesepakatan yang telah di tetapkan sebelumnya dengan pemodal.

Sedangkan continous auction system atau yang biasa disebut dengan sistem lelang kontinyu adalah bahwa harga transaksi yang terjadi atas suatu saham tertentu ditentukan oleh tingkat penawaran (supply) dan tingkat permintaan (demand) dari para investor. Bagi calon investor mengajukan instruksi beli kepada broker untuk melakukan pembelian atas saham tertentu dengan harga, jumlah, jenis order dan jenis saham yang ditentukan oleh investor. Demikian juga untuk order beli, cara yang sama akan diterapkan oleh investor.

Pada mekanisme sistem transaksi ini dapat terjadi apa yang dinamakan dengan bid price, yaitu harga tertinggi yang diminta oleh pembeli untuk membeli dan ask price, yaitu harga terendah yang ditawarkan penjual untuk menjual. Besarnya selisih antara bid price dan ask price yang selanjutnya disebut dengan bid-ask spread tersebut dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan keputusan investasi yang dilakukan oleh investor dalam rangka mendapatkan gain atau net return yang optimal dan mengurangi tingkat resiko serendah-rendahnya. Maulina (2009) menyatakan bahwa bagi seorang investor pemegang saham biasa, besarnya spread atau selisih antara bid price dan ask price akan sangat mempengaruhi lamanya seorang investor dalam

(21)

commit to user

5 menahan atau memegang aset yang dimilikinya.

Perbedaan harga saham jual (ask price) dan harga beli (bid price) mempengaruhi tingkat likuiditas saham tersebut Maulina (2009). Semakin kecil perbedaan (spread) harga saham, maka semakin likuid saham tersebut, sehingga akan diminati oleh pasar, dan pada akhirnya dapat meningkatkan harga saham pada periode selanjutnya.

Teori tentang bid ask spread menjelaskan bahwa pelaku pasar mempersiapkan spread untuk menutup tiga tipe biaya yaitu biaya pemrosesan pesanan (order processing cost), biaya pengendalian persediaan (inventory

control cost), dan biaya yang timbul akibat menghindari kerugian (adverse selection cost). Biaya pemrosesan pesanan meliputi biaya–biaya dalam

mempertahankan keberadaan dealer secara terus menerus di pasar dan biaya administrasi dari perubahan nama. Biaya pengendalian persediaan terdiri dari biaya opportunity dan resiko harga jual-beli, pencatatan transaksi-transaksi, dan aktivitas-aktivitas pembukuan lainnya. Biaya untuk menghindari kerugian memberikan kompensasi kepada dealer untuk resiko perdagangan dengan individu-individu yang memiliki informasi lebih baik tentang harga keseimbangan sekuritas. Dengan kata lain biaya ini muncul karena informasi didistribusikan secara asimetri kepada para pelaku pasar.

Studi yang dilakukan oleh Atkins dan Dyl (1997) yang meneliti faktor– faktor yang mempengaruhi keputusan investasi saham biasa oleh investor khususnya terhadap lamanya kepemilikan suatu saham. Penelitian ini

(22)

commit to user

6 berlandaskan teori yang disimpulkan oleh Amihud dan Mendelson (1986) bahwa aset dengan transaction cost yang lebih tinggi akan ditahan/dimiliki lebih lama oleh investor dan sebaliknya aset dengan transaction cost lebih rendah akan ditahan/dimiliki oleh investor dalam waktu yang relatif pendek. Hasil studi Atkins dan Dyl (1997) yang dilakukan di New York Stock Exchange (NYSE) dan Nasdaq periode 1975 hingga 1991 dengan jumlah sampel 32.000 perusahaan menemukan bahwa lamanya investor (holding period) memegang saham biasa dipengaruhi oleh bid-ask spread, market value dan variance

return. Selain itu pula hubungan antara kedua variabel tersebut lebih kuat di

Nasdaq yang spreadnya lebih besar dibandingkan di NYSE yang spreadnya lebih kecil.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Lenny dan Indriantoro (1999) menyimpulkan bahwa lamanya kepemilikan suatu saham biasa di Bursa Efek Jakarta periode 1995 sampai 1996 dipengaruhi faktor- faktor bid-ask spread,

market value dan variance return serta menemukan bahwa market value

merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap lamanya kepemilikan suatu saham, yang berarti semakin besar nilai perusahaan, investor-investor di BEJ akan semakin lama dalam menahan kepemilikan sahamnya. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Atkins dan Dyl (1997) yang menghasilkan kesimpulan bid-ask spread yang merupakan fungsi dari transaction cost dan return yang menunjukkan volatilitas (fluktuasi harga) saham akan mempengaruhi keputusan investor untuk

(23)

commit to user

7 menahan sahamnya. Maka dari itu peneliti tertarik untuk menguji kembali penelitian Atkins dan Dyl (1997).

Adapun hal penting yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maulina (2009) yang menggunakan sampel periode 2000 - 2001 saat peranan pasar modal di Indonesia semakin dirasakan peran pentingnnya dalam memobilisasi dana untuk menunjang pembangunan nasional, variabel yang digunakan sama, tetapi untuk mengetahui panjang atau pendeknya holding period saham biasa pada perusahaan go public yang tercatat dalam index LQ45 dan Wisayang (2011) yang mengambil sampel periode 2008 - 2009 yang mana situasi bursa saham Indonesia sedang kurang bagus karena dipengaruhi kenaikan harga minyak dan sub-prime mortgage (krisis kredit perumahan) di AS, variabel yang digunakan hanya tiga, yaitu bid–ask

spread variabel, market value variabel, serta variance return variabel.

