• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III MESIN TENUN

3.2 Istilah-istilah Penenunan

Dari alur proses produksi tenun yang di jelaskan secara utuh, sekarang penjelasan akan fokuskan hanya pada nomor 8 yaitu Loom Machine atau Mesin tenun.

Loom Machine atau Mesin Tenun merupakan mesin yang bertujuan untuk menganyam antara benang lusi dengan benang pakan agar menjadi kain mentah. Benang pakan ini akan disisipkan diantara benang-benang lusi yang akan terjadi anyaman dan menjadi kain.

Lusi (lungsin, lusi) adalah benang bahan pembuat kain yang arah gerakannya menuju ke arah kita saat berada di depan mesin tenun. Benang lusi ini nanti akan dikatakan sebagai sisi panjang dari kain. Kata ”lungsin” dalam kamus bahasa Indonesia-Inggris berarti “warp”, sedangkan kata ”warp” itu sendiri dalam kamus Inggris-Indonesia berarti “melengkung”. Jadi istilah ”melengkung”, ”lungsin (lusi)” dan ”warp” dapat dikaitkan. Istilah tersebut dapat dikaitkan karena sisi panjang kain nantinya akan dibentuk menjadi sebuah gulungan kain dan gulungan kain itu yang berbentuk melengkung.

Pakan (weft) adalah benang bahan pembuat kain yang arah gerakannya sejajar dengan kita saat berada di depan mesin tenun tersebut. Benang pakan ini terkadang juga disebut benang pengisi. Dikatakan dengan benang pengisi karena benang ini akan mengisi diantara benang lusi (lungsin) secara menyilang. Kata ”pakan”, dalam istilah industri textile bernama ”weft”, dalam bahasa Inggris berarti ”woof”. Nama lain untuk benang pakan adalah pick.

Selain itu juga terdapat beberapa istilah yang ada dalam mesin tenun yang sering dipergunakan serta harus diperhatikan dalam proses menenun atau weaving, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Timing

Dasar kata timing ini adalah ”time” yang berarti waktu. Arti timing dalam pengetahuan secara umum dapat disimpulkan sebagai ”waktu yang tepat untuk melakukan suatu kegiatan tertentu”. Begitu pula dalam kegiatan menenun dengan menggunakan mesin yang memakai tenaga pneumatik. Timing ini digunakan untuk melakukan kegiatan seperti melemparkan benang pakan, memotong benang

pakan dan sebagainya. Tujuan dari penggunaan timing pada mesin tenun ini adalah agar anyaman yang dihasilkan dapat sempurna dan tidak terjadinya pemborosan dalam pemakaian udara bertekanan dan energi listrik. Timing ini berguna menunjukkan beberapa hal yang penting, yaitu:

a. Penunjukkan sudut dan lama waktu dimana nozzle mengeluarkan udara bertekanan. Selain itu juga untuk penunjukkan sudut dan lama waktu solenoid pin untuk melepaskan benang pakan untuk proses memenun. b. Penunjukkan sudut ketika benang pakan mulai menyisip dan keluar pada

benang lusi.

c. Penunjukkan sudut gunting mulai dan lama waktu memotong benang pakan yang telah di lemparkan.

Timing ini beupa angka-angka yang menunjukkan waktu dan lama peralatan tersebut beroperasi. Angka-angka ini mempunyai satuan yaitu derajat (°) dalam sudut, sebab angka-angka ini berdasarkan putaran dari motor listrik. Jumlah putaran dari motor listrik ini juga sangat berpengaruh pada lamanya peralatan di dalam mesin tenun beroperasi. Jadi yang menentukan waktu dan lama sudut tersebut beroperasi adalah motor listrik, tetapi untuk mempernudahkan dalam perawatan, pengecekan dan lain sebagainya, maka penunjukkan sudut tersebut ditunjukkan dengan sebuah benda yaitu crank angle.

2. Crank Angle

Crank Angle ini berbentuk mirip seperti piring makan tetapi dengan diameter 0,3 meter (30 cm). Pada sisi bagian luar terdapat angka-angka yang

menunjukkan sudut. Fungsi dari crank angle ini adalah sebagai alat penunjuk sudut putaran pada mesin.

