• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

C. Interpretasi Data

Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan penelitian, dapat diketahui bahwa peran guru PAI sebagai motivator dalam meningkatkan disiplin siswa yaitu pada aspek kerapian berpakaian sebagian besar (53,34%) siswa menjawab selalu memakai seragam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan di sekolah,

Sedangkan untuk aspek disiplin dalam belajar separuhnya (50%) siswa masuk tepat waktu setelah bel masuk berbunyi, sebagian kecil (46,67%) siswa jarang keluar kelas ketika jam pelajaran belum selesai, dan sebagian besar (53,33%) siswa sering mengobrol dengan teman pada saat guru menerangkan.

Selanjutnya untuk aspek disiplin siswa dalam tingkah laku, yaitu sebagian besar (56,67%) siswa selalu mengikuti upacara bendera dengan rutin, sebagian besar (76,67%) siswa sering mengikuti upacara bendera sambil bercanda, separuhnya (50%) siswa jarang tidak berbicara ketika pembina upacara menyampaikan amanat upacara, separuhnya (50%) siswa selalu berbaris rapi pada saat upacara, separuhnya (50%) siswa jarang membuat keributan diluar jam pelajaran, sebagian kecil (43,34) siswa sering langsung bergegas pulang, ketika jam pelajaran selesai, sebagian besar (53,33%) siswa jarang terlibat tawuran antar sekolah, sebagian kecil (43,33) siswa jarang merokok di luar jam sekolah, dan sebagian kecil (43,34%) siswa tidak pernah mejeng di mall dengan memakai baju seragam sekolah.

Aspek keempat dari peran guru PAI sebagai motivator dalam meningkatkan disiplin siswa adalah aspek membimbing, yaitu sebagian kecil (40%) guru selalu menegur siswa ketika tidur di dalam kelas pada saat pembelajaran, sebagian kecil juga (46,67%) guru sering mengingatkan siswa dalam masalah disiplin, sebagian kecil (46,67%) guru sering memberikan semangat untuk berdisiplin baik secara lisan maupun perbuatan, dan sebagian kecil lainnya (43,33%) guru jarang langsung menegur saya, pada saat saya melakukan kesalahan.

Aspek kelima peran guru PAI sebagai motivator dalam meningkatkan disiplin siswa adalah aspek contoh dan tauladan, yaitu sebagian besar (63,33%)

siswa yang menjawab bahwa guru selalu berpakaian rapi dan sopan pada saat mengajar, sebagian besar (60%) siswa menjawab jarang guru hadir sebelum bel berbunyi, sebagian kecil (43,33%) siswa menjawab sering guru mengembalikan tugas siswa tepat waktu, dan separuhnya (50%) guru sering memberikan nilai tepat waktu.

Selanjutnya, dari aspek mengawasi mendapatkan jawaban sebagian besar (60%) guru selalu memeriksa kehadiran siswa setiap pagi, sebagian kecil (40%) guru jarang memeriksa kembali kehadiran siswa setelah jam istirahat, separuhnya (50%) guru sering mencatat siswa yang terlambat datang ke sekolah, separuhnya (50%) guru sering mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong secara rutin, dan sebagian besar (56,67%) Guru sering mengadakan razia seperti: handphone, benda-benda tajam, bacaan porno serta obat-obatan terlarang.

Sedangkan aspek ketujuh dari peran guru PAI sebagai motivator dalam meningkatkan disiplin siswa adalah aspek hukuman sebagian besar (66,67%) siswa menjawab guru tidak pernah memukul siswa yang terlambat hadir di sekolah, dan sebagian besar (56,67%) guru sering memarahi siswa yang terlambat hadir di sekolah.

Aspek terakhir yaitu pemberian ganjaran mendapatkan jawaban separuhnya (50%) siswa menjawab guru selalu memberikan pujian kepada siswa yang mentaati peraturan, dan sebagian kecil (46,67%) siswa menjawab jarang guru memberikan pujian kepada siswa yang mentaati peraturan.

69

BAB V

PENUTUP

Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan terhadap data yang penulis peroleh, maka tahap akhir dari penyusunan skripsi ini adalah memberikan kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan keseluruhan skripsi ini ditemukan hal-hal sebagai berikut:

1. Peranan guru PAI SMP Nusantara Plus dalam memotivasi siswa untuk meningkatkan disiplin siswa adalah sangat baik karena dalam menjalankan perannya sebagai motivator dalam meningkatkan disiplin siswa dalam aspek membimbing yaitu sebagian kecil (40%) persepsi siswa menjawab guru selalu menegur siswa ketika tidur di dalam kelas pada saat pembelajaran, sebagian kecil juga (46,67%) persepsi siswa menjawab guru sering mengingatkan siswa dalam masalah disiplin dan guru sering memberikan semangat untuk berdisiplin baik secara lisan maupun perbuatan, dan sebagian kecil lainnya (43,33%) persepsi siswa menjawab guru jarang langsung menegur saya, pada saat saya melakukan kesalahan. Selain itu dalam menjalankan perannya sebagai motivator untuk meningkatkan disiplin siswa, guru memberikan contoh dan tauladan dengan berpakaian rapi dan sopan setiap hari, yaitu sebagian besar

(63,33%) persepsi siswa menjawab bahwa guru selalu berpakaian rapi dan sopan pada saat mengajar, sebagian besar (60%) persepsi siswa menjawab guru jarang hadir sebelum bel berbunyi, sebagian kecil (43,33%) persepsi siswa menjawab guru sering mengembalikan tugas siswa tepat waktu, dan separuhnya (50%) guru sering memberikan nilai tepat waktu.

