PENYAKIT TIDAK MENULAR
H. Intervensi Cost Effective Dalam Mengendalikan Penyakit Tidak Menular
Intervensi cost effective merupakan konsep yang menggabungkan manfaat dan kerugian dengan pengeluaran biaya. Hal ini mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari intervensi/tindakan yang akan diambil untuk memutuskan apakah suatu tindakan tersebut memiliki efektifitas (net-effectiveness). Net-effectiveness mengartikan bahwa keuntungan/manfaat pasti lebih baik daripada kerugian bahkan lebih baik daripada nilai/kegunaan suatu intervensi.
Cost-effective merupakan kondep yang mempertimbangkan aspek biaya dan konsekuensi dari sebuah alternatif pemecahan masalah. Ini adalah sebuah alat bantu pembuat keputusan yang dirancang agar pembuat keputusan mengetahui dengan pasti alternatif pemecahan mana yang paling efisien dan dengan biaya yang minimum.
Hasil dari Cost-effective analysis telah memiliki dampak pada sejumlah prosedur klinis seperti pengobatan dirumah/home health care. Upaya ini termasuk kedalam cost effective dalam prosedur health care rutin yang menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat/keuntungan dari penghematan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kesehatan.
Dengan menerapkan cost effective dalam intervensi rutin dan dengan usaha2 dapat memperkiraakan dengan lebih baik penyakit yang akan timbul dan pengobatan atau perawatan apa yang harus dilakukan.Cost-effective analysis dapat meningkatkan kemampuan untuk memprediksi penyakit dan perencanaan intervensi sehingga dapat membantu kita dalam mengetahui kapan , bagaimana , dan intervensi apa yang harus dilakukan. Sehingga hal ini dapat mengurangi biaya perawatan karena dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pasien. Jadi pasien yang memiliki masalah kesehatan/penyakit dapat terus melakukan pemeriksaan sesuai kebutuhannya tanpa harus menghabiskan banyak uang.
Dengan pengobatan atau pemeriksaan yang efektif dan murah maka akan banyak dari masyarakat yang akan secara rutin melakukan medical check up sehingga faktor resiko mereka dapat diketahui secara dini dan dapat ditangani secara dini pula. Hal ini sangat memudahkan dalam pendataan dan pengendalian penyakit menular karena faktor resiko dapat diketahui lebih awal, siapa kelompok yang rentan, dan efek yang ditimbulkan dari faktor resiko tersebut sehingga dapat segera dilakukan intervensi untuk mengurangi/mencegah terjadinya penyakit akibat factor resiko tersebut. I. Konseling dan Intervensi Genetik Dalam Mengendalikan Penyakit Tidak
Menular
Sebagai calon orangtua, yang mana akan melakukan proses reproduksi tentunya memiliki berbagai macam harapan kelak untuk keturunannya. Harapan memiliki anak yang normal lazim dimiliki setiap pasangan, namun
terkadang kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Berbagai penyakit tidak menular seperti down syndrome bisa saja menjangkiti anak keturunan kita.
Maka dari itu kepada para orang tua yang berpotensi memiliki keturunan penyakit tersebut ada baiknya dilakukan deteksi dini. Penyakit down syndrome ini juga dapat dideteksi pada awal kehamilan. Dalam hal ini konseling dapat dilakukan kepada calon pasangan atau calon ibu dalam pemeriksaan prenatal. Test down syndrome ini seharusnya merupakan pemeriksaan standar prenatal, namun pada kenyataannya di banyak negara besar tes ini dilakukan setelah kelahiran. Padahal jika pemeriksaan pada awal kehamilan, dapat meminimalisir dampak dari penyakit down syndrome tersebut pada anak.
Pada penemuan besar proyek genom manusia pada tahun-tahun awal di abad 21 telah memicu minat dalam memperluas penerapan intervensi genetik dalam bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat. Misalnya, gen untuk cystic fibrostik, kelainan yang paling umum di antara orang kulit putih di Amerika telah diidentifikasi dan memungkinkan untuk dilakukannya skrining pasangan dalam jumlah besar. Bahkan diantara kulit putih tanpa riwayat cystic fibrostik, kesempatan membawa gen adalah tiga persen. Jika ayah dan ibu keduanya merupakan gen pembawa, peluang untuk memiliki anak dengan cystic fibrostik adalah 25 persen dalam setiap kehamilan.
