• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISI POKOK BEBERAPA PUTUSAN

A. ISI POKOK PERKARA NOMOR 76/Pdt.G/ 2009/P DEPOK

1. Duduk Perkara/Posita

Dalam nomor perkara 76/Pdt.G/2009/PA. Depok adalah perkara cerai talak, dimana pihak Pemohon adalah seorang suami yang bernama Arif bin Sukma (nama samaran), berumur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan Swasta, yang beralamat di Gang Bakti IV Kp. Pitar RT. 04 RW. 15 No. 12 Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan. Pancoran Mas Kota. Depok. Suami (Arif) melawan isterinya yang bernama Mira binti Kurniawan (nama samaran) berumur 32 tahun juga sama seperti suaminya, agama Islam, dia berprofesi sebagai salah satu Guru Swasta dan bertempat tinggal di jalan Sawo RT.04 RW. 014 No.68 Kelurahan Depok Raya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Selanjutnya disebut sebagai Termohon1

Bahwasanya antara Arif dan Mira adalah suami isteri yang sah, mereka telah melaksanakan pernikahan pada tanggal 4 Agustus 1999 di Pancoran Mas kota Depok dengan kutipan akta nikah nomor 534/15/VIII/1999 tanggal 06 Agustus 1999 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pancoran Mas, kota Depok. Sebelum masalah datang menghampiri kehidupan rumah tangga mereka

1

Lampiran Nomor Perkara 76/Pdt.G/2009/PA. Depok, hal. 87

berdua, awalnya mereka hidup harmonis dan rukun. Tetapi sampai mereka bercerai, keduanya belum dikaruniai seorang anak di tengah kehidupan rumah tangganya. Sampai akhirnya, sejak bulan Januari 2008 terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus diantara keduanya yang disebabkan oleh keegoisan isteri, ingin menang sendiri dan selalu menganggap pendapatnya paling benar. Selain itu juga isteri selalu curiga kepada suami, dia menduga bahwa suaminya memiliki wanita idaman lain, dan dugaannya di sebabkan percaya dengan perkataan orang lain atau gossip, padahal dia sendiri tidak pernah melihat kebenarannya bahwa suami tersebut memiliki hubungan dengan wanita lain.2

Penyebab lain dari perselisihan mereka adalah adanya intervensi atau selalu turut campur masalah rumah tangga dari pihak lain yaitu terutama dari pihak keluarga isteri. Bahkan pihak keluarga isteri pernah menghina Arif (suami) di hadapan Mira (isteri), tetapi Mira lebih mengutamakan keluarganya dengan tanpa mengutamakan harga diri suami di hadapan keluarganya. Dan puncak dari perselisihan mereka yaitu pada bulan September 2008, isteri mengusir suami dari rumahnya hingga akhirnya suami tinggal dengan kakaknya.3 Sejak saat itu mereka hidup masing-masing dengan berdomosili pada alamat yang telah disebutkan di atas.

Dalam mengatasi permasalahan rumah tangga mereka, masing-masing pihak keluarga telah melakukan upaya damai agar kehidupan rumah tangga mereka

2

Ibid., hal. 87 3

45

kembali hidup rukun dan harmonis seperti sebelum masalah datang menghampiri keduanya. Tetapi upaya damai tersebut tidaklah membuahkan hasil, karena mereka tetap ingin mengakhiri kehidupan rumah tangganya dengan perceraian.

2. Tuntutan/Petitum Perkara

Adapun tuntutan dalam permohonan suami yaitu meminta kepada majelis hakim mengabulkan permohonannya dengan pertimbangan permasalahan kehidupan rumah tangga yang terjadi antara Pemohon dan Termohon. Selain itu, menetapkan dan memberi izin kepada Pemohon (suami) mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon (isteri) di depan Pengadilan Agama Depok setelah putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap dan menetapkan biaya perkara menurut hukum.

