• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELABORASI TEMA

3.3 Interpretasi Tema

High tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industri bangunan yang berpengaruh pada dunia arsitektur dan desain. Istilah High Tech adalah sebuah penemuan pada tahun 1970-an terhadap perancangan bangunan dan objek untuk rumah dan menjadi popular setelah Joan Kron dan Suzanne Slesin, menulis buku yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul “High Tech : The Industrial Style and Source Book for The Home”. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa high tech adalah istilah arsitektural yang digunakan untuk menerangkan bertambahnya bangunan dengan pengeksposan struktur dan elemen-elemen lainnya yang terbuat dari bahan prefabrikasi yang biasa digunakan untuk membangun gudang dan pabrik. Pada buku ini Suzanne Slesin dan Joan Kron juga mengikutsertakan trend pararel dalam design interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam pengertian high-tech. Akan tetapi, jauh sebelum tahun 1970, high-tech sudah ada dan diterapakan. Menurut Colin Davies dalam bukunya yang berjudul ‘High tech architecture’ pada tahun 1779 dibangun jembatan di river severn di Coalbrookdale. Jembatan ini merupakan jembatan yang pertama kali terbuat dari besi dan strukturnya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun 1848 dibangun Decimus Burton’s Palm House yaitu sebuah struktur bentang lebar dari besi,baja, dan beratap kaca. Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-bangunan tersebut memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur high-tech sekarang ini. Bangunan-bangunan tersebut merepresentasikan bentuk alternatif bangunan yang berdasar pada teknologi industri. Kemudian pada tahun 1920an yaitu pada zaman arsitektur modern, arsitektur high- tech juga berkembang misalnya pada tahun 1927 Buckminster Fuller membangun Dymaxion House, sebuah rumah dengan struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang digunakan pada rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur high-tech secara keseluruhannya. Karena bangunan rancangannya ini, Colin Davies dalam bukunya yang berjudul ‘High tech architecture’,mengatakan jika ada orang yang pantas disebut sebagai ‘bapak high- tech” maka Buckminster Fuller lah yang pantas.

Pada tahun 1960an, sebuah grup yang dikenal dengan Archigram (Peter Cook, Warren Chalk, David Greene, Denis Crompton, Ron Herron dan Mike Webb) mulai

menmpublikasikan dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas menjabarkan tentang elemen-elemen dari arsitektur high-tech pada tahun 1970an dan 1980an.

Walaupun high-tech telah ada sebelum tahun 1970an, Istilah High-tech mulai terkenal sejak tahun 1970an. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju pada jaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada waktu itu mulai berpikir ke depan dan menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi.

Dalam arsitektur, design High Tech meliputi penggunaan material yang berhubungan dengan industri High Tech tahun 1980-an dan 1990-an, seperti space frame, metal cladding serta material dan bahan komposit bangunan High Tech umumnya memiliki pelapis yang tipis yang lebar atau besar untuk menunjukkan kepada dunia luar aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Pada umumnya penampilan bangunannya secara keseluruhan adalah ringan, biasanya dengan sebuah kombinasi kurva yang dramatis dan garis-garis lurus.

Karakteristik material yang biasa digunakan adalah metal atau logam dan kaca. Biasanya High Tech menunjukan ide-ide produksi industri, High Tech menggunakan industri selain industri bangunan sebagai sumber teknologi dan High Tech juga memberi perhatian yang besar pada fleksibilitas penggunaan.

Karakter dari style high – tech secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut :

- terbuka

- struktur yang trasparan dan maju.

- menggunakan material dan teknik yang terbaru

- penggunaan warna penting pada bangunan

- terdiri dari lapisan yang banyak dan superimpose

- pengeksposan rangka yang menunjukkan artikulasi dari tiap lantai dan dinding.

- Pengeksposan elemen mekanikal elektrikal serta sambungan-sambungan struktur.

Struktur yang diekpose dan zona servis yang di ekspose adalah dua penampakan yang membanggakan dari arsitektur High Tech mengekspose struktur dan servis bangunan. Hal ini dapat dilihat pada perbedaan gaya dua arsitek Hi-Tech Inggris yang terkenal, yaitu Norman Foster dan Richard Rogers.

Roger sangat suka menempatkan pipa-pipa dan saluran di seluruh fasade bangunan, meskipun mengakibatkan setiap orang harus berpisah-pisah, terlindung dari elemen- elemen, namun memudahkan pemeliharaan. Di samping itu Rogers juga mengambil permainan cahaya dan bayangan.

Foster sebaliknya, hampir tidak pernah mengekspose saluran-saluran pelayanan tepatnya diluar bangunan. Ia lebih memilih untuk menempatkan langit-langit gantung atau lantai yang ditinggikan.

Karya keduanya ditandai dengan penggunaan struktur yang kuat dan ekspresif, khususnya struktur baja. Memberikan arsitektur High Tech kesempatan untuk mendramatisasi fungsi teknologi dari elemen bangunan.

Menurut Charles Jenks, ada 6 karakteristik Arsitektur High Tech: 1. Inside out

Bagian Interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan material penutup yang transparan, seperti kaca. Fungsi-fungsi yang umumnya tertutup/ ditutupi ditonjolkan keluar, seperti fungsi servis dan utilitas.

2. Celebration of process

Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya bagaimana, mengapa, dan apa dari suatu bangunan, sehingga muncul suatu pemahaman dari seorang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai cacatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster, yaitu ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih daripada arsitek manapun dalam cara penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkansuatu rancangan sesuai dengan jamannya sehingga kegunaan dan tampak dari bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.

3. Transparansi, pergerakan dan pelapisan.

Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan tanpa terkecuali. Kegunaan yang lebih luas dari kaca yang transparan dan tembus cahaya, pelapisan dari pipa- pipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan pada escalator lift sebagai suatu unsur yang bergerak merupakan arateristik dari bangunan high tech.

4. Pewarnaan yang cerah

Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas, sehingga memahami penggunaannya secara efektif. Pada karya Richard

Rogers yaitu bangunan Pampidou Center dan Inmos Factory menggunakan warna- warna yang cerah pula.

5. A light weight filigree of tensile members

Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari High Tech building. Sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.

6. Optimistic confidence in a scientific cultural

Bangunan yang dapat mewakili kebudayaan/peradaban masa depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu tetap bisa dipakai/tidak ketinggalan zaman. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja, perlakuan pada material, warna-warna dan pendapatan, dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi.

Pada prakteknya High-Tech dikatakan sebagai bagian dari modernisme dan post modernisme. High-Tech dimasukkan dalam modernisme karena ciri-ciri dari high-tech merupakan pengembangan dari ciri arsitektur modernisme yang menggunakan teknologi dan bahan prefabrikasi sehingga high-tech disebut juga dengan ‘late modernism’ atau modernisme akhir.

Adapun kronologis dari konsep style High - Tech diurutkan mulai dari the Modern Movement selama tahun 1920-an :

- 1920-an, para arsitek modern telah menggunakan glass and steel dalam rancangan mereka,

- 1930-an, The Museum of Modern Art in New York telah memamerkan kepada publik keindahan dari produk-produk industri seperti “laboratory glass”.

- 1970-an Pompidou Centre di Paris (oleh Renzo Piano and Richard Rogers), yang memperlihatkan “heating ducts and utility conducts” sebagai elemen decorative untuk bagian luar bangunan.

- 1980-an, High Tech menjadi bagian dari “language of postmodernist design”.

Dokumen terkait