• Tidak ada hasil yang ditemukan

IRJEN KEMENSOS (DADANG ISKANDAR): Terima kasih Pimpinan sidang

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 33-48)

Bapak Ketua dan Wakil Ketua Bapak Pimpinan Komisi VIII DPR RI; Bapak Doktor Haji Ace Tubagus Hasan Syadzily;

Bapak Haji Muhammad Ikhsan Yunus; dan

Para Anggota yang hadir di ruangan ini dan yang hadir melalui virtual.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam sejahtera untuk kita semua

Mungkin langsung saja Pak Wakil Ketua jadi langsung saja saya sampaikan terkait dengan Rapat Dengar Pendapat ini terkait dengan Inspektorat Jenderal dari struktur ini satu sekretaris 4 inspektur tapi posisi jabatan yang kosong ada di Bidang Penunjang yang saat ini di jabat oleh PLT nya Pak sekretaris Pak Arif Tohary. Dari sisi SDM Pak Wakil Ketua dan jajarannya Komisi VIII ada jumlah SDM kita 132 orang. Artinya dari sisi kekuatan ini memang sangat terbatas untuk auditor yang ada di Inspektorat Jenderal. Namun dari sisi tugas dan fungsi tentunya alhamdulillah kami dapat melaksanakan tugas pokok sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

- 34 -

Dari sisi realisasi anggaran tahun 2021 alhamdulillah sudah mencapai angka 65% sekian dan mudah-mudahan di akhir Desember ini sudah mencapai angka di atas 98%. Terkait dengan program penanganan Covid 2020 ini tentunya banyak langkah-langkah yang kami lakukan. Izin mungkin tidak saya bacakan satu per satu mungkin sudah ada di slide kami Pak Wakil Ketua. Adapun untuk 2020 kegiatan anggaran yang diberikan tentunya tadi sudah disampaikan Pak Sekjen kurang lebih 43Miliar dari pagu indikatif sebelumnya Rp33Miliar. Alhamdullillah ada penambahan Rp10Miliar tentunya akan kami buat kegiatan sesuai dengan program kegiatan yang ada di Inspektorat Jenderal ya, terutama untuk program di Inspektorat Bidang Penanganan Fakir Miskin, Inspektur bidang perlindungan dan Jaminan Sosial Inspektur Bidang Rehabilitasi Sosial dan Inspektur Bidang Penunjang.

Dari sisi kegiatan Pak Wakil Ketua dan Pak Anggota Komisi VIII tentunya antara inspektur 1 dengan inspektur lain. Ini sama Pak bagian angkanya juga sudah teralokasi tentunya sesuai dengan tugas dan fungsi dan sasaran yang ada. Namun perlu kami sampaikan tugas pokok tugas yang di lakukan oleh setiap inspektorat bidang terdiri dari audit kantor pusat, audit kinerja, audit pemeriksaan tertentu, evaluasi pertanggung jawaban keuangan.

Next itu selanjutnya terus evaluasi BMN, evaluasi review laporan keuangan. review rencana kerja anggaran, dan ada kegiatan pendamping uji petik BPK

pendamping penyusun laporan keuangan dan yang sedang kami kembangkan adalah pelaksanaan dan upaya preventif yaitu melaksanakan

comunnity base audit .

Jadi community base audit dengan sasaran tentunya pilar-pilar masyarakat TKSK, Tagana, pendamping PKH yang kami anggap sebagai ujung tombak pelaksanaan program di lapangan. Jadi dengan sebagai konsep dari five line of defense dari sistem pengendali internal pemerintah mereka berbagai masyarakat yang bisa tentunya ke depan akan kami berikan bekal terkait dengan bagaimana penguasaan pengendalian. Karena dari sisi SDM yang ada di Inspektorat Jenderal jumlah auditornya yang terbatas itu tidak mungkin dengan sasaran begitu luas kami harus mengawal terkait dengan program-program yang ada di Direktorat Penanganan Fakir Miskin, Direktorat Jenderal Perlindungan Jaminan Sosial, dan tentu Direktorat Jenderal yang lain. Tentunya inilah yang kami lakukan strategi-strategi ke depan yang kami lakukan tentunya juga dengan dukungan dari Komisi VIII DPR RI kami juga berharap nanti ada dukungan juga dan mungkin bisa keterlibatan juga untuk bisa memberikan satu penguatan. Misalkan pada saat kegiatan-kegiatan community base audit dalam bentuk biasanya pertemuan-pertemuan baik yang dilakukan melalui virtual maupun yang dilakukan secara langsung dalam kondisi Covid pada saat sekarang ini.

