• Tidak ada hasil yang ditemukan

Investasi Portofolio

Dalam dokumen LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (Halaman 30-53)

Investasi portofolio pada Tw. II-2011 mengalami peningkatan yang signifikan dengan mencatat arus masuk neto USD5,7 miliar, lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya (USD3,8 miliar). Lonjakan arus masuk investasi portofolio tersebut terutama ditopang oleh investasi asing pada instrumen surat berharga sektor swasta (saham dan obligasi korporasi). Sebaliknya, arus modal masuk dalam bentuk investasi pada surat-surat berharga sektor publik secara netto menurun.

Grafik 19

Perkembangan Investasi Portofolio

Arus masuk investasi portofolio sektor publik pada triwulan laporan tercatat sebesar USD3,0 miliar, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya

(USD4,4 miliar). Penurunan tersebut terutama

terjadi pada instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang mengalami net outflows. Kondisi tersebut

sebagai dampak diberlakukannya perpanjangan

masa kepemilikan SBI oleh Bank Indonesia dari semula 1 bulan menjadi 6 bulan (6-month holding

period) sejak 13 Mei 2011. Hal tersebut

mengurangi sifat likuid dari SBI yang kemudian berdampak pada berkurangnya penempatan asing pada SBI. Sebagian dari dana asing yang semula ditempatkan dalam SBI tersebut kemudian beralih kepada instrumen SUN maupun instrumen keuangan lainnya.

Sejalan dengan itu, posisi kepemilikan asing pada Surat Utang Negara (SUN) Rupiah meningkat menjadi USD25,3 miliar dari USD22,4 miliar pada akhir triwulan sebelumnya. Faktor positif makroekonomi, risiko fiskal yang terjaga serta nominal

yield yang cukup kompetitif mampu menarik investor

asing untuk menempatkan dananya lebih besar pada SUN Rupiah. -500 -250 0 250 500 750 1,000 1,250 1,500 1,750 2,000

Jepang AS Eropa Emerging

Market Asia (termasuk China)

ASEAN Lain-lain

Juta USD

Tw.IV'10 Tw.I'11* Tw.II'11**

* angka sementara ** angka sangat sementara

-2,000 -1,000 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw. II**

2009 2010* 2011

Investasi Portofolio, aset Investasi Portofolio, kewajiban Investasi Portofolio, neto Juta USD

* angka sementara ** angka sangat sementara

Grafik 20

Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing

Pada April 2011, lembaga pemeringkat

internasional Standard & Poor’s meningkatkan

peringkat utang Indonesia dari BB menjadi BB+ atau setingkat di bawah investment grade. Peringkat rating baru ini merupakan yang tertinggi sejak krisis keuangan 1997. Kenaikan ini mencerminkan perbaikan kondisi pasar keuangan dan likuiditas domestik, sehingga berpotensi memperlebar pintu masuknya aliran modal asing ke Indonesia pada periode mendatang dengan struktur arus modal yang lebih baik.

Tabel 24

Perkembangan Sovereign Rating Indonesia

Membaiknya minat investor asing juga ditopang oleh perbaikan risiko perekonomian secara keseluruhan yang terlihat dari indikator yield spread antara obligasi Pemerintah Indonesia dan US T-Notes yang semakin menyempit.

Grafik 21

Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes

Dari sisi imbal hasil, minat investor terhadap aset rupiah tetap tinggi. Investor mempersepsikan investasi dalam aset rupiah relatif lebih aman dan menguntungkan seperti tercermin pada selisih suku bunga dalam negeri dan luar negeri (UIP–Uncovered

Interest Parity) yang relatif tinggi (6,63%). Dengan

memperhitungkan premi risiko, daya tarik investasi dalam rupiah tetap tinggi. Tren indikator CIP (Covered Interest Parity) terus meningkat sejak 2010 dan berada pada level 4,86% pada akhir triwulan laporan.

Relatif tingginya imbal hasil juga terlihat dari suku bunga yang ditawarkan oleh SBI. Rata-rata tertimbang suku bunga SBI dengan tenor 3, 6, dan 9 bulan masing-masing sebesar 6,4%, 6,1%, dan 6,7%.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28

Jun Jul Aug Sep Oct NovDec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct NovDec Jan Feb Mar Apr Mei Juni

2009 2010 2011

Miliar USD

Kepemilikan SUN oleh Asing Kepemilikan SBI oleh Asing

23 Desember 2008 Ba3* 26 Juli 2006 BB- 27 Januari 2005 BB-11 Juni 2009 Ba3*** 7 November 2008 BB-* 14 Februari 2008 BB 16 September 2009 Ba2 23 Oktober 2009 BB-*** 21 Januari 2009 BB* 21 Juni 2010 Ba2*** 12 Maret 2010 BB 25 Januari 2010 BB+ 17 Januari 2011 Ba1 8 April 2011 BB+ 24 Februari 2011 BB+***

