• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Lengkap Nikah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Lengkap Nikah"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Panduan Lengkap Nikah (dari "A" sampai "Z")

Panduan Lengkap Nikah (dari "A" sampai "Z")

... Ringkasan Buku ...

... Ringkasan Buku ...

http://buku-islam.blogspot.com

http://buku-islam.blogspot.com

Judul : Panduan Lengkap Nikah (dari "A" sampai "Z")

Judul : Panduan Lengkap Nikah (dari "A" sampai "Z")

Penulis : Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin 'Abdir Razzaq

Penulis : Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin 'Abdir Razzaq

Penerjemah : Ahmad Saikhu

Penerjemah : Ahmad Saikhu

Pengedit Isi : Arman Amri, Lc

Pengedit Isi : Arman Amri, Lc

Penerbit : Pustaka Ibnu Katsir

Penerbit : Pustaka Ibnu Katsir

Cetakan : Keempat - Juli 2006

Cetakan : Keempat - Juli 2006

Halaman : xxiv + 481

Halaman : xxiv + 481

Untuk menikah memang diperlukan ilmu. Banyak hal

Untuk menikah memang diperlukan ilmu. Banyak hal yang perlu diketahuiyang perlu diketahui

dalam masalah pernikahan. Dari mulai tuntunan

dalam masalah pernikahan. Dari mulai tuntunan memilih pendamping hidup,memilih pendamping hidup,

meminang, mahar, sampai masalah adab-adab dalam bercampur. Dengan ilmu

meminang, mahar, sampai masalah adab-adab dalam bercampur. Dengan ilmu

tersebut seseorang mengetah

tersebut seseorang mengetahui apa-apa ui apa-apa yang dibolehkan oleh agama dan yang dibolehkan oleh agama dan apa-

apa-apa yang tidak dibolehkan. Dengan ilmu itu

apa yang tidak dibolehkan. Dengan ilmu itu pula, seorang suami atau istri dapatpula, seorang suami atau istri dapat

menjadikannya sebagai panduan dalam mengarahkan biduk rumah tangganya

menjadikannya sebagai panduan dalam mengarahkan biduk rumah tangganya

sesuai dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Yang pada

sesuai dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Yang pada

akhirnya seseorang bisa mengharap pernikahannya mencapai kebahagiaan yang

akhirnya seseorang bisa mengharap pernikahannya mencapai kebahagiaan yang

sejati.

sejati.

Buku ini menjelaskan banyak hal tentang masalah pernikahan. Mulai dari

Buku ini menjelaskan banyak hal tentang masalah pernikahan. Mulai dari

keutamaan-keutamaan menikah, penjelasan tentang wanita yang halal dan

keutamaan-keutamaan menikah, penjelasan tentang wanita yang halal dan

haram untuk dinikahi, panduan memilih

haram untuk dinikahi, panduan memilih istri yang shalehah, nazhor (melihatistri yang shalehah, nazhor (melihat

 wanita yang dipinang), sampai adab-adab

 wanita yang dipinang), sampai adab-adab pernikahapernikahan dalam n dalam mencampurmencampuri istri.i istri.

Juga membahas mengenai hak-hak seorang istri dan juga suami. Pada bagian

Juga membahas mengenai hak-hak seorang istri dan juga suami. Pada bagian

akhir memuat juga kisah-kisah para salafush shaleh dalam kehidupan

akhir memuat juga kisah-kisah para salafush shaleh dalam kehidupan

pernikahann

pernikahannya. ya. PerhatikaPerhatikan n bagaimanbagaimana a kesabarankesabarannya, nya, kemuliaannkemuliaannya,ya,

kesetiaann

kesetiaannya, dsb, ya, dsb, yang menjadi contoh teladan buat yang menjadi contoh teladan buat kita semua. Pembahasankita semua. Pembahasan

 yang begitu luas dalam buku ini

(2)
(3)

menuju pernikahan yang barakah sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu'alahi

menuju pernikahan yang barakah sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu'alahi

 wa sallam. Dari

 wa sallam. Dari

membaca buku ini insya Allah kita

membaca buku ini insya Allah kita bisa semakin sadar bahwa untuk menikahbisa semakin sadar bahwa untuk menikah

memang diperlukan ilmu.

memang diperlukan ilmu.

