• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. FUNGSI PERMINTAAN WISATA DAN SURPLUS

7.1 Fungsi Permintaan Wisata dan Interpretasi Model

7.1.2 Interpretasi Model

Nilai koefisien variabel menentukan kecenderungan dalam meningkatkan atau menurunkan jumlah kunjungan wisata. Pada regresi poisson, peningkatan

independent variabel yang bertanda positif akan meningkatkan peluang rata-rata

dependent variabel. Nilai positif dari suatu variabel menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai dari variabel tersebut akan cenderung meningkatkan peluang rata-rata jumlah kunjungan. Sebaliknya tanda negatif menunjukkan dengan semakin meningkatnya nilai dari suatu variabel akan cenderung menurunkan peluang rata- rata jumlah kunjungan wisatawan terhadap TWA Situ Gunung.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa terdapat tujuh variabel yang mempengaruhi peluang rata-rata jumlah kunjungan wisata di Taman Wisata Alam Situ Gunung. Empat variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan. Berikut

merupakan interpretasi hasil analisis regresi dari variabel-variabel sosial ekonomi terhadap peluang rata-rata jumlah kunjungan wisatawan di tempat wisata tersebut.

Biaya Perjalanan

Berdasarkan hasil analisis menggunakan regresi poisson, diketahui bahwa nilai probability dari biaya perjalanan nyata pada taraf 1% sehingga dapat dikatakan biaya perjalanan signifikan mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan TWA Situ Gunung. Nilai koefisiennya yang bertanda negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai biaya perjalanan maka akan semakin mengurangi peluang rata-rata jumlah kunjungannya. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal dimana jika harga semakin meningkat maka konsumen akan mengurangi jumlah barang yang dikonsumsinya. Begitupun dengan keadaan di lapangan, dari hasil wawancara diketahui bahwa rata-rata kali kunjungan wisatawan berkurang sejalan dengan semakin tingginya biaya perjalanan dari wisata itu sendiri. Hal ini dapat dikarenakan biaya perjalanan merupakan faktor yang sangat penting dalam keputusan melakukan suatu kegiatan rekreasi.

Pendapatan

Keputusan seseorang untuk melakukan kegiatan konsumsi tidak dapat terlepas dari pendapatan individu tersebut termasuk kegiatan konsumsi rekreasi. Faktor pendapatan secara statistik berpengaruh nyata pada taraf 1% yang berarti faktor ini mempengaruhi jumlah kunjungan wisata secara signifikan. Hasil analisis menunjukkan tanda koefisien pendapatan bernilai positif. Ini mengartikan bahwa semakin tinggi pendapatan wisatawan maka akan semakin tinggi pula peluang rata-rata jumlah kunjungannya terhadap TWA Situ Gunung. Hal tersebut diperkirakan karena rata-rata pengunjung TWA Situ Gunung memiliki pendapatan

yang relatif rendah sehingga sejalan dengan meningkatnya pendapatan pengunjung maka mereka akan cenderung menambah kunjungannya ke TWA Situ Gunung. Maka dari itu, faktor pendapatan dikatakan sesuai dengan hipotesis awal, dimana dengan semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi konsumsi dan kecenderungan mengalokasikan pendapatannya untuk rekreasi serta pemenuhan kebutuhan tersiernya.

Pendidikan Akhir Pengunjung

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pendidikan akhir pengunjung memiliki koefisien negatif, namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan wisatawan maka justru akan cenderung menurunkan peluang rata-rata kunjungannya terhadap TWA Situ Gunung. Berlaku demikian diperkirakan karena dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, wisatawan akan lebih memahami kondisi tempat wisata tersebut. Berdasarkan karakteristik pengunjung dimana sebagian besar melakukan kunjungan wisata secara berkelompok, fasilitas wisata menjadi penting untuk diperhitungkan. Oleh karena itu, terdapat kecenderungan untuk memilih berkunjung ke tempat wisata yang memiliki sarana dan prasarana lebih baik.

Umur

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa faktor umur memiliki tanda koefisien yang negatif, berarti ada kecenderungan dimana semakin tua usia wisatawan maka peluang rata-rata kunjungannya ke TWA Situ Gunung akan menurun. Variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kunjungan wisata pada taraf uji 5%. Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan

dimana pengunjung dari tempat wisata tersebut sebagian besar merupakan kaum muda. Smith (1996) dalam Muntasib (2007) menyatakan bahwa para pemuda mempunyai karakteristik ingin selalu mencari sesuatu yang baru, berpetualang menghadapi tantangan dan berkelana mengarungi alam.

Jumlah Rombongan

Jumlah rombongan memiliki koefisien positif tetapi tidak signifikan mempengaruhi peluang rata-rata kunjungan wisatawan. Ini menunjukkan bahwa dengan semakin banyak jumlah rombongan yang melakukan aktivitas wisata, maka semakin besar peluang kunjungan rata-rata wisatawan. Hal ini dapat dikarenakan TWA Situ Gunung merupakan suatu bentuk wisata alam yang menyediakan fasilitas outbond, perahu serta ruang terbuka hijau yang luas, sehingga memberikan alasan kepada pengunjung untuk datang beramai-ramai.

