• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERVENSI KEPERAWATAN

Dalam dokumen MAKALAH LBP (Halaman 35-41)

No

Dx Tujuan Intervensi Rasional

1. Tupan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam nyeri teratasi.

1. Kaji TTV klien

2. Dorong klien untuk tirah baring dan  perubahan posisi.

1. Sebagai acuan dasar keadaan umum klien.

2. Memperbaiki posisi

lumbal untuk

mengurangi rasa nyeri. Ansietas

Tupen: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam masalah muskuloskeletah teratasi. Dengan KH: a.  Nyeri berkurang atau hilang.  b. TTV dalam rentang normal.

3. Ajarkan klien teknik relaksasi dan ditraksi.

4. Berikan massae  jaringan lunak dengan

lembut.

5. Kolaborasi dengan

dokter dalam

 pemberian obat analgetik..

3. Untuk mengurangi dan mengalihkan rasa nyeri.

4. Dapat memberikan rasa

rileks untuk

mengurangi spasem otot dan memperbaiki  peredaran darah.

5. Terapi analgetik dapat mengurangi nyeri. 2. Tupan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam hambatan mobilitas fisik teratasi Tupen : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 spasme otot teratasi. Dengan KH : 1. Adanya  peningkatan mobilitas fisik.

1. Pantau secara koninu mobilitas fisik klien  bergerak dan berdiri. 2. Bantu klien merubah

 posisi secara perlahan.

3. Dorong klien untuk mematuhi jadwal latihan yang sudah

dibuat untuk meningkatkan secara  bertahap. 1. Untuk mengetahui aktivitas klien. 2. Untuk meningkatkan latihan mobilitas fisik  pada klien.

3. Untuk memberikan latihan maksimalkan mobilitas klien.

2. Klien dapat kembali ke aktivitas semula secara bertahap. 3. Dapat menghindari  posisi yang menyebabkan nyeri. 3. Tupan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam Ansietas teratasi. Tupen : Setelah dilakukan asuhan keperaatan selama 30x24 jam,  proses penyakit dapat

dimengerti dengan kriteria hasil : 1. Kecemasan klien  berkurang/hilang 2. Klien tidak menunjukan kegelisahan di wajahnya.

1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakit yang dideritanya.

2. Berikan penjelasan tentang proses  penyakitnya.

3. Berikan motivasi klien terhadap terapi  pengobatan

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien.

2. Agar klien paham dengan penyakitnya dan dapat mengurangi ansietas.

3. Agar pemulihan terjadi secara cepat.

BAB IV PEMBAHASAN

Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa klien mengalami penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Dilihat dari tanda gejala klien mengalami nyeri abdomen, mengalami penurunan berat badan sebanyak 9 kg dalam waktu 3  bulan ini, anoreksia dan mengalami kesulitan menelan karena sariawan. Serta klien

untuk narkoba 7 tahun yang lalu. Dan saat pemeriksaan fisi k membran mukosa oral terlihat merah dan lesi berwarna putih pada mukosa oral memenajang ke daerah faring posterior. Serta dilihat dari hasil lab menunjukan HIV antibody positive.

Pada diagnosa keperawatan menurut NANDA NIC-NOC tahun 2015 serta tambhan dari sumber lainnya, masalah yang lazim muncul ialah:

1. Resiko infeksi b.d imunodefisiensi 2. Risiko ketidakseimbangan elektrolit.

3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d pneumonia carini (PCVP),  peningkatan sekresi bronkus dan penurunan kemampuan untuk batuk menyertai

kelemahan serta keadaan mudah letih.

4. Ketiakefektifan pola nafas b.d jalan nafas tergaggu akibat spasem otot-otot  pernafasan dan penurunan ekspansi paru.

5. Ketidakefektifan termoregulasi b.d penurunan imunitas tubuh.

6. Intoleransi aktivitas b.d keadaan mudah letih, kelemahan, malnutrisi, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan asupan oral. 8. Gangguan harga diri.

9.  Nyeri b.d inflamasi/kerusakan jaringan infeksi, lesi kutaneus internal/eksternal, eksoriasi rectal, penularan, nekrosis. Neuropati perifer, mialgia dan atralgia. Kejang abdomen.

10. Kerusakan Integritas kulit (aktual/risiko) b.d defisit imunologis, AIDS-dihubungkan dengan radang, infeksi virus, bakteri, dan jamur (misalnya herpes,  pseudomonas, candida) proses penyakit (misalnya KS). Penurunan tingkat aktivitas, perubahan sensasi, malnutrisi ; perubahan status metabolism, lesi kulit, ulserasi, formasi ulkus dekubitus (aktual)

11. Ansietas b.d ancaman pada konsep pribadi, ancaman kematian, perubahan pada kesehatan/status sosioekonomi, fungsi peran.

12. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan  b.d kurang pemajanan/mengingat; kesalahan interpretasi informasi, keterbatsan

kognitif, tidak mengenal sumber informasi. kasus tidak jauh berbeda dengan teori.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus ini tidak jauh berbeda dengan teori, namun dalam kasus ini kita dapatkan 5 diagnosa keperawatan, yaitu:

1. Infeksi b.d imunodifisiensi ditandai dengan pembesaran nodus limfe

submandibular, nodus limfe servikal membesar bilateral dan mengeras ketika di palpasi, tonsil membesar, membran mukosa oral berwarna merah dan terdapat inflamasi.

2.  Nyeri b.d pertumbuhan sel abnormal ditandai dengan adanya massa pelvis di ruang retroperitoneal di atas bladder, ukuran 20 cm x 15 cm.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan asupan oral ditandai dengan anoreksia, penurunan berat badan sebanyak 9 kg.

4. Intoleransi aktivitas b.d keadaan mudah letih, kelemahan, malnutrisi ditandai dengan klien sering mengalami kelelahan.

5. Ansietas b.d proses penyakit ditandai dengan klien mengalami kecemasan karena nyeri abdomen, tampak kegelisahan di wajahnya.

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang termasuk family retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari HIV (SudoyoAru, dkk 2009).

AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II, LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T.

. B. SARAN

Setelah membaca makalah ini semoga pembaca disarankan lebih menjaga kesehatan, pola hidup, memperhatikan asupan makanan dan berolahraga untuk menghindari terjadinya Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Khususnya kepada mahasiswa keperawatan yang telah mempelajari faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan terjadinya Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Harapanya tentunya lebih tahu dan a kan lebih safety untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Karena kelak mahasiswa keperawatan tidak hanya memperhatikan kesehatan dirinya sendiri namun akan memperhatikan kesehatan orang lain (kliennya). Serta semoga dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan ini pada pasien yang mengalami  penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

DAFTAR PUSTAKA

Amin Husada Nurarif, S.Kep.,Ns 2015.  Aplikasi keperawatan Berdasarkan  Dignosa Medis dan NANDA NIC-NOC . Jogjakrta: Media Action.

Dalam dokumen MAKALAH LBP (Halaman 35-41)

Dokumen terkait