Saat ini ada beberapa perkembangan genetika yang diketahui
1. Pencegahan genetik. pendekatan ini menggabungkan upaya untuk mencegah terjadinya gen tunggal atau kombinasi gen ganda yang mungkin untuk menghasilkan penyakit. ini meliputi: perluasan penggunaan konseling genetik, pengujian prenatal, dan aborsi awal atau terapi janin 2. Deteksi genetik sebelum penyakit. Pendekatan ini termasuk upaya yang
bertujuan untuk mendeteksi cacat genetik dan pelaksanaan intervensi dini untuk mencegah apa yang disebut ekspresi fenotipik gen
3. Perlindungan lingkungan. Pengujian genetik memungkinkan untuk mendefinisikan kombinasi gen yang mengidentifikasi individu untuk mengembangkan penyakit ketika mereka mengalami paparan lingkungan tertentu, seperti interaksi yang terjadi dalam pengaturan kerja dimana para pekerja terpapar bahan kimia tertentu sering pada dosis rendah. identifikasi interaksi gen-lingkungan dapat menyebabkan identifikasi mereka yang berisiko tinggi jika mereka bekerja dalam pengaturan kerja tertentu.
4. Skrining berbasis genotipe untuk penyakit awal. Kombinasi gen dapat mengidentifikasi kelompok yang beresiko tinggi penyakit umum dan yang dapat ditargetkan untuk melakukan skrining. misalnya, studi menunjukkan bahwa untuk kanker umum tertentu, misalnya yang dari payudara, prostat, dan usus besar, faktor genetik yang terkait dengan 30-40 persen dari penyakit ini. Pencarian pola genetik predisposisi awal kehidupan mungkin
berguna untuk mengidentifikasi mereka yang membutuhkan sebelumnya atau skrining yang lebih intensif untuk deteksi dini.
Akan lebih baik jika kita melakukan screening dan deteksi dini agar penyakit yang akan terjadi tidak berdampak terlalu buruk bagi kesehatan. J. Tindakan yang Harus Dilakukan Ketika Tidak Ada atau Belum Ada
Intervensi yang Efektif untuk PEngendalian Suatu Penyakit Tidak Menular
Dalam melihat pengendalian suatu penyakit tidak menular kita dapat menggunakan contoh penyakit Alzeimer. Penyakit ini mencerminkan tantangan apa yang harus dilakukan ketika penyebab penyakit tidak diketahui dan pengobatan tidak sangat efektif. Alzheimer adalah salah satu kondisi yang meningkat dengan cepat di antara mereka yang kita golongkan sebagai penyakit tidak menular. Penuaan penduduk berhubungan dengan penyakit alzeimer dan mempengaruhi kualitas hidup dengan mempengaruhi daya ingat, terutama memori jangka pendek.
Untuk pengobatan kasus ini, obat yang efektif mungkin berfungsi untuk meredakan gejala. Selain itu dapat pula melatih fikiran dan menstimulusnya agar tetap bekerja dan terlatih. Usaha kesehatan populasi juga memungkinkan para penderita untuk berkarya secara mandiri dan mungkin diberikan pendampingan secara berkala.
Pendekatan kesehatan penduduk untuk penderita alzeimer juga menekankan perlunya penelitian tambahan. Pendekatan kesehatan penduduk bagaimanapun juga perlu mengakui kebutuhan dasar pemahaman biological yang menyebabkan alzeimer. Dengan demikian, pendekatan kesehatan populasi untuk penderita alzeimer dan penyakit lain yang tidak diketahui penyebabnya, membuat kita bertanya pertanyaan mendasar tentang biological penyakit tersebut dan mempelajari penyebabnya. Untungnya, kemajuan yang mutakhir dan usaha financial yang baik memungkinkan untuk memahami penyebab alzeimer.
Strategi kesehatan populasi untuk mengatasi penyakit tidak menular antara lain screening, factor resiko keturunan, biaya pengobatan yang efektif, konseling genetic, dan penelitian lebih lanjut.
K. Contoh Penggunaan Kombinasi Strategi Dalam Pengendalian Penyakit