Selanjutnya, dari aspek mengawasi mendapatkan jawaban sebagian besar (60%) persepsi siswa menjawab guru selalu memeriksa kehadiran siswa setiap pagi, sebagian kecil (40%) persepsi siswa menjawab guru jarang memeriksa kembali kehadiran siswa setelah jam istirahat, separuhnya (50%) persepsi siswa menjawab guru sering mencatat siswa yang terlambat datang ke sekolah, separuhnya (50%) persepsi siswa menjawab guru sering mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong secara rutin, dan sebagian besar (56,67%) persepsi siswa menjawab Guru sering mengadakan razia seperti: handphone, benda-benda tajam, bacaan porno serta obat-obatan terlarang. Sedangkan aspek memberikan hukuman dari peran guru PAI sebagai motivator dalam meningkatkan disiplin siswa adalah aspek hukuman sebagian besar (66,67%) persepsi siswa menjawab siswa menjawab guru tidak pernah memukul siswa yang terlambat hadir di sekolah, dan sebagian besar (56,67%) persepsi siswa menjawab guru sering memarahi siswa yang terlambat hadir di sekolah. Aspek terakhir yaitu pemberian ganjaran mendapatkan jawaban separuhnya (50%) persepsi siswa menjawab guru selalu memberikan pujian kepada siswa yang mentaati peraturan, dan sebagian kecil (46,67%) persepsi siswa menjawab jarang guru memberikan pujian kepada siswa yang mentaati peraturan. Namun dalam memberikan bimbingan dan memberi ganjaran dikatakan cukup, karena aspek-aspek ini pada pelaksanaannya belum menyeluruh.

2. Disiplin siswa dalam menjalankan peraturan-peraturan yang ada di sekolah adalah baik. Hal ini dilihat dari aspek kerapihan berpakaian siswa menjawab (53,34%) sebagian besar siswa selalu memakai seragam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan di sekolah. Sedangkan untuk aspek

disiplin dalam belajar separuhnya (50%) siswa masuk tepat waktu setelah bel masuk berbunyi, sebagian kecil (46,67%) siswa jarang keluar kelas ketika jam pelajaran belum selesai, dan sebagian besar (53,33%) siswa sering mengobrol dengan teman pada saat guru menerangkan. Selanjutnya untuk aspek disiplin siswa dalam tingkah laku, yaitu sebagian besar (56,67%) siswa selalu mengikuti upacara bendera dengan rutin, sebagian besar (76,67%) siswa sering mengikuti upacara bendera sambil bercanda, separuhnya (50%) siswa jarang tidak berbicara ketika pembina upacara menyampaikan amanat upacara, separuhnya (50%) siswa selalu berbaris rapi pada saat upacara, separuhnya (50%) siswa jarang membuat keributan diluar jam pelajaran, sebagian kecil (43,34) siswa sering langsung bergegas pulang, ketika jam pelajaran selesai, sebagian besar (53,33%) siswa jarang terlibat tawuran antar sekolah, sebagian kecil (43,33) siswa jarang merokok di luar jam sekolah, dan sebagian kecil (43,34%) siswa tidak pernah mejeng di mall dengan memakai baju seragam sekolah. Namun masih ada siswa yang sering mengobrol dengan teman pada saat guru menerangkan dan masih ada siswa yang sering mengikuti upacara bendera sambil bercanda.

Dengan demikian kesimpulannya adalah bahwa guru PAI sudah berperan penting dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah SMP Nusantara Plus. Walaupun masih ada siswa yang melanggar tetapi masi dapat teratasi dengan adanya peran guru PAI melalui contoh tauladan, bimbingan dan pengawasan, maka disiplin siswa baik sekali (meningkat). B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang sudah dipaparkan oleh penulis, maka penulis memberikan saran-saran antara lain sebagai berikut:

1. Kepada guru PAI diharapkan dapat meningkatkan dan bahkan tetap mempertahankan peran guru sebagai motivator , sehingga disiplin yang dilakukan siswa sudah terjaga dan dapat tertanam dalam diri siswa sehingga menjadi karakteristik siswa.