Berikut saya kutipkan sebagian dari buku tersebut dengan meringkasnya.

Berikut saya kutipkan sebagian dari buku tersebut dengan meringkasnya.

Sebagian dari hak-hak isteri, hak-hak suami dan mutiara kisah

Sebagian dari hak-hak isteri, hak-hak suami dan mutiara kisah dari para salafushdari para salafush

shaleh. shaleh. [H A K I S T E [H A K I S T E R I]R I]

---1. Wasiat Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tentang wanita.

1. Wasiat Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tentang wanita.

 Al Bukhari meriwayatkan dari Abu

 Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaHurairah radhiyallahu'anhu dari hu'anhu dari NabiNabi

Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda:

Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda:

"Barang

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah iahari Akhir, janganlah ia

mengganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka

mengganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka

diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah

diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah

 bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan

 bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan

 jika engkau biarkan, maka tetap akan bengkok. Oleh karena itu,

 jika engkau biarkan, maka tetap akan bengkok. Oleh karena itu, berbuat baiklahberbuat baiklah

kepada wanita." (HR. Al Bukhari no. 5158).

kepada wanita." (HR. Al Bukhari no. 5158).

8. Diantara hak isteri adalah dipergauli dengan cara yang ma'ruf.

8. Diantara hak isteri adalah dipergauli dengan cara yang ma'ruf.

Ketika menafsirkan firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

Ketika menafsirkan firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

"... Dan bergaullah dengan mereka secara patut .." (QS.

"... Dan bergaullah dengan mereka secara patut .." (QS. An Nisaa': 19).An Nisaa': 19).

Ibnu Katsir mengatakan: "Yakni perbaguslah ucapan kalian kepada mereka, dan

Ibnu Katsir mengatakan: "Yakni perbaguslah ucapan kalian kepada mereka, dan

perbaguslah perbuatan kalian dan keadaan kalian sesuai kemampuan kalian,

perbaguslah perbuatan kalian dan keadaan kalian sesuai kemampuan kalian,

sebagaimana kalian menyukai hal itu dari mereka. Oleh karena itu lakukanlah

sebagaimana kalian menyukai hal itu dari mereka. Oleh karena itu lakukanlah

 yang sama terhadap mereka, sebagaimana Allah berfirman:

(4)

"... Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya

"... Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya

menurut cara yang ma'ruf..." (QS. Al Baqarah: 228).

menurut cara yang ma'ruf..." (QS. Al Baqarah: 228).

* Diantara mempergauli dengan baik adalah berakhlak baik terhadapnya *

* Diantara mempergauli dengan baik adalah berakhlak baik terhadapnya *

Dari Abu Hurairah ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam

Dari Abu Hurairah ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam

 bersabda,

 bersabda,

"Kaum mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik 

"Kaum mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik 

akhlakny

akhlaknya, dan a, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada isterinya." (HR. Atsebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada isterinya." (HR. At

Tirmidzi no. 1162. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash

Tirmidzi no. 1162. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash

Shahiihah no. 284).

Shahiihah no. 284).

 Al Hasan al Bashri berkata, "Hakikat akhlak yang luhur ialah mencurahkan

 Al Hasan al Bashri berkata, "Hakikat akhlak yang luhur ialah mencurahkan

kebaikan, menahan diri dari

kebaikan, menahan diri dari menyakiti dan berwajah manis."menyakiti dan berwajah manis."

