• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

B. Interpretasi Data

Gambar 4.2. Grafik Volume Urin Kumulatif Selama 24 Jam

B. Interpretasi Data

Pengaruh diuretik bahan uji terhadap hewan uji dapat diketahui dengan melihat data dari hasil analisa statistik anova terhadap volume urin tikus yang dihasilkan tiap 6 jam. Pengaruh diuretik ekstrak daun pepaya mulai terlihat pada 6 jam pertama sampai 6 jam ketiga pengamatan. Hal ini didasarkan pada hasil analisa statistik anova yang menunjukkan adanya perbedaan volume urin yang bermakna (p < 0.05) pada 6 jam pertama, kedua dan ketiga, sedangkan pada 6 jam keempat tidak didapatkan perbedaan yang bermakna (p > 0.05).

0 5 10 15 20 25 30 35

6 jam I 6 jam II 6 jam III 6 jam IV

R er a ta v o lu m e u ri n k u m u la ti f (m l) Waktu pengamatan Kontrol negatif Kontrol positif Dosis I Dosis II Dosis III

Ekstrak daun pepaya dosis I (32 mg dalam 2 ml larutan) tidak menunjukkan pengaruh diuretik terhadap tikus putih jantan. Hal ini mengacu pada data hasil uji post hoc terhadap volume urin 6 jam pertama, kedua, ketiga, dan keempat yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya dosis I dengan kontrol negatif. Data tersebut juga didukung oleh data hasil uji post hoc terhadap volume urin 24 jam yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada volume urin kumulatif selama 24 jam antara kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya dosis I dengan kontrol negatif.

Ekstrak daun pepaya dosis II (64 mg dalam 2 ml larutan) menunjukkan pengaruh diuretik yang ditandai dengan peningkatan volume urin tikus putih jantan. Data hasil uji post hoc menyatakan volume urin kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya dosis II memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok perlakuan kontrol negatif pada 6 jam kedua dan ketiga. Ekstrak daun pepaya dosis II memiliki pengaruh diuretik yang setara dengan kontrol positif, Hal ini mengacu pada data hasil uji post hoc volume urin 24 jam yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada volume urin kumulatif selama 24 jam antara kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya dosis II dan kontrol positif, walaupun pada data hasil uji post hoc pada 6 jam pertama menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok perlakuan tersebut.

Ekstrak daun pepaya dosis III (96 mg dalam 2 ml larutan) juga menunjukkan pengaruh diuretik yang ditandai dengan peningkatan volume urin tikus putih jantan. Data hasil uji post hoc menyatakan volume urin kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya dosis III memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok perlakuan kontrol negatif dan dosis I pada 6 jam pertama, kedua dan ketiga. Ekstrak daun pepaya dosis III memiliki pengaruh diuretik yang setara dengan kontrol positif. Hal ini mengacu pada data hasil uji post hoc terhadap volume urin pada 6 jam pertama, kedua, ketiga, dan keempat, serta volume urin kumulatif selama 24 jam yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan volume urin yang bermakna antara kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya dosis III dan kontrol positif.

commit to user

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana efek diuresis yang dihasilkan oleh daun pepaya jika dibandingkan dengan hidroklorotiazid yang merupakan obat diuretik. Menurut Krishna et al (2008), daun pepaya mengandung flavonoid golongan flavonol. Chodera et al (1991) dan Junior et al (2010) menyatakan bahwa flavonol dapat menyebabkan efek diuresis dengan cara meningkatkan ekskresi elektrolit, seperti ion natrium dan klorida bersama urin. Menurut Gunawan (2007) dan Jackson (2001), efek natriuresis dan kloruresis yang terjadi disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi elektrolit pada hulu tubuli distal yang dapat menyebabkan peningkatan volume urin juga peningkatan angka kehilangan natrium, klorida, kalium dan sejumlah air.

Penelitian ini memperhatikan pengendalian variabilitas biologis, walaupun variabilitas antar hewan uji tidak dapat dihilangkan secara mutlak, tetapi dapat dikurangi seminimal mungkin. Pengendalian variabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengusahakan keseragaman yaitu, pemilihan hewan uji yang berasal dari satu galur (Wistar) berumur 2 - 3 bulan, jenis kelamin jantan dengan berat 150 - 200 gr dan dalam kondisi sehat.

