• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

- 1 -

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI VIII DPR RI

DENGAN

SEKJEN, IRJEN, DAN JAJARAN DIRJEN KEMENTERIAN SOSIAL RI

Tahun Sidang : 2020/2021 Masa Persidangan : I

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Hari, Tanggal : Senin, 14 September 2020

Pukul : 10.00- 13.00 WIB

Sifat Rapat : Terbuka

Ketua Rapat : Dr. TB. H. Ace Hasan Syadzily, M.Si. (F-PG) Sekretaris Rapat : Sigit Bawono Prasetyo, S.Sos., M.Si.

(Kabag Sekretariat Komisi VIII DPR RI) Tempat : Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI Gedung

Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Acara : 1. Pendalaman Pembahasan RKA K/L Tahun Anggaran 2021

2. Isu-isu Aktual dan Solusinya.

Anggota yang Hadir : 50 Anggota dari 52 Anggota Komisi VIII DPR RI

PIMPINAN:

1. H. Yandri Susanto, S.Pt. (F-PAN)

2. M. R. Ihsan yunus, BA., B.Comm., Me.Con (F-PDI Perjuangan)

3. Dr. TB. H. Ace Hasan Syadzily, M.Si. (F-PG)

4. Laksdya. TNI (Purn) Moekhlas Sidik, MPA. (F-Partai Gerindra)

5. H. Marwan Dasopang (F-PKB) ANGGOTA:

FRAKSI PDI PERJUANGAN 6. I Komang Koheri, SE. 7. Diah Pitaloka, S. Sos. M.Si. 8. Selly Andriany Gantina, A.Md. 9. Umar Bashor

10. Inna Ammania

11. Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya 12. I. G. N. Kesuma Kelakan, ST., M.Si. 13. H. Rachmat Hidayat, SH.

14. Matindas J. Rumambi, S.Sos. 15. Drs. Samsu Niang, M.Pd.

(2)

- 2 -

16. H. Arwan M. Aras T., S. Kom. FRAKSI PARTAI GOLKAR 17. H. John Kenedy Azis, SH.

18. Hj. Endang Maria Astuti, S.Ag., SH., MH. 19. Mohammad Saleh, SE.

20. Hj. Itje Siti Dewi Kuraesin, S.Sos., MM. 21. Muhammad Fauzi, SE.

22. Dra. Hj. Idah Syahidah Rusli Habibie, M.H. 23. Muhammad Ali Ridha

FRAKSI PARTAI GERINDRA 24. M. Husni, S.E., M.M.

25. Dr.h. Jefry Romdonny, S.E., S.Sos., M.Si., M.M. 26. Abdul Wachid

27. Drs. H. Zainul Arifin 28. H. Iwan Kurniawan, SH. 29. Drs. H. Saiful Rasyid, MM.

FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT 30. Hj. Lisda Hendrajoni, SE., MM.Tr. 31. Dra. Delmeria

32. Nurhadi, S.Pd.

33. Ach. Fadil Muzakki Syah, S.Pd.I. 34. Satori, S.Pd.I., M.M.

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 35. H. Maman Imanul Haq

36. Dra. Hj. Anisah Syakur, M.Ag. 37. H. An’im Falachuddin Mahrus FRAKSI PARTAI DEMOKRAT 38. Drs. H. Achmad, M.Si. 39. Harmusa Oktaviani, S.E. 40. Wastam, S.E., S.H. 41. H. Hasani Bin Zuber, S.IP. 42. Ir. Nanang Samodra, KA., M.Sc.

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 43. KH. Bukhori, LC., MA.

44. H. Iskan Qolba Lubis, MA. 45. Dr. H.M. Hidayat Nurwahid, M.A. 46. Hj. Nur Azizah Tamhid, BA., MA. 47. H. Nurhasan Zaidi, S.Sos.I

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL 48. H. Mhd. Asli Chaidir, SH.

49. H. Sungkono 50. M. Ali Taher

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 51. KH. Muslich Zainal Abidin

52. H. Iip Miftahul Choiri, S.Pd.I.

Anggota yang Izin : 2 orang Anggota Komisi VIII DPR RI Undangan 1. 1. Sekretariat Jenderal Kementerian Sosial

2. Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin, Kementerian Sosial

3. Direktorat Jenderal Perlindungan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial

4. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial

5. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Kementerian Sosial

6. Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial, Kementerian Sosial

(3)

- 3 - JALANNYA RAPAT :

KETUA RAPAT/ F- P. GOLKAR (Dr. H. Tb. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.):

Bismillahirrahmannirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam sejahtera untuk kita semua.

Yang kami hormati para Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI. Baik yang hadir secara fisik maupun yang hadir secara virtual. Para Pejabat Eselon I Kementerian Sosial;

(Pak Sekjen, Pak Irjen, Pak Dirjen Rehabilitasi Sosial, Pak Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Pak Pepen, Pak Dirjen Penanganan Fakir Miskin Pak Asep, Pak Kepala Badan Pendidikan Pelatihan dan Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Pak Profesor Syahabudin);

dan seluruh jajarannya Eselon II yang hadir pada kesempatan Rapat Dengar Pendapat ini.

Hadirin dan Bapak Ibu sekalian yang saya hormati.

Seperti kebiasaan kami di Komisi VIII sebelum kita memulai marilah kita sama-sama memulainya dengan membaca doa bagi yang beragama Islam di persilahkan untuk membaca Al Fatihah dan bagi yang beragama lain di persilahkan untuk menyesuaikan. Al fatihah.

Terima kasih, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan bahwa sesuai dengan rapat-rapat DPR RI Masa Persidangan I tahun sidang 2020 2021 yang telah diputuskan dalam Rapat Konsultasi Pengganti Rapat Bamus antara Pimpinan DPR RI dengan Fraksi-fraksi pada tanggal 13 Juli 2020 dan sesuai dengan keputusan Rapat Internal Komisi VIII tanggal 18 Agustus maka pada hari ini Senin 14 September Komisi VIII menyelenggarakan Rapat Dengar Pendapat dengan Pak Sekjen dan seluruh pejabat Eselon I dengan agenda pendalaman pembahasan RKA K/L 2021 dan serta isu-isu aktual dan serta solusinya.

Hadirin sekalian yang saya hormati.

Sesuai dengan laporan dari Sekretariat, pada rapat kali ini telah hadir kita di DPR menerapkan peraturan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah bahwa nanti setiap anggota dari masing-masing fraksi hanya 1 yang hadir secara fisik dan pimpinan juga di batasi yang hadir hanya 2 orang yang lain mengikuti secara virtual. Demikian juga dengan mitra kerja kita pun juga sama hanya pejabat Eselon I yang dimintakan beserta didampingi oleh tidak lebih dari sesuai dengan tempat duduk yang di sediakan. Nah sekarang ini yang telah hadir secara fisik dari masing-masing fraksi telah hadir 9 fraksi. Kemudian yang virtual itu 30 anggota yang hadir secara virtual. Maka sesuai dengan ketentuan tata tertib DPR RI Pasal 251 telah kuorum telah tercapai.

Atas persetujuan mitra kami Sekjen dan para Pejabat Eselon I Kementerian Sosial dan seluruh Anggota maka rapat ini dinyatakan terbuka untuk umum.

(4)

- 4 -

(RAPAT: SETUJU) Bapak Ibu sekalian

Sesuai dengan pada hari ini kita akan rapat di mulai dengan pengantar ketua rapat kemudian nanti akan penjelasan dari masing-masing pejabat Eselon I dan mohon nanti dibatasi ya masing-masing mungkin 5 menit begitu ya. Kemudian dipersilahkan untuk tanya jawab dan kesimpulan dan penutup. Apakah agenda ini disetujui?

(RAPAT: SETUJU)

Selanjutnya kita sepakati rapat kita berakhir pukul 13.00 setuju ya? Karena kita nanti pukul 14.00 juga ada agenda rapat dengan Menteri Agama (Rapat Kerja). Jadi mohon nanti jam 13.00 terutama kepada untuk para Anggota kami harapkan untuk bisa lebih singkat untuk menyampaikan tanggapan dan pendalaman setuju?

(RAPAT: SETUJU)

Saudara Sekretaris Jenderal dan para pejabat Eselon I kementerian sosial yang kami hormati.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bapak Ibu sekalian dalam yang telah hadir memenuhi undangan kami pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VIII DPR RI hari ini. Perlu kami sampaikan bahwa rapat ini merupakan tindak lanjut dari rapat kerja pada tanggal 3 September yang lalu dan rapat tersebut telah disimpulkan bahwa Komisi VIII DPR RI telah menerima Pagu Anggaran Kementerian sosial sebesar Rp.92.817.590.291.000.

Berdasarkan satuan kerja sebagai berikut :

- Sekretariat Jenderal mendapatkan anggaran sebesar Rp.2.159.314.886.000

- Inspektorat Jenderal mendapatkan anggaran sebesar Rp.43.408.503.000

- Direktorat Jenderal pemberdayaan sosial sebesar Rp.1.517.485.787.000

- Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial sebesar Rp.30.993.505.300.000

- Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin sebesar Rp.57.256.152.505.000

- Badiklit Pensos (kedua terendah Pak setelah Irjen mungkin karena nanti harus dibenarkan ininya metode pembelajaran buat para pekerja-pekerja sosial) Rp.391.550.950.000.

Jadi total sebesar Rp.92.870.590.291.000. Terhadap rincian dari program tersebut pada rapat hari ini Komisi VIII akan melakukan pendalaman lebih lanjut sesuai dengan Pagu Anggaran tahun 2021 dengan Sekjen dan para pejabat Eselon I.

(5)

- 5 -

Bapak Ibu sekalian dan Hadirin yang kami hormati.