9. Diantara haknya, engkau mengajarkan kepadanya tentang perkara agamanya.

9. Diantara haknya, engkau mengajarkan kepadanya tentang perkara agamanya.

 Ali radhiyallahu'anhu berkata mengenai firman

 Ali radhiyallahu'anhu berkata mengenai firman AllahAllah

"Peliharal

"Peliharalah dirimu dan ah dirimu dan keluargamkeluargamu dari api u dari api Neraka..." (QS. At Tahriim: 6)Neraka..." (QS. At Tahriim: 6)

"Yakni ajarkanlah dirimu dan keluargamu kebajikan serta didiklah

"Yakni ajarkanlah dirimu dan keluargamu kebajikan serta didiklah mereka."mereka."

Qatadah berkata: "Yaitu dengan memerintahkan mereka agar mentaati Allah dan

Qatadah berkata: "Yaitu dengan memerintahkan mereka agar mentaati Allah dan

mencegah mereka dari bermaksiat kepada Nya, serta memimpin mereka dengan

mencegah mereka dari bermaksiat kepada Nya, serta memimpin mereka dengan

perintah Allah. Memerintahkan mereka dengan perintah Allah dan membantu

perintah Allah. Memerintahkan mereka dengan perintah Allah dan membantu

mereka atas hal itu. Apabila engkau melihat kemaksiatan kepada Allah, maka

mereka atas hal itu. Apabila engkau melihat kemaksiatan kepada Allah, maka

hentikan dan cegahlah mereka dari

hentikan dan cegahlah mereka dari perbuatan tersebut." (Tafsiir ath Thabariperbuatan tersebut." (Tafsiir ath Thabari

(XXVIII/ 166)).

(XXVIII/ 166)).

 Allah memuji Nabi Nya, Ismail 'Alaihissalam dengan firman Nya:

 Allah memuji Nabi Nya, Ismail 'Alaihissalam dengan firman Nya:

"Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia

"Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia

adalah seorang yang diridhai di sisi Rabb nya." (QS. Maryam: 55).

(5)

11. Diantara hak isteri adalah diberi

11. Diantara hak isteri adalah diberi nafkah.nafkah.

Isteri dan anak-anak mempunyai hak

Isteri dan anak-anak mempunyai hak untuk mendapatkan nafkah, yaitu nafkahuntuk mendapatkan nafkah, yaitu nafkah

 yang tidak berlebihan dan

 yang tidak berlebihan dan tidak pula terlalu tidak pula terlalu kikir; berdasarkan firman-Nyakikir; berdasarkan firman-Nya::

".. Dan kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada para ibu

".. Dan kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada para ibu

dengan cara yang ma'ruf..." (QS. Al Baqarah: 233).

dengan cara yang ma'ruf..." (QS. Al Baqarah: 233).

Nafkah tersebut tidak cukup berupa makanan dan minuman saja, tetapi

Nafkah tersebut tidak cukup berupa makanan dan minuman saja, tetapi

mencakup tempat tinggal, makanan dan pakaian, sebagaimana firman Nya:

mencakup tempat tinggal, makanan dan pakaian, sebagaimana firman Nya:

"Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu bertempat tinggal menurut

"Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu bertempat tinggal menurut

kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan

kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan

(hati) mereka ..." (QS. Ath Thalaaq: 6).

(hati) mereka ..." (QS. Ath Thalaaq: 6).

Tetapi, saudaraku yang budiman, usahamu itu haruslah dari yang halal,

Tetapi, saudaraku yang budiman, usahamu itu haruslah dari yang halal, tidak tidak 

mengandung dosa dan syubhat. Dari

mengandung dosa dan syubhat. Dari Ka'ab bin 'Ujrah Ka'ab bin 'Ujrah radhiyallahradhiyallahu'anhu,u'anhu,

Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Wahai Ka'ab bin 'Ujrah! Sesungguhnya tidak akan masuk Surga daging dan

"Wahai Ka'ab bin 'Ujrah! Sesungguhnya tidak akan masuk Surga daging dan

darah yang tumbuh dari keharaman. Maka Neraka lebih pantas untuknya." (HR.

darah yang tumbuh dari keharaman. Maka Neraka lebih pantas untuknya." (HR.