Sedangkan penelitian ini menggunakan periode 2010-2011 dimana dalam periode tersebut pasar saham emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan perkembangan yang signifikan, yakni mulai merata, dan saat dominasi kapitalisasi pasar sudah tidak terlihat di BEI, tetap menggunakan variabel deviden payout karena merupakan tujuan investasi jangka panjang.

Variabel yang dipertahankan dalam penelitian ini yang diduga berpengaruh terhadap holding period investor terhadap saham biasa adalah kebijakan dividen (dividend policy) perusahaan, dalam hal ini dividend pay out

(24)

commit to user

8 Venkatesk (1988), Akhigbe dan Madura (1996), Mitra dan Rasyid (1997) membuktikan adanya hubungan negatif signifikan antara kebijakan dividen dengan bid-ask spread yang berarti saham-saham perusahaan yang membagikan dividen akan lebih liquid dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membagikan dividen. Jika hal ini dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan Suharsono (1999) bahwa keputusan pembelian saham di kalangan investor lokal dipengaruhi oleh faktor motif pembelian saham, dan di antara motif pembelian saham yang paling banyak mewarnai adalah motif pendapatan yaitu investor mengharap penghasilan dari dividen yang memadai, sehingga dengan kebijakan dividen yang dilakukan diharapkan investor akan memegang/menahan sekuritas tersebut dalam jangka waktu pendek/panjang.

Meskipun saham-saham LQ 45 merupakan saham-saham yang memiliki prospek bagus, akan tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi fluktuasi penurunan harga yang menyebabkan investor mengalami capital loss Wisayang (2011). Kondisi tersebut dapat diamati dari tingkat fluktuasi indeks harga saham LQ 45. Indeks harga saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga saham. Apabila indeks LQ 45 bulan ini rendah dari bulan sebelumnya, ini berarti nilai investasi pada bulan ini mengalami penurunan dari bulan sebelumnya. Oleh karena itu, informasi yang relevan sangat dibutuhkan oleh investor sebagai acuan untuk melakukan analisis terhadap saham sebelum mengambil keputusan investasi. Keputusan investasi ini antara lain keputusan untuk membeli saham, keputusan menjual saham atau

(25)

commit to user

9 keputusan menahan saham dalam periode waktu tertentu dengan harapan nilai saham tersebut akan lebih baik di masa yang akan datang.

Sebuah fenomena mengenai perilaku Holding Period terjadi terhadap saham-saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Salah satu strategi yang cukup menguntungkan dalam berinvestasi di pasar modal adalah dengan menempatkan dananya pada saham-saham LQ 45. Saham LQ 45 merupakan saham-saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi dalam transaksi perdagangan, serta memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar.

Mengacu pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan, maka dalam penelitian ini akan digunakan variabel-variabel bid – ask spread, market value,

variance retur sebagai variabel–variabel yang mempengaruhi holding period.

Mempertahankan variabel dividend payout ratio seperti yang dilakukan dalam penelitian Maulina (2009) sebagai variabel yang mempengaruhi holding period merupakan extended replication dari penelitian terdahulu.

Berdasarkan uraian latar belakang dan berbagai permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, ANALISIS PENGARUH SPREAD, MARKET VALUE, VARIANCE RETURN, DAN DEVIDEN PAY OUT SAHAM TERHADAP HOLDING PERIOD PADA SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERCATAT DALAM INDEX LQ45.

(26)

commit to user

10 B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada diatas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada pengaruh perubahan bid/ask spread, market value, variance

return, dan deviden pay out terhadap holding period index LQ 45 di Bursa Efek

Indonesia periode 2010-2011?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk memberikan bukti empiris pengaruh variabel Bid-Ask Spread, Market

Value, Variance Return, dan Deviden Pay Out Ratio terhadap Holding Period

saham pada perusahaan go public yang tecatat dalam index LQ 45.

D. MANFAAT PENELITIAN

Selain itu penelitian ini diharapkan memberikan manfaat/kontribusi bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai berikut:

1. Bagi Akademis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya, karena penelitian ini terbatas oleh waktu penelitian dan

(27)

commit to user

11 untuk variabel-variabel yang digunakan dipenelitian selanjutnya agar dikembangkan lagi.

2. Bagi Praktisi

Penelitian ini secara praktis memberikan manfaat dan informasi bagi investor dan calon investor dalam mengambil langkah dan keputusan untuk berinvestasi dengan melihat holding period index LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang setiap waktu berubah dengan adanya pengaruh-pengaruh, seperti faktor bid/ask spread, market value, variance return, dan

deviden pay out. Dengan adanya informasi tambahan seperti ini, investor

(28)

commit to user

12 E. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk lebih mempermudah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai isi dari penelitian ini maka penulis skripsi ini dibagi dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi landasan teori, penelitian terdahulu, kemudian hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian. kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi definisi operasional variable, penentuan populasi dan sample, jenis dan sumber data yang digunakan, metode penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisa data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi hasil dan pembatasan penelitian yang mengurangi analisa menyeluruh atas penelitian yang dilaksanakan beserta pembahasan hipotesisnya.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan serta saran dan keterbatasan dari penulisan yang merupakan hasil dari penelitian yang dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

(29)

commit to user

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu: investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets). Aktiva riil adalah aktiva berujud seperti emas, perak dan real estate. Sedangkan aktiva finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atau aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas. Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito,

commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat

juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik dan lainnya.

