• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Interpretasi Data

Berdasarkan uji normalitas hasil output SPSS 16.0 untuk skala layanan

bimbingan dan konseling, didapat angka Sig.Shapiro-Wilk yaitu 0,086 dan

lebih besar dari taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 maka dikatakan bahwa distribusi data skala layanan bimbingan dan konseling normal. Hal ini seperti yang digambarkan di bawah :

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Layanan Bimbingan

dan Konseling .173 30 .053 .939 30 .086

a. Lilliefors Significance Correction

Sedangkan hasil uji normalitas untuk skala motivasi belajar siswa didapat output sig. Shapiro-Wilk yaitu 0,069 dan lebih besar dari taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 maka dikatakan bahwa distribusi data skala motivasi belajar siswa normal. Hal ini seperti yang digambarkan di bawah :

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Motivasi Belajar

Siswa .155 30 .064 .936 30 .069

D.Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis nol dilakukan dengan membandingkan harga “r” yang diperoleh dari hasil perhitungan penelitian dengan harga “r” tabel. Jika harga ”r” hasil perhitungan kurang dari harga “r” tabel, maka hipotesis nihil (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Sebaliknya jika harga “r” hasil perhitungan lebih dari “r” tabel, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 diperoleh hasil hipotesis seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.10

Hasil Uji Hipotesis Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Motivasi Belajar Siswa

Layanan Bimbingan dan Konseling Motivasi Belajar Siswa Layanan Bimbingan dan Konseling Pearson Correlation 1 .496 ** Sig. (2-tailed) .005 N 30 30 Motivasi Belajar Siswa Pearson Correlation .496 ** 1 Sig. (2-tailed) .005 N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari hasil perhitungan harga “r” (r hasil perhitungan) diperoleh jumlah 0,496 dan harga koefisien korelasi tersebut bertanda positif. Artinya jika korelasi antara layanan bimbingan dann konseling dengan motivasi belajar siswa merupakan korelasi searah.

Untuk mengetahui arti harga indeks korelasi pada taraf signifikansi tertentu, maka perlu diadakan pengujian dengan membandingkan besar “r” hasil perhitungan dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai

Product Moment dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degrees of freedomnya (df) yang rumusnya sebagai berikut :

Df = N – nr 

Keterangan :

Df : degree of freedom N : number of cases

Nr : banyaknya variabel yang kita korelasikan

Dengan diperoleh db atau df , maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” tabel Product Moment baik pada taraf 5 % atau 1% dalam hal ini df = 30 – 2 = 28.

Dari tabel nilai “r” Product Moment, dapat dilihat berapa harga “r” dengan berapa derajat bebasnya. Pada df = 28 dengan taraf signifikan 5 % diperoleh sebesar 0,36.

Dengan demikian harga “r” hasil perhitungan 0,496 lebih besar dari harga tabel “r” yaitu 0,361, maka pada taraf signifikan 5 % hipotesis nol (H0) ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini berarti pada taraf signifikan 5 % ada korelasi positif yang signifikan, antara layanan bimbingan dan koseling dengan motivasi belajar siswa.

Kemudian apabila dibandingkan harga “r” hasil perhitungan dengan harga “r” tabel pada taraf signifikan 1 % dimana pada “r” tabel dengan df = 28 adalah 0,463 maka taraf signifikan 1 % harga “r” hasil perhitungan lebih besar dari harga “r” tabel , maka pada taraf signifikan 1 % pun hipotesis nol (H0) ditolak

dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian terbukti bahwa ada

hubungan positif yang signifikan.

Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan variabel X terhadap variabel Y terlebih dahulu dicari koefisien penentuan dengan rumus sebagai berikut : KD = rxy2 X 100 %

= 0,4962 X 100 %

= 0,246 X 100 % = 24,6 %

Hal ini mengandung pengertian bahwa intensitas layanan bimbingan dan konseling memberikan kontribusi sebesar 24,6 % terhadap motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara intensitas layanan bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar siswa. Artinya, semakin tinggi intensitas layanan bimbingan dan konseling yang diikuti oleh siswa, maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa. akan tetapi sebaliknya semakin rendah intensitas layanan bimbingan dan konseling yang diikuti oleh siswa, maka semakin rendah pula motivasi belajar siswa.

