BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Analisa Hasil Penelitian
4.2.1 Interpretasi Model
Dilihat dari hasil regres tersebut maka interpretasinya yakni:
1. Total produksi karet Sumatera Utara mempunyai pengaruh positif terhadap volume ekspor karet Sumatera Utara dan koefisiennya sebesar 0.009429 artinya apabila total produksi karet Sumatera Utara naik sebesar 1%, ceteris paribus maka volume ekspor karet Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0.009429%.
2. Harga ekspor karet Sumatera Utara mempunyai pengaruh positif terhadap volume ekspor karet Sumatera Utara dan koefisiennya sebesar 131.3525 artinya apabila harga ekspor karet Sumatera Utara naik sebesar 1%, ceteris paribus maka volume ekspor karet Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 131.3525%.
3. Nilai kurs mempunyai pengaruh positif terhadap volume ekspor karet Sumatera Utara dan koefisiennya sebesar 16.87365 artinya apabila nilai kurs naik sebesar 1%, ceteris paribus maka volume ekspor karet Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 16.87365%.
4.2.2 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) a. Analisis Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi (R-Square) dari model tersebut adalah sebesar 0.73 atau 73%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen seperti X1 (total produksi
karet), X2 (harga ekspor karet) dan X3 (kurs) mampu memberikan penjelasan
terhadap volume ekspor karet Sumatera Utara sebesar 73%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 27% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi.
b. Uji t-statistik (Uji Parsial)
Untuk menguji apakah variabel-variabel independen tersebut secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen, maka digunakan uji t. Adapun uji-t dapat didefenisikan sebagai berikut:
H0: βi = 0 Tidak signifikan
Ha: βi # 0 Signifikan
Artinya berdasarkan data yang tersedia akan dilakukan pengujian terhadap β koefisien regresi populasi. Apabila hasilnya sama dengan nol artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau apabila hasinya tidak sama dengan nol artinya variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
1) Variabel Total Produksi Karet Sumatera Utara (X1)
Hipotesis: H0 : β1 = 0
Ha : β1 0
Kriteria: H0 diterima apabila t* < t-tabel
Ha diterima apabila t* > t-tabel ... (hasil uji t positif)
H0 diterima apabila t* > t-tabel
0
Ha diterima
Ha diterima
Dari hasil analisis regresi diketahui t-hit = 0.036005
α = 1 %; df = n-k, dimana n = 20; k = 4 df = 20 – 4 = 16 maka t-tabel = 2.921 H0 diterima -2.921 0.036005 2.921 Gambar 4.1
Uji-t variabel Total Produksi Karet Sumatera Utara (X1)
Dari hasil estimasi regresi di atas menunjukkan bahwa total produksi karet Sumatera Utara tidak signifikan pada α = 1% dengan t-hit < t-tabel (0.036005 < 2.921) artinya Ho diterima. Ini menunjukkan bahwa variabel total produksi karet Sumatera Utara (X1) tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor karet Sumatera
Utara pada tingkat kepercayaan 99%.
2) Variabel Harga Ekspor Karet Sumatera Utara (X2)
Dari hasil analisis regresi diketahui t-hit = 3.581299
α = 1 %; df = n-k, dimana n = 20; k = 4 df = 20 – 4 = 16
0 Ha diterima Ha diterima H0 diterima -2.921 2.921 3.582 Gambar 4.2
Uji-t variabel Harga Ekspor Karet Sumatera Utara (X2)
Dari hasil estimasi regresi tersebut menunjukkan bahwa harga ekspor karet Sumatera Utara berpengaruh signifikan pada α = 1% dengan t-hit > t-tabel (3.582 > 2.921) artinya Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa variabel harga ekspor karet alam Sumatera Utara (X2) berpengaruh nyata terhadap volume ekspor karet Sumatera
Utara pada tingkat kepercayaan 99%. 3) Variabel Kurs
Dari hasil analisis regresi diketahui t-hit = 6. 394776
α = 1 %; df = n-k, dimana n = 20; k = 4 df = 20 – 4 = 16
0 Ha diterima Ha diterima H0 diterima -2.921 2.921 6.395 Gambar 4.3
Uji-t variabel Kurs (X3)
Dari hasil estimasi regresi tersebut menunjukkan bahwa nilai kurs berpengaruh signifikan pada α = 1% dengan t-hit > t-tabel (6.395 > 2.921) artinya Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa variabel kurs (X3) berpengaruh nyata terhadap volume ekspor
karet Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 99%. c. Uji F-statistik (Uji Keseluruhan)
Hipotesis: H0 : β1 = β2 = β3 = 0
Ha : β1β2β3 0
Kriteria: H0 diterima apabila F* < t-tabel
Ha diterima apabila F* > t-tabel
Dari hasil analisis regresi diketahui F-hitung = 14.53894
α = 5 %, df1 = k-1 = 4-1 = 3
df 2= n-k = 20-4 = 16
0 3.24 14.539 Ha diterima
H0 diterima
Gambar 4.4 Uji F-statistik
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa F-hitung > F-tabel (14.539 > 3.24), dengan demikian Ha diterima artinya secara bersama-sama variabel total produksi karet Sumatera Utara, harga ekspor karet Sumatera Utara dan kurs berpengaruh nyata terhadap volume ekspor karet Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95%.