1. Holding Period

Holding Period merupakan variabel yang memberikan indikasi tentang

rata-rata panjangnya waktu investor untuk menahan saham suatu perusahaan. Panjangnya investor menahan saham perusahaan tertentu dapat berubah-ubah, bisa satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun atau lebih, hal ini

(30)

commit to user

14 dipengaruhi dengan tingkat kembalian yang diperoleh (dividen and capital

gains). Keputusan untuk menahan saham dipengaruhi oleh faktor bid-ask spread, market value, varian return dan devidend pay out. Semakin lama investor

menahan sahamnya, maka akan semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Sebaliknya, semakin pendek holding period maka semakin sedikit keuntungan yang akan diperoleh investor.

2. Bid-Ask Spread

Bid-Ask Spread diartikan sebagai selisih antara harga beli tertinggi dari

suatu saham dengan harga jual terendahnya Wisayang (2011). Bid-Ask Spread adalah fungsi dari transaction cost atau biaya transaksi, yaitu biaya untuk membeli atau menjual suatu surat berharga yang terdiri dari komisi, ongkos, biaya pelaksanaan dan biaya peluang (Fabozzi, 2000). Biaya transaksi tersebut merupakan komponen dari biaya investasi.

3. Market Value

Market Value didefinisikan sebagai harga saham yang terjadi di pasar

bursa pada waktu tertentu yang dilakukan oleh pelaku pasar. Market Value dapat diukur dengan mengalikan jumlah saham beredar dengan harga saham penutupan pada hari ke-t. Berdasarkan besarnya jumlah saham yang beredar dan harga saham, dapat dilihat ukuran suatu perusahaan. Semakin banyak jumlah saham yang beredar dan semakin tingginya harga saham menunjukkan semakin besar ukuran sebuah perusahaan.

(31)

commit to user

15 4. Varian Return

Varian return saham perusahaan adalah ukuran langsung dari volatilitas

saham perusahaan yang merupakan proksi dari risiko perusahaan. Menurut Atkins dan Dyl (1997) volatilitas perusahaan yang tinggi mengindikasikan asimetri informasi yang lebih besar yang menyebabkan volume perdagangan yang lebih tinggi dan holding period yang lebih pendek.

5. Deviden Pay Out Ratio

Devidend pay out ratio yaitu prosentase dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih setelah pajak. Dividen pay out ratio

dihitung dengan cara membandingkan antara dividen yang dibagi dengan earning

per share.

B. Penelitian Terdahulu

Lamanya seorang investor menahan dananya pada saham tertentu untuk waktu tertentu merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Ini dikarenakan para investor/pemilik saham bebas untuk memilih jenis saham selain besar serta lamanya memegang financial asset tersebut dengan pertimbangan untuk mengurangi resiko sampai serendah-rendahnya untuk mendapatkan gain yang optimal.

Pada penelitian yang meneliti tentang holding period ini pada awalnya menggunakan tiga variabel independen yaitu bid/ask spread sebagai variabel independen pertama yang mempengaruhi holding period sebagai variabel

(32)

commit to user

16 dependen, kemudian variabel independen yang berikutnya yaitu market value variabel yang mempengaruhi holding period, serta variance return sebagai variabel terakhir yang mempengaruhi holding period. Pada penelitian sebelumnya yang menggunakan 3 variabel ini yaitu penelitian Wisayang (2011), melihat pengaruh ketiga variabel indepeden terhadap variabel dependen, tidak ada pengembangan terhadap tujuan akhir guna mengetahui panjang pendeknya holding periode guna mengetahui investor yang bertipe jangka panjang atau investor bertipe jangka pendek.

Pada penelitian yang dilakukan Maulina (2009) yang sama menganut dari penelitian sebelumnya yang sudah diungkapkan di bab satu, dalam penelitian tersebut mengembangkan variabel deviden pay out menjadi variabel independen atau dengan kata lain jumlah variabel independen menjadi empat yaitu : bid/ask

spread, market value, variance return dan deviden payout yang memperngaruhi

satu variabel dependen yaitu holding period.

Penambahan variabel deviden payout digunakan untuk mengetahui bertipe apakah para investor yang diteliti dalam periode tersebut, dimana variabel bid/ask

spread dan variance return menggambarkan risk yang dihadapi investor dalam

menghadapi pasar modal atau dengan kata lain mereka akan memperhitungkan dua variabel itu untuk menentukan membeli atau melepas saham, serta variabel

market value dan deviden payout menggambarkan return yang nantinya akan

didapatkan oleh investor. Apabila investor itu berorientasi jangka pendek, mereka akan memperhitungkan return yang didapat dengan memperhitungkan variance

(33)

commit to user

17

retun untuk menentukan melepas atau membeli saham, dan yang terakhir yaitu

variabel deviden payout yang mana deviden ini merupakan keuntungan jangka panjang yang didapatkan investor pada tiap akhir periode tertentu. Dengan kata lain investor jangka panjang yang lebih berorientasi terhadap kebijakan perusahaan dalam membagikan deviden, mereka akan memperhitungkan deviden

payout guna menentukan return yang mereka dapatkan saat mereka akan

melakukan pembelian saham ataupun sebaliknya.