Adapun kontribusi yang diberikan oleh intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa adalah 24,6 %, sedangkan sisanya bisa disumbang oleh variabel lain yang tidak diteliti dari penelitian.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mempunyai saran yang bisa dijadikan pertimbangan bagi setiap pendidik khususnya konselor, bahwa bagi setiap konselor hendaknya selalu memberikan perhatian yang cukup pada proses belajar siswa ketika berada di sekolah. Karena perhatian itu sendiri tidak harus bersifat materil dalam bentuk penyediaan peralatan saja, akan tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah perhatian yang bersifat immateril, yaitu bagaimana guru BK (konselor) membantu kesulitan yang ditemui siswanya dalam proses belajar, serta memberikan nasehat-nasehat atau dorongan ketika siswa mengalami kegagalan atau pencapaian prestasinya kurang maksimal.

 

Rineka Cipta, Ed. Revisi, Cet. 1, 1991.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

Arikunto Suharsimi, Prof. Dr., Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 13, 2006

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.

Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Teraju, Cet. 1, 2004.

Dalyono M., Drs., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 1, 1997. Dimyati, dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 2,

2002.

Djumhur I, dan M. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV. Ilmu, 1975.

Hamalik, Oemar, Prof. Dr., Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 2, 2003

Hamzah B. Uno, Dr. M. pd, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 2, 2007.

Iska, Zikri Neni, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik atau Klien, Jakarta: Kizi Brother’s, Cet. 1, 2008.

Iska, Zikri neni, Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, Cet. 2, 2008.

John Mcleod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Ed. 3 Cet. 2, 2008.

Margono S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Nata Abuddin, M. A. Prof. Dr. H., Perspektif Islam Tentang Strategi

Pembelajaran, Jakarta: Kencana, Ed. 1, Cet. 1, 2009.

Paimun, Drs. H, Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, Jakarta: UIN, 2006. Prayitno, Prof. Dr. H, dan Erman Amti, Drs., Dasar-dasar Bimbingan dan

Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Ed. 2, 2004.

Prayitno, Prof. DR. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil), Jakarta: Ghalia Indonesia, Cet. 1, 1995.

Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula, Bandung: Alfabeta, 2005.

Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. 2, 1996.

Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, Cet. 1, 2004.

Slameto, Drs., Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 4, 2003.

Sudjiono Anas, , Prof. Drs, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Ed. 1-17, 2007.

Suralaga Fadilah, Dra. M. Si, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Jakarta: UIN Press, 2005.

Surya M., Prof. DR. H. Psikologi Konseling, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, Cet. 1, 2003.

Suryabrata, Sumadi, Drs., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Ed. 5-14, 2006.

Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Tohirin, M. Pd. Drs., Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis integrasi), Jakarta, Raja Grafindo Persada, Ed. 1, 2007.

Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), No. 20, Th. 2003 Winkel, W. S. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan, Jakarta: PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia, Ed. Revisi, 1997.

Yusuf Syamsu, dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. 2, 2006.

Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling Hari/ Tgl : Senin, 04 Januari 2010

Waktu : 10.00-11.30 WIB

Tempat : SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan

Daftar Pertanyaan:

1. Apa tujuan dilaksanakannya program bimbingan dan konseling di sekolah? 2. Kapan jadwal khusus memberikan bimbingan kepada siswa?

3. Apakah guru BK memiliki panduan dalam melayani siswa di sekolah ?

4. Apakah guru BK mempunyai catatan khusus setiap siswa? Catatan seperti apa? 5. Kegiatan layanan seperti apa yang diberikan guru BK kepada siswanya? 6. Kegiatan pendukung seperti apa yang diberikan guru BK kepada siswanya? 7. Bagaimana guru BK mengawasi kegiatan belajar siswa?

8. Bagaimana guru BK mengetahui siswa yang bermasalah dalam belajar? (misalnya penurunan motivasi dalam belajar)!

9. Bagaiamana peran guru BK terhadap siswa yang mengalami penurunan motivasi belajar? 10.Pendekatan apa yang biasa guru BK gunakan dalam memotivasi belajar siswa?