4.2.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik a) Uji Multikolinearitas
Yaitu adanya korelasi yang kuat diantara variabel independen dalam suatu model estimasi. Dalam penelitian ini tidak terdapat adanya multikolinearitas. Hal ini terlihat dari setiap koefisien sesuai hipotesa, R2 yang tidak terlalu tinggi, dan tidak terdapat adanya perubahan tanda.
Y = α + 1X12X2 3X3 ... (1) Dilakukan pengujian diantara masing-masing variabel dependen sebagai berikut: X1 = α + β2X2 + β3X3 + μ ... (2)
Diperoleh R2 sebesar 0.055322 dan F hitung 0.497779 X2 = α + β1X1 + β3X3 + μ ...(3)
Diperoleh R2 sebesar 0.144088 dan F hitung 1.430929 X3 = α + β1X1 + β2X2 + μ ... (4)
Diperoleh R2 sebesar 0.132529 dan F hitung 1.298601
Dari hasil regresi antara variabel dependen terlihat bahwa koefisien determinasi atau R2 dari masing-masing persamaan (2),(3), dan (4) masih lebih kecil dari koefisien determinasi hasil regeresi antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen, yaitu sebesar 0.731619 demikian juga dengan F hitung dari masing- masing persamaan (2), (3), dan (4) masih lebih kecil dari F hitung hasil regresi antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen, yaitu sebesar 14.53894. Hal ini berarti bahwa diantara variabel independen tidak terdapat multikolinearitas.
b) UjiDurbin Watson (D-W Test)
Uji D-W digunakan untuk mengetahui apakah didalam model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel yang diamati.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Hipotesis H0 : Dw = 0
0 Dl=1.00 Du=1.68 2 4-du=2.32 4-dl=3.00 Positif autokorelasi Negatif autokorelasi Ha : Dw 0 α = 5 %, k = 3, n = 20, maka; dl = 1.00 4 – dl = 3.00 du = 1.68 4 – du = 2.32 Statistik penguji: D-W = 1.531572
Dilihat dari tabel durbin-watson bernilai dl = 1.00; du = 1.68; (4-dl) = 3.00; (4- du) = 2.32 dan D-W = 1.532, maka posisinya berada pada dl < D-W < du, maka hasilnya 1.00 < 1.532 < 1.68.
H0 diterima
1.532
Gambar 4.5 Uji durbin-watson
Tabel 4.10 Durbin-watson Test Dengan Dw berdasarkan estimasi model regresi Kesimpulan
(4-dl) < dw < 4 Ha diterima, artinya terdapat gejala autokorelasi
yang negatif diantara disturbance term (4-du) < Dw < (4-dl) Tidak ada kesimpulan
2 < Dw < (4-du) Ho diterima Du < Dw < 2 Ho diterima
Dl < Dw < du Tidak ada kesimpulan
0 < Dw < dl Ha diterima, artinya terdapat gejala autokorelasi
yang positif di antara disturbance term
Kesimpulan:
dl < D-W < du, maka hasilnya 1.00 < 1.532 < 1.68, dengan demikian tidak ada kesimpulan apa-apa yang bisa diambil mengenai gejala autokorelasi.