• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interupsi sebentar boleh bu, tambah sedikit saja. Pak Gubernur.

Barangkali di luar itu kan ada TV Nasional, ada Metro TV, ada TV One, ada media lain, supaya Pemerintah fokus pak. Saya risau soal 3 pulau itu abrasi sebesar itu bisa hilang itu. Jika perlu bapak pancing juga mungkin bicara pak, 3 Pulau Terluar di Riau akan hilang. Nah itu baru ramai nanti, tahun depan masuk anggaran besar pak mesti itu pak.

Terima kasih pak.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Sudah pak?

Mungkin ada bagusnya juga itu pak. Jadi judulnya “Tiga Pulau Indonesia Akan Hilang Di Riau Apabila Tidak Dibangun Tanggul”. Jadi semua dari Anggota sudah selesai.

Sekarang dari meja Pimpinan. F-PAN (H.A. BAKRI H.M., S.E.):

Sedikit tambah sedikit, boleh? Pak Gubernur.

Jadi begini. Saya mau sedikit fokus Pak Gubernur ini. Ini kebetulan inikan harus saya harus membantu 2 provinsi ini, Riau sama Jambi. Nah ini ada satu perbatasan antara Riau dengan Jambi yaitu Kuala Tungka dengan Riau. Kebetulan di Inhil. Ini dulu pernah zamannya Pak Rusdi Zaenal jadi Bupati sekarang Gubernur, itu pernah rencana mau dibikin jembatan.

Jadi kalau saya tidak bayangkan kalau dari Jambi ke Riau ini dibikin jembatan, Inhil dengan Kuala Tungka mungkin akan terbuka, akan terbuka di ininya juga bisa maju, di Jambinya juga maju. Karena bapak bilang tadi ada Pelabuhan di Kuala Enok, sudah itu kita juga ada di Kuala Tungka itu Pelabuhan Roro, itukan semuanya bisa bersama-sama.

Itu mungkin dari saya. Tolong ditindaklanjuti, mungkin ini bisa dijadikan super prioritas pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih Pak Bakri.

Sekarang dari meja Pimpinan, silakan Pak Ridwan Bae. WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Ir. RIDWAN BAE/F.PG): Terima kasih Ibu Pimpinan.

Teman-teman Anggota Komisi V, Pak Gubernur dan seluruh jajarannya.

Saya justru juga memberikan apresiasi kepada Pak Gubernur sekaligus terima kasih pada waktu itu kita berkunjung ke daerah bapak, bapak telah menerima kami. Walaupun waktunya begitu sangat singkat dan pada akhirnya ditindaklanjuti pada hari ini.

Dewan Perwakilan Rakyat pada dasarnya adalah sebatas memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat termasuk aspirasi daerah seperti dari berbagai daerah. Bapak hadir kesini ke tempat ini sekarang adalah salah satu bagian yang kami ingin dengarkan apa dan bagaimana pentingnya kita mendapatkan masukan untuk kita juga

perjuangkan kepada Kementerian dan Lembaga yang terkait terutama mitra Komisi V.

Penjelasan Pak Gubernur tadi sangat komprehensif sekali tapi sekali-kali bahwa memang perlu fokus karena pada dasarnya kita juga memperjuangkan sesuatu mesti punya alasan-alasan tertentu. Kita asas membangun saat ini adalah asas prioritas oleh karena keterbatasan pendapatan negara kita. Nah kalau semua kita tawarkan tanpa ada prioritas itu kita agak kesulitan untuk memperjuangkan.

Nah terbaik adalah saya tidak melihat tadi adanya suatu program yang fokus misalnya begini. Contoh tadi 3 pulau yang dekat Malaysia perbatasan itu kan menjadi penting. Kenapa harus dibangun? Karena berbahaya nanti hilang seperti yang disampaikan Pak Anshar dan Pak Bakri tadi. Terus kemungkinan mau bangun jalan misalnya, apa yang menjadi dasaran kita disana? Produk apa yang harus kita kejar disana yang pada dasarnya bisa memberikan kontribusi positif kepada daerah Riau itu sendiri?

Jadi faktor itu yang kita harapkan sebagai penjelasannya. Namun demikian disini ada Pak Sahrul Aidi yang begitu getol yang selalu memperjuangkan Riau, mungkin barangkali Pak Sahrul bisa memberikan tambahan kami nantinya. Sehingga pada saat kita memperjuangkan itu kepada Kementerian PUPR misalnya atau Perhubungan, kita adalah mempunyai alasan yang cukup untuk kita tegas menyampaikan bahwa Riau sangat perlu dibutuhkan pada kesempatan ini. Saya kira itu yang ingin saya sampaikan Pak Ketua.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih.

Semua sudah selesai, Pak Pimpinan pun sudah.

Yang saya lihat disini Pak Gubernur seharusnya Riau ini menjadi salah satu provinsi yang makmur pak ya? Karena tadi kalau saya lihat penyumbang APBN ke-4 terbesar adalah dari Provinsi Riau dan kita juga melihat bahwa Riau ini berada di lokasi yang sangat strategis yaitu dilewati Selat Malaka. Kita melihat bahwa ada 4 Selat Strategis di Indonesia ini, Selat Malaka, Selat Sunda, Makassar dan Selat Lombok.