Waktu Tempuh

Waktu tempuh merupakan jumlah waktu pulang pergi yang diperlukan wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat wisata dari tempat keberangkatan hingga kembali ke tempat asal. Pada analisis sebelumnya ditunjukkan bahwa waktu tempuh mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan secara signifikan pada taraf uji 15% dan memiliki koefisien negatif. Dapat diartikan dengan semakin lama waktu tempuh yang dibutuhkan menuju tempat wisata, maka akan semakin tinggi biaya perjalanan yang dikeluarkan, sehingga terdapat kecenderungan wisatawan untuk mengalihkan tujuan wisatanya ke tempat rekreasi yang lebih dekat. Berbeda halnya jika TWA Situ Gunung tergolong tempat wisata yang unik yakni tempat wisata yang memiliki ciri khas tersendiri, dimana waktu tempuh bisa saja berlaku positif yang berarti semakin lama waktu tempuh justru akan semakin

meningkatkan peluang rata-rata kunjungan wisatawan. Berdasarkan hal tersebut, TWA Situ Gunung dapat dikatakan tergolong tempat wisata biasa yakni tempat wisata yang umum terdapat di berbagai daerah.

Lama Kunjungan

Waktu yang dihabiskan pengunjung di tempat wisata diartikan sebagai lama kunjungan wisatawan. Hasil analisis menggunakan regresi poisson menunjukkan bahwa lama kunjungan tidak mempengaruhi frekuensi kunjungan per tahun wisatawan secara signifikan. Tanda koefisien positif menunjukkan dengan semakin lamanya waktu yang dihabiskan wisatawan di TWA Situ Gunung maka akan meningkatkan peluang rata-rata kunjungannya ke lokasi tersebut. Hal ini dapat dikarenakan pengunjung belum merasa puas dan belum cukup memahami lingkungan setempat sehingga dengan semakin lama waktu yang dihabiskan di lokasi akan semakin menarik pengunjung untuk meningkatkan peluang rata-rata kunjungannya.

Lama Mengetahui

Lama mengetahui diartikan sebagai jumlah tahun atau lamanya wisatawan mengetahui keberadaan TWA Situ Gunung. Variabel lama mengetahui tempat wisata berpengaruh nyata pada taraf 1%. Dari hasil wawancara diketahui bahwa rata-rata pengunjung yang mengetahui TWA Situ Gunung sejak kecil cenderung mengunjungi tempat wisata tersebut lebih sering dibanding mereka yang baru mengetahui satu atau dua tahun. Berdasarkan hasil wawancara pula diketahui bahwa mereka yang mengetahui TWA Situ Gunung sejak lama merupakan wisatawan lokal yang berasal dari daerah sekitar Sukabumi. Hal tersebut

menginterpretasikan tanda koefisien positif dari variabel lama mengetahui tempat wisata.

Daya Tarik

Variabel daya tarik menjelaskan seberapa besar objek wisata Taman Wisata Alam Situ Gunung mempengaruhi penentuan frekuensi kunjungan wisatawan. Berdasarkan hasil analisis didapat bahwa variabel tersebut memiliki koefisien positif dan berpengaruh nyata pada taraf uji 15%. Dapat dikatakan semakin sering seseorang berkunjung ke Taman Wisata Alam Situ Gunung maka semakin tinggi peluang rata-rata kunjungannya di masa yang akan datang.

Status Hari

Hasil analisis menunjukkan bahwa status hari tidak mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan secara signifikan. Adapun status hari ini dibedakan menjadi hari libur dan hari biasa. Nilai koefisien negatif menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisata pada hari biasa lebih rendah dibandingkan jumlah kunjungan pada hari libur.

Jenis Kelamin

Jenis kelamin berpengaruh nyata pada taraf 5% terhadap frekuensi kunjungan wisatawan TWA Situ Gunung. Nilai koefisien positif menjelaskan bahwa wisatawan yang berjenis kelamin laki-laki akan cenderung meningkatkan peluang rata-rata jumlah kunjungannya. Hal tersebut yang berlaku di lapangan dimana karakteristik pengunjungnya didominasi oleh wisatawan laki-laki.

Berdasarkan uraian sebelumnya, diketahui bahwa segmen pasar dari TWA Situ Gunung merupakan kaum muda dan berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat dipertimbangkan untuk pengembangan TWA Situ Gunung lebih lanjut. Pengelola

dapat mencoba untuk mengarahkan fokus aktivitas wisata dalam hal petualangan alam, wisata trackking, camping maupun hiking yang cocok dengan jiwa kaum muda. Selain itu, dengan melihat faktor pendapatan yang memiliki kecenderungan pengunjung dengan pendapatan menengah ke bawah, dapat disimpulkan tempat wisata tersebut dapat dinikmati hampir oleh setiap kalangan karena biaya wisata yang diperlukan relatif terjangkau.

Variabel waktu tempuh diketahui berpengaruh nyata terhadap peluang rata-rata jumlah kunjungan ke TWA Situ Gunung. Hal ini dapat diatasi dengan upaya promosi mengenai kelebihan dari wisata alam yang menawarkan ketenangan dan kesejukkan suasana alam dengan panorama indah dan jauh dari kebisingan. Sangat cocok bagi pengunjung yang suntuk dengan suasana kota besar, sehingga lamanya waktu tempuh akan terbayar dengan jasa lingkungan yang disediakan TWA Situ Gunung. Selain itu, variabel lama mengetahui lokasi juga diketahui berpengaruh terhadap peluang rata-rata jumlah kunjungan, oleh karena itu pengelola sebaiknya meningkatkan upaya promosi melalui berbagai media sehingga sumber informasi mengenai TWA Situ Gunung dapat diakses dengan mudah bagi para calon wisatawan.

Dokumen terkait