Dan yang sangat penting Pak Wakil Ketua dan Anggota Komisi VIII DPR RI, terkait dengan peran pengawasan tentunya tidak hanya melakukan pengawasan saja kami juga melakukan upaya-upaya bagaimana upaya terkait dengan pelaksanaan reformasi birokrasi yang ada di Kementerian Sosial. Seperti bagaimana melakukan terhadap sistem pengendalian internal pemerintah dan juga bagaimana melakukan yang terkait dengan pembangunan zona integritas wilayah bebas dari korupsi wilayah birokrasi bersih melayani dan kami juga memberikan satu penguatan terkait dengan

- 35 -

suatu pelayanan publik yang ada di seluruh jajaran Kementerian Sosial dan juga yang sangat penting bagaimana upaya peningkatan terkait dengan akuntabilitas kinerja. Jadi dari sisi nilai akuntabilitas kinerja dari sisi opini laporan keuangan tentunya seperti yang di sampaikan Pak Sekjen 4 tahun berturut-turut kita sudah mencapai opini WTP dan untuk SAKIP kita (Sistem Akuntabilitas Pemerintah) kita ya ini juga perlu peningkatan walaupun sekarang sudah mencapai nilai B dan target kita terkait dengan akuntabilitas kinerja ini mencapai nilai A.

Itu yang dapat kami sampaikan terkait dengan isu-isu. Ada berbagai isu yang memang perlu kami sampaikan. Terkait dengan tahun ini terkait dengan penanganan Covid dengan anggaran yang cukup besar sepertinya BPK dan BPKP sedang melakukan audit terkait dengan belanja bansos dan ini yang bagaimana Irjen pun sebelum mereka melakukan audit kami sudah melakukan evaluasi. Dan next dari sisi pelaksanaan pengawasan juga di bidang pengawasan ada beberapa hal terkait dengan bagaimana penataanusahaan barang milik negara yang sepertinya belum mendapat perhatian tentunya dari kami dari APIP yang masih ada beberapa catatan sesuai dalam apa yang ada dalam bahan kami.

Yang kedua terkait dengan tata kelola kas ini juga kami juga harus melakukan penguatan kembali. Karena dari sisi akuntabilitas ini perlu pengawalan lebih ketat lagi tentunya dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan. Dan terakhir adalah temuan hasil pemeriksaan yang sepertinya masih ada temuan-temuan yang berulang. Terutama terkait dengan belanja bansos yang ada di Dirjen PFM dan juga ada di program PKH terkait dengan kartu keluarga sejahtera yang sepertinya masih banyak catatan karena masih banyak yang mengendap yang tidak terdistribusi mengendap di pihak Himbara. dan ini tentunya langkah-langkah strategis yang harus kita lakukan dari Inspektorat Jenderal bagaimana jangan sampai untuk periode berikutnya ini menjadi satu catatan dan menjadi temuan berulang.

Saya rasa demikian Pak Wakil Ketua Pak Pimpinan sidang dan jajaran Komisi VIII DPR RI terima kasih.

Wa Billahi taufiq walhidayah.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/ F- P. GOLKAR (Dr. H. Tb. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.): Terima kasih Pak Irjen saya kira banyak sebetulnya ya yang kita bisa elaborasi lebih lanjut dari terutama saya kira yang terakhir ya soal temuan-temuan terutama ya. Saya kira laporan masyarakat ya yang menyangkut soal distribusi bantuan sosial dan lain-lain itu. Nah ini patut menjadi perhatian kita semua.

Selanjutnya kami persilakan kepada para anggota di sini ada Pak Husni, Nanang pokoknya kita semua yang ada di sini. Mohon untuk dipersingkat dari apa yang menjadi pertanyaan Bapak Ibu sekalian.