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Bid-Ask Spread terhadap Holding Period Saham

Bid-Ask Spread merupakan faktor yang dipertimbangkan investor untuk

mengambil keputusan apakah menahan atau melepas saham tersebut. pada harga tertentu yaitu dengan cara mengetahui seberapa besar perbedaan

(spread) antara harga beli (bid) dan harga jual (ask) (Miapuspita dkk,

2003:119). bid-ask spread yang lebih besar menghasilkan expected return yang lebih tinggi pula, dan terjadinya clientele effect dimana investor dengan

holding period yang lebih lama memilih asset yang memiliki bid-ask spread

besar. Hasil dari penelitian (Miapuspita dkk, 2003) menunjukkan bahwa

expected return akan meningkat seiring dengan holding period dan

konsekwensinya asset yang memiliki bid-ask spread besar menghasilkan net

return yang lebih besar kepada pemegangnya. Akibatnya investor

(34)

commit to user

18 dkk 2003:119), begitu juga sebaliknya. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Atkins dan Dyl (1997), Subali dan Zuhroh (2002), Maulina (2009) dan penelitian yang dilakukan Wisayang (2011). Hasil yang diperoleh Atkins dan Dyl (1997), Subali dan Zuhroh (2002), Maulina (2009) dan Wisayang (2011) bahwa variabel bid-ask spread mempunyai pengaruh positif terhadap holding period.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 1: Bid-Ask Spread berpengaruh positif terhadap holding period

2. Pengaruh Market Value terhadap Holding Period Saham

Makin besar nilai pasar suatu perusahaan, maka makin lama seorang investor menahan kepemilikan sahamnya, karena investor masih menganggap bahwa perusahaan besar lebih stabil keuangannya. Market value digunakan untuk mengukur nilai dari perusahaan yang menyebabkan investor mau menanamkan dananya pada suatu surat berharga. Hal ini dipergunakan untuk melihat kecenderungan investor terhadap ukuran suatu perusahaan tertentu.

Secara teoritis perkembangan market value yang besar akan menyebabkan

holding period saham lebih lama. Pemodal jangka panjang mengandalkan

kenaikan nilai saham untuk meraih keuntungan dari investasi saham. Pemodal seperti ini membeli saham dan menyimpannya untuk jangka waktu lama (tahunan) dan selama masa itu pemodal memperoleh manfaat dari deviden yang dibayarkan perusahaan setiap periode tertentu. Secara umum makin baik

(35)

commit to user

19 kinerja suatu perusahaan emiten, makin tinggi laba usaha dan makin besar keuntungan yang dapat dinikmati para pemegang saham. Selanjutnya, makin besar kemungkinan harga saham naik (Wisayang, 2011).

Penelitian tentang Market value terhadap holding period dilakukan oleh Atkins dan Dyl (1997), Leny dan Indriantoro (1999), Subali dan Zuhroh (2002), dan Miapuspita dkk (2003). Hasil yang mereka peroleh yaitu variabel

Market value mempunyai pengaruh positif terhadap holding period.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 2: Market Value berpengaruh positif terhadap holding period

3. Pengaruh Variance Return Saham terhadap Holding Period Saham

Variance return menunjukkan variabilitas return yang diakibatkan adanya volatilitas (fluktuasi harga) saham Setyawan (2008). Semakin tinggi variance return menunjukkan semakin bervariasinya return harian yang diperoleh investor. Hal ini mencerminkan ketidakpastian (resiko) pasar yang tinggi. Hubungan

variance return dan tingkat resiko merupakan hubungan yang searah dan

linier, artinya semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan (Miapuspita dkk, 2003:120). Sehingga perkembangan variance return saham yang tinggi akan menyebabkan holding period saham menjadi lebih pendek, karena investor akan menahan saham yang memiliki tingkat fluktuasi harga yang stabil, begitu pula sebaliknya. Hal ini berkaitan dengan konsep high risk high return, karena investor meyakini

(36)

commit to user

20 saham-saham yang memiliki risiko tinggi juga memiliki expected return yang tinggi.

Dalam kaitannya dengan pertimbangan investasi khususnya keputusan untuk menahan atau melepas suatu kepemilikan saham, variance return merupakan bahan pertimbangan tambahan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan karena pada dasarnya antara tingkat return yang diharapkan dengan penentuan waktu untuk keputusan menahan atau melepas saham merupakan suatu hal yang berkaitan Wisayang (2011).

Secara teoritis, perkembangan varian return saham yang tinggi akan menyebabkan holding period saham menjadi lebih pendek. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Atkins dan Dyl (1997), (Miapuspita dkk, 2003), serta Wisayang (2011), dimana menemukan hubungan yang negatif antara

variance return saham dengan holding period saham.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 3: Variance Return Saham berpengaruh negatif terhadap holding

period.

4. Pengaruh Deviden Payout Ratio Saham terhadap Holding Period Saham Teori signaling deviden payout (Miller dan Rock, 1985) menyatakan bahwa dividen menyampaikan informasi tentang ekspektasi-ekspektasi manajer dengan memperhatikan arus kas perusahaan, maka informasi yang dikandung

(37)

commit to user

21 mempublikasikan deviden payout nya menunjukkan arus informasi yang periodik, meskipun dilakukan dalam kuantitas dan kualitas yang berbeda. Karena itulah, informasi yang terkandung dalam kebijakan deviden payout akan menghasilkan informasi asimetris di tingkat yang lebih rendah daripada tidak membayarkan dividen.

Para supplier/pemasok dana juga tidak akan menyediakan dana kecuali mereka menerima informasi tentang kegunaan yang diajukan untuk dana-dana tersebut. Para pemegang saham juga menerima informasi baru. Informasi ini disediakan untuk pelaku pasar, mengurangi derajat keasimetrisan dan sebagai konsekuensinya, mempengaruhi bid-ask spread yang lebih rendah Maulina (2009).

(Howe dan Lin 1992) membuktikan bahwa deviden payout mempunyai hubungan negatif dengan bid-ask spread, artinya bahwa saham perusahaan yang membagikan dividen akan lebih disukai daripada saham perusahaan yang tidak membagikan dividen karena deviden payout akan memperkecil informasi asimetri dan memperkecil bid-ask spread sehingga investor diharapkan akan memegang/menahan saham tersebut dalam waktu yang relatif lama. Suharsono (1999) juga memperkuat pendapat di atas dengan penelitiannya yang menunjukkan bahwa faktor pembelian saham merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam memperoleh pendapatan dari deviden.