3. Pakan masuk dan pakan keluar

Pakan masuk disebut juga dengan fil.ins.timing (insertion). Fil.ins.timing (insertion) adalah sudut awal benang pakan mulai dilemparkan. Pada mesin tenun, fil.ins.timing (insertion) ini telah diatur dengan sudut 95°. Sudut ini berlaku untuk semua jenis benang pakan.

Pakan keluar disebut juga arrival set. Arrival set ini merupakan sudut yang seharusnya dimana benang pakan mulai keluar dari benang lusi yang terakhir. Sudut kedatangan ini sebenarnya sudah diatur yaitu 225° tetapi pada keadaan aktual dilapangan, sudut kedatangan lebih dari yang semestinya. Kondisi ini dapat terjadi dikarenakan kerapatan benang lusi (lungsin) yang terkadang menjadi faktor penghambat.

4. Densitas

Kain mentah atau grey merupakan hasil dari anyaman antara benang lusi dan benang pakan. Deretan dari benang pakan maupun benang lusi juga mempunyai kerapatan atau densitas antara benang yang satu dengan benang yang lain. Dalam ilmu fisika densitas mempunyai satuan kg/m3, akan tetapi dalam persoalan dalam mesin tenun ini, densitas juga mempunyai satuan tetapi berbeda yaitu per inchi2 lebih tepatnya helai/inchi2. Dikatakan demikian karena 1 inchi2 terdapat sejumlah benang lusi dan sejumlah benang pakan. Sebagai contoh,

densitas yang tercantum dalam mesin tenun adalah 110 x 55, maka ini berarti dalam 1 inchi2 terdapat 110 helai benang lusi dan 55 helai benang pakan.

Sebelum membahas mengenai sistem pneumatik pada mesin tenun, akan dijelaskan sedikit bagian dari mesin tenun. Untuk gambar dari mesin tenun yang akan diteliti dapat di lihat pada Gambar 3.2 Mesin Tenun. FDP Drum dan mesin tenun ini sendiri merupakan satu kesatuan karena mesin tenun tanpa FDP Drum tidak akan dapat bekerja dengan sempurna dan jika FDP Drum tanpa mesin tenun, alat ini tidak akan berguna. Mesin tenun ini menggunakan penggerak utama berupa motor listrik dan diteruskan dengan menggunakan belt dan puli. Penggerak mesin tenun ini dapat di lihat pada Gambar 3.3 Penggerak mesin tenun

Gambar 3.3 pada halaman sebelumnya menunjukkan jalur pneumatik mesin tenun dari awal udara bertekanan masuk menuju mesin, pengaturan udara bertekanan sampai keluar untuk dipergunakan sebagai alat bantu penganyaman. Untuk penjelasan dari bagian-bagian pada jalur pneumatik, akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Katup Bola (Ball valve)

Berfungsi untuk membuka atau menutup aliran udara bertekanan yang masuk kedalam mesin tenun secara manual. Untuk menjelaskan keterangan diatas, dapat dilihat pada Gambar 3.4 Ball valve, Air filter, dan Micro aerator.

2. Filter Udara (Air filter)

Berfungsi untuk mengurangi atau mengilangkan debu dan kandungan air yang berada didalam udara bertekanan agar benang tidak terlalu lembab. Untuk menjelaskan keterangan diatas, dapat dilihat pada Gambar 3.4 Ball valve, Air filter, dan Micro aerator.

3. Micro-aerator

Berfungsi untuk mengurangi kadar oli yang terdapat di udara bertekanan agar udara yang dihasilkan lebih kering. Untuk menjelaskan keterangan diatas, dapat dilihat pada Gambar 3.4 Ball valve, Air filter, dan Micro aerator.

Gambar 3.4 Ball valve, Air filter, dan Micro aerator

4. Kotak regulator (Regulator box)

Berfungsi untuk mengatur tekanan udara yang akan dialirkan kedalam mesin tenun. Pada kotak regulator terdapat simbol-simbol untuk pengaturan udara bertekanan. Gambar 3.5 Regulator box dapat sedikit membantu untuk memperjelas maksud simbol dari kotak regulator. Untuk simbol dan keterangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 Simbol regulator box.

