• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inti dari proses konseling ada dalam tahap implementasi strategi. Pada fase ini suatu perubahan terjadi, suatu

Dalam dokumen Teori dan praktik konseling (Halaman 136-143)

STRATEGI KONSELING

STRATEGI MODELING

2. Inti dari proses konseling ada dalam tahap implementasi strategi. Pada fase ini suatu perubahan terjadi, suatu

keputusan dibuat, suatu pengetahuan diperoleh, sebagian besar terjadi sebagai hasil usaha konselor dan klien dalam tahapan proses konseling ini.

3. Ada 5 pedoman yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan “timing” (saat) yang tepat untuk memperkenalkan suatu strategi, yaitu: 1) kualitas hubungan, 2) penilaian / analisis problem, 3) terbentuknya tujuan konseling yang diinginkan, 4) adanya petunjuk tentang kesiapan dan komitmen klien, 5) terkumpulnya data pokok (sesuai dengan latar belakang teori).

4. Strategi konseling mencakup 4 komponen yaitu rasional, contoh, latihan, dan pekerjaan rumah. Rasional strategi terdiri dari alasan dari prosedur dan suatu tinjauan singkat (overview) dari komponen-komponennya. Memberi contoh merupakan suatu komponen dari strategi dimana konselor memberikan demonstrasi/

memperagakan dari tingkah laku yang diinginkan. Sebagian besar strategi mencakup beberapa bentuk latihan respon yang dikerjakan oleh klien. Biasanya latihan praktek ini mengikuti suatu urutan yang telah disusun. Pekerjaan rumah berisi tentag apa yang dikerjakan klien, kapan tingkah laku tersebut harus terjadi, di mana tingkah laku tersebut terjadi, bagaimana mencatat tingkah laku tersebut dan yang terakhir membawa hasil pekerjaan rumah ke pertemuan selanjutnya.

5. Strategi Berhenti berfikir (Thought Stopping) ini digunakan untuk membantu ketidakproduktifan kontrol seseorang atau kalahnya pikiran dan gambaran – gambaran dari diri sendiri dengan cara menekan atau menghilangkan kesadaran-kesadaran negatif tersebut. Berhenti berfikir seringkali juga untuk klien yang terlalu terpaku dengan kejadian-kejadian masa lalu yang tidak dapat diubah (menangisi nasi yang telah jadi bubur); klien yang menyesali kejadian-kejadian yang tidak mungkin terjadi; klien yang terikat oleh fikiran negatif yang selalu berulang-ulang dan sangat tidak produktif atau kegelisaan yang berulang-ulang atau gambaran – gambaran yang selalu menyalahkan diri sendiri.

6. Strategi berhenti berpikir (Thought Stopping) ini memiliki 6 (enam) komponen utama yaitu; Rasional, Berhenti berpikir yang diarahkan oleh konselor (Overt intruption), Berhenti berpikir yang diarahkan oleh klien (Overt Intruption), Berhenti berpikir yang diarahkan oleh klien (Overt Intruption), Pergantian kepada pikiran-pikiran yang asertif, positif (Netral), Pekerjaan Rumah dan Tindak lanjut

7. Strategi Cognitive Restructuring (CR) digunakan untuk membantu memecahkan masalah klien yang diakibatkan oleh pikiran-pikiran, sikap-sikap dan keyakinan-keyakinannya yang irrasional/negatif/ terdistorsi. Strategi Cognitive Restructuring tidak hanya membantu klien belajar mengenal dan menghentikan pikiran-pikiran negatif / yang merusak diri, tetapi juga mengganti pikiran-pikiran tersebut dengan pikiran yang positif. tahapan prosedur CR meliputi: Rational, Identitifikasi pikiran klien dalam situasi problem, Pengenalan dan Latihan coping thought, Pindah dari pikiran-pikiran negatif ke coping thoughts, Pengenalan dan latihan penguat positif, Tugas rumah dan Tindak lanjut.

8. Systematic Desensitization (SD) merupakan suatu tehnik modifikasi perilaku untuk membantu klien menangani ketakutan yang menyiksa yang tak dapat dipadamkan atau dihadapi secara langsung Prosedur ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa kemampuan stimuli khusus yang menimbulkan kecemasan dapat dikurangi atau diperlemah jika terjadi suatu respon antagonistik (yang berlawanan) terhadap kecemasan. Ada tujuh tahapan prosedur SD yaitu; rasional perlakuan, identifikasi situasi yang menimbulkan kecemasan, konstruksi hirarkhi. seleksi dan pelatihan respon tandingan (counterconditioning or coping respon = cr), assesmen imajineri. sajian adegan (item) hirarkhis, tugas rumah dan tindak lanjut.