Akibat dari perceraian tersebut suami harus tetap memberi nafkah iddah setiap bulannya sejumlah Rp. 600.000-, mut’ah berupa cincin emas 5 gram 23 karat dan nafkah lampau terhitung September 2008 sampai dengan Februari 2009 sejumlah Rp. 500.000 atau Rp. 3.000.000 -, bahwa pemberian nafkah iddah dan nafkah lampau akan dibayar secara berangsur 3 bulan untuk tiga kali pembayaran masing-masing Rp. 1.600.000 4

Selama dalam proses pemeriksaan perkara di persidangan, pemohon dalam repliknya menjawab bahwa dia tetap ingin bercerai dengan termohon. Begitupun

4

sebaliknya, termohon dalam dupliknya tetap ingin mengakiri kehidupan rumah tangganya dengan perceraian dan tidak keberatan atas kesediaan pemohon untuk memberikan nafkah iddah, mut’ah, serta nafkah lampau bagi termohon.5

Dan masing-masing pihak yang berperkara telah mengajukan bukti berupa fhoto copy Kutipan Akta Nikah Nikah Nomor 534/15/VIII/1999 tanggal 6 Agustus 1999 dari yang dikeluarkan oleh KUA kecamatan Pancoran Mas Kota Depok (dahulu kabupaten Bogor oleh Ketua Majelis diberi kode (P), dan saksi-saksi dari keluarga di persidangan bertujuan untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya.

3. Pertimbangan Hukum

Majelis hakim telah berupaya melakukan mediasi pada tanggal 10 Februari 2009 sesuai dengan Perma No. 1 Tahun 2008 tentang Mediasi, tetapi atas pertimbangan masalah rumah tangga yang tidak bisa lagi dicari jalan keluar yang baik diantara pemohon dan termohon, maka mediasi tidak membuahkan hasil yang baik.6

Pertimbangan lainnya yaitu berdasarkan bukti-bukti yang telah disebutkan diatas, maka majelis hakim mengabulkan permohonan pemohon untuk mengucapkan ikrar talak satu raj’i terhadap termohon. Selain itu dengan adanya perselisihan dan

5

Ibid., hal. 87 6

47

pertengkaran terus menerus diantara mereka, maka seperti yang telah diatur pada Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 juncto Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam mengabulkan permohonan Pemohon. Dan berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, maka biaya perkara dibebankan kepada Pemohon.7

B. ISI POKOK PERKARA NOMOR 914/Pdt.G/2009/PA. Depok

1. Duduk Perkara/Posita

Pada nomor perkara 914/Pdt.G/2009/PA.Depok yaitu perkara cerai talak juga seperti perkara yang pertama. Di dalamnya dijelaskan para pihak yang berperkara adalah Cipto bin Marzuki (samaran) suami sebagai pemohon yang berusia 26 tahun, agama Islam, pendidikan SMU, pekerjaannya sebagai buruh dan sekarang bertempat tinggal jalan Pondok Terong Bojong Pulo gang Pulo No.18 RT. 03 RW. 03, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Dan termohon atau tergugat adalah Indri binti Dermawan (samaran) berusia 22 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat tinggal di jalan Pondok Terong Bojong Pulo Gang Pulo No.49 RT. 03 RW. 03, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.8

7

Ibid., hal. 87 8

Pemohon dan termohon telah mengikat janji dalam sebuah ikatan suci pernikahan menjadi suami isteri, pernikahan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 20 April 2006, di Pancoran mas, Kota Depok, dengan Kutipan Akta Nikah nomor 803/161/IV/2006 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.9

Selama menjalani kehidupan rumah tangga, mereka hidup rukun, harmonis, bahagia. Tetapi, kehidupan di dunia ini seperti roda selalu berputar terkadang di bawah dan di atas, begitupun hidup terkadang bahagia dan sedih dengan berbagai masalah yang datang menghampiri sehingga membuat kebahagiaan yang ada hilang di tengah kehidupan manusia.

