Permission Letter from the Head of Bappeda Sleman
INTERVIEW SCRIPT Interviewee code : T2
Date of the interview : 28 January 2012
R: Apa yang ibu ketahui tentang bilingual di sekolah RSBI?
D: Yang saya ketahui tentang bilingual di sekolah RSBI adalah salah satu model pembelajaran yang dimana dalam proses belajar-mengajar, guru menggunakan minimal 2 bahasa, yaitu bahasa kita, bahasa Indonesia, dan bahasa dari negara luar. Dalam hal ini, bahasa yang dimaksud adalah Bahasa Inggris. Bisa juga memakai lebih dari 2 bahasa, jikalau itu memungkinkan dan kemampuan guru memenuhi, bisa. Untuk saat ini karena kita juga baru dalam tahap awal, juga masih rintisan, kita menggunakan 2 bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Walaupun porsinya belum bisa ditetapkan secara pasti. Masih tergantung situasi dan kondisi.
R: Yang dimaksud dengan penggunaan dua bahasa di dalam pengajaran itu meliputi apa saja?
D: Kita belum bisa menetapkan secara pasti. Sekali lagi, tergantung situasi dan kondisi pada saat pembelajaran berlangsung.
R: Adakah patokan atau pedoman porsi penggunaan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di sekolah ini sendiri?
D: Tidak ada.. bahkan dari SMP Negeri 4 Pakem, khususnya dari pimpinan, kita ditekankan bahwa, khusus untuk konsep, sebagai contoh karena saya mengajar IPA Fisika, khusus untuk konsep dalam arti apalagi masuk ke rumus, nanti daripada dikhawatirkan anak pemahamannya menjadi kurang, kita menekankan konsep-konsep dalam Bahasa Indonesia.
R: Di masyarakat, banyak pro-kontra mengenai adanya sekolah RSBI. Ibu sendiri, sebagai orang yang memiliki pengalaman mengajar dengan system bilingual, secara pribadi apakah mendukung penyampaian suatu materi pelajaran non-Bahasa Inggris dengan dua bahasa?
D: Begini Mbak, kita itu kan sebagai pendidik ya. Salah satu karakteristik dari pendidik idealnya itu kan, senang sekali kalau siswa yang menjadi didikannya itu bisa memiliki kemampuan atau kompetensi yang lebih. Bahkan lebih dari kita. Lebih dari umumnya. Nah, mengenai istilah pro dan kontra tentang RSBI, itu merupakan hal yang wajar. Apapun itu sebuah ide baru dimana-mana akan muncul pro dan kontra.
Lha menurut saya pribadi, sebagai pendidik, dan juga sekaligus sebagai pelaku pembelajaran di sekolah yang RSBI, saya sangat setuju dengan program RSBI. Karena di satu sisi, kompetensi kita sebagai guru juga bertambah. Bahkan, saya pribadi sejauh ini tentunya mungkin, kalau saya tidak mengajar di sekolah RSBI, itu kemungkinan besar saya belum pernah yang namanya belajar sampai di Reksa Malaysia. Nah, dari situ, saya dapat ilmu yang mungkin tidak bisa saya raih di sekolah lain yang non-RSBI. Jadi, kita berprasangka yang baik saja atau positif thinking tentang kegiatan RSBI
ini.
R: Apa yang ibu rasakan ketika harus mengajar dalam dua bahasa?
D: Ya jujur Mbak. Jadi kita ketika lulus dari perguruan tinggi dengan gelar sarjana, itu kita tidak pernah dimodali mengajar dalam Bahasa Inggris. Nah, dan program RSBI ini muncul kan baru akhir-akhir ini. Jadi ketika kita, istilahnya ada program RSBI...aduh, kita belum punya kompetensi untuk mengajar dengan Bahasa Inggris. Nah, kita kembalikan kepada pribadi gurunya. Kalo saya Alhamdulillah bisa menerima program ini dengan baik, dalam hal ini saya berusaha meningkatkan kompetensi saya, bagaimana supaya saya bisa mengajar dalam Bahasa Inggris.
Untuk tahap awal memang merupakan sebuah pekerjaan yang berat. Untuk tahun pertama saya mengajar, saya setiap malam tidur paling gasik jam 2 malam, saya baru tidur. Saya belajar, minimal saya tahu kata-kata kunci konsep-konsep fisika dalam Bahasa Inggris. Tapi ternyata lambat laun karena sekali belajar langsung saya terapkan dalam 4 kelas, otomatis saya tahu, hafal dengan sendirinya. Dan seiring berjalannya waktu, karena tiap hari yang kita hadapi itu, ternyata kita bisa memiliki kompetensi tanpa terasa kita raih itu semua.
R: Pernahkah ibu menghadapi kesulitan dalam menyampaikan materi Matematika/Fisika/Biologi dengan dua bahasa? Jika ya, apa saja kesulitan yang ibu hadapi?