Tabel 3.1 Simbol regulator box

Simbol Arti Keterangan

M Main Nozzle Pengaturan udara bertekanan pada main nozzle. S Sub Nozzle Pengaturan udara bertekanan pada sub nozzle. C Cutting Blow Pengaturan udara bertekanan pada cutting blow.

J Constant Jet Pengaturan udara bertekanan pada constant jet.

Didalam kotak regulator juga terdapat huruf P yang berarti plug. Ini merupakan tempat pengukur tekanan (perssure gauge) ditancapkan untuk mengetahui tekanan yang akan digunakan. Sebagai pengaturnya yaitu dengan memutar kran yang terdapat simbol-simbol tersebut. Untuk menjelaskan arti plug

pada setiap simbol di kotak regulator, dapat dilihat pada Tabel 3.2 Simbol plug pada kotak regulator

Tabel 3.2 Simbol plug pada kotak regulator

Simbol Arti M1P udara akan dialirkan menuju Main Tank 1 M2P udara akan dialirkan menuju Main Tank 2 S1P udara akan dialirkan menuju Sub Tank1 S2P udara akan dialirkan menuju Sub Tank2 C1P udara akan dialirkan menuju Cutting Blow 1 C2P udara akan dialirkan menuju Cutting Blow 2 J1P udara akan dialirkan menuju J. Stop valve 1 J2P udara akan dialirkan menuju J. Stop valve 2

Gambar 3.5 Regulator Box

5. Tangki Pendukung (Sub tank)

Berfungsi untuk tempat penyimpanan udara bertekanan sementara sebelum di distribusikan ke nosel pendukung (sub nozzle) dan aliran untuk pemotongan serta aliran konstan (jet constant)t. Selain itu agar udara bertekanan yang akan dipergunakan lebih stabil. Tangki Pendukung ini berbentuk silinder yang terletak

pada bagian bawah mesin tenun, dekat dengan lantai Untuk membantu menjelaskan penjelasan di atas, dapat dilihat Gambar 3.6 Main tank dan Sub tank.

6. Tangki Utama (Main tank)

Berfungsi untuk tempat penyimpanan udara bertekanan sementara sebelum di distribusikan ke main nozzle. Selain itu agar udara bertekanan yang akan dipergunakan lebih stabil. Bentuk dan letak dari main nozzle ini adalah sama seperti pada sub tank.

Main Tank 1

Sub Tank 2 Sub Tank 1

Gambar 3.6 Main tank dan Sub tank

7. Katup untuk nosel utama (valve for main nozzle)

Merupakan katup yang kerjanya menggunakan aliran listrik (solenoid) yang mana katup ini berfungsi mengatur waktu udara bertekanan untuk mengalir ke nosel utama. Pada rangkaian ini terdapat katup cek (check valve) yang berfungsi untuk mengalirkan udara bertekanan tetapi aliran udara tersebut tidak dapat berbalik arah menuju ke sumber udara bertekanan. Untuk membantu memahami penjelasan diatas, lihat Gambar 3.7 Solenoid untuk main nozzle.

Gambar 3.7 Solenoid untuk main nozzle

8. Katup untuk aliran pemotongan (valve for cutting blow)

Merupakan katup yang kerjanya menggunakan aliran listrik (solenoid) yang mana katup ini berfungsi mengatur waktu udara bertekanan untuk mengalir ke nosel utama. Gambar solenoid untuk aliran pemotongan ditunjukkan oleh Gambar 3.8 Solenoid untuk cutting blow. Kerja dari katup ini adalah setelah katup untuk nosel utama berhenti melakukan kerja.

9. Katup untuk aliran konstan (stop valve for jet constant)

Fungsinya sama dengan katup bola yaitu untuk membuka atau menutup aliran udara bertekanan. Beda dengan katup bola, katup ini bekerja menggunaka aliran listrik. Jika pada katup untuk nosel utama dan katup untuk aliran pemotong, guna solenoid adalah untuk mengatur waktu aliran udara mengalir, sedangkan pada katup untuk aliran konstan, solenoid akan selalu mengalirkan aliran udara selama mesin tenun dialiri listrik, jika tidak ada aliran listrik pada mesin tenun, maka solenoid ini akan menutup. Jadi jika ada perawatan mesin yang memakan waktu yang lama, maka katup bola yang terdapat diluar mesin akan di posisikan tertutup. Gambar solenoid untuk jet constant ditunjukkan pada gambar 3.9