12 Oktober 2006 BB- 25 September 2008 BB* 31 Oktober 2007 BB+ 5 Februari 2009 BB** Januari 2009 BB+* 7 Juli 2009 BB+ 7 Oktober 2009 BB+* 13 Juli 2010 BBB-14 Oktober 2010 BB+***

* rating telah diakui

** revisi outlook dari positif menjadi stabil *** revisi outlook dari stabil menjadi positif Catatan: Utang Jangka Panjang Valas

Japan Credit Rating Agency Rating and Investment

Information (R&I)

Fitch Standard & Poor's

Moody's 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags SepOkt Nov Des Jan Feb Mar

2009 2010 2011

Yield Global Bond Indo'15 US: Treasury Securities Yield: 10 years %

Mei Jun Apr

Grafik 22 Perkembangan SBI Rate

Dari sisi sektor swasta, prospek positif kinerja pasar saham semakin menguatkan minat investor untuk menambah kepemilikannya di pasar saham domestik. Kondisi ini tercermin pada transaksi asing di instrumen saham yang mencatat arus masuk neto sebesar USD0,8 miliar, berkebalikan dengan triwulan sebelumnya yang mencatat arus keluar neto sebesar USD0,8 miliar. Hal tersebut juga tidak terlepas dari sentimen positif yang bersumber dari kinerja positif bursa global, realisasi pertumbuhan ekonomi domestik di triwulan sebelumnya yang tinggi, rendahnya tekanan inflasi, serta kenaikan peringkat prospek kinerja saham Indonesia oleh Morgan Stanley dari underweight menjadi equal weight.

Perbaikan kinerja di bursa saham selama Tw. II-2011 terefleksikan pada pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang meningkat. Kebijakan Bank Indonesia untuk mempertahankan BI Rate pada 6,75% serta kondisi fundamental mikro emiten yang baik mampu menopang laju pertumbuhan IHSG. Dari sisi makro, pertumbuhan IHSG turut didorong oleh tekanan inflasi yang rendah, nilai tukar yang stabil, serta prospek pertumbuhan ekonomi yang semakin baik. Sementara itu, dari sisi mikro, faktor yang turut mempengaruhi

Grafik 23

Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG

Sejalan dengan berbagai perkembangan tersebut, IHSG mampu mencapai level tertinggi sepanjang sejarah BEI, yakni 3.889, atau menguat sebesar 5,1% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Pergerakan harga saham di Indonesia berjalan searah dengan pergerakan indeks harga saham negara-negara lain di kawasan regional yang juga mengalami peningkatan. Hal ini dipicu oleh kondisi negara

emerging market Asia, termasuk Indonesia, yang

tumbuh lebih cepat serta memiliki suku bunga yang relatif tinggi sehingga menjadi daya tarik investasi bagi investor global untuk menanamkan dananya.

Grafik 24

Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN

Secara sektoral, kinerja indeks harga saham secara 6 7 8 9 10 11

JanFebMarAprMayJun Jul AugSepOctNovDecJanFebMarAprMayJun Jul AugSepOctNovDecJanFebMarApr MeiJun

2009 2010 2011

%

SBI 1 bulan SBI 3 bulan SBI 6 bulan SBI 9 bulan 800

1,200 1,600 2,000 2,400 2,800 3,200 3,600 4,000 -700 -600 -500 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr May Jun

2010 2011

IHSG Juta USD

Neto Asing IHSG (RHS)

Sumber : BEI 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

Mei Jun JulAgustSep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun JulAgustSep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

2009 2010 2011

Indeks

STI Singapore IHSG SET Thailand Phillipines Index (PCOMP) Malaysia Index (KLCI) Sumber : Bloomberg

perdagangan dan jasa mengalami pertumbuhan indeks tertinggi, yaitu masing-masing 14,0% dan 9,4%.

Selama Tw. II-2011, aktivitas pasar bursa juga diwarnai oleh tujuh emiten yang melakukan penawaran saham baru (Initial Public Offering-IPO). Sementara itu, pada periode laporan terdapat satu emiten yang tercatat melakukan go private, yaitu Aqua Golden Mississippi Tbk., setelah prosesnya disetujui oleh BEI pada April 2011.

Di sisi lain, investasi penduduk pada aset portofolio asing meningkat dari USD0,3 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi USD0,5 miliar, terutama karena sektor swasta kembali melakukan penempatan pada instrumen investasi asing pada periode laporan.

Dengan berbagai perkembangan pada sisi aset dan kewajiban tersebut, investasi portofolio sektor publik pada triwulan laporan mencatat arus masuk neto sebesar USD2,9 miliar, sementara sektor swasta mengalami surplus USD2,8 miliar.