Pada rapat hari ini mempunyai bobot yang sangat penting karena berkaitan erat dengan tugas dan fungsi Komisi VIII untuk melaksanakan fungsi pengawasan anggaran atau fungsi budgeting. Sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang nomor 17 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD Pasal 58 huruf C bahwa tugas Komisi di bidang anggaran adalah membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi dan program kementerian lembaga terkait yang menjadi mitra komisi.

Oleh karena itu pada rapat hari ini Komisi VIII ingin membahas dan menetapkan satu per satu program dan anggaran di setiap satuan kerja untuk memastikan bahwa rencana anggaran dan anggaran Kementerian Sosial tahun 2021 benar-benar telah disusun berdasarkan atas kebutuhan masyarakat dan prioritas sasaran yang ingin dicapai oleh pemerintah.

Untuk itu maka ada beberapa pokok yang menjadi fokus pembahasan. 1. Pertama, bagaimana rincian dari masing-masing program tersebut

terutama bantuan sosial yang diperuntukan bagi rehabilitasi sosial pemberdayaan sosial perlindungan dan jaminan sosial serta penanganan fakir miskin?

2. Yang kedua, bagaimana rincian program dan anggaran tahun 2021 berikut persebaran masing-masing satuan kerja dan perencanaan bantuan program daerah berikut manfaat dan outputnya?

3. Kami ingin juga dari Bapak Ibu sekalian bisa menjelaskan tentang bagaimana tahun 2021 yang kondisinya masih pemulihan dari kondisi Covid-19 itu betul-betul tercermin dari masing program masing-masing Direktorat Jenderal Kementerian Sosial. Untuk itu maka setiap program tersebut harus betul-betul bisa terlihat mencerminkan money

the follow function.

4. Bagaimana program multiyears dan bagaimana pula program-program yang belum selesai tahun 2020 ini?

Bapak Ibu sekalian yang kami hormati.

Demikian pengantar yang bisa kami sampaikan selanjutnya kami persilahkan pertama kali mungkin saya persilakan kepada Pak Sekjen dan nanti Pak Sekjen mohon diprioritaskan bagi yang pemegang anggarannya yang terbesar dulu Pak. Ya jadi misalnya Pak Sekjen saya kira sebagai pengantar nanti kemudian Pak Asep Dirjen Penanganan Fakir Miskin Pak Pepen, selanjutnya disesuaikan. Jadi untuk itu kami persilakan Pak Sekjen untuk menyampaikan pertama program dari Sekretariat Jenderal dan selanjutnya dipersilakan kepada anggaran yang paling besar dulu di persilakan Pak.

SEKJEN KEMENSOS (HARTONO LARAS) :

Bismillahirrahmannirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(6)

- 6 -

Yang kami hormati Bapak Pimpinan Komisi VIII DPR RI yang sekaligus sebagai Pimpinan sidang Rapat Dengar Pendapat pagi hari ini Pak Ace dan Pak Ichsan.

Yang kami hormati Bapak dan Ibu Anggota Komisi VIII DPR RI baik yang hadir secara fisik di ruang sidang pagi hari ini maupun yang hadir secara virtual.

Yang kami hormati seluruh pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Sosial.

Pak Irjen, Pak Dirjen Linjamsos, Pak Dirjen Dayasos, Pak Dirjen Penanganan Fakir Miskin, Pak Dirjen Rehabilitasi Sosial, dan Pak Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial; dan

juga seluruh pejabat Eselon II yang terkait dengan yang hadir pada Rapat Dengar Pendapat pagi hari ini.

Hadirin sekalian yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kita dapat hadir memenuhi undangan Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII DPR RI dengan Sekretaris Jenderal dan seluruh Pejabat Eselon I Kementerian Sosial membahas pendalaman RKA K/L Kementerian Sosial tahun 2021 sebagai tindak lanjut dari Rapat Kerja Menteri Sosial dengan Komisi VIII pada tanggal 3 September yang lalu.

Selanjutnya pada kesempatan yang sangat baik ini perkenankan kami menyampaikan terima kasih pada Pimpinan dan seluruh Bapak Ibu Anggota Komisi VIII DPR RI yang telah menjadwalkan RDP dengan agenda pendalaman pembahasan RKA K/L tahun anggaran 2021 dan juga isu-isu aktual dan solusinya.

Bapak Pimpinan sidang Bapak Ibu Anggota dewan yang terhormat. Hadirin yang berbahagia.

Sesuai agenda pokok pembahasan dari RDP kami akan menyampaikan materi sesuai dengan agenda di atas dan juga nanti seluruh pejabat Eselon I akan menyampaikan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Yang pertama adalah RKA K/L Sekretariat Jenderal dan kemudian isu-isu aktual dan solusinya. Kami akan masuk secara cepat Pak Pimpinan nanti secara teknis akan disampaikan oleh Bapak Irjen, Pak Dirjen dan Bapak Kepala Badan.

Pertama mengenai RKA K/L Sekjen tahun 2021 Pagu Anggaran Kementerian Sosial tahun 2021 sesuai Surat Bersama Menteri PPN Kepala Bapenas dan Menteri Keuangan bahwa Pagu Anggaran Kementerian Sosial Rp.92.817.590.291.000. Anggaran ini digunakan untuk mendukung prioritas nasional itu ada Rp.77.764.231.308.000 atau sebesar 83.83% sehingga anggaran Kementerian Sosial sebesar terkait dengan prioritas nasional sementara yang non prioritas nasional itu adalah 16.22% atau sekitar 15 Triliun dan yang terkait untuk dukungan manajemen itu Rp.1.811.604.345.000

(7)

- 7 -

sisanya adalah untuk yang langsung berkaitan dengan perlindungan sosial itu Rp.91.005.985.946.000.

Nah di dalam catatan di Surat Bersama itu sudah dijelaskan alokasi anggarannya itu pertama untuk belanja operasional pegawai itu 511,9 Miliar. Kemudian belanja operasional barang itu 222.6 Miliar. Kemudian terkait dengan program yaitu untuk belanja Bansos PKH 10 Juta keluarga penerima manfaat 30,4 Triliun. Kemudian belanja Bansos untuk program kartu sembako atau BPNT (bantuan pangan non tunai) itu 18,8 Juta KPM dan berdasarkan surat Bapak Menteri Sosial kepada Menteri Keuangan dan juga ditembuskan kepada Banggar itu menjadi 18,5 Juta KPM dengan anggaran Rp.44.047.000.000.000.

Kemudian juga untuk pemutakhiran data terpadu kesejahteraan sosial sekaligus untuk melengkapi jaringan komunikasi untuk 60% penduduk miskin ya, saat ini kita punya 40% penduduk miskin di dalam pemutakhiran DTKS. Nanti di 2021 kita akan memperluas menjadi 60% itu dianggarkan Rp 1,3Triliun.

Kemudian tahun 2021 kita juga akan memulai pembangunan untuk kampus Politeknis Kesejahteraan Sosial Bandung yang akan di laksanakan secara multiyears. Tadi juga di sampaikan oleh Bapak Pimpinan apa saja ini salah satunya. Di tahun pertama di tahun 2021 itu teralokasi anggaran Rp.259.315.536.000 dan ini akan kita mulai juga nanti sebagian pekerjaan itu di tahun 2020 sehingga betul-betul di tahun 2021 itu akan mengoptimalkan dari anggaran dan juga waktunya. Kemudian di tahun 2021 juga ini perencanaan yang awal yang juga mendapatkan dukungan dari Komisi VIII Bapak Ibu sekalian yaitu merenovasi sarana dan prasarana Balai Rehsos ini kita akan lakukan di tahun 2021 yang sebenarnya di tahun 2020 ini kita sudah alokaiskan tapi kena penghematan.

Nah kemudian saya akan masuk ke distribusi saya kira ini sebagai gambaran saja terhadap alokasi anggaran untuk masing-masing unit Eselon I di Kementerian sosial ya. Bahwa penyusunan Pagu Anggaran Kementerian Sosial berdasarkan kepada surat Menteri Sosial dan juga kepada surat Bersama. Jadi ada catatan tulisan merah ini adalah alokasi yang belum diakomodir di dalam Surat Bersama dari Menteri Keuangan. Jadi ini bukannya tidak setuju tapi belum diakomodir ya.

Kemudian berkaitan dengan sandingan Pagu Indikatif dan Pagu Anggaran saya kira untuk di Sekretariat Jenderal itu Pagu Indikatif awalnya adalah Rp.962.082.174.000 itu kita gunakan untuk dukungan manajemen dan juga untuk kegiatan terkait dengan program perlindungan sosial terutama yang Rp 425Miliar itu adalah untuk pemutakhiran DTKS. Kemudian di dalam Pagu Anggaran itu ada satu peningkatan untuk pagu Sekretariat Jenderal menjadi Rp.2.159.314.886.000 digunakan untuk dukungan manajemen itu sebesar Rp.803.397.710.000 dan alhamdulillah kita ini juga mendapat perhatian secara khusus Komisi VIII ada Panja DTKS dan perhatiannya di tahun 2021 ini kita mendapatkan alokasi untuk pemutakhiran DTKS dengan alokasi anggaran yang dialokasikan dalam Pagu Anggaran itu Rp1.355.917.176.000. Ini adalah khusus untuk kaitannya dengan DTKS.