 Ahmad no. 14032. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahiih at Targhiib

 Ahmad no. 14032. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahiih at Targhiib

 wat Tarhiib no. 861).

 wat Tarhiib no. 861).

Karenanya, isteri dari Salafush Shalih

Karenanya, isteri dari Salafush Shalih berkata kepada suaminya ketika pergiberkata kepada suaminya ketika pergi

menuju pekerjaannya: "Bertakwalah kepada Allah! Hati hati dengan usaha yang

menuju pekerjaannya: "Bertakwalah kepada Allah! Hati hati dengan usaha yang

haram. Sebab, kami tahan terhadap kelaparan dan kesulitan, tetapi kami tidak 

haram. Sebab, kami tahan terhadap kelaparan dan kesulitan, tetapi kami tidak 

tahan terhadap api Neraka."

tahan terhadap api Neraka."

[H A K S U A M I]

[H A K S U A M I]

---1. Kepemimpinan laki laki atas wanita

1. Kepemimpinan laki laki atas wanita

4. Hak suami atasnya ialah isteri tidak mengizinkan seseorang memasuki rumah

(6)

suaminya kecuali dengan seizinnya.

suaminya kecuali dengan seizinnya.

 Al Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahiihnya dari Abu Hurairah

 Al Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahiihnya dari Abu Hurairah

radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Tidak halal bagi seorang wanita berpuasa padahal suaminya berada di rumah,

"Tidak halal bagi seorang wanita berpuasa padahal suaminya berada di rumah,

kecuali dengan seizinnya, ia tidak pula mengizinkan (seseorang masuk) ke dalam

kecuali dengan seizinnya, ia tidak pula mengizinkan (seseorang masuk) ke dalam

rumahnya kecuali dengan seizinnya. Dan tidaklah ia nafkahkan sesuatu tanpa

rumahnya kecuali dengan seizinnya. Dan tidaklah ia nafkahkan sesuatu tanpa

perintahny

perintahnya, maka a, maka separuhnya diserahkan kepadanyaseparuhnya diserahkan kepadanya." (HR. ." (HR. Al Bukhari no.Al Bukhari no.

5159).

5159).

5. Suami lebih besar haknya atas isterinya dibanding kedua orang tuanya.

5. Suami lebih besar haknya atas isterinya dibanding kedua orang tuanya.

7. Suami berhak

7. Suami berhak ditaati oleh isterinya selama tidak ditaati oleh isterinya selama tidak dalam kemaksiatadalam kemaksiatan.n.

12. Hak suami atas

12. Hak suami atas isterinya ialah dia berterima kasih kepada suaminya atas apaisterinya ialah dia berterima kasih kepada suaminya atas apa

 yang diberikan kepadanya berupa makanan, minuman, pakaian, dan

 yang diberikan kepadanya berupa makanan, minuman, pakaian, dan selainnyaselainnya

 yang sanggup dia berikan.

 yang sanggup dia berikan.

'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu'anhuma mengatakan: "Rasulullah

'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu'anhuma mengatakan: "Rasulullah

Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

'Allah tidak memandang seorang wanita yang tidak berterima kasih kepada

'Allah tidak memandang seorang wanita yang tidak berterima kasih kepada

suaminya, padahal dia butuh kepadanya.' "(Dishahihkan oleh Syaikh al Albani

suaminya, padahal dia butuh kepadanya.' "(Dishahihkan oleh Syaikh al Albani

dalam as Silsilah ash Shahiihah no.

dalam as Silsilah ash Shahiihah no. 289).289).