Analisa statistik anova terhadap berat badan hewan uji menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p > 0.05), sehingga pengaruh diuretik yang timbul tidak dipengaruhi oleh berat badan hewan uji. Hasil dari analisa statistik anova terhadap volume air minum tikus juga menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p > 0.05), sehingga kemungkinan besar pengaruh diuretik yang timbul tidak dipengaruhi oleh air minum yang dikonsumsi oleh hewan uji.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dosis I ( 32 mg dalam 2 ml larutan) tidak memiliki efek diuresis, sedangkan ekstrak daun pepaya dosis II (64 mg dalam 2 ml larutan) dan dosis III (96 mg dalam 2 ml larutan) memiliki efek diuresis pada tikus putih jantan. Penelitian ini menunjukkan bahwa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak daun pepaya memberikan efek diuresis pada tikus putih jantan. Tetapi hasil penelitian Compaore et al (2011) menyatakan hal yang berbeda, kandungan flavonoid yang tinggi pada Stereospermum kunthianum menghasilkan aktivitas antioksidan yang cukup baik, tetapi hanya menghasilkan efek diuresis yang lemah. Hal ini dapat disebabkan oleh karena flavonoid yang terkandung dalam Stereospermum kunthianum bukan merupakan flavonoid yang dapat menghasilkan efek diuresis seperti flavonol yang terkandung dalam daun Carica papaya.

Perbedaan efek diuresis pada ketiga kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya diasumsikan karena perbedaan dosis yang diberikan pada masing-masing kelompok. Pada ekstrak daun pepaya dosis II dan dosis III terdapat kandungan ekstrak daun pepaya yang lebih banyak dibandingkan ekstrak daun pepaya dosis I, sehingga flavonol yang terkandung cukup banyak untuk memberikan efek diuresis, sedangkan ekstrak daun pepaya dosis I mengandung flavonol yang belum cukup untuk memberikan efek diuresis. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Nusrianto (2008) dan Landiasari (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan, maka semakin tinggi pula kandungan flavonoid yang terkandung dalam dosis tersebut.

Peningkatan efek diuresis yang terjadi pada kelompok perlakuan kontrol positif, dosis II, dan dosis III mulai terlihat pada 6 jam pertama dan mencapai puncak pada 6 jam kedua. Efek diuresis yang terjadi mulai menurun pada 6 jam ketiga dan mulai hilang pada 6 jam keempat yang ditandai dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada uji anova terhadap volume urin tikus pada 6 jam keempat. Hal ini sesuai dengan teori Gunawan (2007), yang menyatakan bahwa awal efek diuresis terjadi dalam waktu 2 jam, dengan puncak efek pada 4 jam, dan aksi berlangsung dari 6 sampai 12 jam. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Landiasari (2011), dalam penelitian tersebut efek diuresis yang terjadi mencapai puncak pada 6 jam kedua, mulai menurun pada 6 jam ketiga, dan mulai hilang pada 6 jam keempat.

Data hasil uji post-hoc terhadap volume urin antara kelompok perlakuan kontrol positif, dosis II, dan dosis III menyatakan bahwa perbedaan yang signifikan hanya terlihat pada 6 jam pertama antara kelompok perlakuan kontrol postif dengan dosis II. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi yang lebih besar pada dosis III tidak menimbulkan efek diuresis yang lebih kuat dibandingkan dengan dosis II. Sehingga efek diuresis antara kelompok perlakuan kontrol positif, dosis II, dan dosis III dapat dikatakan setara.

commit to user PENUTUP

A. Simpulan

1. Ekstrak daun pepaya dosis I (32 mg dalam 2 ml larutan) tidak memiliki efek diuresis pada tikus putih jantan.

2. Ekstrak daun pepaya dosis II (64 mg dalam 2 ml larutan) dan ekstrak daun pepaya dosis III (96 mg dalam 2 ml larutan) memiliki efek diuresis yang setara dengan hidroklorotiazid.

B. Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis efektif dari ekstrak daun pepaya sebagai diuretik dengan metode penelitian yang berbeda dan pada hewan uji yang lebih tinggi tingkatannya.

Dokumen terkait