9. Modeling partisipan dapat digunakan untuk mengurangi perasaan dan perilaku menghindar pada diri seseorang yang dikaitkan dengan aktivitas atau situasi yang mengkhawatirkan Modeling partisipan ini

juga dapat digunakan untuk mengatasi phobia sekolah, takut bertanya, tidak tahu cara memulai pembicaraan, kurang komunikasi sosial, kurang asertif, kurang mampu mengasuh anak, dan kekurangan kebugaran fisik. Ada 4 komponen dasar modeling partisipan yaitu rational, modeling, partisipasi terbimbing, dan pengalaman yang berhasil.

G. Evaluasi

Buatlah verbatim dengan mengaplikasikan strategi konseling.

Brammer, L. M dan Everett L. S, 2001, Therapiutic Psychology: Fundamentals of Counseling and Psychoterapy, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc. Burns, D. D 1988. Terapi kognitif: Pendekatan baru bagi

penanganan depresi (alih bahasa Santosa), Jakarta : Erlangga.

Corey, G dan Corey, M. S. , 2001. Group: Processs and practice. Monterey, California: Brooks/ Cole Co.

Cormier, W.H., & Cormier L. S., 1985. Interviewing Strategies for Helpers, Monterey California: Brooks/Cole Publishing.

Cormier, W.H. & Cormier, L.S. 1998. Interviewing Strategies for Helpers. Fundamentals Skills and Cognitive Behavioral Interventions. 2nd. ed.. Monterey, California: Brooks/Cole Publishing Company.

Egan, G. 1998. The Skilled Helper. A systematice Approach to Effective Helping.6.th. ed. Pacific Grove, California: Brooks/Cole Publishing Company.

Gazda, GM. 1999, Group Prosedur with Children: A Developmental Approach. Dalam Ohlsen(ed), Counseling Children in Group:A Forum, New Jersey: Prentice Hall

Gilmore, S.K. 1973. The Counselor In-Training. Englewood Cliffs, New jersey: Prentice Hall, Inc. Gazda, GM. 1999, Group Prosedur with Children: A Developmental Approach. Dalam Ohlsen(ed), Counseling Children in Group:A Forum, New Jersey: Prentice Hall.

George R. L R. dan Cristiani, TS. 2001, Theory, Methods, and Process of Counseling and Psychoterapy, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.

Hackney, H.L. & Cormier, L.S. 2001 The Professional Counselor. A Process Guide to Helping. Boston: Allyn & Bacon

Ivey, A.E. & Ivey, M.B. 1999. Intentional Interviewing and Counseling. Facilitating Client Development in a Multicultural Society. 4th. ed. London: Brooks/Cole Publishing Company.

Jones, R.N. 1990. Practical Counseling and Helping Skills. Helping Clients to Help Themselves. 2nd. ed. London: Cassel Educational Limited.

Kanfer, F. H & Goldstein, 1982, Self management and behavior change, New York: Pergamon Press.

Kovack & Back, 1978, Cognitive Therapy of Depresion, New York: Gilford press.

Krumboltz, J. D & Thoresen, C. E., 1976. Counseling Methods. New York : Holt, Rinehart and Winston.

Lazarus, A. A, 1981, The practice of multimodal therapy, New York: Mc-Graw-Hill.

Mahoney, M. J. and Thoresen, C. E, 1974, Self-control Power to the person, Monterey CA: Brooks/ Cole.

Okun, B.F. 1988. Effective Helping. Interveiewing and Counseling Techniques. 3rd. ed. Monterey, California: Brooks/Cole Publishing Company.

Wolpe, J. & Lazarus E.G., 1996, The Receprocal Inhibition Theory. Boston : Little Brown and Co.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Dalam berlatih keterampilan komunikasi konseling, dianjurkan berlatih berpasangan atau konseling dengan teman (seorang menjadi konseli dan seorang sebagai konselor), maka untuk mempermudah latihan buatlah rancancangan cerita/narasi problem konseli yang dikomunikasikan dalam proses konseling, biasa disebut dengan istilah verbatim.

Contoh: Verbatim

_____Sinopsis (ringkasan masalah klien)____

N0 Verbal K.li. Verbal K.lor Narasi Dskripsi Non Verbal Teknik-Teknik Konseling 1 Konseli Konselor Assalamu’al aikum. Selamat siang Pak/ Bu, saya Arny bolehkah saya masuk..? Waalaikum salam. O…mbak Arny, mari silahkan masuk. Konseli, Wajahnya memerah, tampak malu-malu, tersenyum Konselor tersenyum membuka pintu, dan mengarahkan konseli untuk duduk. Attending  

Dalam dokumen Teori dan praktik konseling (Halaman 136-143)