(38)

commit to user

22 Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 4: Deviden Pay Out Ratio Saham berpengaruh positif terhadap holding

period.

D. Kerangka Pemikiran Teoritis

Variabel Independent Variabel Dependent

H1 ( + ) H2 ( + ) H3 ( - ) H4 ( + ) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Gambar di atas menjelaskan tentang kerangka pemikiran dari hubungan variabel independen (bid/ask spread, market value, variance return, dan deviden

pay out) terhadap variabel dependen (holding period). Bid-Ask Spread

Market Value

Varian Return

Deviden Pay Out

Holding Period

(39)

commit to user

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini bersifat eksplanatory. Menurut Singarimbun dan Effendi (1987), penelitian penjelasan (explanatory research) adalah menjelaskan hubungan kausal antara variabel–variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Selain hal tersebut di atas penelitian ini juga merupakan pengembangan dari beberapa penelitian terdahulu atau bersifat extended

replication.

B. Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002 : 47), data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian Arikunto (2006). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang go public dan tercatat dalam index LQ45 periode 2010–2011. Dalam periode tersebut terdapat lima periode LQ 45 (Agustus 2009 – Januari 2010, Februari 2010 – Juli 2010, Agustus 2010 –

(40)

commit to user

24 Januari 2011, Februari 2011 – Juli 2011, Agustus 2011 – Januari 2012). Sampel merupakan bagian dari populasi Arikunto (2006), Sampel dalam penelitian ini adalah saham perusahaan yang tercatat pada dua periode LQ 45 yaitu periode Februari 2010 – Juli 2010 dan periode Agustus 2010 – Januari 2011.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling (memenuhi kriteria tertentu). Kriteria yang digunakan yaitu perusahaan

LQ 45 yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) sebagai emiten dalam dua dari lima periode LQ 45 yaitu diperiode Februari 2010 – Juli 2010 dan Agustus 2010 – Januari 2011, Serta harus tersedia data stock

price (high, low and close), volume transaksi, saham beredar, kapitalisasi pasar

dan deviden pay out selama periode Februari 2010 - Januari 2011.

Alasan menggunakan emiten yang masuk dalam penghitungan indeks LQ 45, karena saham-saham LQ 45 merupakan saham yang paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta keuangan yang cukup baik dan sering diburu investor untuk memperoleh gain.

(41)

commit to user

25 E. Identifikasi dan Operasional Variabel

1. Holding Period

Holding Period adalah rata-rata panjangnya waktu yang digunakan

investor dalam menyimpan/memegang suatu sekuritas selama periode waktu tertentu. Rata-rata holding period investor untuk setiap tahun dihitung dengan membagi jumlah saham beredar (share outstanding) dengan volume perdagangan saham i tahun ke t (Atkins dan Dyl, 1997).

HPit =

Dimana :

HPit : Holding Periode dari saham i pada tahun T

n : Banyaknya bulan disaat periode penelitian

2. Bid-Ask Spread

Bid-Ask Spread adalah perbedaan harga tertinggi yang dibayarkan oleh

seorang pembeli dengan harga terendah yang bersedia ditawarkan oleh penjual. Konsep perhitungan bid-ask spread adalah dengan membuat rata-rata

bid-ask spread harian untuk tiap jenis saham yang diteliti selama periode

observasi. Dengan mengacu pada penelitian Atkins dan Dyl (1997) serta Maulina (2009) spread dirumuskan sebagai berikut:

(42)

commit to user

26 Dimana :

Spreadit : Rata-rata presentase bid ask spread dari saham i, pada tahun T

N : Jumlah pengamatan selama satu tahun

Askit : Harga jual terendah yang menyebabkan investor setuju untuk

menjual saham i pada hari t.

Bidit : Harga beli terendah yang menyebabkan investor setuju untuk

menjual saham i pada hari t

3. Market Value

Market value adalah harga saham yang terjadi di pasar pada saat

tertentu yang di tentukan oleh pelaku pasar, yaitu merupakan rata–rata harga saham selama satu tahun dikalikan dengan jumlah saham beredar per akhir tahun.

Mengacu penelitian Atkin dan Dyl (1997) market value dirumuskan sebagai berikut:

(43)

commit to user

27

Dimana:

Mkt ValiT : rata-rata market value saham perusahaan i selama semester T

N : jumlah hari transaksi saham perusahaan i selama semester T

Harga sahamiT : harga penutupan saham perusahaan i pada hari t

Saham beredariT : jumlah saham yang beredar pada saham perusahaan i selama

semester T

4. Variance Return

Variance return adalah tingkat resiko yang terjadi dari suatu kegiatan

investasi, terutama akibat transaksi saham di pasar bursa yang disebabkan adanya volatilitas harga saham.

Variance return saham dihitung dengan menggunakan kuadrat dari deviasi

(44)

commit to user

28 Dimana:

σi2

: Variance return saham i

Rit : Return saham i pada periode t

it : Rata-rata return saham i pada periode t

n : Jumlah pengamatan

5. Dividend Pay Out Ratio

Deviden pay out ratio adalah jumlah dividen – dividen yang telah dibayar

pada tahun tersebut dibagi dengan laba per lembar saham pada akhir tahun (Husnan, 1998). Dengan mengacu pada penelitian (Husnan, 1998) serta Maulina (2009) deviden pay out ratio dirumuskan sebagai berikut:

Dividend per share Dividend Pay Out Ratio =

(45)

commit to user

29 F. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif terdiri dari statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan analisis regresi linier berganda.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, (Ghozali, 2011:19).