Masalah rumah tangga yang datang menghampiri suami isteri tersebut (Cipto dan Indri) yaitu sejak Januari 2009, membuat perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang disebabkan isteri egois, ingin menang sendiri, keras kepala, dan mengabaikan serta menyepelekan nasihat dari suami.10

Puncak dari perselisihan keduanya yaitu pada bulan Maret 2009, termohon (isteri) minta dipulangkan kerumah orang tuanya. Akhirnya pemohon (suami) mengantarkan pulang isteri ke rumah orang tuanya, dengan permasalah keluarga tersebut suami sudah tidak sanggup lagi untuk mempertahankan rumah tangganya

9

Ibid., hal. 95 10

49

karena sikap isteri yang kurang baik terhadap suami. Sejak saat itu pula keduanya pisah rumah dan akhirnya pemohon mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama Depok untuk mengakhiri kehidupan rumah tangga beserta isteri dengan bercerai.11

Dalam mengatasi masalah rumah tangga antara pemohon dan termohon, pihak keluarga dari keduanya telah berupaya untuk mendamaikan pemohon dan termohon, tetapi tidak menghasilkan jalan keluar yang baik dan tidak bisa kembali hidup rukun.12

2. Petitum/Tuntutan Perkara

Mengenai tuntutan yang diinginkan oleh pemohon dalam permohonannya kepada majelis hakim yaitu, agar mengabulkan permohonannya dan menetapkan untuk memberi izin kepada pemohon mengucapkan ikrar talaq terhadap termohon di depan sidang pengadilan setelah memiliki kekuatan hukum tetap, serta menetapkan biaya perkara menurut hukum.13

Selama proses pemeriksaan perkara dalam persidangan yang telah ditentukan pemohon dan termohon tidak pernah hadir, padahal keduanya telah dipanggil secara resmi dan patut, dan tidak pernah menyuruh orang lain sebagai wakilnya. Ternyata ketidakhadirannya itu disebabkan suatu halangan yang sah.

11 Ibid., hal. 95 12 Ibid., hal. 95 13 Ibid., hal. 95

2. Pertimbangan Hukum

Berdasarkan atas maksud dan tujuan permohonan pemohon dalam petitum/tuntutan adalah ingin bercerai, tetapi para pihak yang berperkara tidak pernah hadir dalam persidangan dan tidak pernah juga menyuruh orang lain sebagai wakilnya, padahal pihak pengadilan telah memanggil keduanya dengan resmi dan patut.14

Pertimbangan hukum lain yang digunakan majelis hakim yaitu berdasarkan ketentuan Pasal 124 HIR, permohonan pemohon dinyatakan gugur. Bahwasanya majelis hakim berpendapat tidak adanya kesungguh-sungguhan dengan permohonan pemohon. Dan oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka berdasarkan Pasal 89 ayat(1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada pemohon.15

C. ISI POKOK PERKARA NOMOR 1301/Pdt. G/2008/PA. Depok

1. Duduk Perkara/Posita

Bahwa Pemohon dan Termohon dalam surat permohonannya tertanggal 15 Desember 2008 telah mendaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Depok dengan register perkara Nomor 1301/pdt. G/2008/PA. Depok. Pada perkara ini

14

Ibid., hal. 95 15

51

seperti dua perkara sebelumnya, adalah perkara cerai talaq. Dimana pemohonnya adalah suami yang bernama Ahmad bin Daud (samaran) berumur 26 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan karyawan swasta dan beralamat di tinggal di jalan Andara RT. 01 RW.01 No. 43, Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Limo, kota Depok. Adapun termohon adalah Siti binti Jhoni (samaran) berumur 26 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan karyawan swasta, tempat tinggal di jalan H. Terin RT. 02 RW.03 No. 60, Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Limo, Kota Depok.16

Bahwa antara pemohon dan termohon adalah suami isteri yang sah, dan telah melaksanakan pernikahan pada tanggal 23 Februari 2004, dengan Kutipan Akta Nikah Nomor 163/119/II/2004 tanggal 24 Februari 2004, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Limo, Kota Depok. Dan selama pernikahan keduanya telah dikaruniai dua orang anak yang bernama Puteri (samaran) umur 5 tahun dan Rizal (samaran) umur 9 bulan.