Grafik 25

Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi

3. Investasi Lainnya

Transaksi investasi lainnya pada periode laporan mencatat surplus sebesar USD4,1 miliar, berkebalikan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD0,4 miliar. Pencapaian surplus tersebut

Grafik 26

Perkembangan Investasi Lainnya

Pada triwulan II-2011, aset investasi lainnya mencatat surplus (arus masuk neto) sebesar USD2,1 miliar setelah pada periode sebelumnya mencatat defisit USD1,2 miliar. Surplus tersebut terutama berasal dari penarikan dana simpanan swasta di luar negeri. Hal ini sejalan dengan mulai diberlakukannya kebijakan Bank Indonesia mengenai peningkatan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas) dari sebelumnya 5% menjadi 8% terhadap dana pihak ketiga valas serta meningkatnya kebutuhan pembiayaan lainnya di dalam negeri.

Grafik 27

Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta

Di sisi kewajiban, investasi lainnya pada Tw. II-2011 mencatat peningkatan surplus dari USD0,8 miliar

-2,000 0 2,000 4,000 6,000 8,000

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw. II**

2009 2010* 2011

Inv. Portofolio sektor Publik Inv. Portofolio sektor Swasta Inv. Portofolio, neto Juta USD

* angka sementara ** angka sangat sementara

-8,000 -6,000 -4,000 -2,000 0 2,000 4,000 6,000

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II**

2009 2010* 2011

Juta USD

Investasi lainnya, aset Investasi lainnya, kewajiban Investasi lainnya, neto * Angka sementara

** Angka sangat sementara

-6,500 -5,500 -4,500 -3,500 -2,500 -1,500 -500 500 1,500 2,500 3,500 4,500

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II**

2009 2010* 2011

Juta USD

Pinjaman Uang & simpanan Aset lainnya Investasi lainnya sektor swasta, aset * Angka sementara

kenaikan penarikan pinjaman luar negeri (PLN) sektor swasta.

Grafik 28

Perkembangan Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya

Sisi kewajiban investasi lainnya untuk sektor publik pada periode laporan mencatat defisit USD1,4 miliar, terutama didorong oleh pembayaran PLN pemerintah yang lebih besar dibanding triwulan sebelumnya. Pembayaran PLN pemerintah pada periode laporan mencapai USD1,8 miliar, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya USD0,9 miliar. Hal ini sesuai dengan pola historisnya dimana pembayaran PLN cenderung lebih besar pada triwulan kedua dan keempat setiap tahunnya.

Sementara itu, penarikan PLN mengalami penurunan menjadi USD0,4 miliar dari USD0,7 miliar pada periode sebelumnya. Penurunan penarikan pinjaman terjadi baik untuk pinjaman program maupun pinjaman proyek yang masing-masing turun dari USD216 juta dan USD456 juta pada periode sebelumnya menjadi USD7 juta dan USD356 juta.

Pada triwulan laporan, Pemerintah Indonesia menandatangani beberapa perjanjian pinjaman baru, di antaranya dari Nordea Bank Denmark, Pemerintah Perancis, IBRD, dan Islamic Development Bank (IDB). Pinjaman dari Nordea Bank Denmark sebesar USD15 juta ditujukan untuk proyek Indonesia Ship Reporting

Strengthening the Climate and Weather Services Capacities of BMKG. IBRD juga berkomitmen untuk

memberikan pinjaman sebesar USD65 juta yang akan digunakan untuk proyek Statistical Capacity

Building-Change and Reform for the Development of Statistics

(STATCAP-CERDAS). Pinjaman yang ditandatangani dengan IDB pada periode laporan sebesar USD159 juta akan ditujukan untuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) melalui Integrated Community

Driven Development (ICDD) tahap kedua.

Di sisi lain, pemerintah juga tengah berusaha untuk mengurangi jumlah pinjaman luar negerinya dengan cara melakukan debt swap. Sampai dengan akhir periode laporan, pemerintah telah memperoleh komitmen pengalihan pinjaman sebesar €149,3 juta dan USD46,2 juta yang diberikan oleh Jerman, Italia, Amerika Serikat, dan Australia. Pada periode laporan terjadi realisasi pengalihan pinjaman sebesar €23 juta yang berasal dari Jerman untuk proyek Junior

Secondary Education. Realisasi juga diperoleh dari Italia

sebesar €1,8 juta dan USD7,5 juta untuk proyek

Housing and Settlement. Selain itu, terdapat

pengalihan pinjaman dari pemerintah Australia sebesar AUD7,5 juta yang ditujukan untuk proyek Debt2Health.

Grafik29

Perkembangan PLN Sektor Publik

Berbeda dengan sektor publik, kewajiban investasi

-3,000 -2,000 -1,000 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II**

2009 2010* 2011

Juta USD

Piutang dagang Uang & simpanan Pinjaman, neto Kewajiban lainnya Inv. lainnya, kewajiban

* Angka sementara ** Angka sangat sementara

-3,000 -2,000 -1,000 0 1,000 2,000 3,000

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II**

2009 2010* 2011

Juta USD

Penarikan Pembayaran Neto * Angka sementara

sebelumnya (USD0,7 miliar). Peningkatan surplus tersebut terutama berasal dari penarikan pinjaman luar negeri baik dari sektor bank maupun korporasi, masing-masing sebesar USD0,8 miliar dan USD5,5 miliar, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya (USD0,5 miliar dan USD3,9 miliar). Di sisi lain, pembayaran pinjaman luar negeri sektor swasta juga mengalami peningkatan menjadi USD4,2 miliar dari USD2,8 miliar pada periode sebelumnya.