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram dan normal

probability plot (Ghozali, 2011:160).

b. Uji Linearitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakan spesifikasi model yang digunakan dalam sudah benar atau tidak (Ghozali, 2011:166)

(46)

commit to user

30 c. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai R2. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF) (Ghozali, 2011:105).

d. Uji Autokorelasi

Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relative jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda yang berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah Durbin Watson test (Ghozali, 2011:110).

3. Uji Hipotesis

a. Nilai F (ANOVA)

Nilai F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2011:98).

(47)

commit to user

31 b. Nilai t (Pengujian Hipotesis Secara Parsial)

Nilai statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2011:97).

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi adalah studi mengenai ketergantungan suatu variabel independen (tidak bebas) terhadap satu atau lebih variabel dependen (bebas) untuk mengestimasi nilai rata-rata populasi variabel dependen berdasarkan nilai tetap variabel independen (Gujarati, 2003). Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(48)

commit to user

32 HP = α + β1BS + β2MV + β3VR + β4DP + ε

Keterangan :

- HP (Holding Period) : lamanya jangka waktu menahan saham perusahaan i pada tahun m.

- BS (Bid-Ask Spread) : tingkat rata-rata bid-ask spread saham perusahaan i selama tahun m.

- MV (Market Value) : nilai pasar perusahaan i pada tahun m.

- VR (Varian Return) : menunjukkan rata-rata tingkat risiko saham i selama tahun m.

- DP (Devidend PayOut) : rasio deviden payout perusahaan i pada tahun m

- β1, β2, β3, β4 : koefisien regresi.

- α : konstanta.

- ε : variabel pengganggu atau faktor-faktor diluar variabel yang tidak dimasukkan sebagai variabel model diatas.

(49)

commit to user

33 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Objek Penelitian

Indeks saham LQ 45 merupakan gabungan saham-saham yang dinilai paling

liquid dan memiliki kapitalisai pasar yang besar. Secara umum, naik turun atau

volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga dipengaruh oleh volatilitas kinerja perusahaan-perusahaan yang tergabung di indeks saham LQ 45. Indeks ini baru mulai diperkenalkan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1997. Sesuai dengan namanya, maka perhitungan indeks ini didasarkan pada nilai pasar dari 45 saham pilihan yang diseleksi setiap enam bulan sekali.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari indeks saham LQ 45. Dalam penelitian ini, pengambilam sampel melalui dua tahapan, tahap yang pertama yaitu tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten dalam periode Februari 2010 – Juli 2010 dan periode Agustus 2010 – Januari 2011, diperoleh 51 perusahaan seperti yang tertera pada Lampiran 1.

Dari 51 perusahaan yang melalui tahap pertama, dilanjutkan dengan melakukan tahap kedua yaitu menyediakan data stock price, volume transaksi, saham beredar, kapitalisasi pasar dan deviden payout selama periode Februari 2010- Januari 2011, akhirnya didapatkan 33 perusahaan yang dapat dijadikan sebagai sampel penelitian ini. Ke-33 perusahaan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.

(50)

commit to user

34 Perusahaan-perusahaan sampel di atas berasal dari beragam kelompok industri yang dipilih berdasarkan kriteria indeks saham LQ 45. Selanjutnya untuk kepentingan penelitian ini, maka disaringlah dari 51 perusahaan menjadi 33 perusahaan. Berikut tabel penjelas dalam pengambilan sampel penelitian ini.

Tabel 4.1 Sampel Penelitian

Teknik Pengambilan Sampel Jumlah

Listed in 2 period LQ 45 51 Februari 2010 – Juli 2010 Februari 2010 – Januari 2011 Agustus 2010 – Januari 2011 6 39 6

Menyediakan data penelitian (14)

Jumlah Sampel 33

Sumber: Data penelitian diolah, (2013).

Sampel penelitian sebanyak 33 perusahaan ini dijustifikasi berdasarkan kebutuhan pengukuran variabel penelitian, seperti yang telah dijelaskan dalam teknik pengambilan sampel di bab tiga. Berikut pengkategorian perusahaan sampel menurut kelompok industrinya masing-masing.

(51)

commit to user

35 Tabel 4.2

Sektor Industri Perusahaan Sampel

No Sektor Industri Jumlah Persentase

1 Agriculture (Pertanian) 4 12,12

2 Mining (Pertambangan) 5 15,15

3 Miscellaneous industry (Aneka industri) 1 3,03 4 Property, real estate and construction (Properti) 2 6,06

5 Finance (Keuangan) 6 18,18

6 Consumer goods (Barang konsumsi) 4 12,12 7 Basic industry and chemicals 3 9,09 8 Trade servie and investment (Perdagangan) 3 9,09 9 Infrastructure, utilities & transportation 5 15,15

Jumlah Perusahaan 33 100%

Sumber: Data penelitian diolah, (2013).

Tabel 4.2 di atas menyajikan informasi mengenai klasifikasi perusahaan sampel berdasarkan kelompok industrinya masing-masing. Berdasarkan informasi tersebut, perusahaan yang mendominasi indeks LQ 45 berasal dari sektor industri keuangan (finance), yaitu sebanyak 6 perusahaan dengan persentase sebesar 18,18%. Sedangkan perusahaan sampel yang paling sedikit tergabung dalam indeks LQ 45 berasal dari sektor aneka industri (misscellaneous industry) yaitu sebanyak 1 perusahaan dengan persentase 3,03%. Selanjutnya, besaran proporsi perusahaan yang tergabung di indeks ini terdiri dari sektor industri pertambangan

(52)

commit to user

36 (15,15%), pertanian (12,12%), konsumsi (12,12%), industri dasar dan kimia (9,09%), perdagangan dan investasi (9,09%), serta properti real state dan konstruksi (6,06%). Hal ini menandakan bahwa rata-rata perusahaan yang tergabung di indeks LQ 45 adalah perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar,

total asset tinggi dan juga lebih profitable bila dibandingkan dengan perusahaan

lainnya yang tidak masuk ke dalam kriteria indeks LQ 45. Hal tersebut bisa dilihat dari kecenderungan pergerakan nilai indeks LQ 45 dari tahun penelitian yaitu 2010 sampai dengan 2011 sebagai berikut.