11.Apakah ada program layanan secara khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami penurunan dalam motivasi belajar?

sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik serta tuntutan dunia kerja. Disamping itu tujuan dari dilaksanakannya program BK adalah untuk membantu pemecahan masalah yang sedang dihadapi siswa baik kelompok maupun individu serta mengarahkan, memotivasi dan memberikan informasi guna untuk perkembangan pribadi anak (siswa).

2. Secara klasikal jadwal khusus memberikan bimbingan kepada siswa yaitu 1 minggu sekali pada jam pelajaran. Disini guru BK menyampaikannya dengan cara pribadi melalui tanya jawab atau sharing guna untuk menggali potensi diri yang ada pada anak (siswa) melalui pengembangan diri dari masing-masing anak.

3. Panduan yang harus dimiliki oleh guru BK ialah mengenai kode etik konselor. Karena fungsi kode etik disini adalah untuk menjaga privasi seseorang dalam hal ini siswa. Konselor tidak bisa semena-mena atau memaksanakan siswa untuk menceritakan terhadap masalah yang terjadi dan konselor juga tidak boleh begitu saja menceritakan masalah siswa kepada orang lain, karena sifatnya sangat rahasia.

4. SMA 1 Pamulang disini yang sudah berganti nama menjadi SMA Negeri 3 Tangerang Selatan memiliki berbagai macam catatan yang berbeda-beda fungsinya yang berupa himpunan lembaran-lembaran dengan format yang di design secara khusus; diantaranya seperti buku catatan konseling, kartu status konseling, buku kasus dan buku layanan siswa yang disebut dengan satuan layanan. Sedangkan satuan kegiatan pendukungnya itu dengan melakukan kunjungan rumah yang ditandai adanya surat pemanggilan dan surat perjanjian. 5. Kegiatan layanan yang diberikan guru BK kepada siswanya yaitu dengan memberikan

layanan informasi seperti info mengenai dunia kerja maupun info mengenai universitas-universitas dijakarta yang kelak akan dimasuki siswa. Selain itu kegiatan layanan yang dilakukan oleh SMA Negeri 3 Tangerang Selatan yaitu melalui layanan berupa sms, curahan hati dan kotak saran. Disini siswa yang sedang mengalami atau mempunyai

6. Satuan kegiatan pendukung yang diberikan guru BK kepada siswanya yaitu melalui kunjungan rumah. Hal ini dilakukan apabila pihak konselor sudah tidak mampu lagi menangani masalah siswa yang ada. Maka tindakan selanjutnya adalah dengan pemberian surat pemanggilan anak yang nantinya akan disampaikan kepada orang tua terlebih dahulu sebelum diadakan kunjungan rumah, ini dimaksudkan agar orang tua murid tidak kaget (terkejut) saat pihak konselor datang kerumah.

7. Cara yang dilakukan guru BK dalam mengawasi kegiatan belajar siswa yaitu informasi melalui guru dari masing-masing bidang studi dan teman sebaya. Dari masing-masing guru dan teman sebaya nantinya akan melaporkan tentang masalah yang sedang dihadapi siswa kepada pihak konselor.

8. Cara guru BK mengetahui siswa yang bermasalah dalam belajar dalam hal ini yang terkait dengan motivasi yaitu dengan melihat prestasi belajar siswa, terutama pada saat mid semester dan semester. Dari situ dapat dilihat peningkatan dan penurunan motivasi siswa, atau dapat pula dilihat dari tingkah laku sehari-seharinya disekolah. Sebagai contoh siswa yang dalam kesehariannya disekolah sifatnya periang dan senang bercanda dengan teman sebayanya, namun suatu ketika pada saat tertentu siswa tersebut tampak murung dan pendiam. Hal tersebut menandakan pasti ada masalah dalam dirinya, sehingga menimbulkan penurunan motivasi dalam belajar.