Semula kehidupan rumah tangga mereka adalah rukun dan harmonis, tetapi sejak tahun 2005 badai kehidupan rumah tangga menerpa mereka dengan berbagai masalah yang datang. Penyebab permasalahan tersebut adalah karena sikap isteri

16

yang mempunyai sifat keras kepala, egois dan mau menang sendiri, merasa pendapatnya yang paling benar sehingga seringkali nasehat Pemohon diabaikan.17

Alasan lain yang membuat suami menceraikan isterinya yaitu karena sikap isteri yang acuh atau kurang memperhatikan ayah mertua yang sudah lanjut usia dan mulai sakit-sakitan, padahal tempat mereka tinggal bersebelahan dengan ayah mertua.18 Seharusnya sebagai anak menantu, dia harus menghormati dan bersikap baik terhadap orang tua (mertua) layaknya kepada orang tua kandung sendiri.

Setiap kali pemohon dan termohon bertengkar, termohon selalu pergi meninggalkan rumah dan pergi ke rumah orang tuanya sehingga termohon melalaikan kewajiban sebagai isteri. Termohon juga selalu curiga akan penghasilan pemohon yang hanya sebagai karyawan swasta. Dan puncak dari perselisihan keduanya yaitu pada tanggal 19 Agustus 2008 ketika salah satu anak dari mereka sedang sakit, seharusnya sebagai seorang ibu atau orang tua merawat dan membawa berobat anaknya ke rumah sakit, tapi termohon memulai perselisihan dengan mengungkit penghasilan pemohon dan pergi meninggalkan rumah, dan dari sikap isteri yang tak kunjung berubah membuat pemohon tidak sanggup lagi untuk

17

Ibid., hal. 99 18

53

mempertahankan kehidupan rumah tangganya. Hingga akhirnya jalan keluar yang terbaik untuk permasalahan tersebut adalah perceraian.19

Dan mulai tanggal 19 Agustus 2008 antara pemohon dan termohon resmi pisah rumah dan kini berdomisili pada alamat tersebut di atas. Bahwasanya masing-masing keluarga telah melakukan upaya damai untuk merukunkan kembali kehidupan rumah tangga pemohon dan termohon. Tapi upaya damai tersebut tidak membuahkan hasil yang baik seperti yang dinginkan masing-masing keluarga.20

Dengan beberapa kejadian tersebut di atas, rumah tangga antara pemohon dan termohon sudah tidak dapat dibina dengan baik lagi sehingga rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah, tidak dapat tercapai. Pemohon merasa menderita lahir dan batin akan perilaku isteri dan sudah tidak mungkin untuk meneruskan rumah tangga dengan termohon serta tidak ada jalan terbaik kecuali dengan perceraian.

2. Petitum/Tuntutan Perkara

Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka pemohon meminta kepada majelis hakim dalam permohonannya untuk mengadili dan menjatuhkan putusan dengan seadil-adilnya yaitu mengabulkan permohonan pemohon, menetapkan serta

19

Ibid., hal. 99 20

memberikan izin untuk mengucapkan ikrar talaq terhadap termohon di depan sidang Pengadilan Agama Depok setelah putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap dan membayar biaya perkara menurut hukum.21

Pada hari sidang yang telah ditetapkan pemohon telah hadir tetapi lain hal dengan termohon dia tidak datang untuk menghadap atau menyuruh orang lain sebagai wakilnya yang sah di persidangan. Meskipun menurut relaas panggilan tanggal 18 agustus 2009 dan 15 Januari 2010 yang disampaikan oleh Juru Sita Pengadilan Agama Depok, dimana masing-masing relaas dibacakan dalam persidangan oleh Ketua Majelis, ternyata ketidakhadiran termohon karena suatu halangan yang sah menurut hukum.22

Selama proses persidangan majelis hakim selalu menasehati untuk bersabar menunggu termohon dan kalau bisa hidup rukun kembali dengan termohon namun itu tidak berhasil. Dan sebagai akibat terjadinya talaq yang dijatuhkan oleh pemohon terhadap termohon, pemohon akan memberikan termohon berupa mut’ah yaitu cincin emas seberat 5 gram, nafkah selama iddah yang seluruhnya Rp. 600.000 (Enam Ratus Ribu Rupiah), nafkah anak Rp. 400.000 (Empat Ratus Ribu Rupiah), pengembalian mahar berupa cincin emas 5 gram.23