(8)

- 8 -

Kemudian kami akan masuk ke Pagu Anggaran Sekretariat Jenderal. Jadi pagu Sekretariat Jenderal Rp2.1Triliun itu atau proporsinya itu 2.23% dari total anggaran pagu dari Kementerian Sosial Rp92,8 Triliun yang akan di gunakan untuk kegiatan dukungan manajemen sebagai layanan administrasi dan teknis untuk semua unit kerja Eselon I. Dari mulai tata kelola kehumasan Rp28Miliar; tata kelola organisasi kepegawaian Biro Kepegawaian itu Rp17,2Miliar; kemudian pengelolaan data sistem teknologi informasi kesetaraan sosial yang khusus ada di dukungan manajemen yang untuk Pusdatin itu Rp69Miliar; kemudian tata kelola keuangan di Biro Keuangan Rp87,4Miliar; kemudian penguatan tata kelola fasilitas umum sistem pengelolaan aset barang milik negara oleh Biro Umum itu Rp568Miliar; kemudian perencanaan dan penganggaran dari Biro Perencanaan itu Rp22Miliar; kemudian tata kelola penyusunan peraturan Perundang-undangan dan bantuan hukum itu Rp11,4Miliar; kemudian yang 1.3 tadi ini adalah untuk dukungan kaitannya dengan program perlindungan sosial untuk pemutakhiran DTKS di tahun 2021 nanti.

Nah kalau kami sampaikan terhadap alokasi anggaran di masing-masing biro dan pusat data dan informasi itu kita bisa lihat ya di tahun 2020 itu total anggarannya adalah Rp.355.586.021.000. Kemudian pagu indikatifnya itu 962 Miliar kemudian naik di Pagu Anggaran itu menjadi Rp2.159.314.886.000 dengan rincian sebagaimana di dalam tayangan maupun di dalam materi secara tertulis ya.

Mudah-mudahan ini kita bisa kawal ya sampai selesai ya sehingga betul-betul di tahun 2021 ini disamping kita melakukan reformasi untuk berbagai program termasuk program perlindungan sosial kita juga memperkuat dan memperbaiki DTKS ini sebagai basis data yang betul-betul sangat memiliki satu hal yang sangat signifikan untuk keberhasilan dan peningkatan efektivitas dari berbagai program khususnya program perlindungan sosial.

Bapak Pimpinan.

Kami sudah ada materi yang berkaitan dengan prioritas yang berkaitan dengan Sekretariat Jenderal saya kira ini sangat rinci kecil-kecil nanti bisa Bapak ibu juga. Misalkan Biro Humas misalkan peningkatan komunikasi sampai pengelolaan dokumentasi Biro Keuangan penyusunan laporan berkaitan masalah organisasi dan kepegawaian. Kemudian Biro Perencanaan kaitannya dengan pengawalan perencanaan program yang di tahun 2020 ini kita hampir setiap kali waktu kita terus melakukan. Ya dinamikanya luar biasa berkaitan dengan program ini karena harus memastikan bahwa itulah visi dan berbagai kegiatan yang kita lakukan di kementerian sosial itu betul-betul bisa mendukung dari misi Presiden. Termasuk juga untuk Biro Umum itu juga ada alokasi untuk pembangunan terkait dengan Politeknik Kesejahteraan Sosial jadi uangnya ada di Biro Umum tapi substansinya semuanya itu ada di BP3S . Kaitannya dengan bagaimana kita membuat 1 desainnya kemudian juga program-program apa yang akan kita lakukan di tahun 2020/2021 dan 2022 nanti. Tapi kita juga akan melakukan renovasi gedung yang ada di Salemba maupun yang di cabang kencana sebagaimana kemarin Pak Menteri sampaikan dan mendapatkan dukungan dari Bapak Ibu sekalian. Kemudian

(9)

- 9 -

yang terkaitan dengan Pusdatin nanti akan jelaskan di dalam bahan terakhir kami.

Kemudian yang lain-lain saya kira ini bahannya juga sudah lengkap rinci termasuk juga untuk penganggaran. Misalnya anggaran untuk Biro Humas Rp28Miliar itu digunakan untuk apa itu sudah ada di sini. Berkaitan untuk kaitannya dengan penyediaan informasi publik, komunikasi, lembaga dokumentasi kehumasan dan yang lainnya termasuk juga untuk berkaitan dengan pengawalan di Biro Keuangan karena semakin besar anggaran Kementerian Sosial tentu memerlukan 1 kinerja yang semakin meningkat. Kita ingin bahwa anggaran yang terus meningkat ini terus menjaga tetap WTP itu menjadi satu tradisi untuk kita bisa lakukan. Ini sudah Alhamdulillah ya dari mulai 2016, 2017, 2018 ya kita terus kawal di tahun 2019 kita juga mendapatkan WTP dengan alokasi anggaran yang semakin meningkat. Begitu juga halnya dengan tahun 2020 ini anggaran yang ada di Kementerian Sosial itu kan Rp134Triliun dan itu terus dipastikan bahwa laporan keuangannya harus memenuhi prinsip akuntabilitas pemerintah disajikan secara wajar, SPP-nya berjalan dan disajikannya pun juga bisa sesuai dengan kewajaran dari sistem akuntansi Pemerintah.

Kemudian di Biro Perencanaan sama dengan alokasi anggaran 22 karena intinya mendukung semua tugas-tugas administratif di lingkungan Kementerian Sosial. Khusus yang terkait dengan data maupun pembangunan politeknik nanti kami mohon izin untuk menyampaikan secara sekilas dan nanti di apa lanjutkan tentu oleh Bapak Kelapa BP3S kalau ada tambahan yang berkaitan dengan pembangunan politeknik.

Bapak Pimpinan dan juga Bapak Ibu sekalian

Kami akan masuk ke tambahan penjelasan tambahan yang berkaitan dengan pemutakhiran DTKS. Bahwa kita dalam melaksanakan persiapan sebagaimana arahan Bapak Menteri dan juga sudah di sampaikan Bapak Ibu sekalian. Tahapan dari pemutakhiran DTKS ini pertama tentu kita menggunakan terminologi penyempurnaan. Pemutakhiran untuk menyempurnakan DTKS sebagaimana Presiden disampaikan juga di dalam pidato nota keuangan menjelang HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di depan DPR yang lalu.

Kemudian juga meningkatkan cakupan dari DTKS. Tahun 2020 ini kita saat ini sedang mempersiapkan untuk pengadaan hardware, software pendukung data center, recovery center sistem informasi kesejahteraan sosial dan penyiapan prelist untuk DTKS mudah-mudahan ini sampai Desember sudah selesai.

Kemudian kita akan masuk di bulan insyallah nanti mungkin di bulan Januari kalau DIPA nya sudah jalan ancer-ancernya Februari Maret kita sudah melakukan pelatihan untuk instruktur. Ini kerja sama dengan BPS (Badan Pusat Statistik). Ya kita akan melatih namanya Intama (intruktur utama) 12 orang instruktur nasional 80 orang, dan instruktur daerah ada 1.640 orang. Kemudian ada enumerator itu 83.390 orang dan juga pengawas 16.678 dan koordinator kecamatan 7.230 orang. Mudah-mudahan di bulan Februari-Maret sudah selesai kita laksanakan.

(10)

- 10 -

Kemudian di bulan April ada pelaksanaan Musdes dan Muskel. Nanti kami mohon juga dukungan dari Bapak Ibu sekalian karena hampir semua ya dari 80.000 lebih keseluruhan kita akan lakukan musyawarah desa musyawarah kelurahan. Disamping itu juga ada pelaksanaan kunjungan ke rumah ada visitasi dari hasil Musdes dan Muske itu tadi. Visitasi atau kunjungan ke rumah ini dengan SIKS-Droid untuk mengetahui koordinat dari rumah tangga. Kemudian di bulan Juni Juli kita lakukan pemeriksaan pengelolaan data hasil dari Musdes dan Muskel dan juga kunjungan ke rumah dan insyallah kalau semua bisa terlaksana dengan baik dengan dukungan Bapak doa Bapak juga Agustus 2021 kita sudah menerbitkan SK Mensos untuk DTKS. Kebetulan Pak Ace sebagai Ketua Panja alhamdulillah Pak kita bisa laksanakan di 2021 karena kita ada ikhtiar dan doa kita semua. Dan akhirnya dengan APBN Pak ini tidak dengan anggaran yang lain dan menjadi satu perhatian dari Pemerintah hampir semua, Presiden, Menteri Keuangan, semua Menteri itu mengenal DTKS ini Pak.

Kemudian yang terakhir pembangunan kampus Politeknik Kesejahteraan Sosial secara multi years kontrak ya. Pembangunan politeknik ini dilaksanakan multi years kontrak karena merupakan pembangunan skala besar yang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun anggaran. Dengan jumlah anggaran yang besar skema pembangunan multiyears ini akan memudahkan dalam pelaksanaan koordinasi dengan para pihak untuk .... di tingkat pusat di alokasikan di Sekretariat Jenderal karena sesuai dengan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal penyiapan sarana prasarana dukungan penyelenggaraan secara kesejahteraan sosial termasuk juga gedung Politeknik Kesejahteraan Sosial.

Kita sudah mulai juga di tahun 2020 ini karena ada satu upaya kita untuk percepatan mudah-mudahan bisa kita laksanakan itu untuk biaya perencanaan, biaya manajemen kontruksi, biaya pengelolaan biaya penyediaan tanah, itu kita laksanakan tahun 2020 ya. Kemudian di tahun 2021 kita sudah kasih realokasi anggaran untuk biaya fisik Rp244,7Miliar. Kemudian biaya perencanaan Rp5,2Miliar terus sampai kepada pada tahun 2022 nanti kita alokasi anggaran Rp319,7Miliar dan mudah-mudahan di tahun 2022 ini kita sudah punya Politeknik Kesejahteraan Sosial yang kita bangun dan ini menjadi legasi dari kami di Kementerian Sosial dan juga di komisi VIII DPR RI kampus yang besar dan mudah-mudahan konsep green campus itu bisa dapatkan nantinya. Ini saya kira grand desainya kampus 2 Politeknik Bandung ini. Tanahnya cukup luas dan juga hubungan dari stakeholder juga luar biasa dan kita juga dilengkapi dengan berbagai kerangka regulasinya. Kita sudah punya Undang-undang Peksos tentu akan punya tugas dan tanggung jawab yang besar. Disamping itu juga tema bangunan kita adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia tentu ini akan mengambil peran yang sangat besar politeknik ini dan mudah-mudahan ini bisa kita wujudkan.

Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan Bapak Pimpinan Bapak Ibu dan Anggota dewan yang kami hormati dalam pendalaman pembahasan RKA K/L tahun 2021 dan isi-isu strategis dan solusinya. Selanjutnya kami mohon saran, masukan, dan dukungan dari Komisi VIII DPR RI agar penyelenggaraan kesejahteraan sosial khususnya untuk anggaran

(11)

- 11 -

tahun 2021 dapat terselenggara dengan baik. Terima kasih kurang lebihnya mohon maaf.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

KETUA RAPAT/ F- P. GOLKAR (Dr. H. Tb. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.): Ya jadi di Polteksos itu ada di bawah Sekjen ya bukan di Badiklit.

SEKJEN KEMENSOS (HARTONO LARAS) : Penganggarannya saja dialokasikan itu

KETUA RAPAT/ F- P. GOLKAR (Dr. H. Tb. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.): Yang mengeksekusinya Sekjen atau Pak?

SEKJEN KEMENSOS (HARTONO LARAS) :

Sebagai apa KPM tetap di sini tapi kan request-nya tetap dari Kepala Badan, pengadaan semua karena alokasi anggarannya kan ada di Sekretariat Jenderal. Jadi penguasa anggarannya termasuk juga untuk pejabat pembuat komitmennya itu ada di Sekjen.

KETUA RAPAT/ F- P. GOLKAR (Dr. H. Tb. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.): Oke terima kasih Pak Sekjen. Selanjutnya kami persilakan kepada Dirjen Penanganan Fakir Miskin yang anggarannya paling besar silakan Pak.

DIRJEN PENANGANAN FAKIR MISKIN KEMENSOS:

Bismillahirrahmannirrahim

Yang terhormat Bapak Pimpinan sidang Bapak Ace Syadzily.

Yang kami hormati para Anggota Komisi VIII DPR RI yang berada di tempat ini atau yang ada melalui virtual dan hadirin sekalian yang berbahagia

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat siang dan salam dan sejahtera bagi kita semua.

Mengawali pertemuan ini pertama-tama kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat hadir memenuhi Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII DPR RI dengan Direktur

(12)

- 12 -

Jenderal Penanganan Fakir Miskin ini pada tanggal 14 September tahun 2020.

Selanjutnya pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan dan anggota Komisi VIII DPR RI yang telah menjadwalkan Rapat Dengar Pendapat dengan agenda pendalaman pembahasan RKA K/L tahun anggaran 2021, isu aktual dan solusi.

Pimpinan Sidang Bapak/Ibu Anggota Dewan yang terhormat; serta Hadirin yang berbahagia

Sebagaimana pokok bahasan dari Rapat Dengar Pendapat ini kami akan menyampaikan materi sesuai dengan agenda di atas. Namun sebelum ke substansi perkenankan kami untuk memperkenalkan terutama untuk anggota dewan yang baru Bapak Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin Bapak Ibu sekalian di topang ada 4 Eselon II Bapak, ada 1 Sekretaris Direktorat Jenderal kemudian ada 3 Direktorat Penanganan Fakir Miskin wilayah 1, kemudian wilayah 2, dan wilayah 3.

Wilayah 1 Bapak Ibu sekalian mencakup untuk wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung, Lampung, Jambi Bengkulu, dan Kepulauan Riau dan Jawa Barat.

Selanjutnya untuk wilayah 2 mencakup Banten, DKI Jakarta, Jawa tengah, daerah istimewa Jogjakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Bali, NTB dan NTT

Kemudian untuk wilayah 3 mencakup Jawa Timur seluruh Sulawesi kemudian Gorontalo, Maluku, Maluku utara, Papua dan Papua Barat. Ini kami informasikan manakala ada permasalahan atau yang perlu dikoordinasikan atau dikomunikasikan kami biasa mendistribusikan ke direktorat yang bersangkutan Bapak Ibu sekalian.

Adapun untuk estimasi sajian yang kami sampaikan permohonan izin kami ingin menyampaikan saja sekilas tentang pelaksanaan anggaran tahun 2020 karena melalui kesempatan ini kami ingin mengaturkan ucapan terima kasih atas dukungan kemudian pengendalian dari Anggota Dewan ya di lapangan luar biasa manfaatnya sehingga realisasi program Kementerian Sosial khususnya penanganan fakir miskin secara umum berjalan dengan baik.

Kemudian sekilas Bapak Ibu sekalian kami menginformasikan. Di awal tahun 2020 kami mendapatkan amanat untuk mengelola anggaran 28 Triliun. Kemudian di September sekarang kami mendapatkan penambahan anggaran beberapa kali sehingga akhir komposisi anggaran kami di 81 Triliun tentu ini anggaran yang tidak sedikit dan kami sekali lagi mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kawalannya dalam pelaksanaan program-program khususnya bantuan sosial berikut penanganan fakir miskin di daerah khususnya di daerah wilayah dapil Bapak Ibu sekalian.

Kemudian selanjutnya alhamdulillah atas dukungan dan dorongan semua realisasi Direktorat Jenderal PFM per hari kemarin untuk realisasi keseluruhan 71.28%. Kemudian untuk khusus kantor pusat 71.30% dan dekonsentrasi 41.71%. Khusus untuk bansosnya 71.98%. Kami merasa

(13)

- 13 -

berkepentingan untuk menyampaikan informasi ini sekali lagi ucapan terima kasih atas dukungan dari Bapak Ibu sekalian mengawal program PFM di daerah.

Kemudian lanjut di halaman 14 tentang RKA K/L tahun 2021. Bapak Ibu sekalian, RKA K/L 2021 kami mengacu kepada Surat Menteri Sosial perihal Distribusi Pagu Anggaran Kementerian Sosial tahun 2021 dan {enyusunan RKA K/L Nomor S.57/MS/1.1 kemudian PR.01.05/8 2020 dimana Bapak Menteri Sosial menetapkan bahwa alokasi anggaran untuk Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin yang semula pagu indikatif kami Bapak Ibu sekalian jumlahnya 28,4 Triliun kemudian mengalami penambahan anggaran kenaikan menjadi 28,8Triliun atau naik kurang lebih sekitar 102%. Sehingga anggaran kami untuk tahun 2021 Pagu Anggarannya berjumlah 57,2 Triliun.

Kemudian kami ingin menjelaskan juga Bapak Ibu sekalian Bapak Pimpinan penambahan anggaran sekitar 28,8 Triliun itu bantuan sosial sembako kenaikan target dari semula Pagu Anggarannya 15,6 Juta KPM menjadi 18,5 Juta KPM indeks per KPM per bulan selama 12 bulan itu Rp.200.000 per KPM-nya. Kemudian bantuan sosial tunai bagi 10Juta KPM dengan durasi 6 bulan dengan indeks Rp.200.000. Kemudian bantuan sosial rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni ada alokasi anggaran untuk Rp. 50 Miliar.

Selanjutnya safeguarding dialokasikan untuk dana distribusi penyaluran BST sebesar Rp277Miliar. Kemudian untuk biaya distribusi penyaluran program sembako di Papua dan Papua Barat untuk durasi 6 kali dengan indeks Rp36.500. Kemudian monitoring dan evaluasi bantuan sosial terkait program sembako dan BST yang akan dilakukan kerja sama dengan pihak ketiga. Selanjutnya uji coba terpadu digitalisasi dan intregasi bansos di PFM dengan PKH di Papua, NTT, Jawa dan Sumatera. Lemudian sosialisasi program penanganan fakir miskin.Selanjutnya untuk publikasi dan edukasi program bantuan sosial bagi keluarga penerima manfaatt.

Selanjutnya kami sajikan juga informasi berkenaan dengan distribusi Pagu Anggaran tahun 2021.

1. Pertama untuk Sekretariat Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin total anggarannya 73 Miliar sekian (Rp.73.332.496.000)

2. Kemudian untuk Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah 1 sebesar Rp.21.098.000.000.000

3. Kemudian untuk Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah 2 Rp200.614.000.000.000

4. Kemudian untuk Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah 3 sebesar Rp15.377.000.000.000

5. Kemudian untuk alokasi dukungan kegiatan Dekonsentrasi kami mengalokasikan sama dengan tahun sebelumnya yakni Rp.92.766.000.000

(14)

- 14 -

Sehingga total keseluruhan alokasi anggaran untuk tahun 2021 sebesar Rp.57.256.000.000.000.

Selanjutnya kami sajikan juga informasi Bapak Pimpinan yang berkenaan dengan distribusi target kebutuhan sosial tahun 2021.

1. Yang pertama untuk wilayah 1 targetnya untuk sembako 6.899.407 KPM dengan alokasi bantuan sebesar Rp.16.558.576.800.000. Kemudian untuk bantuan sosial tunai targetnya untuk wilayah 1 adalah 3.612.185 KPM kemudian dengan alokasi dukungan Bansos Rp.4.334.622.000.000. Kemudian untuk RSRTLH mendapatkan alokasi 4.000 keluarga atau 4.000 rumah dengan alokasi bantuan 60 Miliar Rupiah

2. Selanjutnya untuk Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah 2 sembako mendapatkan target 6.536.581 KPM kemudian dengan dukungan alokasi bansosnya Rp.15.687.794.400.000. Kemudian untuk Bantuan Sosial Tunai targetnya 3.928.384 KPM kemudian alokasi bansosnya Rp4.714.060.800.000. Kemudian untuk RSRTLH targetnya 4.000 kemudian dengan alokasi bansos Rp60.000.000.000

3. Terakhir untuk Direktorat Penanganan Fakir Miskin wilayah 3 Bapak Ibu sekalian targetnya untuk sembako 5.064.012 KPM. Kemudian alokasi bansosnya Rp12.153.628.800.000. Kemudian untuk Bantuan Sosial Tunai targetnya 2.459.431 KPM kemudian dengan dukungan alokasi bansos Rp.2.951.317.200.000. Kemudian untuk RSRTLH nyasama dengan wilayah 1 dan 2 yakni 4.000 rumah dengan dukungan alokasi bansos 60 miliar rupiah.