Gambar 4.1

Pergerakan Indeks Harga Saham LQ45 Periode 2010-2012

Sumber: E-trading HOTS, Diakses 25 Januari 2013.

Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa pergerakan indeks LQ 45 selalu berada pada tren yang meningkat, namun beberapa kali sempat anjlok dengan nilai yang cukup drastis. Tingginya volatilitas ini disebabkan oleh berbagai macam faktor. Salah satunya dapat disebabkan oleh faktor eksternal berupa

(53)

commit to user

37 informasi yang dapat diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan.

Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan menyediakan beberapa informasi yang diperlukan oleh calon investor, sehingga baik investor lama maupun calon investor baru dapat mempersempit asimetri informasi (kesenjangan informasi) yang pada akhirnya dapat merugikan investor itu sendiri. Dalam penelitian ini, pengunaan variabel holding period sebagai variabel dependen bertujuan untuk menunjukkan seberapa lama investor memegang atau menahan suatu saham. Beberapa variabel lainnya yang diduga mempengaruhi variabel HP (holding period) adalah informasi mengenai variabel Bid/ask spread, market

value, variance return dan deviden pay out ratio yang karakteristik dan besaran

datanya akan dijelaskan pada sub bab selanjutnya.

B. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Data statistik deskriptif secara umum memberikan gambaran mengenai sebaran data yang dipergunakan pada saat peneliti melakukan pengujian statistik. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai keadaan, karakteristik, rentang dan juga informasi dasar tentang data yang akan dipergunakan. Sesuai dengan penggunaan variabel penelitian, maka Tabel 4.3 berikut menyajikan informasi mengenai statistik deskriptif yang terdiri dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari variabel penelitian yang ditelit.

(54)

commit to user

38 Tabel 4.3

Statistik Deksriptif Variabel Penelitian

VARIABEL N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

HOLDING PERIOD 33 0,4 14,3 2,30 2,54 BID ASK SPREAD 33 0,07 0,47 0,16 0,07 MARKET VALUE 33 29,1 32,9 31,12 1,11 VARIAN RETURN 33 0,05 1,04 0,14 0,16 DEVIDEN PAY OUT 33 0,00 77,49 29,70 17,07

Sumber: Data diolah, (2013).

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa tedapat lima variabel penelitian yang terdiri dari empat variabel independen dan juga satu variabel dependen. Variabel dependen yang dipakai dalam penelitian ini adalah Holding period. Nilai rata-rata untuk variabel ini adalah sebesar 2,30 dengan nilai terendah sebesar 0,4 dan nilai tertinggi sebesar 14,3. Sedangkan nilai standar deviasi dari variabel ini adalah 2,54%. Nilai ini mengindikasikan bahwa terjadi variasi sebaran data yang cukup beragam untuk data yang diperoleh dari variabel holding period.

Selanjutnya variabel penelitian yang menjadi variabel independen pertama adalah Bid/Ask Spread. Nilai rata-rata dari variabel ini adalah sebesar 0,16 dengan nilai terendah 0,07 dan nilai tertinggi sebesar 0,47. Nilai rata-rata untuk variabel

(55)

commit to user

39

bid/ask spread ini mengindikasikan bahwa rata-rata rentang selisih Bid/ask untuk

ke-33 perusahaan yang tergabung di dalam indeks LQ 45 adalah sebesar 16%. Selanjutnya nilai standar deviasi variabel bid/ask spread adalah sebesar 0,07%. Hasil ini membuktikan bahwa tidak terjadi variasi perubahan bid/ask spread yang terlalu besar diantara ke-33 saham perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Variabel independen kedua yang diamati dalam Tabel statistik deskriptif di atas adalah market value. Market value disebut juga dengan nilai kapitalisasi pasar. Untuk perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa keseluruhan perusahaan sampel memiliki nilai rata-rata

market value sebesar 31,12. Dengan nilai pasar terendah sebesar 29,1 dan nilai

pasar tertinggi sebesar 32,9. Informasi mengenai data market value ini menjadi lebih kecil karena data yang diperoleh harus di logaritma natural-kan terlebih dahulu, sehingga satuan data menjadi lebih kecil dan memiliki satuan yang

comparable bila dibandingkan dengan data-data dari variabel lainnya. Selanjutnya

nilai standar deviasi untuk variabel market value adalah sebesar 1,11%. Hasil ini mengindikasikan bahwa sebaran data mengenai nilai pasar (market value) untuk ke-33 perusahaan sampel tidak berbeda terlalu jauh.

Variabel independen ketiga yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variance return saham. Sesuai dengan informasi yang diperoleh dari Tabel 4.3 di

(56)

commit to user

40 adalah sebesar 0,14 di mana nilai terendah dan tertinggi dari variance return ini adalah sebesar 0,05 dan 1,04. Selain itu, informasi mengenai nilai standar deviasi untuk variabel ini adalah sebesar 0,16%. Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel variance return tidak menyimpang terlalu jauh.