Pada periode laporan, beberapa perusahaan domestik, baik bank maupun korporasi, tercatat memperoleh pinjaman luar negeri dari lembaga keuangan internasional. Di antaranya adalah dari IBRD yang akan membantu Indonesia untuk memenuhi

kebutuhan listriknya melalui proyek PLTA Upper

Cisokan Pumped Storage— fasilitas penampungan

berpompa pertama di Indonesia. Selain itu, lembaga pembiayaan pembangunan asal Jerman juga memberikan pinjaman kepada salah satu perusahaan jasa angkutan atau pelayaran lepas pantai sebesar USD18 juta. Pinjaman berjangka waktu 9 tahun

tersebut ditujukan untuk rencana ekspansi penambahan jumlah armada perusahaan penunjang jasa angkutan lepas pantai tahun ini.

Grafik 30

Perkembangan PLN Sektor Swasta

Di samping itu, sejalan dengan tingginya kegiatan impor pada periode laporan, kewajiban investasi lain sektor swasta berupa trade credit membukukan arus masuk neto sebesar USD0,3 miliar,

lebih besar dibanding periode sebelumnya

(USD0,2 miliar.) -5,000 -4,000 -3,000 -2,000 -1,000 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II**

2009 2010* 2011

Juta USD

Penarikan Pembayaran Neto * Angka sementara

Dengan surplus neraca pembayaran pada Tw. II-2011 yang meningkat hingga mencapai USD11,9

miliar, posisi cadangan devisa pada akhir

triwulan laporan meningkat menjadi USD119,7

miliar dari posisi pada akhir triwulan sebelumnya (USD105,7 miliar). Jumlah cadangan devisa yang dikelola oleh Bank Indonesia tersebut setara dengan

6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Cadangan devisa tersebut antara lain berupa cadangan dalam valuta asing USD112,9 miliar (94,3% dari total cadangan devisa), monetary gold sebesar USD3,5 miliar (3,0%), dan special drawing rights (SDR) sebesar USD2,8 miliar (2,4%).

Grafik 31

Perkembangan Cadangan Devisa

0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II

2009 2010 2011

Juta USD Bln Impor

Cadangan Devisa (RHS) Bulan Impor

Dari sisi ekonomi riil, kenaikan defisit neraca jasa yang lebih besar daripada kenaikan surplus neraca barang menyebabkan kontribusi sektor eksternal terhadap pembentukan PDB (tercermin pada rasio net ekspor barang dan jasa terhadap PDB) mengalami penurunan. Ditambah dengan meningkatnya defisit neraca pendapatan, kondisi tersebut menyebabkan rasio transaksi berjalan terhadap PDB juga mengalami penurunan. Kendati demikian, semakin besarnya volume ekspor dan impor barang dan jasa mengindikasikan semakin besarnya derajat keterbukaan perekonomian Indonesia

(tercermin pada rasio ekspor ditambah impor terhadap PDB).

Dari sisi finansial, seiring dengan posisi cadangan devisa yang terus meningkat, meskipun posisi ULN meningkat, rasionya terhadap cadangan devisa masih tetap terjaga baik. Sementara itu, debt service ratio (rasio beban pembayaran utang terhadap ekspor) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai dengan pola musiman di mana pembayaran utang pada Tw. II lebih tinggi dari Tw. I-2011. Meski demikian, level tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2009 dan 2010.

Tabel 25

Indikator Sustainabilitas Eksternal

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I* Tw. II**

Transaksi Berjalan/PDB (%) 1) 2.4 1.8 1.2 2.5 1.2 0.8 0.6 0.6 1.1 0.1 Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) 3.9 3.8 3.2 4.6 3.0 2.6 2.9 3.4 3.2 2.9 Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) 44.0 43.5 44.5 47.1 44.7 44.7 44.3 50.1 47.8 49.8 Debt Service Ratio (DSR) (%)2) 23.3 25.0 19.8 24.6 21.2 23.2 20.3 23.7 18.0 21.6 Posisi ULN Total/PDB (%)3) 29.7 30.3 33.0 31.8 30.4 28.7 28.6 28.4 28.0 28.4 Posisi ULN Jangka Pendek/PDB (%)3) 5.3 5.6 6.2 5.8 5.6 5.3 5.8 6.0 6.0 6.3 Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) 275.3 267.0 269.7 261.5 251.8 240.2 224.5 210.4 198.0 186.4 Posisi ULN Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%) 49.4 49.0 50.3 47.9 46.1 44.1 45.5 44.6 42.6 41.1

Memorandum:

PDB Harga Berlaku (kuartalan, juta USD) 113,327 131,771 146,047 153,205 163,611 175,301 186,734 188,058 196,824 212,774 PDB Harga Berlaku (annualized, juta USD) 508,432 507,550 508,658 544,350 594,634 638,164 678,852 713,705 746,918 784,391 Ekspor Barang & Jasa (juta USD) 27,122 31,189 34,838 39,653 38,961 41,459 44,046 50,374 50,274 56,027 Impor Barang & Jasa (juta USD) -22,741 -26,171 -30,156 -32,542 -34,113 -36,887 -38,608 -43,929 -43,894 -49,897 Debt Service Payments (juta USD) -6,858 -8,356 -7,387 -10,300 -8,722 -10,134 -9,426 -12,553 -9,483 -12,653

- Pemerintah -1,786 -3,353 -1,962 -3,558 -2,053 -3,153 -2,249 -3,264 -2,385 -3,132

- Swasta (termasuk BUMN) -5,072 -5,004 -5,425 -6,742 -6,669 -6,981 -7,177 -9,289 -7,098 -9,521 Posisi ULN Total (juta USD) 4) 150,965 153,741 167,989 172,871 180,834 183,329 194,349 202,413 209,327 223,042 Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) 4) 27,079 28,230 31,356 31,673 33,102 33,672 39,366 42,908 45,017 49,128 Posisi Cadangan Devisa (juta USD) 54,840 57,576 62,287 66,105 71,823 76,321 86,551 96,207 105,709 119,655

Keterangan:

1)

Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan

2)

2011

INDIKATOR 2009 2010*

Boks

Profil Perdagangan Indonesia – India

Dalam beberapa tahun terakhir, India, salah satu negara Asia yang tergabung dalam kelompok G-20, menunjukkan peningkatan perannya sebagai mitra dagang Indonesia yang penting. Total volume perdagangan (ekspor ditambah impor) Indonesia dengan India meningkat dari USD5,0 miliar (2,7% dari keseluruhan nilai perdagangan Indonesia) pada 2006 menjadi USD13,2 miliar (4,5%) pada 2010.

Indonesia selalu mencatat surplus dalam perdagangan bilateralnya dengan India. Dalam kurun waktu tersebut surplus perdagangan meningkat tiga kali lipat, yaitu dari USD2,1 miliar pada 2006 menjadi USD6,2 miliar pada 2010.

Sejak tahun 2008, India secara konsisten menempati peringkat ke-6 dalam daftar negara tujuan ekspor utama Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, ekspor Indonesia ke India rata-rata tumbuh 27,7%. Nilai ekspor pada 2010 tercatat sebesar USD9,7 miliar (tumbuh 27,5%, yoy). Dalam paruh pertama 2011 nilai ekspor sudah mencapai USD6,6 miliar (6,8% dari total ekspor Indonesia) .

Ekspor ke India didominasi oleh komoditas nonmigas berbasis sumber daya alam, terutama minyak sawit dan batubara. Kedua komoditas tersebut juga merupakan komoditas ekspor nonmigas utama Indonesia. Derasnya permintaan dari India atas komoditas-komoditas tersebut mendorong perbaikan kinerja ekspor Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Ekspor batubara tujuan India merupakan kedua terbesar setelah China, sementara untuk komoditas minyak sawit, India merupakan negara tujuan ekspor pertama (lihat bahasan mengenai ekspor barang).

Di sisi lain, impor dari India dalam periode lima tahun terakhir juga terus mengalami peningkatan, kecuali di tahun 2009. Pada 2010, India berada pada urutan ke-9 negara asal impor utama Indonesia, dengan nilai impor mencapai USD3,5 miliar. Selama semester pertama 2011 nilai impor tercatat sebesar USD2,6 miliar. Impor dari India didominasi oleh jagung, hidrokarbon (bahan kimia), kendaraan bermotor, dan perlengkapan telekomunikasi. Bila dibandingkan dengan total impor

10  12  14  ‐20 ‐10 0 10 20 30 40 50 60 70 2006 2007 2008 2009 2010 Vol. Perdag (RHS) Pertumbuhan y.o.y (%) Miliar  USD Vol. Perdagangan Indonesia ‐ India ‐6 ‐4 ‐2 0 2 4 6 8 10 12 2006 2007 2008 2009 2010

Ekspor Impor Net

Miliar  USD

Ekspor‐Impor Total Indonesia ‐ India

Jepang 16% Uni Eropa 11% China 10% Amerika Serikat 9% Singapura 9% Korea Selatan 8% India 6% Malaysia 6% Taiwan 3% Thailand 3% Lainnya 19% Negara Tujuan Utama Ekspor (2010) Singapura 16% China 15% Jepang 12% Uni Eropa 7% Malaysia 7% Amerika Serikat 6% Korea Selatan 6% Thailand 5% Arab Saudi 4% India 2% Lainnya 20% Negara Asal Utama Impor (2010)

Dengan perkembangan tersebut, terlihat bahwa India memiliki peran penting dalam perdagangan internasional Indonesia, terutama untuk ekspor nonmigas. Di tengah perkiraan perlambatan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat, dengan diimplementasikannya Indonesia-India Free Trade Agreement, peran India dalam mempertahankan kinerja ekspor nonmigas Indonesia diharapkan akan semakin meningkat.