Seharusnya, kita ini menjadi poros maritim dunia dan kami juga melihat Provinsi Riau ini bisa menjadi HUB Internasional bagi pengembangan poros maritim dunia karena berada di Selat Malaka. Yang kita ketahui bahwa untuk memaksimalkan atau mengoptimalkan Selat Malaka ini memang belum terlalu optimal pak kalau kita lihat. Jadi Selat Malaka ini sama dengan Terusan Swiss

bahwa ini adalah jalur perdagangan dari beberapa negara, China, Jepang, Amerika tidak bisa kalau tidak melewati Selat Malaka ini. Jadi betul-betul sangat strategis sebetulnya.

Jadi kalau kita optimalkan Selat Malaka ini sangat menjadi pemasukan atau APBN yang lebih besar daripada pajak sebetulnya. Jadi kita juga sekarang, kami juga ingin membahas mengenai poros maritim global sebetulnya. Jadi Selat Malaka ini bisa menjadi HUB Internasionalnya.

Jadi ada beberapa HUB Internasional yang bisa melalui beberapa selat ini. Semua kapal-kapal yang lewat di Selat, Terusan Swiss, Panama dan lain-lain ini, Bosporus dan lain-lain, itu semua membayar pak. Nah sekarang yang kita tanyakan apakah kapal-kapal yang melewati Selat Malaka ini ditarik retribusinya pak, bayaran? Tidak kan pak?

Nah itu yang bahwa ada 1 optimalisasi PNBP sebetulnya yang bisa kita ciptakan. Karena di seluruh dunia, semua kapal-kapal perdagangan yang melewati Selat strategis itu harus membayar kepada pemilik selat tersebut. Sekarang Selat Malaka ini yang berada di Indonesia kan cukup luas ya pak ya? Tetapi memang agak dangkal.

Kalau itu memang masalahnya kita bisa lakukan pengerukan seperti itu, apa Selat Makassar dan Selat Lombok ini lebih dalam sehingga Kapal 300-500 meter atau mother peso panamex itu bisa lewat sekitar 18 ribu teus. Nah kalau di Selat Malaka ini memang tidak sebesar itu kapal-kapal yang lewat, tapi ini adalah potensi Selat Malaka Pak yang mana ada beberapa provinsi yang dilalui oleh Selat Malaka tersebut. Dan yang kedua, saya juga menyetujui kalau memang pembangunan tanggul untuk penahan abrasi pantai ini juga dibangun.

Yang saya lihat memang ada beberapa fokus pembangunan, salah satunya adalah membangun tanggul pak yang kalau saya tahu. Nah mungkin salah satu tanggul yang bisa dilaksanakan itu adalah Tanggul dari Provinsi Riau.

Nanti kita coba bicara dengan Kementerian PUPR dan juga Pak Hamka bisa menyampaikan di Banggar pada Kementerian Keuangan dan Bappenas, Pak Eddy juga ya, Pak Eddy Santana. Karena Pak Hamka ini dan Pak Eddy-lah yang tahu, berapa sih kita mempunyai cadangan sekarang ini? Kalau kita disini hanya membahas yang program-program saja tapi Pak Hamka dan Pak Eddy penentunya, oh Pak Anshar juga ya, penentu ya?

Jadi Beliau bertiga-lah yang tahu berapa anggaran yang ada, sekarang di kantong-kantong Kementerian Keuangan dan Bappenas ini yang tentunya ini adalah sangat penting sekali Pembangunan Tanggul ini. Jadi kalau kita katakan ada 3 pulau akan hilang itu cukup mengguncang pak. Jadi itulah yang harus kita majukan ke media mungkin bahwa apabila tidak dibangun sehingga 3 pulau ini akan hilang.

Dan yang lain-lainnya juga kami juga melihat banyak sekali ajuan dari Provinsi Riau, mungkin kami juga ingin Bapak membuat multi years begitu. Yang mana-mana saja target tahunannya Provinsi Riau itu yang mana saja, sasarannya, indikatornya serta target tahunannya pak.

Jadi kami ingin mengetahui bahwa program yang diajukan ke kami itu target tahunannya yang mana saja. 2020 yang mana, 2021 yang mana, 2022 yang mana, karena ini ada 1 renstra kan pak atau bisa dikejar di beberapa Renstra sebetulnya, sehingga kami pun fokus dalam mendorong program-program untuk Provinsi Riau yang mana-mana saja dan sesuai dengan target tahunannya Provinsi Riau tentunya.

Begitu dari kami, kami mendukung Pak Provinsi Riau untuk dikembangkan apalagi Provinsi Riau ini adalah salah satu penyumbang APBN terbesar juga dan yang kedua juga ada potensi yang sangat besar di Selat Malaka itu.

Jadi kami ingin mendorong bahwa Indonesia harus menjadi poros maritim global di dunia begitu. Karena Indonesia adalah penentu juga di perdagangan yang sekarang ini dilakukan dengan logistik yang diangkut oleh kapal-kapal yang melalui Selat Strategis Indonesia. Jadi sebenarnya Indonesia ini sangat kaya sekali dikarenakan kita mempunyai betul-betul daerah-daerah yang strategis, salah satunya adalah Selat Malaka. Begitu dari kami.

Kalau sudah tidak ada apa-apa lagi, kami, dan tidak ada yang dibicarakan lagi, tidak ada yang didiskusikan lagi, maka RDP pada hari ini. Oh silakan Bapak menyampaikan jawaban dan tanggapannya.

Silakan.

Dokumen terkait