Kemudian kami informasikan berkenaan dengan program sembako Bapak Ibu sekalian.Jjadi di pagu indikatif Bapak Ibu sekalian kami mendapatkan alokasi target 15,6 Juta KPM untuk alokasi bantuannya semula 150.000 per KPM dari Januari sampai Desember sehingga total anggaran awal di pagu indikatif itu 28.08 Triliun.

Kemudian di Pagu Anggaran tahun 2021 bertambah menjadi 18,5 Juta KPM dengan alokasi anggaran nominalnya besarnya per KPM 200.000 dari Januari sampai Desember. Sehingga total anggaran untuk program sembako tahun 2021 sebesar Rp.44.400.000.000.000. Kemudian kalau komponen sembakonya sama seperti tahun yang berjalan sekarang ada komponen karbohidrat kemudian protein hewani kemudian protein nabati dan sumber vitamin dan mineral.

Kemudian kami juga ingin menginformasikan bahwa prinsip pelaksanaan program sembako itu ada 8. Ini sering kali mendapatkan apa namanya itu pencermatan dan perhatian banyak pihak:

1. Jadi pertama ada prinsip pilihan dan kendali kepada KPM. Jadi dengan prinsip ini KPM betul-betul kita muliakan sebagai penerima manfaat. 2. Kemudian yang kedua memanfaatkan E-Warong terdekat. Jadi prinsip

ini supaya betul-betul KPM tidak jauh mendapatkan bantuannya tapi di upayakan betul-betul ke E-Warong yang terdekat. Oleh karenanya rasio 250 KPM per E-Warong ini secara bertahap kita akan dorong supaya diimplementasikan di lapangan.

(15)

- 15 -

3. Kemudian tidak memaketkan bahan pangan ini sering kali ada kasus di lapangan. Jadi prinsip pelaksanaan program sembako bahwa pemaketan bahan bantuan untuk sembako ini tidak boleh

4. Kemudian prinsip yang ke empat pasokan bahan pangan dari berbagai sumber dengan harga kualitas yang kompetitif. Nah berkenaan dengan ini Bapak Ibu sekalian secara berkala setiap bulan dinas perdagangan di masing-masing kabupaten/kota itu mengeluarkan harga eceran tertinggi sehingga tidak boleh melebihi harga yang di tetapkan dinas atau instansi perdagangan masing-masing kabupaten/kota.

5. Kemudian bank sebagai penyalur dana bukan penyalur bahan pangan ini menjadi prinsip yang kelima.

6. Kemudian prinsip yang berikutnya adalah program sembako ini juga mendorong usaha kecil dan menengah rakyat dengan program sembako ekonomi kelas bawah ini akan bergerak dan mendorong usaha kecil dan menengah rakyat.

7. Kemudian prinsip yang berikutnya akses jasa keuangan terhadap eceran rakyat dan KPM.

8. Dan prinsip yang terakhir pengawasan sesuai pada pedoman umum dan teknis petunjuk teknis yang dikeluarkan.

Kemudian yang berkenaan dengan mekanisme mungkin Bapak Ibu sekalian yang terhormat sudah mengetahui. Ini hanya menginformasikan ulang saja. Kadi kami punya mitra untuk menyiarkan sembako ini adalah bank Himbara dari semua bank mulai BNI, BRI, Mandiri dan BTN terlibat dengan komposisi sesuai dengan apa namanya itu wilayah kerjanya dan alhamdulillah secara umum program ini bisa berjalan dengan baik dan kita ingin nanti di 2021 pasalnya bisa lebih optimal lagi.

Kemudian untuk berikutnya untuk Bantuan Sosial Tunai di tahun 2021 Bapak Ibu sekalian kami mendapatkan amanat untuk mengawal targetnya 10Juta KPM mencakup seluruh Provinsi di wilayah Indonesia termasuk DKI Jakarta. Sehingga tahun depan program sembako yang sekarang di laksanakan di DKI Jakarta dan sekitarnya dikonversi atau dimigrasikan menjadi bantuan sosial tunai dengan total penerima manfaatnya berjumlah 10Juta KPM. Kami telah melakukan konsolidasi data dengan Pusdatin dan tentu konsolidasi dengan daerah seluruh Indonesia dengan indeks bantuan per KPM Rp.200.000 sama dengan yang sekarang dan akan diberikan selama 6 bulan dari bulan Januari sampai bulan Juni dengan total anggaran sebesar 12 triliun rupiah. Mekanisme yang akan di lakukan sama seperti sekarang kami akan menggunakan mitra pertama PT POS dan Himbara dan kinerjanya sampai sekarang bagus begitu tidak ada kendala-kendala bisa di atasi secara umum pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik.

Selanjutnya untuk Bantuan Sosial Rehabilitasi sosial RTLH. Kami informasikan di tahun 2021 Anggota dewan yang kami muliakan kami mendapatkan amanat untuk mengawal program ini. Kemudian indeks bantuannya sebesar Rp 15 Juta per KK per unit jadi data penerima ini nanti

(16)

- 16 -

ada di DTKS dan diprioritaskan tentu kepada keluarga yang kondisi rumahnya sangat tidak layak begitu. Kalau di data DTKS biasanya umunya desil 1 dan desil 2 dan ini menjadi sasaran dari agenda penanganan kemiskinan ekstrem yang tengah digaungkan oleh Bapak Presiden di bulan Maret tahun 2020 beberapa bulan yang lalu.

Kemudian masuk ke isu-isu aktual dan solusinya. Ada beberapa isu aktual yang perlu kami sampaikan. Pertama perlu kami menyampaikan dan menginformasikan optimalisasi program sembako BPNT. Karena ada anggaran yang di relokasi dari semula sekarang 20Juta menjadi 18,5juta. Nah kemudian optimalisasi ini sehingga menghasilkan ada efisiensi Rp720Miliar. Adapun dasar pertimbangan bahwa tahun 2021 merupakan tahun pemulihan ekonomi perlu upaya pemberdayaan sosial, sehingga bukan hanya bansos yang di tempatkan di sini Bapak Menteri mengarahkan realokasi dana yang ada di PMN untuk beberapa dana strategis di UKE 1 lainnya

Kemudian meneruskan target pembangunan Pak Pimpinan yang tertunda di tahun 2020 akibat refocusing penanganan Covid. Jadi beberapa UKE 1 ada kegiatan yang sangat penting sehingga tidak mendapatkan belum mendapatkan alokasi sehingga Pak Menteri memutuskan untuk di-realoaksi dari anggaran PNPM itu.

Kemudian yang menjadi pencermatan atau menjadi dasar pertimbangan juga ada kejadian atau tren bencana cenderung meningkat dan harus di imbangi ya dengan upaya kesiapasiagaan. Kemudian penggunaannya dari optimalisasi ini pertama untuk peningkatan target RSRTLH, kemudian untuk revitalisasi balai rehabilitasi sosial kemudian untuk penguatan kesiapsiagaan, kemudian untuk penambahan target kewirausahaan sosial untuk pemulihan ekonomi masyarakat, kemudian untuk penguatan Puskesos ini tempatnya Pak Edy Suharto juga, kemudian untuk dan akuntabilitas kesejahteraan sosial dan rehabilitasi gedung dan bangunan perkantoran.

Nah kemudian isu berikutnya tentang kelompok usaha bersama. Jadi berdasarkan Surat Menteri Sosial nomor S.57/MS/D/1.1/TR/01/05/2020. Kemudian ada realokasi anggaran KUBE dari Dirjen Penanganan Fakir Miskin ke Dirjen Pemberdayaan Sosial. Jadi terjadi migrasi sasaran KUBE fakir miskin dari Dirjen PFM ke Dirjen Pemberdayaan Sosial. Kemudian targetnya KUBE ini ada 4.000 KPM dan prosesnya sudah di lakukan dan sudah di lakukan penataan program di Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial. Kemudian kami di tahun yang akan datang ada berkaitan dengan E-Warong KUBE PFM karena E-Warong ini menjadi garda penting institusi penting atau lembaga penting yang terkait mengawal bagaimana bantuan bisa sampai ke KPM. Jadi kami merencanakan ada penguatan E-Warong KUBE, penanganan fakir miskin, kemudian revitalisasi E-Warong sebagai tempat penukaran bansos sembako, kemudian ada mekanisme pengaturan E-Warong dan ini sudah kami lakukan dan mudah-mudahan nanti di 2021 akan lebih mantap lagi.

Kemudian isu berikutnya Bapak Pimpinan bahwa di bulan Maret tahun ini 2020 Bapak Presiden mengingatkan kepada kita semua bahwa penanganan kemiskinan ekstrem ini Bapak Presiden berharap di tahun 2024.

(17)

- 17 -

Jadi jumlahnya 3 juta sekian dan itu umumnya masuk desil 1 desil 2. Kadi kalau yang miskin ekstrem ini menurut pemahaman kami ya fakir miskin itu orang yang tidak punya pekerjaan kemudian juga miskin. Sehingga di tahun 2021 ini harus kami meningkatkan koordinasi dan konsolidasi lintas program mengenai percepatan penanganan kemiskinan ekstrem sesuai dengan arahan Presiden tanggal 4 Maret 2020. Ini menjadi konsen kami.