Ekspor 10 Komoditas Utama Nonmigas ke India

Impor 10 Komoditas Utama Nonmigas asal India

10,4 12,2 11,8 14,1 12,8 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2006 2007 2008 2009 2010 Pangsa India Terhadap  Ekspor Batubara Indonesia Lainnya Taiwan India Korea Selatan Jepang China

20.1 27.8 33.5 32.5 31.8 15.3 12.6 12.4 15.0 13.9 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2006 2007 2008 2009 2010 Pangsa India Terhadap Ekspor CPO Indonesia

Lainnya Singapura Malaysia Uni Eropa China India

Tw. II** Tw. II** Tw. II**

1. Minyak Nabati 38.6 -14.7 28.5 124.4 2.1 -3.5 45.4 -16.5 33.2 54.3

2. Batubara 35.8 59.9 16.9 94.6 46.9 1.3 53.4 8.9 15.4 26.8

3. Biji Tembaga 9.3 366.3 32.5 104.1 487.1 12.3 -4.2 -20.6 18.0 113.1

4. Karet Alam Olahan 3.1 72.6 137.2 62.4 127.8 80.5 33.0 -24.2 31.4 22.1

5. Bahan Kimia 1.8 33.8 53.8 40.9 30.9 29.2 27.1 2.3 19.1 10.9

6. Alat Listrik, Ukur, Fotografi, dll 1.6 6.4 52.7 33.7 0.5 43.5 7.9 5.9 6.4 24.0

7. Asam Berlemak 1.1 -39.8 -2.5 68.9 -17.3 -36.2 20.2 -27.3 52.8 40.5

8. Tekstil 1.0 1.0 61.7 -15.1 4.1 56.2 -22.9 -3.0 3.5 10.0

9. Barang dari Logam Tidak Mulia 0.8 -23.0 28.9 45.9 -17.0 4.7 16.9 -7.3 23.2 24.8

10. Produk Pharmasi 0.6 62.8 23.2 74.5 35.7 28.9 38.6 19.9 -4.4 25.8

*) data sementara **) data sangat sementara Sumber : Cognos Rincian 2009 2010* Pangsa (%) 2011** 2010* 2011 2009 2010* 2011 Pertumbuhan y.o.y (%) Indeks Harga Riil Nominal 2011 2009

Tw. II** Tw. II** Tw. II**

1. Maize,Unmilled 12.8 -25.4 144.2 1,011.0 -35.7 99.1 574.5 16.1 22.6 64.7 2. Hydrocarbon,N.E.S And Their Halogenated,Nitrated Derivatives 11.5 -40.8 58.2 186.2 -43.8 22.5 74.6 5.4 29.2 63.9 3. Motor Vehicle For The Transport Of Goods 7.1 21.9 59.2 165.1 32.8 89.1 168.6 -8.2 -15.8 -1.3 4. Oil Seeds Use For Extraction Ofsoft Fixed Vegetable Oils 5.2 49.9 37.8 13.9 25.1 -6.9 -46.7 19.8 48.1 113.8 5. Telecomunication Equipment N.E.S And Parts 7.0 84.5 -5.1 -33.5 91.0 3.0 -30.0 -3.4 -7.8 -5.0 6. Feeding Stuff For Animals 5.2 -57.0 -3.0 158.0 -59.1 -7.4 113.9 5.3 4.8 20.6 7. Other Crude Minerals 2.5 31.0 45.6 476.5 16.2 39.3 395.8 12.7 4.5 16.3 8. Passengger Motor Cars 2.2 -53.2 400.3 42.6 -52.4 450.0 47.2 -1.6 -9.0 -3.1 9. Sugar,Molasses And Honey 4.3 -99.7 56,525.1 816.7 -99.8 37,384.1 513.2 25.7 51.1 49.5 10. Flat Rolled Product,Alloy Steel 2.6 15.9 25.3 1.5 20.3 31.1 -7.4 -3.7 -4.4 9.6 *) data sementara

**) data sangat sementara Sumber : Cognos Rincian 2010* 2011 2009 2010* 2011 2009 2010* 2011 2009 Pertumbuhan y.o.y (%)

Nominal Riil Indeks Harga

Pangsa (%) 2011**

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Tabel 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : RINGKASAN ... 37

Tabel 2.A NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, BARANG ... 38

Tabel 2.B NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, EKSPOR BARANG MENURUT SEKTOR ... 39

Tabel 2.C NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, IMPOR BARANG MENURUT KATEGORI EKONOMI ... 40

Tabel 2.D NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, JASA-JASA ... 41

Tabel 2.E NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN ... 42

Tabel 2.F NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, TRANSFER BERJALAN ... 43

Tabel 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LANGSUNG ... 43

Tabel 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI PORTOFOLIO ... 44

Tabel 5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LAINNYA ... 45

TABEL 1

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

RINGKASAN

(Juta USD)