[CONTOH - CONTOH UNTUK DITELADANI]

[CONTOH - CONTOH UNTUK DITELADANI]

---Diantara tanda-tanda kesetiaan banyak wanita shalihah kepada suami

Diantara tanda-tanda kesetiaan banyak wanita shalihah kepada suami merekamereka

setelah kematiann

setelah kematiannya bahwa mereka tidak ya bahwa mereka tidak menikah lagi. Tidak ada yang ditujumenikah lagi. Tidak ada yang dituju

melainkan agar tetap menjadi isteri mereka di dalam Surga.

melainkan agar tetap menjadi isteri mereka di dalam Surga.

Dari Maimun bin Mihran, ia

Dari Maimun bin Mihran, ia mengatakamengatakan: "Mu'awiyah bin Abi n: "Mu'awiyah bin Abi SufyanSufyan

radhiyallahu'anhu meminang Ummud Darda', tetapi ia menolak menikah

radhiyallahu'anhu meminang Ummud Darda', tetapi ia menolak menikah

dengannya seraya mengatakan, 'Aku mendengar Abud Darda' mengatakan: 'Aku

(7)

mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

'Wanita itu bersama suaminya yang terakhir,' atau beliau mengatakan, 'untuk  suaminya yang terakhir.' " (As Silsilah Ash Shahiihah, Syaikh al Albani no. 1281,

shahih).

Diantara teladan yang pantas disebutkan sebagai teladan utama para wanita tersebut adalah Fathimah binti 'Abdil Malik bin Marwan. Fathimah binti 'Abdil

Malik bin Marwan ini pada saat menikah, ayahnya memiliki kekuasaan yang sangat besar atas Syam, Irak, Hijaz, Yaman, Iran, Qafqasiya, Qarim dan wilayah

di balik sungai hingga Bukhara dan Janwah bagian timur, juga Mesir, Sudan, Libya, Tunisia, Aljazair, Barat jauh, dan Spanyol bagian barat. Fathimah ini  bukan hanya puteri Khalifah Agung, bahkan dia juga saudara empat khalifah Islam terkemuka: al Walid bin 'Abdil Malik, Sulaiman bin 'Abdil Malik, Yazid bin

'Abdil Malik dan Hisyam bin 'Abdil Malik. Lebih dari itu dia adalah isteri Khalifah terkemuka yang dikenal Islam setelah empat

khalifah di awal Islam, yaitu Amirul Mukminin 'Umar bin 'Abdil 'Aziz. Puteri khalifah, dan khalifah adalah kakeknya

Saudara khalifah, dan khalifah adalah suaminya

 Wanita mulia yang merupakan puteri khalifah dan saudara empat khalifah ini keluar dari rumah ayahnya menuju rumah suaminya pada hari dia diboyong kepadanya dengan membawa harta termahal yang dimiliki seorang wanita di muka bumi ini berupa perhiasan. Konon, diantara perhiasan ini adalah dua liontin Maria yang termasyhur dalam sejarah dan sering disenandungkan para

penya'ir. Sepasang liontin ini saja setara dengan harta karun.

Ketika suaminya, Amirul Mukminin, memerintahkannya agar membawa semua perhiasannya ke Baitul Mal, dia tidak menolak dan tidak membantahnya sedikit

pun.

 Wanita agung ini -lebih dari itu- ketika suaminya, Amirul Mukminin 'Umar bin 'Abdul 'Aziz wafat meninggalkannya tanpa meninggalkan sesuatu pun untuk diri

(8)

mengatakan,

"Perhiasanmu, wahai sayyidati, masih tetap seperti sedia kala, dan aku menilainya sebagai amanat (titipan) untukmu serta aku memeliharanya untuk 

hari tersebut. Dan sekarang, aku datang meminta izin kepadamu untuk  membawa (kembali) perhiasan tersebut (kepadamu)."

Fathimah memberi jawaban bahwa perhiasan tersebut telah dihibahkannya untuk Baitul Mal bagi kepentingan kaum muslimin, karena mentaati Amirul Mukminin. Kemudian dia mengatakan, "Apakah aku akan mentaatinya semasa

hidupnya, dan aku mendurhakainya setelah kematiannya?"