2. Bagi siswa hendaknya mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah Dan perlu ditingkatkan dalam disiplin siswa agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang ada di sekolah. sehingga siswa menjadi terbiasa disiplin dan motivasi yang tertanam dalam diri siswa adalah motivasi instrinsik.

Achin, Amir. Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar, Ujung Pandang:IKIP. Ujung Pandang Press,1990. Cet.Ke-2.

Ahmadi, Abu dan Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta:Rineka Cipta,2004,Cet.Ke-2.

, dan A Ahmad Rohani Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah, Jakarta:Bumi Aksara,1991.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriono. Psikologi Belajar, Jakarta:PT Rineka Cipta,2000.

Alex, Nitisemito S. Menejemen Personalia, Jakarta: Balai Aksara,1984, cet.Ke-5. An-Nawawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan

Masyarakat, Jakarta:gema insani press,1995,Cet.1.

Darajat, Zakiah. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta:Bumi Aksara,1996,Cet.Ke-1.

. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, Jakarta:bulan bintang,1975.

. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta:Bumi Aksara,1995,Cet.Ke-2.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2004. Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta:PT.Delta Pamungkas,2004, jilid IV. El Shirazi, Habiburrahman. “Mencintai Disiplin” dalam Seputar Indonesia,

Jakarta: 11 Februari 2010.

Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategy, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2004, Cet.Ke-2.

Hady, Aslam. Pengantar Filsafat Agama, Jakarta:rajawali,1986.

Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetetif, Jakarta:Bumi Aksara,2002.

http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/menangkal-pelanggaran-disiplin-dan-tata-tertib-sekolah/

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak Jilid 2.Terj dari Child Development Sixth Edition, oleh dr. Med. Meitasari Tjandrasa, Jakarta: Erlangga. IskandarPsikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru, Ciputat: Gaung Persada

Press, 2009, Cet. 1.

Kasan, Tholib. Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta:Studia Press. Madjid, Nurcholish. Masyarakat Religius, Jakarta: Paramadina, 1997.

Malik, Oemar Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, .

Manaf, Mudjahid abdul. Sejarah Agama-Agama, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,1996.

M, Sardiman A. Interaksi dan Motivasi belajar-Mengajar, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2003, Cet.10.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidkan, Jakarta: Rineka Cipta,2004, Cet.Ke-4.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004. Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian

Guru danKepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

, Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung:PT .Remaja Rosdakarya,2005, Cet.1. Musbikin, Imam. Guru yang Menakjubkan, Jogjakarta: Buku Biru,2010, Cet.1. Nakila , Manfaat Disiplin,

http://axel-nakila-hiariej.blogspot.com/2009/04/15-manfaat-disiplin.html

Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:Logos Wacana Ilmu,1997,cet.3. , Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, Jakarta:UIN

Nizar, Samsul Al-Rasyid. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis, Jakarta:PT Ciputat Press, 2005, Cet Ke-2.

Nurdin, Muhammad. KIat Menjadi Guru Profesional, Jogjakarta:Prisma Sophie Jogjakarta,1995.

Nurdin, Syafruddin. Guru Professional Dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers,2002, cet.1.

Pearce, John. Mengatasi Perilaku Buruk dan Menanamkan Disiplin pada Anak, Jakarta:Arcan,1999.

Pidarta, Made. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 1995.

Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, ed.3, cet.2.

, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Ed. 3.

Rusyadi, T. Menjadi Guru Tauladan, Cianjur: Kendala Cipta, 1996. Sabri, Alisuf. Ilmu Pendidikan, Jakarta:CV.Pedoman Ilmu Jaya,1999.

Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. 2.

Sahertian, Piet A. Dimensi Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1994, Cet ke-1.

Santrock, John w. Psikologi Pendidikan, Terj. Dari Educational Psycologi, oleh Tri Wibisono B.S., Jakarta: Kencana, 2010, Ed, 2, Cet. 3.

Sobur, Alex. Anak Masa Depan, Bandung: Penerbit Angkasa, 1986,Cet.Ke-21. Sobur, Alex. Pembinaan Anak dalam Keluarga, Jakarta:BPK Gunung

Mulia,1988.

Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional Yang Relefan Dan Bermutu, Jakarta: Balai Pustaka, cet.1.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:PT Remaja Rosdakarya,1999,Cet.4.

Taneko, Soleman B, Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan, Jakarta: Rajawali, 1990, Ed. 1, Cet. 2.

Tohaputra, Ahmad. Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Ayat Pojok Bergaris)

Departemen Agama RI, Semarang: Asy Syifa, 1998.

Tu’u, Tulus. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.2004.

Usman, Moh Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2003.

tp://dhunalsblog.blogspot.com/2010/12/kiat-menangkal-pelanggaran-ketertiban.html

Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grafingo Persada, 2007.

Yamin, Martinis Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta:Gaung Persada Press, 2006, Cet,2.

Zuhaili, Muhammad. Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta:A..H.Ba’adillah Press, 2002.

MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA DI SMP NUSANTARA

Dokumen terkait