9. Peran guru BK terhadap siswa yang mengalami penurunan motivasi belajar yaitu dengan mengarahkan dan memotivasi siswa serta memberikan wawasan tentang bimbingan belajar yang baik dan efektif. Karena peran guru BK itu sendiri bukan hanya sekedar menangani kenakalan-kenakalan remaja saja, akan tetatpi mencakup keseluruhan yang terkait dengan aspek pendidikan. Hal ini seperti terdapat pada fungsi dari pendidikan nasional selain menegembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, juga bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

10. Pendekatan yang biasa guru BK gunakan dalam memotivasi siswa belajar yaitu dengan pendekatan yang bersifat persuasif dengan cara menegur atau mengenal nama si anak (siswa). Apabila dari masing-masing guru terutama pihak konselor mengenal atau mengetahui nama siswa, maka secara tidak langsung lama-kelamaan akan membentuk suatu hubungan yang baik antara konselor dengan klien (siswa). Karena siswa disini merasa diperhatikan dan akan merasa nyaman pula untuk bercerita tentang masalah yang dihadapinya. Dan pihak konselor akan mudah pula untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi siswa.

11. Program khusus yang diberikan oleh SMA Negeri 3 Tangerang Selatan yang mengalami penurunan dalam motivasi belajar yaitu melalui remedial teaching dan tutor teman sebaya. Adapun remedial teaching tujuannya ialah untuk usaha pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Karena dari masing-masing siswa disini memiliki kemampuan menanggapi belajar yang berbeda-beda ada yang cepat tanggap dan ada pula yang tidak cepat tanggap. Oleh karena itu, dalam remedial teaching ini harus dicari sebab-sebab kesulitan belajar yang dialami siswa dan dicarikan pemecahan dari kesulitan belajar tersebut. Sedangkan tutor teman sebaya atau bisa disebut juga dengan layanan kelompok yaitu fungsinya disini yaitu untuk mencari sebab-sebab mengapa siswa (klien) mengalami penurunan motivasi belajar caranya disini adalah dengan membuat beberapa kelompok yang tidak lain adalah temannya sendiri dari masing-masing temannya tersebut memberikan masukan kepada klien (siswa) setelah itu konselor mencarikan solusi dari masalah yang ada. 12. Dari kebanyakan siswa yang saya tanyakan faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya

motivasi belajar siswa ialah dikarenakan memang mata pelajarannya sulit dan metode yang digunakan atau yang disampaikan membosankan, serta guru yang sering tidak masuk hanya memberikan tugas saja, tanpa siswa diterangkan terlebih dahulu dan materi yang diberikan terlalu banyak. Sedangkan dari pihak konselor yang menyebabkan menurunnya motivasi belajar siwa memang bermacam-macam dan tidak jauh berbeda dengan yang disebutkan diatas, akan tetapi tidak hanya itu saja, misalnya seperti masalah dilingkungan keluarga,

program BK dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan program tahunan yang dilaksanakan selama satu tahun pelajaran atau semesteran kemudian dari situ dapat dilihat tingkat prestasi siswa apakah naik atau turun.

14. Program jangka pendek adalah dengan membuat suatu agenda harian yang didalamnya memuat berbagai pelanggaran-pelanggaran. Misalnya seperti datang ke sekolah terlambat, tidak memakai ikat pinggang, memakai perhiasan dan gelang, serta rambut bagi laki-laki yang gondrong itu semua dilakukan setiap hari dalam satu minggunya.

15. Tahap pelaksanaannya yang dilakukan dalam program BK yaitu dengan pemberian poin-poin dari pelanggaran yang dilakukan. Selain itu pelaksanaan yang biasanya dilakukan yaitu dengan cara koordinasi pihak-pihak terkait. Disini dari masing-masing guru mata pelajaran menginformasikan kepada wali kelasnya apabila terdapat siswa yang mengalami penurunan motivasi belajar, setelah itu apabila wali kelas tidak bisa menangani masalah, maka dialihkan oleh pihak konselor, apabila dalam hal ini konselor tidak bisa mengatasi juga tentang masalah yang ada, maka dilakukan pemanggilan orang tua ke sekolah. Dan apabila pihak orang tua belum bisa mengatasi masalah anaknya, maka kepala sekolahlah yang menentukan apakah siswa tersebut masih bisa di sekolah tersebut atau tidak.