[PERSONAL VIEW]

---Banyak hal -dan bahkan sangat banyak- yang perlu kita ketahui tentang masalah pernikahan. Buku ini dengan keluasan bahasannya memang perlu untuk 

dipelajari bagi mereka yang akan atau telah menikah. Agar kehidupan pernikahannya bisa selaras dengan aturan Islam.

Bila kita perhatikan, masih banyak para suami yang melupakan pengajaran agama kepada istri dan keluarganya. Padahal itu merupakan hak isteri. Ada sebagian lagi yang tidak mempergauli isteri dengan cara yang ma'ruf, semisal  berlaku kasar, dll. Pun demikian dengan para isteri. Ada yang tidak berterima

kasih kepada suaminya. Ada sebagian lagi tidak mentaati suami, dll. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya diperbaiki. Tidak ada jalan lain kecuali dengan

melihat dan merujuk bagaimana aturan Islam menjelaskan tentang masalah pernikahan.

(9)

Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka di Depok, 19 November 2007

 Agar Suami Disayang Istri

Judul asli : Min Akhtha'i al Azwaj Penulis : Muhammad bin Ibrahim Al Hamd Edisi Indonesia : Agar Suami Disayang Istri

Penerjemah : Ahmad Syaikhu Penerbit : Pustaka At Tazkia - Jakarta

Cetakan : I, Mei 2005 Halaman : xii + 229

Buku ini menyebutkan kekeliruan-kekeliruan yang biasa dilakukan oleh seorang suami. Dengan maksud sebagai bahan introspeksi agar rumah tangga menjadi lebih harmonis. Meski perlu diingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Tetapi alangkah baiknya bila suami tetap terus memperbaiki diri. Demikian juga

dengan seorang istri. Harus terus memperbaiki diri.

Inilah kekeliruan kekeliruan yang disebutkan dalam buku tersebut. Saya sebutkan dengan meringkas penjelasannya.

1. Mengabaikan orang tua setelah menikah

2. Membiarkan hubungan antara istri dan mertua menjadi renggang 3. curiga terhadap istri

4. Miskin cemburu terhadap istri

Cemburu yang sehat sangat dianjurkan. Cemburu yang didasarkan pada akal sehat, cinta kasih dan saling percaya. Cemburu adalah perasaan mulia dari cinta

sejati yang mendorong seorang hamba melindungi istrinya. Juga sebaliknya, mendorong istri untuk menjaga suaminya.

(10)

Cemburu adalah salah satu sifat pria yang mulia. Perasaan itu tidak boleh pudar dalam diri seorang pria, apa pun situasinya. Bahkan ketika ia tidak lagi mencintai

istrinya. Kecemburuannya tetap kokoh, selama perempuan tersebut berstatus istrinya, dan karenanya jadi tanggung jawabnya. Perasaan cemburu membuat kedua belah pihak merasa dicintai. Masing masing lalu berusaha memperbarui,

menumbuhkan, dan memelihara perasaan cinta. 5. Meremehkan istri

6. Menyerahkan komando rumah tangga pada istri

Suami adalah pemimpin. Mencintai bukan berarti mengikuti semua kemauan istri. Mencintai berarti bersama sama mengayuh sampan rumah tangga, dengan

penuh cinta dan saling mengerti. 7. Merampas harta istri

8. Malas mengajari istri tentang Islam

Ini salah satu kekeliruan yang dilakukan oleh banyak suami. Suami malas mengajar, mendidik dan memahamkan istrinya dalam urusan agamanya. Jika istri bodoh dalam urusan agamanya, ia tidak mengetahui hak suaminya, tidak 

mampu mendidik anak anaknya dan merawat rumahnya dengan baik. Ia pun tidak beribadah pada Rabb nya dengan cara yang Dia ridhai.

Syaikh Muhammad Rasyid Ridha mengatakan, "Kewajiban atas suami, sebagai pemimpin rumah tangga adalah mendidik istri istrinya semaksimal mungkin

agar mereka melaksanakan kewajibannya."