Agustus 2011

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I* Tw. II**

I. Transaksi Berjalan 2,690 2,377 1,781 3,781 10,628 1,936 1,409 1,205 1,093 5,643 2,089 232 A. Barang 1 6,052 7,493 6,931 10,455 30,932 6,954 6,848 7,593 9,232 30,628 8,686 9,728 - Ekspor 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 35,088 37,444 39,712 45,830 158,074 45,818 51,460 - Impor -18,143 -20,665 -24,358 -25,549 -88,714 -28,134 -30,596 -32,119 -36,597 -127,447 -37,133 -41,732 1. Nonmigas 4,883 6,033 6,282 8,362 25,560 5,812 5,881 6,605 9,097 27,395 8,628 10,638 a. Ekspor 20,530 23,751 25,603 29,145 99,030 28,511 30,298 32,763 37,845 129,416 37,092 41,991 b. Impor -15,647 -17,718 -19,321 -20,783 -73,470 -22,699 -24,417 -26,158 -28,747 -102,021 -28,464 -31,353 2. Minyak -571 -439 -2,012 -995 -4,016 -1,663 -2,140 -1,991 -2,859 -8,653 -3,438 -4,998 a. Ekspor 1,798 2,394 2,938 3,660 10,790 3,556 3,840 3,749 4,547 15,691 4,856 4,979 b. Impor -2,368 -2,833 -4,950 -4,655 -14,806 -5,219 -5,980 -5,740 -7,406 -24,344 -8,293 -9,977 3. Gas 1,740 1,899 2,661 3,088 9,388 2,805 3,107 2,980 2,994 11,886 3,495 4,088 a. Ekspor 1,867 2,013 2,748 3,198 9,826 3,022 3,306 3,201 3,438 12,968 3,870 4,490 b. Impor -127 -113 -87 -110 -438 -217 -200 -222 -444 -1,082 -375 -402 B. Jasa-jasa -1,672 -2,476 -2,249 -3,344 -9,741 -2,106 -2,275 -2,155 -2,788 -9,324 -2,305 -3,598 1. Ekspor 2,926 3,031 3,549 3,649 13,155 3,873 4,015 4,334 4,544 16,766 4,456 4,567 2. Impor -4,598 -5,507 -5,798 -6,993 -22,896 -5,979 -6,291 -6,489 -7,332 -26,090 -6,761 -8,164 C. Pendapatan -2,742 -3,776 -4,072 -4,551 -15,140 -3,993 -4,262 -5,385 -6,653 -20,291 -5,318 -6,871 1. Penerimaan 557 387 582 395 1,921 444 443 521 482 1,890 579 636 2. Pembayaran -3,299 -4,163 -4,653 -4,946 -17,061 -4,436 -4,705 -5,906 -7,134 -22,181 -5,898 -7,508 D. Transfer berjalan 1,051 1,135 1,171 1,221 4,578 1,080 1,098 1,151 1,301 4,630 1,027 974 1. Penerimaan 1,719 1,790 1,838 1,894 7,241 1,815 1,816 1,883 2,057 7,571 1,829 1,838 2. Pembayaran -668 -655 -667 -673 -2,663 -735 -718 -732 -756 -2,941 -802 -864

II. Transaksi Modal & Finansial 1,835 -2,320 2,924 2,414 4,852 5,590 3,697 7,365 9,550 26,201 6,436 12,518

A. Transaksi Modal 19 29 34 14 96 18 2 4 26 50 1 0 B. Transaksi Finansial 2 1,815 -2,349 2,891 2,399 4,756 5,572 3,695 7,361 9,524 26,151 6,435 12,518 - Aset -1,384 -3,454 -6,755 -2,803 -14,395 -3,601 -583 -4,748 2,031 -6,901 -3,307 -1,032 - Kewajiban 3,199 1,105 9,645 5,202 19,151 9,172 4,277 12,109 7,494 33,052 9,742 13,550 1. Investasi Langsung 628 575 647 779 2,628 2,484 2,298 1,684 4,241 10,706 3,041 2,699 a. Ke luar negeri -1,276 -872 -340 239 -2,249 -427 -982 -1,191 -64 -2,664 -1,748 -2,547 b. Di Indonesia (PMA) 1,904 1,447 987 540 4,877 2,911 3,280 2,875 4,305 13,371 4,789 5,247 2. Investasi Portofolio 1,950 1,893 2,972 3,521 10,336 6,159 1,089 4,517 1,437 13,202 3,798 5,742 a. Aset 133 362 -331 -307 -144 -409 -152 -1,597 -353 -2,511 -311 -536 b. Kewajiban 1,817 1,532 3,303 3,828 10,480 6,569 1,241 6,114 1,789 15,713 4,109 6,278 1) Sektor publik 2,902 1,696 2,597 2,383 9,578 6,556 997 4,820 1,154 13,526 4,383 2,964 2) Sektor swasta -1,085 -164 706 1,445 902 13 244 1,295 636 2,187 -274 3,314 3. Investasi Lainnya -763 -4,817 -728 -1,900 -8,208 -3,072 308 1,160 3,846 2,243 -404 4,076 a. Aset -241 -2,943 -6,083 -2,735 -12,002 -2,764 552 -1,960 2,447 -1,725 -1,248 2,051 b. Kewajiban -522 -1,874 5,355 834 3,794 -308 -244 3,120 1,400 3,968 844 2,025 1) Sektor publik 0 -2,010 3,084 452 1,526 147 -879 1,093 1,395 1,756 95 -1,402 2) Sektor swasta -522 137 2,271 382 2,268 -455 636 2,027 5 2,212 749 3,427