- 36 - F – P GERINDRA ( M. HUSNI. S.E ) :

Bismillahirahmannirahim

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Bapak Pimpinan Komisi VIII Pak Ace, Pak Ikhsan. Yang saya hormati teman-teman Komisi VIII baik yang hadir secara fisik maupun secara virtual.

Yang saya hormati Bapak Sekjen Kementerian Sosial Republik Indonesia beserta para Dirjen.

Pak Ketua hari ini US Dolar sudah Rp15.000 Pak luar biasa itu. Jadi di sini kita sama ketahui Pak Ketua ini kan masa Covid begitu besar anggaran yang kita setujui untuk Kementerian Sosial. Jadi kami dari Gerindra besar harapan ya supaya dana-dana ini untuk digunakan tepat pada sasarannya. Di masa yang sulit begini ya kita mau bahwa Kementerian Sosial hadir untuk membantu anak-anak bangsa kita di masa yang begitu sulit banyak orang yang kehilangan pekerjaan, berkurangnya pendapatan. Bukan saja pendapatan yang berkurang gerak pun berkurang sekarang ya. Belum lagi masih ada bencana-bencana yang masih kita alami. Sinabung itu masih batu-batu juga. Sinabung itu gunung Pak di daerah saya Sumatera Utara.

Kemudian juga di sini saya tadi mendengarkan akan dibangunnya pembangunan kampus Poltikesos. Jadi akan di mulai di 2020 ini. 2021 mulai fisik Pak ya. Jadi ini harapan kami itu jangan sampai pembangunan-pembangunan seperti ini jangan sampai mangkrak di perencanaan dengan sematang-matangnya. Begitu juga di masalah program sembako. Ini kami banyak teman-teman mengatakan sebaiknya ya sembako ini diganti dengan itu kan nilainya Rp.200.000 kalau tidak salah ya? Itu sebaiknya diganti dengan apa dengan uang tunai.

Pertama kalau dengan uang tunai biasanya tidak ada lagi istilahnya beras-beras mumet. Beras mumet itu muter-muter ya. Kemudian tentunya ongkos angkut yang sudah tidak ada lagi. Karena kalau di kirim ke ujung timur ataupun ke ujung barat itu bisa-bisa Pak ketua lebih mahal ongkosnya dari pada barangnya dan juga mudah di dalam memberikan pendistribusiannya.

Kemudian juga kami juga menanggapi secara positif dari laporan dari Pak Irjen Kemensos tentang target perencanaan kegiatan yang telah WTP Pak ya. Kemudian nilainya juga sudah BB. Saya tidak tahu ini BB biasa atau BB+ Pak? Ya mudah-mudahan bisa terus ya ditingkatkan karena apa yang di katakan Pak Syahabudin Komisi VIII itu orang yang susah di lupakan mudah-mudahan kami bukan orang susah kami selalu ingat ini Pak kami selalu ingat. Karena begini tugas kami Komisi VIII selaku Anggota DPR RI adalah salah satunya adalah bagian dari pengawasan. Jadi disanjung-sanjung tak wajar kita ingat ya itu Pak Ketua ya.

Kemudian juga masalah E-Warong ini kalau boleh ini ke depan di tertibkan jangan ada lagi pemaksaan-pemaksaan penerima apa? Jadi untuk

- 37 -

di ambil di warung-warung tertentu. Karena jangan sampai timbulnya indikasi bahwa para pendamping itu juga menjadi bagian dari pada pemasok sembako tersebut. Saya rasa itu saja Pak Ketua yang lain saya sudah oke tidak ada masalah.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/ F- P. GOLKAR (Dr. H. Tb. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.):

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Pak Jefry nanti setelah ini Pak Nanang.

F – P GERINDRA ( Dr. H. JEFRY ROMDONNY, SE., S.Sos., M.Si., M.M ) : Terima kasih Pimpinan

Bismillahirahmannirahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi VIII baik yang hadir secara fisik maupun virtual; dan juga

Pak Sekjen Pak Dirjen beserta jajarannya.

Melihat data belanja bansos yang tadi ditayangkan sekitar Rp28,7Trililun atau sekitar 94,4% dari total Rp30,4Triliun. Angka itu memang kami lihat sangat besar dan juga kami berharap semoga belanja bansos PKH ini benar-benar dapat di rasakan oleh KPM PKH.