Variabel independen terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Deviden pay out ratio. Nilai rata-rata yang dapat diperoleh dari Tabel 4.3 di atas

menunjukkan angka sebesar 29,70 dengan nilai terendah sebesar 0 dan nilai tertinggi 77,49. Informasi ini menunjukkan bawa ada perusahaan yang tidak membagikan deviden sama sekali dan ada perusahaan yang membagikan deviden lebih besar daripada yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Selanjutnya nilai standar deviasi untuk variabel deviden pay out menunjukkan angka sebesar 17,7%. Hasil tersebut membuktikan bahwa sebaran data mengenai besaran nilai deviden yang dibagikan perusahaan sangat beragam satu sama lain. Dalam konteks ini, yaitu 33 perusahaan sampel dari indeks saham LQ 45 membagikan jumlah deviden yang cukup berbeda, di mana ada perusahaan yang membagikan deviden dengan jumlah rasio yang sangat tinggi dan ada perusahaan yang bahkan tidak membagikan deviden sama sekali.

(57)

commit to user

41 C. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan agar analisis regresi memenuhi kriteria BLUE (Best, Linear, Unbiased dan Estimator). Kriteria ini perlu dipenuhi terutama untuk penelitian keuangan yang datanya diperoleh dari data sekunder. Untuk penelitian ini, data didapat dari laporan keuangan dan juga informasi historis dari nilai perdagangan indeks saham LQ 45 selama periode tahun 2010 sampai dengan 2011. Dengan demikian, uji asumsi klasik yang perlu dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas data, uji linearitas, uji multikoliniaritas dan uji autokorelasi, (Gujarati, 2003; Baltagi, 2005; Widarjono, 2009; Winarno, 2009).

1. Uji Normalitas

Data penelitian yang diperoleh melalui data sekunder diharapkan memiliki sebaran nilai residual yang normal dan mendekati nol (Widarjono 2009). Hal ini menjadi penting agar hasil penelitian tidak megandung bias yang dapat mengaburkan hasil penelitian, sehingga hasil tersebut tidak bisa digunakan untuk menggeneralisasi populasi. Untuk melakukan uji normalitas, dapat dilakukan dengan dua cara, pertama data di-plot ke dalam bentuk grafis (histogram dan garis fungsi regresi) yang menyajikan informasi visual mengenai sebaran data. Kedua dilakukan pengujian secara statistik dengan menggunakan

(58)

commit to user

42 dilakukan dengan kedua cara tersebut. Berikut Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 yang menunjukkan sebaran nilai residual dari hasil analisis regresi berganda.

Gambar 4.2

Grafik Histogram Standardized Residual Data yang Terdistribusi Normal

Sumber: Data diolah, (2013).

Gambar 4.2 di atas memperlihatkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sudah tersebar dengan normal, sehingga nilai residual menjadi nol dan data yang digunakan tidak menghasilkan bias. Selain itu, Gambar 4.2 juga memperlihatkan bahwa tidak terdapat data yang menyimpang terlalu jauh (outlier). Untuk lebih mempertegas kenormalan data, maka nilai residual dari hasil regresi di-plot kembali ke dalam grafik yang memvisualisasikan nilai residual dalam garis persamaan regresi sebagai berikut.

(59)

commit to user

43 Gambar 4.3

Sebaran Nilai Residual Data Dalam Garis Persamaan Regresi

Sumber: Data diolah, (2013).

Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa nilai residual dari hasil pengujian statistik tersebar di sepanjang garis fungsi regresi, sehingga dapat dikatakan bahwa residual data tersebar dengan normal. Selain itu, uji normalitas dengan menggunakan Kolgomorov Smirnov (lihat lampiran) juga menunjukkan bahwa residual data tersebar dengan normal, di mana nilai signifikansi kolgomorov

smirnov test (0,843) > 0,05%, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data

Gambar

Gambar  di  atas  menjelaskan  tentang  kerangka  pemikiran  dari  hubungan  variabel independen (bid/ask spread, market value, variance return, dan deviden  pay out) terhadap variabel dependen (holding period)
Tabel 4.1  Sampel Penelitian
Tabel  4.2  di  atas  menyajikan  informasi  mengenai  klasifikasi  perusahaan  sampel berdasarkan kelompok industrinya masing-masing
Tabel  4.3  di  atas  menunjukkan  bahwa  tedapat  lima  variabel  penelitian  yang  terdiri dari empat variabel independen dan juga satu variabel dependen
+4

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas sosial yang bersifat negatif dari penduduk sekitar pasar seperti kegiatan bermain catur, judi, dan mengobrol di jalur sirkulasi bisa menjadi kajian dan

Apabila personal branding telah tercapai secara efektif, seseorang dapat menunjukkan kepada audiens tentang siapa dirinya, apa saja yang dia lakukan, apa perbedaan

Hal ini berarti semakin tinggi kemudahan pemakaian yang dirasakan seorang auditor terhadap pemanfaatan atau penggunaan teknologi maka semakin tinggi keberhasilan

Pengobatan modern adalah pengobatan yang dilakukan secara ilmiah atau telah diuji cobakan dengan sebah penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan yang dipelajari dalam

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan alur, latar, karakteristik tokoh dan konflik batin yang dialami tokoh Setadewa, serta implementasi dalam pembelajaran sastra

[r]

Satuan lahan ini apabila digunakan untuk budidaya pertanian, diperlukan tindakan konservasi tanah seperti pembuatan teras gulud atau teras gulud bersaluran, penanaman

• Surat pernyataan tentang kehilangan atau kerusakan barang, termasuk deskripsi langkah- langkah yang telah dilakukan oleh Pemegang Kartu untuk mencari barang yang