Bapak Pimpinan yang kami hormati

Demikian penjelasan yang kami sampaikan perihal pendalaman pembahasan RKA K/L Pagu Anggaran Dirjen Penanganan Fakir Miskin kementerian sosial tahun 2021 serta isu aktual dan solusinya.

Selanjutnya mohon saran, masukan, dan dukungan dari Komisi VIII DPR RI agar penyelenggaraan program penanganan fakir miskin dapat terselenggara dengan baik. Demikian dan sekian.

Akhirul Kalam Wabillahi Taufiq Wal Hidayah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

KETUA RAPAT/ F- P. GOLKAR (Dr. H. Tb. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.):

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Terima kasih Pak Dirjen Penanganan Fakir Miskin selanjutnya Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Pak Pepen silakan Pak.

DIRJEN PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL KEMENSOS: Yang saya Hormati Pimpinan sidang.

Ketua Komisi VIII DPR RI Pak Ace dan Pak Ikhsan. Yang saya hormati para Anggota Komisi VIII DPR RI.

Para pejabat Eselon I dan II di Kementerian sosial serta hadirin yang berbahagia.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Mengawali pertemuan ini pertama-tama dan utama kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kita dapat hadir dan memenuhi undangan Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII DPR RI dengan Direktorat jenderal perlindungan dan jaminan sosial.

Selanjutnya pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI yang telah menjadwalkan Rapat Dengar Pendapat ini dengan agenda pendalaman pembahasan RKA K/L dan isu-isu aktual serta solusinya.

(18)

- 18 -

Pimpinan sidang Bapak Ibu Anggota dewan yang terhormat;serta Hadirin yang berbahagia.

Sebagaimana pokok pembahasan Rapat Dengar Pendapat ini maka izinkan kami menyampaikan hal sebagai berikut yaitu pertama terkait RKA K/L Pagu Anggaran tahun 2021 dan isu-isu aktual dan solusinya. Sebelumnya kami menyampaikan struktur organisasi dari Ditjen Linjamsos yang mungkin ini bermanfaat buat kita semua dalam rangka melaksanakan kerja sama dan koordinasi serta pengawasan pelaksanaan program Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial. Ini kami dibantu oleh Pak Sekretaris Dirjen Bapak M. Royani, kemudian Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Bapak Muhammad Safii Nasution, kemudian Direktur Jaminan Sosial Keluarga Bapak Rahmad Kusnadi, serta Pelaksana Tugas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Bapak Adi Wahyono, yang dilengkapi dengan nomor telefonnya sehingga memudahkan untuk komunikasi.

Selanjutnya pada slide 6 kami ingin melaporkan terkait dengan Pagu Anggaran Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial tahun 2021 sebagaimana di sampaikan di awal tadi oleh Bapak Pimpinan sidang bahwa Pagu Anggaran Ditjen Dinjamsos sebesar Rp.30.993.505.300.000. Ini mengalami kenaikan dari pagu indikatif sebelumnya sebesar Rp.30.773.000.000.000 sehingga kenaikannya ada 220 Miliar. Adapun dari Pagu Anggaran Rp30Triliun itu terbagi dalam 2 komponen:

1. Yang pertama adalah komponen perlindungan sosial yang selebihnya bersifat bansos sebesar Rp30.893.292.800.000.

2. Kemudian dukungan manajemennya sebesar Rp.100.212.500.000 Selanjutnya dari Pagu Anggaran yang ada tadi dapat di klasifikasikan ke dalam program yang menjadi program prioritas nasional sebesar Rp30Triliun. Kemudian non prioritas nasional sebesar Rp134Miliar. Adapun yang menjadi program prioritas nasional sebagaimana Bapak Ibu ketahui adalah terkait dengan belanja bansos program keluarga harapan untuk target 10Juta KPM sebesar Rp28.7Triliun. kemudian untuk non prioritas adalah penambahan anggaran untuk direktorat BKSBA dan PKSBS sebesar Rp220Miliar.

Dari Pagu Anggaran tersebut di distribusikan kepada 4 unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Perlindungan Sosial dan Jaminan Sosial keluarga sebesar Rp30.4Triliun. Kemudian untuk Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam sebesar Rp383.276.500.000. Kemudian untuk Direktorat Sosial Korban Bencana Sosial sebesar Rp100.200.000.000. Kemudian untuk dukungan manajemen yang di kelola melalui Sekretariat Ditjen sebesar Rp.100.212.000.000 sehingga total Pagu Anggaran Direktorat Jenderal jaminan sosial sebesar Rp.30.993.505.300.000.

Selanjutnya dari Pagu Anggaran tersebut kami di alokasikan ke dalam beberapa belanja anggaran yaitu untuk belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bansos, sebagaimana dapat di lihat pada paparan ini.

(19)

- 19 -

Kemudian kami sampaikan pula bahwa Pagu Anggaran itu terkait dengan untuk pencapaian target program prioritas nasional tahun 2021. Ada beberapa program prioritas nasional pada lingkup Dirjen Linjamsos:

1. Yang pertama mencakup untuk tujuan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing ini targetnya adalah 10Juta keluarga miskin dan rentan yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat artinya program prioritas nasional adalah terkait dengan target program keluarga harapan.

2. Kemudian prioritas nasional lainnya dalam cakupan membangun lingkungan hidup meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim. Ini terkait dengan target 130.000 korban bencana alam yang mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar.

3. Kemudian untuk target prioritas nasional memperkuat stabilitas Polhukankam dan informasi pelayanan publik di targetkan kepada 200 kelompok masyarakat di lokasi rawan bencana yang mendapatkan pencegahan terorisme.

Selanjutnya dari Pagu Anggaran Ditjen Dinjamsos kami sampaikan terkait dengan masing-masing pagu pada Direktorat.

1. Yang pertama terkait dengan Direktorat Jaminan Sosial Keluarga, Direktorat jaminan sosial keluarga mendapatkan anggaran Rp.30.409.816.300.000. Di antaranya sebagian besar 94,1% adalah untuk belanja bansos sisanya untuk belanja modal dan belanja barang. Dan sasaran dan target indikator target dari jaminan sosial keluarga adalah sebagai berikut yaitu untuk keluarga miskin yang mendapat bantuan jaminan sosial non tunai bersyarat 10 juta KPM atau dengan kata lain target penerima program keluarga harapan yaitu Rp28.7Triliun

Kemudian output non prioritas nasional yang ada di Direktorat JSK adalah untuk calon KPM pengganti yang divalidasi sebanyak 100.000 KPM artinya ini untuk di perjalanan ketika terjadi penggantian KPM. Kemudian KPM yang disertifikasi dengan kata lain adalah KPM-KPM yang mengalami graduasi kami targetkan graduasi kami targetkan graduasi 10% dari populasi sehingga target tahun 2021 untuk KPM program keluarga harapan yang graduasi sebesar 1Juta KPM. Kemudian peserta yang mengikuti kegiatan bantuan sosial non tunai bersyarat kemudian SDM yang mendapatkan honor penguatan teknis layanan dukungan manajemen dan Provinsi yang mendapatkan dukungan layanan operasional dengan total anggaran secara keseluruhan adalah 30,4Triliun.

Kemudian rencana kegiatannya dari Direktorat DSK adalah untuk fasilitasi pembinaan masyarakat SDM yang dikelola ini adalah para SDM PKH serta bantuan sosial bagi KPM program keluarga harapan atau keluarga yang mendapat bantuan sosial bersyarat sebanyak 10 Juta KPM.

(20)

- 20 -

Selanjutnya untuk ini kami sampaikan kepada Pimpinan dan Anggota dewan yang kami hormati terkait dengan program keluarga harapan pada tahun 2021 ini ada perubahan komponen yang semula hanya 7 komponen sekarang di tambah 1 komponen. Halaman 15 di tambah 1 komponen yaitu untuk penanganan tuberkolosa. Ini sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden sehingga dalam komponen PKH ada 1 tambahan yaitu komponen penanganan tuberkolosa yang sebelumnya ada 7 komponen. Sehingga sebelumnya ada komponen Ibu hamil, komponen anak usia dini, komponen SD, SMP, SMA komponen lanjut usia, penyandang disabilitas dan TBC. Nanti pada isu-isu aktual akan kami sampaikan secara detail terkait dengan penanganan TBC ini.

Kemudian untuk perlindungan sosial di halaman 16 perlindungan sosial korban bencana alam mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp.383.276.500.000. Ini kalau kita klasifikasi dalam belanja maka terdapat pada belanja barang, belanja modal, dan belanja bansos dan secara lebih besar untuk belanja bansos sebesar 53,21%. Adapun sasaran dan indikator kinerja dari Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam adalah korban bencana alam yang mendapatkan bantuan logistik tanggap darurat sebanyak 127.000 korban bencana yang mendapat bantuan pemulihan sosial dan layanan dukungan psikososial yang di kaitkan dengan penanganan psikososial untuk keluarga dan anak sebesar 3000 jiwa. Kemudian anak sekolah yang mendapat edukasi bencana warga masyarakat di lokasi rawan bencana yang difasilitasi kampung siaga bencana tagana yang ditingkatkan kompetensinya dan tagana yang mendapatkan kelengkapan siaga bencana dengan total sebesar Pagu Anggaran dari Direktorat PSKBA sebesar Rp338.276.500.000. Adapun rencana kegiatannya selanjutnya di slide 18 dapat Bapak Ibu lihat terkait dengan bantuan kebencanaan dan fasilitasi dan pembinaan masyarakat dengan total Rp383.276.500.000.

Kemudian kita beralih kepada Direktorat Perlindungan Sosial Lembaga Sosial pada tahun 2021 mendapatkan anggaran Rp100.200.000.000 dengan peruntukan untuk belanja barang dan belanja bansos belanja barang Rp27Miliar dan belanja bansos Rp73,2Miliar.