Pak Dirjen Linjamsos terkait perekrutan pendamping PKH beberapa waktu yang lalu sempat menjadi gaduh. Agar tidak terjadi kegaduhan kami minta dalam perekrutan pendamping PKH mohon diinformasikan secara transparan kepada publik. Jadi jangan hanya kelompok tertentu saja yang bisa mengakses informasi tersebut. Kami selaku Anggota DPR Komisi VIII dalam menjalankan fungsi pengawasan tolong diberikan kemudahan untuk mengakses by name by address pendamping PKH dan PKM PKH. Karena selama ini di lapangan tim kami sangat sulit sekali untuk mengakses data tersebut.

Kemudian untuk Pak Dirjen Dayasos terkait ProKUS apakah ini ada irisannya dengan program KUBE? Saya mendapatkan informasi bahwa KUBE untuk tahun 2020 ditiadakan. Melihat bantuan yang disediakan dengan bantuan Rp 3,5 juta per unit usaha kami menilai bantuan itu terlalu kecil perlu ada penambahan nilai bantuannya sehingga penerima bantuan untuk modal usaha bisa bermanfaat maksimal oleh penerima manfaat.

Kemudian untuk Pak Sekjen, kami sangat mendukung sekali program pemutakhiran DTKS ini karena sangat urgen untuk di laksanakan mengingat masih sering terjadi di lapangan carut-marut data penerima bansos sehingga menimbulkan konflik di masyarakat. Semoga dengan pemutakhiran ini

- 38 -

setidaknya permasalahan-permasalahan mengenai bansos ini dapat menjadi lebih baik dan tepat sasaran terhadap masyarakat yang membutuhkan. Dan kami meminta kepada Pak Sekjen, anggota Komisi VIII diberikan kemudahan juga untuk mengakses DTKS tersebut.

Kemudian untuk Inspektur Jenderal saya kira ini ada tugas penting melihat dari pada tugas dan fungsinya yang harus dilakukan yaitu pendampingan dan pengawasan serta audit outcome terkait pemutakhiran DTKS ini. Kehadiran Inspektorat Jenderal dalam pemutakhiran DTKS ini sangat penting agar data yang masuk itu benar-benar terverifikasi dan meminimalisir kesalahan, kesalahan DTKS ini punya dampak yang besar kepada ketepatan sasaran karena ini sangat penting dan fundamental. Jadi kalau kata orang Majalengka mah garbage in garbage out. Sekali lagi saya minta kepada Pak Ace memberikan fokus kepada perbaikan DTKS. Kalau perlu saya sampaikan ke Pak Menteri agar ada penugasan khusus kepada Pak Dirjen.

Kemudian melihat dari realisasi anggaran tahun 2020 ini yang tanpa bansos beras ya? Baru mencapai 54,8% dengan nilai Rp124Miliar. Serapan ini sangat rendah mengingat kuartal ke3 dan tahun 2020 hanya tinggal 3 bulan lagi. Apalagi kalau ditilik dari realisasi bansos beras yang baru 3% ya tentu saja ini kendala apa dan kemudian juga strateginya apa supaya penyerapan ini lebih optimal ini bagaimana? Karena ya setidaknya dampak pandemi Covid-19 ini sangat di rasakan oleh rakyat. Saya yakin di Komisi VIII setuju percepatan ini dan kami di Komisi VIII siap membantu.

Kemudian untuk realisasi Dirjen Pemberdayaan Sosial Perorangan Keluarga dan Lembaga Masyarakat yang ini baru 1% saya minta Pak Dirjen untuk menyegerakan dan menggenjot penyerapan anggaran mengingat rakyat sangat membutuhkan bantuan-bantuan sosial ini dan tentunya memanfaatkan produk lokal agar ekonomi daerah berputar. Ini mungkin yang sudah berjalan. Tapi kalau yang selanjutnya saya setuju dengan rekan saya tadi ke depannya dalam bentuk uang tunai setidaknya ini lebih bisa lebih efektif. Terkait realisasi dan konsentrasi perbantuan yang baru terealisasi 49 dan 33% mohon di jelaskan dan terkait dekonsentrasi dan tugas perbantuan yang belum di realisasi mohon ini dijelaskan.