III. Total (I + II) 4,524 57 4,705 6,195 15,481 7,526 5,106 8,570 10,642 31,844 8,525 12,750

IV. Selisih Perhitungan Bersih -570 995 -1,159 -2,241 -2,975 -905 315 -1,616 646 -1,559 -859 -873

V. Neraca Keseluruhan (III + IV) 3,955 1,052 3,546 3,954 12,506 6,621 5,421 6,955 11,289 30,285 7,666 11,876

VI. Cadangan Devisa dan Yang Terkait 3 -3,955 -1,052 -3,546 -3,954 -12,506 -6,621 -5,421 -6,955 -11,289 -30,285 -7,666 -11,876

A. Transaksi Cadangan Devisa -3,955 -1,052 -3,546 -3,954 -12,506 -6,621 -5,421 -6,955 -11,289 -30,285 -7,666 -11,876

B. Pinjaman IMF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1. Penarikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Memorandum:

Posisi Cadangan Devisa 54,840 57,576 62,287 66,105 66,105 71,823 76,321 86,551 96,207 96,207 105,709 119,655

dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah 5.4 5.7 6.1 6.5 6.5 5.2 5.6 6.3 7.0 7.0 6.0 6.8 Transaksi Berjalan (% PDB) 2.37 1.80 1.22 2.47 1.95 1.18 0.80 0.65 0.58 0.79 1.06 0.11 Rasio Pembayaran Utang (%) 23.3 25.0 19.8 24.6 23.2 21.2 23.2 20.3 23.7 22.2 18.0 21.6 a.l. Rasio Pembayaran Utang Pemerintah & Otoritas Moneter (%) 6.1 10.0 5.3 8.5 7.5 5.0 7.2 4.8 6.2 5.8 4.5 5.4

1) Dalam free on board (fob)

2) Tidak termasuk cadangan devisa dan yang terkait.

URAIAN 2009 2010* 2011

TABEL 2.A

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

BARANG

(Juta USD)

Agustus 2011

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I* Tw. II**

Barang 1 6,052 7,493 6,931 10,455 30,932 6,954 6,848 7,593 9,232 30,628 8,686 9,728

- Ekspor 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 35,088 37,444 39,712 45,830 158,074 45,818 51,460 - Impor -18,143 -20,665 -24,358 -25,549 -88,714 -28,134 -30,596 -32,119 -36,597 -127,447 -37,133 -41,732 A. Barang dagangan umum 6,108 7,263 7,397 10,382 31,150 6,995 6,143 7,430 8,881 29,449 7,633 8,849 1. Ekspor 22,310 26,075 29,386 33,744 111,515 32,686 34,703 37,139 43,100 147,629 42,603 48,107 a.l. Minyak & Gas 3,526 4,248 5,529 6,690 19,994 6,349 6,906 6,765 7,752 27,772 8,438 9,111 2. Impor -16,202 -18,812 -21,990 -23,362 -80,365 -25,691 -28,560 -29,710 -34,219 -118,179 -34,971 -39,258 a.l. Minyak & Gas -2,478 -2,924 -5,006 -4,707 -15,115 -5,408 -6,137 -5,915 -7,804 -25,264 -8,614 -10,314 B. Barang untuk diolah -487 17 -605 -97 -1,172 -313 147 -80 29 -216 602 76 1. Ekspor 1,293 1,705 1,526 1,783 6,307 1,909 1,961 2,085 2,089 8,043 2,565 2,349 2. Impor -1,780 -1,687 -2,131 -1,880 -7,479 -2,222 -1,814 -2,164 -2,060 -8,260 -1,963 -2,273 C. Barang yang diperbaiki -46 -38 -64 -35 -184 -30 -32 -46 -51 -159 -34 -28

1. Ekspor 19 25 15 13 72 10 22 14 19 65 11 9

2. Impor -66 -63 -79 -48 -256 -40 -54 -60 -70 -224 -45 -37

D. Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut 124 116 70 -3 307 126 177 113 122 538 258 360

1. Ekspor 215 214 223 247 898 293 328 274 343 1,238 398 508

a.l. Minyak & Gas 139 158 157 168 622 229 240 184 233 886 288 358 2. Impor -91 -98 -153 -250 -591 -167 -151 -161 -221 -700 -140 -148 a.l. Minyak & Gas -18 -23 -31 -58 -130 -27 -42 -47 -47 -162 -55 -65

Dalam dokumen LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (Halaman 30-53)

Dokumen terkait