D: Kalo secara materi Fisika-nya, sejauh ini saya...kalo menurut apa yang saya rasakan, saya tidak mengalami kesulitan. Karena Fisika itu kan ilmu universal, otomatis symbol-simbol itu juga berasal dari istilah-istilah Inggrisnya. Sebagai contoh „Gaya‟ disimbolkan dengan huruf F. Karena berasal dari kata „Force‟. „Usaha‟ bahasa Inggrisnya „Work‟, simbolnya W. tepat kan? Yang lain masih banyak lagi. Jadi, otomatis, saya tahu itu semua. Justru saya mudah sekali mempelajari konsep-konsep Fisika dalam Bahasa Inggris karena konsep-konsep Fisika dalam Bahasa Indonesia sudah saya kuasai. Jadi, ketika saya membaca, oo..ini sama semua, nggak ada masalah. Justru kesulitan yang saya alami adalah English classroom-nya. Yang Inggris umum ya. Bagaimana saya harus meminta anak untuk ke depan, bagaimana saya meminta anak untuk mengerjakan, bagaimana saya meminta anak untuk melakukan hal ini, hal itu. Justru yang saya harus belajar banyak disitu. Tapi sekarang ya, udah lumayan.
R: Menurut ibu, apakah penggunaan dua bahasa dalam pelajaran Matematika IPA bermanfaat bagi siswa dalam menguasai materi pelajaran itu sendiri?
D: Kalau ditinjau dari manfaat, jelas. Kenapa? Karena dari tahun ke tahun dari siswa RSBI ini, kalau kita ada hasil ujian Bahasa Inggris, itu rata-rata untuk SMP 4, nilainya paling sering lebih tinggi dibandingkan sekolah yang lain. Nah ini, dari sini secara tidak langsung bisa berkesimpulan...o ternyata sedikit banyak pembelajaran dalam Bahasa Inggris membantu siswa untuk
belajar Bahasa Inggris itu sendiri.
Untuk menyerap pelajaran Fisika... Nah ini yang jadi masalah. Karena untuk siswa, terutama kalau kelas 9 itu sudah tidak begitu banyak mengalami kesulitan. Terutama untuk kelas 7 itu untuk tahap awal, semester ganjil itu masih dominan menggunakan Bahasa Indonesia. Kalau saya sendiri itu pribadi, porsinya itu bisa sekitar 60% Bahasa Indonesia, 40% Bahasa Inggris untuk kelas 7. Kalau kelas 9 sudah lebih banyak menggunakan Bahasa Inggris. Bisa jadi, 75% menggunakan Bahasa Inggris, 25% Bahasa Indonesia. Tapi khusus untuk kelas 7, ini kalau tidak kita translate dalam Bahasa Indonesia, bisa jadi mereka blank.
R: Menurut ibu, apa saja kekurangan dan kelebihan penyampaian mata pelajaran Matematika IPA dalam dua bahasa?
D: Kalau secara umum ya, kelebihannya itu SMP Negeri 4 Pakem sudah menyiapkan berbagai fasilitas. Baik itu fasilitas dalam bentuk benda, maupun fasilitas dalam bentuk media. Dalam arti: bisa akses internet, bisa menggunakan ICT dalam pembelajaran.
Sedangkan sisi negatifnya, ya itu tadi. Karena siswa dan guru itu sama-sama sedang belajar, siswa juga tidak disiapkan untuk masuk ke RSBI kan dari SD... berasal dari SD umum. Dan guru juga penempatan juga dari Pemda, tidak ada seleksi guru RSBI. Otomatis semuanya baru sama-sama dalam tahap belajar. Idealnya, ada SD RSBI atau SBI, yang mana siswa dari SD ini nanti akan lari ke SMP RSBI atau SBI. Dan SMP sendiri, idealnya menerima siswa-siswa yang dari SD RSBI atau SBI.
Sedangkan gurunya, dari pemerintah, karena ini program direktorat, direktorat mestinya membuat kebijaksanaan yang dikirim ke daerah-daerah, yang intinya dalam rangka seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil, di situ ada item tersendiri yang mana di situ ada seleksi guru RSBI. Syarat-syaratnya bla bla bla, A sampai Z. Nah, nanti hasil seleksi inilah yang mestinya akan ditempatkan di sekolah RSBI. Nah ini yang paling berat. Seleksinya biasa, gurunya biasa, kompetensinya biasa, ditempatkan di RSBI. Nah, itu nanti yang kasihan sekolah. Sekolah yang kelabakan. Kalau sekolah itu tidak pandai-pandai membuat program-program dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, nah itu saya yakin program pemerintah untuk program RSBI tetep akan banyak mengalami kendala.
R: Apakah ibu punya saran/kritik/masukan bagi pengajaran mata pelajaran dengan sistem bilingual ke depannya?
D: Saran yang secara umum tadi sudah saya sampaikan ya.
Saran untuk guru RSBI yang lain... selalu meningkatkan kemampuan minimal berbahasa Inggris, itu kemampuan yang pertama. Kemampuan yang kedua: kemampuan ICT-nya, yang ketiga: kemampuan bidang studinya. Tiga hal ini bener-bener harus dikuasai secara komprehensif. Secara lebih. Ini tidak bisa ditinggalkan. Bahasa Inggris, ICT, dan ilmunya sendiri.
Kalau untuk siswanya ya... di rumah tetep harus banyak mengembangkan kemampuan berbahasa Inggrisnya. Seperti itu.
INTERVIEW SCRIPT