• Tidak ada hasil yang ditemukan

Istri Shalihah Anugrah Terindah

Dalam dokumen Panduan Lengkap Nikah (Halaman 30-35)

Resensi Buku

Judul : Istri Shalihah Anugrah Terindah Penulis : Abdul Malik Al Qosim

Penerbit : At Tibyan - Solo Cetakan : (Tidak tertulis)

Tahun : (Tidak tertulis)

[ISI BUKU] - Mukaddimah

- Buah yang dipetik karena memiliki istri shalihah - Gadis itu dari kalangan mereka

- Pengalaman nyata

- Buah memperistri wanita shalihah

- Dimana Anda mendapatkan wanita shalihah? - Contoh istri shalihah

- Keteguhan - Seruan

Buku ini dimulai dengan satu sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya) :"Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian telah

mampu, maka hendaknya segera menikah. Karena ia lebih bisa menjaga pandangan dan menjaga kemaluan." (Muttafaq 'alaih).

[BUAH YANG DIPETIK KARENA MEMILIKI ISTRI SHALIHAH] Kemudian sang penulis menurunkan puluhan point point - ada 36 point - sebagai

 buah yang bisa didapat karena memiliki istri shalihah. Sebagiannya akan saya kutip di sini. Inilah dia :

menganjurkan untuk menikah.

- Mentaati Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang memberikan arahan agar menikah dengan wanita shalihah.

- Menjauhkan prasangka orang bahwa dia seorang yang lemah (syahwat), fajir atau prasangka buruk lainnya.

- Menghasilkan keturunan yang baik dan menyambung nasab, dengannya dia  bisa mendapatkan pahala. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam

(yang artinya)

"Jika anak Adam mati, maka putuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara." Nabi menyebutkan diantaranya, (yang artinya) "atau anak shalih yang

mendoakannya." (HR. Muslim).

- Pahala yang akan diperoleh oleh pasangan suami istri setiap kali berinfak, menolong, mengucapkan kata kata yang baik dan menyingkirkan gangguan. - Istri shalihah akan mendoakan suaminya ketika shalat, berdiri maupun duduk.

Dia juga akan mengucapkan terima kasih atas usahamu, atas nafkah yang telah engkau berikan kepadanya dan kebaikanmu. Karena tanda wanita shalihah

adalah berterima kasih kepada suami yang telah berlaku baik kepadanya. - Pahala yang besar sebagai konsekuensi mendidik anak anak dengan baik. - Sesungguhnya menikahi wanita shalihah adalah merupakan perhiasan dunia, keelokannya dan keindahannya. Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang

artinya) :

"Dunia itu adalah perhiasan, sebaik baik perhiasan adalah istri yang shalihah." (HR. Muslim)

- Menikah dengan wanita shalihah akan mendukungnya untuk melakukan ketaatan dan memudahkan baginya untuk menekuni ibadah.

- Menikah dengan istri shalihah lebih dekat (mudah) untuk mendatangkan kebahagiaan, ... Dia mengetahui hak kepemimpinan suami.

- Istri shalihah senantiasa berorientasi padala setiap kali bekerja. Dia tidak akan mendurhakai suami atau membangkang kepadanya.

- Wanita shalihah menjadi teman yang betah tinggal di rumah, bukan orang yang hobi keluar masuk rumah sebagai realisasi dari firman Allah (yang artinya) :

"Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumahmu." (QS. Al Ahzaab : 33) - Jika suatu ketika musibah kematian menimpa seorang suami, ketika Allah mewafatkannya, maka istri shalihah akan setia mendoakanmu, memohonkan

rahmat dan maghfirah serta berusaha meninggikan derajatmu di akhirat.

[BUAH MEMPERISTRI WANITA SHALIHAH]

Buah dan akibat pernikahan dengan wanita shalihah, salah satunya adalah terjaganya anak anak, baik ketika anaknya masih hidup maupun setelah wafat.

Sang penulis menjelaskan kiprah wanita - wanita muslimah dalam membina pemimpin umat, para ulama dan tokoh tokoh islam. Saya kutip salah satunya,  yang cukup menarik, yaitu kisah Rabi'ah Ar Ra'yi, gurunya Imam Malik bin Anas.

Inilah kisahnya.

 Abdul Wahhab bin Atha' Al Khaffaf berkata: Para masyayikh di Madinah  bercerita bahwa Farrukh Abu Abdurrahman ayahanda Rabi'ah rahimahullah

keluar untuk berperang ke Khurasan di masa pemerintahan Bani Umayyah. Ketika itu Rabi'ah, putra beliau masih menjadi janin di rahim ibunya. Farrukh

meninggalkan untuk istrinya Ummu Rabi'ah 30 000 dinar. Selanjutnya dia menghilang dari Madinah dalam jangka waktu yang sangat lama. Kemudian baru kembali setelah dua puluh tujuh tahun kemudian. Dia

mengendarai kuda dengan membawa tombak di tangannya. Ketika dia sampai di Madinah langsung menuju ke rumahnya dan membuka pintu dengan

tombaknya, lalu masuk rumah. Tiba tiba Rabi'ah keluar menemui dia sedangkan  beliau tidak tahu bahwa dia adalah ayahnya. Rabi'ah berkata : "Wahai musuh  Allah, apakah engkau hendak menyerang rumahku?" Farrukh menyahut : "Wahai

musuh Allah, engkau yang hendak mengganggu istriku di rumahku."