Gambar 3.9 Solenoid untuk jet constant

10. Katup untuk nosel pendukung (valve for sub nozzle)

Merupakan katup dengan menggunakan aliran listrik (solenoid) yang berfungsi untuk mengatur udara bertekanan yang akan dialirkan ke sub nozzle. Pada mesin tenun yang diamati, terdapat sedikit perbedaan antara gambar diatas dengan kondisi lapangan pada valve for sub nozzle yang terakhir. Katup terakhir ini juga digunakan juga untuk stretch nozzle. Untuk memjelas pengertian valve for sub nozzle, ditunjukkan oleh Gambar 3.10 Solenoid untuk sub nozzle

Gambar 3.10 Solenoid untuk sub nozzle

11. Button for Threading Weft

Berfungsi untuk mengalirkan udara ke dalam pipa yang berada didalam FDP Drum yang bertujuan untuk menarik benang pakan masuk kedalam FDP Drum. Mengaktifkan alat ini dengan cara menekan tombol yang berada didekat FDP Drum.

12. FDP Drum

Bagian ini merupakan bagian persiapan untuk benang pakan yang akan ditembakkan melalui main nozzle. Benang pakan akan dimasukkan melalui bagian belakang belakang FDP Drum menggunakan miniature valve. Pada FDP Drum terdapat motor listrik yang berguna untuk memutarkan pipa yang terdapat didalam FDP Drum. Pipa ini yang akan mengarahkan benang pakan untuk menuju ke bagian dapan FDP Drum untuk di tempatkan secara melingkar agar pada waktu proses menenun lebih mudah. Pada begian depan FDP Drum terdapat alat untuk melepas benang pakan agar benang dapat tertarik kedalam nozzle dan

terjadi penganyaman. Alat ini dinamakan solenoid pin. Untuk memperjelas pengertian diatas, lihat Gambar 3.11 FDP Drum

Gambar 3.11 FDP Drum

13. Nosel Utama (Main nozzle)

Berfungsi untuk tempat melemparkan benang pakan yang akan dianyam oleh mesin tenun. Pada main nozzle ini terdapat dua bagian yaitu pemandu benang (thread guide) dan pipa nosel (nozzle pipe). Pemandu benang ini adalah alat yang berfungsi untuk mengarahkan aliran udara menuju ke bagian depan dari nosel utama, sedangkan pipa nosel berfungsi untuk neneruskan aliran udara yang menuju ke bagian depan nosel utama. Untuk lebih memperjelas kalimat diatas, lihat Gambar 3.12 Bagian nosel utama dan Gambar 3.13 Nosel utama.

Gambar 3.12 Bagian nosel utama

Gambar 3.13 Nosel utama

14. Nosel Pendukung (Sub nozzle)

Nosel Pendukung, yang ditunjukkan pada gambar 3.14 adalah sebuah komponen dari mesin tenun yang berfungsi untuk meniupkan udara bertekanan ke alur sisir yang ada di sepanjang sisir. Digunakannya nosel pendukung di sepanjang sisir ini bertujuan agar kecepatan benang pakan yang ditembakkan dari nosel utama agar selalu tetap.

15. Nosel Pemotong (Stretch nozzle)

. Nosel Pemotong sebenarnya adalah sebuah nosel pendukung yang mempunyai sedikit perbedaan fungsi dengan penjelasan nosel pendukung pada no.14. . Nosel Pemotong ini berfungsi untuk menahan benang pakan agar tidak kendur selama dalam proses penganyaman. Selain itu juga untuk mengurangi kecepatan dai benang pakan. Diantara Nosel pemotong terdapat dua buah sensor yang dinamakan Feeler H1 dan Feeler H2.

Feeler H1 dan Feeler H2 merupakan suatu sensor benda. Feeler ini dipergunakan dalam mesin tenun bertujuan untuk mendeteksi saat benang pakan melewat. Jika dalam satu siklus, sensor tidak mendeteksi benang pakan yang lewat atau kedua sensor mendeteksi benang pakan yang lewat maka mesin tenun akan berhenti beroperasi.

Dokumen terkait