Selanjutnya indikator kinerja yang akan di capai untuk penanganan perlindungan sosial bagi korban bencana sosial adalah mencakup dengan

output prioritas nasional jumlah warga masyarakat di lokasi rawan bencana

yang mendapat pencegahan terorisme. Ini adalah termasuk kegiatan-kegiatan kearifan lokal untuk 200 kelompok masyarakat.

Kemudian jumlah korban bencana sosial yang mendapatkan bantuan sosial perlindungan sosial berupa bantuan sembako Kemensos Hadir berjumlah 1.224.370 orang serta tenaga pelopor perdamaian yang disiap tugaskan ini adalah tali asih untuk tenaga pelopor pendamaian sebesar 1.200 orang. Adapun kegiatannya antara lain adalah dari perlindungan sosial korban bencana sosial adalah untuk bantuan kelompok masyarakat sebagaimana kami sampaikan tadi sebanyak tahun 2021 adalah 200 kelompok dengan nilai Rp17.763.236.000. Kemudian untuk bantuan kebencanaan ketika terjadi bencana sebanyak 1.244.333 orang. Kemudian fasilitasi dan pembinaan masyarakat ini adalah untuk tenaga pelopor

(21)

- 21 -

perdamaian yang siap di tugaskan sebanyak 1.200 orang. Sehingga kegiatan ini dibiayai secara keseluruhan berjumlah Rp.1.200.000.000.

Adapun dukungan program manajemen adalah program-program rutin dan umum yang bagaimana dilaksanakan oleh Sekretariat Ditjen Perlindungan Jaminan Sosial untuk mendukung pelayanan di teknis itu setiap Dirjen mendapat anggaran Rp100.212.500.000 untuk kegiatan-kegiatan sebagaimana dapat di lihat di halaman 24. Ini adalah sasaran dan indikator kinerja dari setiap Ditjen yang sifatnya rutinitas dan umum.

Kemudian berikutnya kami ingin menyampaikan terkait isu-isu aktual dan solusinya sebagaimana tema pada RDP kali ini di halaman 27 kami ingin menyampaikan isu-isu aktual dari Direktorat Jenderal perlindungan dan jaminan sosial adalah terkait dengan penambahan kategori penyakit kronis dalam komponen kesehatan dengan indeks 3 Juta per tahun serta pemberian gudang logistik.

Untuk penambahan kategori penyakit kronis ini pada halaman 29 ini menyangkut juga dengan penanganan tuberkolosa. Sebagaimana kita ketahui bahwa TBC di Indonesia masih merupakan penyakit menular yang sangat besar jumlahnya sehingga perlu mendapat perhatian. Bahkan di beberapa kawasan Asia Indonesia adalah terbesar ke 2 sebanyak 1.020.000. Tentunya ini sangat menghawatirkan jika terus jumlahnya bertambah namun optimisme kita bahwa TBC ini penyakit yang dapat di sembuhkan seperti itu.

Lanjut, ini adalah beberapa hal yang terkait dengan kasus-kasus TBC. Namun yang paling penting buat kita bersama ada di halaman 32 bahwa penyakit TBC ini bisa disembuhkan dengan catatan adanya kegiatan minum obat yang rutin. Artinya di lakukan selama 3 bulan sampai 5 bulan. Namun demikian ini harus rutin 3 kali seminggu, jika satu kali saja terlewat ini bisa mengulang kembali. Nah oleh karena itu penekanannya adalah bagaimana si penderita ini bisa terus menerus minum obat secara rutin sehingga dapat disembuhkan. Atas dasar itulah kemudian maka komponen ini di masukkan ke dalam komponen keluarga harapan sebagai salah satu komponen untuk penderita TBC kita alokasikan anggaran 3Juta per tahun adalah untuk keperluan mengantar mereka ke Poliklinik atau Puskesmas atau untuk makanan tambahan karena untuk obat dan sebagainya sudah di sediakan di Puskesmas.

Kemudian isu berikutnya adalah terkait dengan pengadaan gudang logistik dan pusat pengendalian operasional untuk penanganan bencana alam. Sebagaimana arahan Bapak Menteri sosial bahwa gudang yang ada pada saat ini kondisinya tidak mencukupi untuk penyediaan stok logistik. Oleh karena itu dipandang perlu untuk mengadakan gudang yang baru namun dengan prinsip gudang ini tidak membangun dari awal kita ingin membeli gudang yang sudah ada sehingga kita perbaiki dan rehabilitasi sehingga cocok untuk standar dari gudang logistik. Ini adalah gambar-gambar berikutnya rencana untuk kita melakukan pengadaan gudang dari gudang yang ada dan mungkin ini semua bisa dilihat di bahan paparan dan bisa di diskusikan.

Demikian penjelasan yang kami sampaikan perihal pendalaman pembahasan RKA K/L Tahun Anggaran 2021 dan isu-isu aktual serta

(22)

- 22 -

solusinya. Selanjutnya mohon saran, masukan, dan dukungan dari Komisi VIII RI agar penyelenggaraan program perlindungan dan jaminan sosial dapat terselenggara dengan baik, demikian terima kasih.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

KETUA RAPAT/ F- P. GOLKAR (Dr. H. Tb. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.): Terima kasih Pak Pepen. Selanjutnya kami persilakan Dirjen Rehabilitasi Sosial Bapak.

DIRJEN REHABILITASI SOSIAL KEMENSOS :

Bismillahirrahmannirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yang terhormat Ketua Komisi VIII.

Para wakil Ketua para Anggota Komisi VIII baik yang hadir di ruangan ini maupun yang mengikuti melalui virtual.

Menindaklanjuti paparan dari Dirjen Rehabilitasi Sosial, kami ingin memulai dengan gambaran penyandang masalah kesejahteraan sosial atau sekarang yang disebut pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial . dimana berdasarkan Permensos Nomor 8 Tahun 2012 ada 26 kategori PPKS dan yang menjadi wilayah sasaran dari Dirjen Rehsos itu ada 22 PPKS. Jadi ini yang menunjukkan bagaimana variasi dan kompleksitas dari permasalahan yang ditangani oleh Dirjen Rehsos. Kemudian pada slide berikut dari sisi jumlah PPKS tersebut tidak kurang dari 75 Juta jiwa yang tersebar baik untuk korban penyalahgunaan Napza ada 3.6 Juta, penyandang distabilitas 30,4, lanjut usia 12,6, anak ada 27.4 dan tuna sosial dan korban perdagangan orang tercatat sekitar 1Juta orang. Sehingga dari sisi jangkauan pelayanan pun sebetulnya mempunyai tantangan yang sangat besar tidak kurang dari 75 Juta jiwa.

Bapak Ibu sekalian

Kami menyadari bahwa di Rehsos ini perlu memahami karakteristik dari setiap kategori pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial. Karena itu Dirjen Rehsos telah bekerja sama dengan Sekjen melalui Pusdatin untuk membuat

dashboard business intelligence yang kami sampaikan saat ini sebagai salah

satu contoh dashboard yang memberi gambaran untuk penyandang distabilitas yang di olah dari data terpadu kesejahteraan sosial sehingga nanti kedepan kalau DTKS-nya disempurnakan seperti yang tadi Pak Sekjen presentasikan, kami akan mengolah lebih lanjut sesuai dengan kategori PPKS yang memang menjadi tanggung jawab dari Dirjen Rehsos baik itu penyandang distabilitas anak, lansia, tuna sosial maupun kategori-kategori PPKS lainnya yang sebetulnya cukup tersedia di DTKS.

Seperti halnya yang penyandang distabilitas, kami bisa olah dari 1,3 Juta misalkan itu terdiri dari beberapa jenis penyandang distabilitas dan

(23)

- 23 -

terbanyak distabilitas fisik 331.564 itu sebagai contoh. Bahkan dapat kita ketahui pada slide berikutnya tentang status kesejahteraannya. Yang termasuk sangat miskin ada 94.659 jiwa, yang miskin 178.000 lebih, hampir miskin 232.000, rentan miskin 392.000 dan yang termasuk di atas garis kemiskinan itu 398.000. Data ini sangat bermanfaat akan kami analisis untuk menjadi baseline dari kondisi permasalahan yang di tangani oleh Dirjen Rehsos.

Selanjutnya masuk pada slide realisasi anggaran secara keseluruhan per 11 September itu sudah mencapai 62.39%. Adapun dari target dengan adanya perubahan strategi yang mengedepankan pendekatan berdasarkan berbasis data dan komunitas maka target 123.500 per 9 September sudah terlampaui 148.16% atau sebanyak 182.981. Ini sebagai sebuah dampak dari perubahan strategi pelayanan yang diberikan, yang tidak hanya bertumpu kepada pendekatan berbasis panti atau residensial tapi juga menjangkau keluarga-keluarga secara langsung maupun keluarga yang melibatkan pendampingan dari lembaga-lembaga kesejahteraan sosial. Termasuk diantaranya ada realisasi dari refocusing untuk Rehsos yang semula pelayanan sosial di panti dialihkan untuk menyalurkan berbagai kebutuhan sosial bantuan perlengkapan penerima manfaat maupun perlengkapan terapi yang langsung diberikan kepada penerima manfaat ketika mereka tidak hanya ketika mereka ada di balai tetapi juga di keluarga-keluarga atau melibatkan LKS untuk disalurkan ke penerima manfaat.

Walaupun sudah mencapai 128.000 lebih tetapi kalau dihitung dari target 75 Juta kita hanya mampu mengcover 0.2%. Jadi Rehsos ini kelihatannya anggarannya perlu direhabilitasi juga Pak begitu bukan hanya PM-nya tapi anggarannya juga mungkin ke depan perlu dikoordinasi lebih lanjut karena hanya menjangkau 0.2% dari 75Juta jiwa yang memerlukan pelayanan kesejahteraan sosial.