Lalu keduanya saling terkam, masing masing mencengkeram leher yang lain dan  bermaksud untuk memukulnya. Suara keduanya makin keras hingga para tetangga berkumpul. Lalu sampailah kabar tersebut kepada Malik bin Anas rahimahullah dan beberapa syeikh. Mereka segera ingin membantu gurunya (Rabi'ah) untuk mengalahkan musuh yang memasuki rumahnya. Rabi'ah sampai

 berkata : "Demi Allah aku tidak akan melepaskanmu sampai melaporkannya kepada Sulthan". Begitupun Farrukh, dia berkata : "Aku tidak akan

melepaskanmu kecuali di hadapan Sulthan, karena engkau mengganggu istriku!" Perdebatan semakin ramai. Ketika mereka melihat Imam Malik, mereka pun diam. Lalu Malik berkata kepada Farrukh: "Wahai syeikh, Anda memiliki bukti

selain rumah ini?" Farrukh berkata: "Ini adalah rumahku dan saya adalah Farrukh." Ketika itu, istrinya mendengar suaranya, lalu dia bergegas keluar dan

 berkata: "Ini suamiku, dan ini adalah anakku yang dia tinggalkan ketika saya masih mengandungnya." Lalu keduanya saling berpelukan, yakni Farrukh dan

putranya Rabi'ah dan keduanya pun menangis haru.

Setelah itu Farrukh masuk rumah dan berkata kepada istrinya: "Inikah anakku  yang aku tinggalkan ketika masih janin?" Istrinya menjawab: "Benar." Farrukh  berkata: "Keluarkanlah harta yang pernah aku tinggalkan kepadamu. Saya juga

masih membawa uang sebanyak 4000 dinar". Istrinya berkata : "Aku telah menabungnya dan aku akan mengeluarkannya untukmu beberapa hari lagi". Kemudian Rabi'ah keluar menuju masjid dan duduk di halaqahnya. Lalu Imam

Malik mendatanginya, begitupun Al Hasan bin Yazid dan Ibnu Abi Ali yang dikenal sebagai tokoh tokoh penduduk Madinah. Mereka hendak menuntut ilmu

kepada Rabi'ah, orang yang paling menguasai ilmu.

Sementara itu Ummu Rabi'ah berkata kepada Farrukh suaminya: "Keluarlah dan shalatlah di Masjid Rasulullah. Farrukh keluar menuju masjid dan melihat suatu majlis ilmu yang dipenuhi oleh para penuntut ilmu. Dia mendatanginya dan ikut

di dalamnya. Mereka menyisihkan sedikit tempat untuknya lalu ikut mendengarkan kajian. Ketika itu, Rabi'ah menundukkan kepala sehingga Farrukh tidak melihatnya. Akan tetapi ketika sang ayah mendengar suara syeikh

 yang berbicara, juga komentar orang orang: "Dia adalah Rabi'ah bin Abi  Abdirrahman!" diapun berkata: "Sungguh Allah telah mengangkat derajat

anakku!"

Diapun bergegas pulang dan berkata kepada istrinya: "Demi Allah, aku melihat anakmu berada dalam kedudukan yang belum pernah aku melihat ahli ilmu dan ahli fikih yang seperti itu!" Istrinya berkata : "Manakah yang lebih Anda suka, 30

000 dinar ataukah kemuliaan yang diraih oleh anakmu?" Farrukh menjawab: "Demi Allah keadaan anakku lebih aku sukai daripada uang 30 000 dinar." Lalu

istrinya berkata: "Sesungguhnya aku telah membelanjakan seluruh harta yang engkau tinggalkan untuk pendidikan anakmu." Farrukh berkata : "Sungguh

engkau tidak menyia nyiakan harta itu." (Hal. 64 - 67).

[SERUAN]

Pada halaman terakhir, Syaikh Abdul Malik Al Qosim berkata,

"Sudah seharusnya Anda menyempurnakan syarat istiqomah dalam pribadimu. Sehingga engkau sukses bersama seorang istri yang shalihah. Yakni hendaknya  Anda berupaya menjadi laki laki yang shalih yang berakhlak dengan akhlak Al Qur'an, mentaati Allah Subhanahu wa ta'ala dan perintah Rasul Nya yang mulia.

 Adalah sia sia jika seorang yang lalai ingin melamar wanita baik baik. Barang siapa hendak melamar wanita baik baik maka tidak perlu memberikan mahar  yang terlalu mahal. Yang perlu Anda pikirkan pertama ketika hendak menikah

dengan wanita shalihah adalah memikirkan upaya untuk memperbaiki dirimu sendiri." (Hal. 81).

[PERSONAL VIEW]

Ini satu buku yang memberikan jawaban kenapa harus menikahi wanita shalihah. Banyak manfaat yang diperoleh dengan menikahi wanita shalihah. Dijelaskan puluhan manfaat di buku tersebut. Dilanjutkan dengan banyak kisah

 yang menggambarkan kiprah para wanita shalihah dalam berbakti kepada suaminya, termasuk juga dalam mendidik anak anaknya. Saya kira buku ini patut

sekali dibaca dan dipahami oleh mereka yang akan menikah. Dan tidak tertutup  juga buat mereka yang sudah menikah. Baik para ikhwan dan juga akhwat.

Benarlah apa yang dikatakan Rasulullah (yang artinya),

"Hendaklah engkau memilih wanita yang baik agamanya, niscaya engkau akan  beruntung." (Muttafaq 'alaihi).

Dalam dokumen Panduan Lengkap Nikah (Halaman 30-35)

Dokumen terkait