BAB I PENDAHULUAN
2.2. Kajian Teori
2.2.2. Investasi
Pengertian Investasi
Investasi adalah kegiatan menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal mendapat sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.
Menurut Sunariyah (2004:4), investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya memiliki jangka waktu dengan harapan akan mendapat keuntungan dimasa – masa yang akan datang.
Menurut Jogiyanto (2003:5), Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu.
Geoffrey (1993:7) membedakan investasi menjadi dua, yaitu
financial invesment dan real invesment. Financial invesment adalah
represent a financial claim on asset that is usually document by some form of legal representation. Sedangkan real invesment adalah represent on actual tangible asset that may be seen, felt, held, or collected.
Jadi dapat diartikan bahwa financial invesment adalah kegiatan penanaman pada aset yang biasanya didokumentasikan dalam bentuk – bentuk yang disahkan secara hukum. Sedangkan real invesment adalah kegiatan penanaman pada aset yang jelas bentuknya yang dapat dilihat, dirasakan, dipegang atau dikumpulkan.
Investasi Saham
Investasi saham adalah upaya mengelola uang dengan menggunakan kelebihan dananya untuk membeli efek dan surat – surat berharga dengan harapan mendapat keuntungan di masa yang akan datang (Riyanto, 1995:175).
Investasi dalam saham adalah pemilikan atau pembelian saham perusahaan – perusahaan lain oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan (income) tambahan diluar pendapatan dari usaha pokoknya (Subroto, 1986:161).
Jenis – jenis Investasi
Menurut Jogiyanto (2003:7), investasi dibedakan menjadikan dua : a. Investasi langsung
Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dri suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain, yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market) atau di pasar turunan (derivative market) b. Investasi tidak langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva – aktiva keuangan dari perusahaan – perusahaan lain.
Tujuan Investasi
Dalam kegiatan investasinya, para investor memiliki berbagai macam tujuan yang diharapkan di masa yang akan datang. Tujuan dari investasi adalah untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang maksimal. Menurut Tendellilin (2001:4) ada beberapa tujuan investor melakukan investasi, antara lain :
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak.
Manfaat Investasi
Beberapa perusahaan melakukan investasi sebagai cara untuk menempatkan kelebihan dana dan ada juga yang melakukannya hanya untuk mempererat hubungan bisnis atau suatu keuntungan perdagangan.
Investasi saham mempunyai keuntungan tersendiri bagi investor. Apabila perusahaan mempunyai prospek cerah, tingkat pengembalian dan nilai saham akan meningkat. “Pemodal bisa melakukan investasi hari ini pada industri semen dan menggantinya minggu depan pada industri farmasi (Husnan, 2009:5).
Secara ekonomis manfaat yang didapat investor melalui pemilikan saham adalah :
a. Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham.
b. Capital Gain
Capital Gain adalah merupakan selisih antara harga jual dan harga beli yang disebut dengan selisih kenaikan kurs. Capital Gain terjadi bila pemilik saham atau investor menjual sahamnya dengan kurs yang lebih tinggi dibandingkan dengan kurs pada waktu membeli.
Risiko Investasi
Dalam setiap proses investasi, investor selalu dihadapkan dengan adanya risiko, karena terdapat hubungan antara risiko dengan tingkat hubungan yang diharapkan, apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka investor harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula.
Risiko yang ada ditimbulkan oleh adanya ketidakpastian (unsure). Risiko akan semakin besar terhadap tingkat bunga yang diharapkan, dan pada umumnya pemodal akan lebih memilih investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan tingkat risiko yang ditanggung sama, atau tingkat keuntungan sama dengan tingkat risiko yang ditanggung lebih kecil.
Pemegang saham biasa dihadapkan pada risiko yang lebih besar bila dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh pemegang obligasi,
hal ini disebabkan pembayaran dividen pada pemegang saham dilakukan setelah pembayaran bunga pada pemegang obligasi. Semakin besar tingkat risiko yang dihadapi, maka investor akan mensyratkan tingkat keuntungan yang besar pula.
Menurut Husnan (2001:124) adapun tiga bentuk teori pasar modal yang menyatakan efisiensi pasar modal atau yang disebut Efisiensi Market Theory mengenai risiko dan keuntungan investasi, antara lain : a. Keadaan di mana harga – harga mencerminkan semua informasi yang
ada pada catatan harga di waktu yang lalu, dalam keadaan seperti ini pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan menggunakan trading rules yang berdasarkan atas informasi harga di waktu yang lalu. Keadaan ini disebut sebagai bentuk efisiensi yang lemah (weak form efficiency). Penelitian tentang random walk
menunjukan bahwa sebagian besar pasar modal paling tidak efisien dalam bentuk ini.
b. Keadaan di mana harga – harga bukan mencerminkan harga - harga di waktu yang lalu, tetapi semua informasi yang dipublikasikan. Keadaan ini disebut sebagai bentuk efisiensi setengah kuat (semi strong), dengan kata lain, para pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan memenfaatkan public information. Para peneliti telah menguji keadaan ini dengan melihat peistiwa – peristiwa tertentu seperti penerbitan saham baru, pengumuman laba dan dividen, perkiraan tentang laba perusahaan, perubahan praktik –
praktik akuntansi, merger dan pemecahan saham laba perusahaan. Kebanyakan informasi ini dengan cepat dan tepat dicerminkan dalam harga saham.
c. Bentuk efisiensi yang kuat (strong form) di mana harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yag dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang perusahaan dan perekonomian, dalam keadaan semacam ini pasar modal akan seperti rumah lelang yang ideal: harga selalu wajar dan tidak ada investor yang mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik tentang harga saham. Kebanyakan test dalam bentuk ini dilakukan terhadap prestasi berbagai portofolio yang dikelola secara profesional. Studi – studi ini menunjukan bahwa setelah kita mempertimbangkan perbedaan resiko, tidak ada suatu lembaga yang mampu mengungguli pasar secara konsisten dan bahkan perbedaan prestasi masing – masing portofolio tidaklah lebih besar dari apa yang kita harapkan secara kebetulan.
2.2.3. Return dan Beta