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan

Pada sekitar tahun 1987-an wilayah Pamulang masih termasuk bagian wilayah kecamatan Ciputat (belum merupakan suatu kecamatan tersendiri). Saat itu pula sedang dibangun pemukiman penduduk berskala luas yaitu perumahan pamulang permai II. Pertambahan kepadatan penduduk kecamatan Ciputat khususnya di sekitar wilayah Pamulang menuntut bertambahnya pula sarana pendidikan khususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Atas bantuan berbagai pihak dan rekomendasi dari pemerintah kabupaten Tangerang (surat Persetujuan Penggunaan Tanah Fasilitas Sosial No. 593.3/1515_UM/ 1988 tertanggal 2 Juli 1988 ) akhirnya pihak pengembang perumahan pamulang permai II menyetujui sebagian tanahnya untuk dibangun sebuah sekolah. Di atas tanah seluas 4870 m2 mulailah dibangun sebuah sekolah dan pada tanggal 17 Oktober 1991 bernama SMA Negeri 2 Ciputat filial (kelas jauh) dipimpin oleh Ibu Hj.Siti Aisyah, BA (alm) dengan pelaksana hariannya adalah Bapak Drs. A.Rifaie' Sirath. Waktu itu baru berjumlah 12 kelas yaitu 4 kelas I, 4 Kelas II dan 4 kelas III.

Pada sekitar tahun 1991-1992 terjadi pemekaran wilayah dimana wilayah Pamulang telah menjadi kecamatan tersendiri yaitu kecamatan Pamulang. Nama SMA Negeri 2 Ciputat filial menjadi tidak cocok lagi karena berada di wilayah kecamatan Pamulang. Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0216/O/1992 tertanggal 5 Mei 1992, SMA Negeri 2 Ciputat filial berubah

Dan setelah terjadi pemekaran diwilayah tengerang itu sendiri, maka pada tanggal 29 Januari 2009-2010 yang pada awalnya bernama SMA Negeri 1 pamulang berubah namanya menjadi SMA Negeri 3 Kota Tengerang Selatan.

2. Visi dan Misi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan a. Visi SMA Negeri 3 Kota Tangera Pamulang

Menjadi Sekolah Terunggul Berwawasan Nasional, Bersaing Secara Internasional dan Religius.

b. Misi SMA Negeri 3 Kota Tangerang

1. Mewujudkan pencapaian delapan standar internasional pendidikan.

2. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien berbasis global (berbasis ICT) dan berpijak pada budaya bangsa. 3. Menerapkan Information and Communication Technology (ICT)

dan bahasa internasional dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah.

4. Menyelenggarakan pendidikan sekolah bertaraf internasional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

8. Menumbuhkan proses internalisasi ajaran agama dan budaya bangsa serta implementasinya dalam kehidupan nyata.

9. Menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan IPTEK dan IMTAK.

3. Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa a. Keadaan Guru dan Pegawai

Pada saat ini, guru yang ada di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan semuanya berjumlah 73 orang. Dengan perincian laki-laki 24 orang dan guru perempuan berjumlah 49 orang. Sedangkan jumlah pegawai administari seluruhnya berjumlah 10 orang, selebihnya yaitu pesuruh sekolah yang seluruhnya berjumlah 8 orang. Untuk lebih jelas lihat tabel di bawah ini

Tabel 4.1 Keadaan Guru

SMA N 3 Kota Tangerang Selatan

PENDIDIKAN STATUS TU N O N A M A USIA BIDANG G T GT T JA P (TAHUN ) JENJAN G STUDI MIN 1 Drs. H.

Sujana,.M.Pd 49 Sarjana Sejarah V 3 2

Dra. Kamron

6 Dra. Hj. Laela Rochayati 44 Sarjana Ekonomi/A kun V 22 Ekonomi/A kun 7 Dra. Hj. Hartati 48 Sarjana PPKn V 20 PPKn 8 Dra. Emma Rochminarti 46 Sarjana Ekonomi/A kun V 22 Ekonomi/A kun 9 Suhermin.

S.Pd. 46 Sarjana Fisika V Fisika

10 Dra. Yuniati 40 Sarjana Matematika V 34 Matematika 11 Juriah. S.Pd. 42 Sarjana Biologi V 33 Biologi 12 Dra. Harsining 44 Sarjana B. Inggris V 22 B.Inggris 13

Dra. Hj. Efi

Rosita 44 Sarjana BP/BK V BP/BK

14

Dra. Hj.

Suwarti 43 Sarjana Sejarah V Sejarah

15

Dra. Eny

Suryani. M.Pd. 42 Sarjana Matematika V Matematika 16

Dra. Aan Sri

Analiah 39 Sarjana Sejarah V 29 Sejarah

17 Aisyah. S.Pd. 40 Sarjana Matematika V 36 Matematika

18

Wiwin Purwi Indayati.