21 Ibid., hal. 99 22 Ibid., hal. 99 23 Ibid., hal. 99

55

Dalam memperkuat dalil-dalil permohonannya, Pemohon mengajukan bukti-bukti berupa bukti-bukti tertulis yaitu foto copy buku Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dam Termohon, dengan Nomor 163/119/II/2004 tanggal 24 Februari yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Limo kota Depok yang telah dibubuhi materai pos dan telah dicocokan dengan yang asli, lalu diberi kode P. Selain itu juga Pemohon mengajukan bukti lain dengan menghadirkan 2 orang saksi yaitu ayah kandung dan teman dekat dari Pemohon. Dengan di bawah sumpahnya para saksi di persidangan memberikan keterangan sebenar-benarnya yang mereka ketahui dari permasalahan keluarga yang terjadi antara Pemohon dan Termohon.24

Atas keterangan 2 orang saksi tersebut Pemohon membenarkan seluruh keterangannya, kemudian Pemohon mengajukan kesimpulan yang pada pokok isinya tetap pada pendiriannya untuk tetap bercerai dari Termohon.

3. Pertimbangan Hukum

Majelis hakim menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas yang diperkuat dengan keterangan saksi-saksi yang menyatakan tidak sanggup untuk merukunkan Pemohon dan Termohon, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa hubungan antara Pemohon dan Termohon dalam membina rumah tangga sudah tidak harmonis sehingga sulit untuk mewujudkan tujuan perkawinan sebagaimana maksud

24

dari Al-Quran surat ar-Ruum ayat 21 dan pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam(INPRES Nomor 1 Tahun 1991).25

Dengan kondisi kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis lagi dan hanya menimbulkan perselisihan dan pertengkaran terus menerus. Maka berdasarkan hal tersebut telah memenuhi maksud pasal 39 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 beserta penjelasannya dan pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian permohonan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon cukup beralasan dan tidak melawan hukum, sehingga permohonan Pemohon tersebut dapat dikabulkan dengan mengizinkan Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Depok.26

Dengan demikian Pemohon patut dihukum untuk memberikan mut’ah, nafkah iddah, nafkah anak, dan pengembalian mahar kepada Termohon sesuai dengan kesanggupannya tersebut yang akan dituangkan kembali sebagaimana dalam amar putusan.

Berdasarkan perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka pada pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun1989, sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama,

25

Ibid., hal. 99 26

57

semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon. Serta pasal 125 HIR dan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkaitan dengan perkara ini.27

Selanjutnya, Majelis Hakim mengadili perkara No.1301/Pdt.G/2008/PA. Depok ini sebagai berikut:

1. Menyatakan Termohon yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap di persidangan, tetapi tidak hadir.

2. Mengabulkan permohonan Pemohon dengan Verstek.

3. Memberi izin kepada Pemohon unyuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Depok.

4. Menghukum Pemohon untuk memberikan kepada Termohon:

a. Mut’ah cincin emas seberat 5 gram

b. Nafkah selama menjalani iddah seluruhnya Rp.600.000 (Enam Ratus Ribu Rupiah)

c. Nafkah anak Rp.400.000 (Empat Ratus Ribu Rupiah) setiap bulan

d. Pengembalian mahar berupa cincin emas seberat 5 gram

27

5. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 221.000 (Dua Ratus Dua Puluh Satu Ribu Rupiah). 28

Demikianlah isi pokok dari ketiga putusan perkara yang di dapat penulis dari Pengadilan Agama Depok, dimana yang menjadi point utama dari permasalah tersebut di atas adalah sikap egoisme isteri, ingin menang sendiri, menganggap segala pendapatnya itu paling benar daripada suami. Dan dari perilaku isteri itulah yang menjadi alasan suami untuk menceraiakan isterinya.

28

Dokumen terkait