Kemudian untuk ProKUS menurut hemat saya jumlah KPM-nya harus di naikan ya minimal 10.000 KPM ini penting keberadaannya di masyarakat mungkin selain penambahan anggaran juga di sisihkan dari pengurangan anggaran program lain ini penting agar fokus dan secara signifikan memberdayakan ekonomi sosial masyarakat.

Kemudian mohon di jelaskan juga mengenai KUBE yang di geser ini alasannya ini apa ya? Dan terakhir untuk Pak Dirjen Linjamsos dan Direktur Jaminan Sosial Keluarga pada tabel sasaran dan indikator atau output non prioritas nasional disebutkan target 100.000 calon KPM pengganti yang di validasi. Menurut hemat saya ini harus menurut hemat saya harus di dobel 10X kan menjadi Rp1juta terlalu sedikit dan terlalu lambat percepatannya. Padahal kabupaten/kota saja ada 500. Jadi hanya 200 KPM per Kabupaten kota yang divalidasi saya menaruh perhatian betul pada perbaikan DTKS dan penggantian KPM.

- 39 -

KETUA RAPAT/ F- P. GOLKAR (Dr. H. Tb. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.): Pak ini sebentar ini kita perpanjang ya ini sudah jam 13.30 maksimal berarti jam 14.00.

F – P GERINDRA ( Dr. H. JEFRY ROMDONNY, SE., S.Sos., M.Si., M.M ) : Oke saya lanjutkan saya menaruh pergantian betul kepada DTKS dan penggantian KPM yang memang sudah tidak layak menerima bansos. Karena data ini sangat penting untuk keberhasilan program juga pergantian KPM ini penting agar tidak memunculkan kecemburuan sosial di desa-desa. Saya banyak menerima pengaduan bansos yang tidak tepat sasaran di desa-desa akibat DTKS yang berbasis dari tahun 2015. Jadi datanya data tahun 2015. Saya minta dengan sangat agar pergantian KPM di percepat dan jadi fokus. Demikian yang saya sampaikan terima kasih.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/ F- P. GOLKAR (Dr. H. Tb. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.): Ya silakan Pak Nanang.

F – P DEMOKRAT ( Ir. H. NANANG SAMODRA, KA., M.Sc. ) : Terima kasih Pak Pimpinan.

Para Ketua Wakil Ketua dan Anggota Komisi VIII yang saya hormati. Pak Sekjen beserta seluruh Eselon I dan staf yang hadir.

Yang pertama untuk Pak Sekjen Pak Hartono, kembali masalah DTKS Pak. DTKS ini mohon segera ditertibkan karena kami melihat petugas-petugas di Kecamatan itu banyak titipan-titipan Pak. Jadi mudah dipengaruhi oleh apakah dia mau nyalon menjadi kepala daerah atau nyalon menjadi apa itu lewat situ bisa pesan Pak. Ini mohon di tertibkan. Pak syukur-syukur kalau di setiap desa punya petugas sendiri yang saya rasa bisa dibiayai oleh dana desa yang punya akses langsung untuk diberikan meng-entry data ke pusat jadi nanti diverifikasi data-data dari petugas di tingkat desa tadi.

Yang kedua untuk Pak Sekjen juga, apakah di Kementerian sosial ada mengalokasikan dana untuk influencer Pak? Semoga tidak. Kemudian untuk Pak Asep Dirjen Fakir Miskin di sini niat kita sama untuk mendorong usaha kecil dan menengah. Mamun dalam pelaksanaannya saya melihat seperti di sampaikan oleh teman-teman terdahulu bahwa peranan bank itu masih sangat dominan. Tolong Pak Asep supaya dibatasi dibuatkan SOP atau aturan sehingga kita yang punya uang kita yang memberikan uang kok mereka yang mengatur bahkan warung-warungnya pun atau pembelian bahan itu masih mereka untuk. Ini mohon ditertibkan.