Karena itu dalam rencana kerja dan anggaran untuk Ditjen Rehsos kami tetap membagi menjadi 5 cluster yang di tetapkan melalui program rehabilitasi sosial five point zero (5.0). Namun kami memberikan satu penekanan agar pelayanannya tidak di kelola di pusat tapi di balai atau UPT. Nah yang di kerjakan oleh balai dan UPT itu kami berikan branding menjadi esensi rehabilitasi sosial atau di singkat Atensi apakah itu nanti atensi anak atau atensi lansia atensi penyandang distabilitas dan sebagainya. Sementara di pusat kami tetap mengelola program rehabilitasi sosial yang terbagi dalam 5 cluster untuk distandarisasi, diintregrasikan, dan disistematisasi.

Nah esensi rehabilitasi sosial seperti dipahami sebelumnya bagaimana meningkatkan fungsi sosial bagi seseorang yang mengalami fungsi sosial melalui kegiatan pemulihan dan pengembangan. Nah adapun tujuan program kami merujuk kepada Undang-undang Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pekerjaan Sosial sehingga goal atau tujuan umum meningkatkan kemampuan individu keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, melaksanakan tugas dan peranannya, serta mengatasi masalah dan kehidupan. Karena itu tujuan khususnya bagaimana mereka memenuhi kebutuhan dasar mampu keluarganya mampu melaksanakan perawatan atau pengasuhan kemudian LKS-nya juga mampu melaksanakan asistensi

(24)

- 24 -

rehabilitasi sosial itu juga SDM-nya mampu melaksanakan asistensi rehabilitasi sosial.

Adapun arah kebijakan teknis pertama penghormatan dan perlindungan dan pemenuhan hak penerima manfaat, penguatan sistem rehabilitasi sosial yang terintegrasi dengan jaminan sosial pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial perluasan jangkauan layanan penguatan kapasitas kelembagaan, peningkatan upaya pencegahan edukasi dan sensitisasi serta peningkatan peran masyarakat.

Nah sudah tentu strategi operasional kami ingin sampaikan bahwa Rehsos tidak lepas dari keterkaitan program-program strategi nasional maupun program prioritas Kementerian Sosial. Hanya selama ini kita belum menempatkan bagaimana keterkaitannya sedemikian rupa. Rehsos sering kali dihadapkan kepada upaya yang sulit di level hilir misalkan menangani anak-anak yang dieksploitasi di jalanan. Tetapi manakala dukungan keluarga melalui PKH misalkan kepada keluarga miskin cukup intensif dan salah satu konsentrasinya adalah memastikan anaknya terpenuhi hak dasar pendidikan kemudian berada dalam pengasuhan dan perlindungan keluarga maka dengan sendirinya keberhasilan PKH akan mampu mengurangi orang-orang yang membutuhkan rehabilitasi sosial. Jadi Rehsos ini lebih di hilir sementara kita harus betul-betul memastikan program yang sifatnya penguatan keluarga di dari level itu bisa berjalan efektif. Karena itu upaya ke depan di lakukan kalau baseline datanya sudah rapi maka setiap temuan PMKS yang ada di Rehsos itu harus di pastikan apakah tersedia di DTKS. Kalau tersedia kita harap mereka mendapatkan bantuan-bantuan sosial baik itu dari Dirjen Dinjamsos Dirjen PFM bahkan Dirjen Dayasos untuk pemberdayaannya. Bapak Ibu sekalian.

Yang menjadi catatan kami berikut strategi operasional bagaimana memperbesar porsi untuk pencegahan melalui pendidikan informasi kampanye sosial maupun sensitisasi melalui berbagai metode sudah tentu.

Nah transformasi rehabilitasi sosial, (mohon jangan kecepatan mohon di tunggu bisa diikuti mundur lagi ikuti paparan saya. Jadi jangan terlalu cepat) Nah transformasi yang dilakukan yang utama sebetulnya pemahaman rehabilitasi sosial bukan bantuan tunai, bukan bantuan sosial, tetapi lebih ke pelayanan sosial. Karena itu kalau bicara pelayanan sosial maka segmen masyarakat yang akan ditangani sebetulnya bukan hanya kelompok yang miskin kronis tapi sampai ke masyarakat yang punya pendapatan yang di atas. Karena seperti korban narkoba, misalkan belum tentu mereka dari keluarga miskin banyaknya malah dari keluarga manengah ke atas. Lansia yang membutuhkan perawatan sosial belum tentu dari keluarga yang miskin. Tetapi semua masyarakat pada akhirnya juga membutuhkan caregiver membutuhkan senior living home misalkan untuk para lansia.

Nah pola pikir inilah yang ke depan kami akan coba kembangkan. Kami akan coba bangun bahkan disinergikan dengan BPJS. Sudah ada pembicaraan awal dengan Dirut BPJS agar nanti jaminan sosial tidak dalam bentuk tunai tetapi dalam bentuk intense service seperti di negara-negara yang sudah lebih maju. Sehingga pihak penerima manfaat bisa saja ketika lansia membutuhkan perawatan alternatif karena kesibukan anak-anaknya

(25)

- 25 -

dan anggota keluarga misalnya sebagai anggota dewan sebagai pegawai mungkin dia tidak bisa merawat lansia dalam waktu tertentu itu bisa di rawat oleh satu lembaga pelayanan dan pembiayaannya klaim dari asuransi. Pola-pola itu yang sebetulnya yang sudah pernah dirintis pada masa lalu dengan pola subsidi silang tetapi aspek regulasinya kelihatannya tidak cukup terakomodasi. Sehingga ke depan kami akan coba menempatkan rehabilitasi sosial isinya adalah memberikan pelayanan sosial.

Sementara bantuan sosialnya bagi yang kelompok rentan miskin dan sangat miskin tetap kita upayakan ya untuk mendapatkan Bansos dari yang reguler apakah itu sembako, apakah itu bansos sosial bersyarat, dan berbagai program-program prioritas lainnya yang sebetulnya sudah cukup masif dikelola oleh Kementerian Sosial Untuk menjangkau kelompok rentan dan miskin. Itu yang disepakati oleh Bapenas pada saat pembahasan triliteral

meeting bahwa nanti di anggaran Rehsos kita menghindari menggunakan

belanja bansos tetapi lebih banyak belanja non operasional. Bahkan bukan lebih banyak tapi pasti akan kita tetapkan dalam bentuk belanja non operasional. Kalaupun ada yang sifatnya bantuan itu lebih mengarah ke bantuan pemerintah karena bansosnya sudah ada di program Linjamsos, Dayasos, dan juga PFM.

Karena itu pada posisi di slide berikut, Bapak Pimpinan dan Anggota dewan yang kami hormati, lima Direktorat teknis di Dirjen Rehsos itu akan lebih banyak pada pekerjaan yang indirect service, apakah itu sosial

campaign secara besar-besaran nanti melakukan sosialisasi, melakukan

bimbingan memastikan standarisasi, dan berbagai kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya pencegahan. Sementara pelaksanaannya melalui asistensi Rehsos itu di laksanakan oleh 41 UPT.

Nah sebaran 41 UPT inilah kami ingin nanti di komunikasikan di seluruh anggota dewan agar ada konsolidasi ada sinergi bahkan kami mohon dukungan untuk menjadi setting dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan kewajiban dari anggota dewan, apakah itu pengawasan, apakah itu melakukan berbagai kegiatan yang di lakukan bersama dalam memastikan pelayanan-pelayanan yang di berikan kepada keluarga manfaat di 41 UPT itulah kami harapkan ada sinergi yang intensif. Termasuk kunker-kunker kami harapkan bisa teragenda untuk mengunjungi balai-balai rehabilitasi kesejahteraan sosial yang saat ini mendapat dukungan penuh dari Pimpinan dari Pak Menteri dan semoga pada hari ini kami mendapatkan komitmen yang kuat juga dari Komisi VIII untuk melakukan berbagai upaya perbaikan baik pelayanan maupun fasilitas atau sarana prasarana yang diperlukan. Karena nanti pada praktiknya program asistensi rehabilitasi sosial itu akan melakukan berbagai fungsi layanan baik untuk memastikan bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar; memberikan dukungan keluarga; perawatan dan pengasuhan manajemen kasus sampai ke berbagai terapi; dan bahkan memberikan pelatihan keterampilan dan kewirausahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa pertimbangan dalam pemilihan rekanan yang terpercaya adalah memiliki reputasi yang baik, memberikan fasilitas uji fungsi, menyediakan petunjuk operasional

Tugas Akhir ini berisi tentang analisis gerakan pada struktur Floating Storage And Offloading (FSO) Arco Ardjuna yang tertambat pada struktur Single Poin Mooring (SPM),

Namun demikian, kendati diskusi kelompok sudah dilakukan siswa merasa jenuh karena tidak ada variasi dalam kegiatan diskusi kelompok. Hasil wawancara pra penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan skor self efficacy antara siswa yang belajar menggunakan modul matematika dengan

Desain sistem pengukuran jarak jauh dengan transmisi data menggunakan GSM pengukuran jarak jauh dapat dilakukan pada tiga tempat pengukuran secara bersamaan, desain

Model Resolusi Konflik Pengelolaan Sumberdaya Hutan pada Ekosistem Lahan Basah Melalui Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus pada kawasan.. Konservasi Suaka Margasatwa Kuala Lupak

2.1.5 Setiap petugas kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru yang berkewajiban melakukan identifikasi sebelum pemberian obat, infus, sebelum

Dalam proses mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Sidoarjo selama ini menggunakan mediator dari kalangan hakim Pengadilan Agama Sidoarjo dan tidak pernah