M.Pd. 40 Pasca

Sarjana Kimia V 16 Kimia

19

Hj. Sri

Herminingsih.

S.Pd. 40 Sarjana Fisika V 11 Sejarah

20

Iis Nurhayati.

S.Pd. 35 Sarjana Biologi V 21 Matematika

21

Tati Erayati.

S.Pd. 36 Sarjana B. Inggris V Fisika

22

Lina Nurlina.

S.Pd. 35 Sarjana Matematika V Biologi

23

Drs. Eka

Adifirsa Putra 38 Sarjana Matematika V 33 Matematika 24 R a t i h. S.Pd. 39 Sarjana Fisika V 20 Fisika 25 Dra. Unayah Sarjana Matematika V 18 Matematika

26 Siti

Mahmudah.

30 Sularno Sarjana Penjas V 22 Penjas 31

Maulana

Panuju Sarjana Bhs Inggris V 20 Bhs Inggris 32 Sri Ridjeki Sarjana

Ekonomi/ Akuntasi V 18 Ekonomi/A kun 33 Dra. Wiwi Widaningsih Sarjana Bhs Indonesi V 14 Bhs Indonesi 34 Liman Bhs Indonesi V 18 Bhs Indonesi 35 Suherman BP/BK V 18 BP/BK 36 Arie

Budiningsih Kimia V 28 Kimia

37 Junaedi. S.Ag. 36 Sarjana

Pend Agama Islam V 24 Pend Agama Islam 38 Dra. Dyah Katiyuwati 41 Sarjana PPKn V 34 PPKn 39 Wahyu Kumalawati. S.Pd. 38 Sarjana PPKn V 28 PPKn 40 Dra. Ellia

Doniati. S.Pd. 32 Sarjana Sejarah V 20 Sejarah 41

Dra. Sri

Mulyati 40 Sarjana B.Indonesia V 41 B.Indonesia 42 Susi Rosita. S.Pd 34 Sarjana Bhs Indonesia Bhs Indonesia 43 Dra. Siti

Umayah 45 Sarjana Bhs Inggris V 18 Bhs Inggris 44

Sri Wahyuni.

S.Pd. 34 Sarjana Bhs Inggris V 12 Bhs Inggris 45

RaniAnggraen

i. S.Pd 32 Sarjana Biologi V 6 Biologi

46

Dra. Wara

Gawatiningsih 36 Sarjana Kimia V 12 Kimia

47

Nellyta Basrie.

S.Pd 33 Sarjana Biologi V 12 Biologi

48

Bambang

Setiabudi 33 Sarjana Penjas V 10 Penjas

Pend

18

Pend Agama

52 Siti

Nursyamsiah 35 Sarjana Sejarah V 12 Sejarah

53 Rusmanelly 50 Sarjana Pend Seni V 18 Pend Seni 54 Tarsiah. S.Sg 33 Sarjana Pend Agama V 22 Pend Agama 55 Amin Paris

Pane 43 Sarjana Bhs Jerman V 10 Bhs Jerman 56 Abd. Aziz Muslim 29 Sarjana Pend Agama V 18 Pend Agama 57 Drs. Digi

Susandi 41 Sarjana Penjas V 8 Penjas

58 Nimrah. S.Pd 29 Sarjana Bhs Inggris V 8 Bhs Inggris 59

Dedi

Suryaman 45 Sarjana Mulok V 18 Mulok

60 Fuad Akhmad Jawari 40 Sarjana Tek. Informatika V 12 Tek. Informatika 61 Uswatun Hasanah 37 Sarjana Tek. Informatika V 12 Tek. Informatika 62 Budi Sudarsono 36 Sarjana Tek. Informatika V 18 Tek. Informatika 63 Beni Tresnadi 38 Sarjana

Tek. Informatika V 18 Tek. Informatika 64 Ainul Wardah Pasca

Sarjana Pend. Seni Pend. Seni 65 Siti Amaliza 27 Sarjana Pend. Seni Pend. Seni 66

Nawang

Priyandani D. III Bhs Jepang Bhs Jepang

Dokumen terkait