- 40 -

Demikian juga untuk Dirjen Fakir Miskin Pak Asep saya agak bingung membaca struktur organisasi Bapak. Bapak bagi wilayah menjadi 1,2 dan 3 pendekatannya apa itu Pak Menteri dulu atau Bu Menteri yang membuat itu pada saat itu? Karena Jawa Barat masuk ke Barat, Jawa Tengah masuk ke Tengah, Jawa Timur masuk ke Timur NTT yang sebelah Timur dekat Papua sana ke Tengah masuknya. Apakah pembagian dana atau apa sebagainya? tetapi saya melihat karakter per wilayahnya tidak terwakili di situ. Misalkan NTT lebih cocok ke daerah kepulauan dengan Maluku di sana. Jadi mungkin ini ya sekedar curhat saja.

Kemudian Pak Pepen di Linjamsos, saya membaca dalam proposal atau usulan ini ada kategori penyakit kronis dalam komponen kesehatan. Bapak memfokuskan di penyakit TBC. Saya ingin usul Pak di Lombok pulaunya kecil tapi angka kematian atau usia harapan hidup terendah di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah di situ ada penyakit hepatitis bahkan di situ ada laboraturium hepatika yang khusus menganalisis masalah hepatitis ini. Nah mungkin perlu dipikirkan juga untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit hepatitis, tidak hanya TBC saja. Karena hepatitis juga ada yang bisa di sembuhkan dan ada yang tidak bisa di sembuhkan.

Kemudian untuk Pak Dirjen pemberdayaan sosial Pak Edi di sini sama dengan teman-teman yang lain ProkUS ini tolong di fokuskan supaya mereka bisa berdaya. Tadi Pak Jeffry sudah menanyakan irisannya dengan KUBE dan lain sebagainya. Kemudian masih juga pemberdayaan sosial masalah gelar-gelar kepahlawanan dan tanda jasa dan sebagainya ini kan di tempat Bapak. Pengalaman saya dulu mengurusi begini ada daerah yang tiap tahun mengusulkan, pokoknya dokumennya lengkap. Padahal kadang-kadang dokumennya tidak bisa divalidasi. Jadi tolong perkuatan-perkuatan di Direktorat Kepahlawanan ini supaya dalam memverifikasinya itu benar-benar obyektif jangan sampai karena ini getol mengusulkan langsung disetujui mohon kiranya itu diperhatikan.

Yang terakhir untuk Pak Dirjen Rehabilitasi Sosial Pak Hari, di sini saya pertama terima kasih Pak saya dapat jaket Tagana. Hari ini saya pakai langsung karena saya ingat dulu saya menjadi PMI lama 5 tahun jadi bekerja sama dengan Tagana ini sangat dekat dan mudah-mudahan Tagana yang ada sekarang ini masih mempunyai nilai-nilai sosial yang sangat tinggi. Karena saya agak tercengang sedikit dengan teman-teman yang bukan Tagana tapi masih bagian di pilar-pilar sosial yaitu pendamping PKH. Pendamping PKH ini agak tercemar Pak, tadi juga terungkap. Pengalaman saya menghubungi mereka ini sangat sulit dan mereka sangat-sangat sakti untuk menentukan orang-orang siapa yang bisa mendapatkan bantuan. Nah ini mungkin ada intervensi dari mana ataupun penguasa atau parpol saya mungkin tidak tahu tapi mereka sangat-sangat berkuasa. Nah mohon kiranya ditertibkan ngono yo ngono ning ojo ngono terima kasih.

- 41 -

KETUA RAPAT/ F- P. GOLKAR (Dr. H. Tb. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.): Itu bahasa Lombok ya Pak ning ojo ngono, Oke Pak Kiai Bukhori silakan.

F – PKS ( K.H BUKHORI YUSUF , Lc., MA. ) : Terima kasih Pak.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pak Pimpinan dan anggota Komisi VIII yang saya hormati. Serta Bapak Sekjen dan seluruh jajaran Eselon I; dan Semua staf yang saya hormati.

Pertama ini kaitan dengan Pak Sekjen kami pada dasarnya mendukung Pak. Ada dua hal yang ingin saya tekankan Pak Sekjen. Satu terkait dengan DTKS ini, ini saya kira sebelum melakukan satu proses DTKS jika memungkinkan ada semacam satu program sosialisasi. Tadi kan prosesnya langsung kemudian ada beberapa proses-proses yang di Oktober Desember ini proses pengadaan hardware lalu kemudian pelatihan. Pelatihan

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 33-48)

Dokumen terkait