Syaikh Ridha melanjutkan, "Bagaimana mungkin wanita dapat menunaikan kewajiban dan hak jika mereka tidak mengetahuinya, baik secara umum maupun

rinci? ... "

Suami hendaknya berupaya mengokohkan dalam hati istrinya rasa cinta pada  Allah, takut dan harapan kepada Nya, merasakan pengawasan Nya, bertawakal

dan senantiasa bertaubat pada Nya. Ia ajarkan hukum hukum bersuci dengan  berbagai ragamnya, jinabat, hadats, haid, nifas dan lainnya.

(11)

dengan perilaku suaminya. Jika ia melihat suaminya sangat menyukai auratnya tertutup, iffah (menjaga kesucian diri), berakhlak dan rajin beribadah, sang istri pun bersegera melakukannya. Ia terdorong oleh semangat memenuhi perintah

Rabb nya dan mencari ridha suaminya. Sebaliknya jika ia melihat suaminya meninggalkan hukum hukum agama dan adab berkeluarga, ia pun mengikuti

suaminya demi menyenangkan hatinya. 9. Pelit terhadap istri

Salah satu hak istri atas suaminya adalah diberi nafkah secara ma'ruf. Maksud nafkah disini adalah harta yang diwajibkan atas suami untuk diberikan pada istrinya, seperti tempat tinggal, makanan, pengasuhan, pakaian, dan lain lainnya.

Dengan begitu, kehormatan istri selamat dari pelecehan, kesehatan pun terjaga. Semua itu hendaknya dilakukan dalam batas batas kesanggupan.

Ibnu Qudamah berkata, "Memberikan nafkah pada istri adalah kewajiban,  berdasarkan Al Qur'an, As Sunnah, dan ijma'. Allah berfirman:

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang

melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya." (Ath Thalaq: 7).  As Sarakhsi berkata, "Suami wajib memberikan nafkah menurut kadar kecukupan dan dinilai ma'ruf, yakni tidak kikir dan tidak berlebih lebihan." Memberikan nafkah kepada istri lebih didahulukan daripada memberi nafkah

pada orang lain. Ini dilalaikan oleh banyak orang. Abu Hurairah menuturkan sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam:

"Satu dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau nafkahkan untuk membebaskan budak, satu dinar yang engkau nafkahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang kamu nafkahkan pada keluargamu;

maka yang paling besar pahalanya adalah apa yang engkau nafkahkan pada keluargamu." (HR. Muslim no. 995).

(12)

suaminya di luar kesanggupannya. Itu berarti menyusahkan dan membebani. Ketika istri diuji oleh suami yang kikir terhadapnya, lalu ia bersabar dan

mengharapkan pahala, maka ia akan mendapat pahala dari Allah. 10. Mengejutkan istri setelah lama bepergian

Berikan kesempatan kepada istri untuk bersolek setelah Anda bepergian lama. Niscaya hasrat dan kasih sayang lebih bertahan lama.

Dalilnya adalah hadits riwayat Jabir. "Kami bersama Rasulullah shallallahu'alaihi  wa sallam dalam suatu peperangan. Ketika kami telah tiba di Madinah, kami

pergi untuk menemui istri kami. Rasulullah bersabda,

"Perlahan, jangan masuk pada malam hari -yakni Isya'- hingga ia menyisir rambut yang kusut, dan agar wanita yang ditinggal bepergian itu bisa  berdandan." (HR. Muslim, No. 715; Abu Daud No. 2776; dan At Tirmidzi no.

1172).

Hikmah dilarangnya perbuatan ini, adalah agar hasrat terhadap istri tetap kuat. Sebab, suami tidak melihat suatu aib pada istrinya atau sesuatu yang mengurangi

keindahannya. Misalnya, rambut acak acakan, tidak berhias, dan lainnya. Dengan memberi tahu terlebih dulu, suami dapat melihat istrinya tetap cantik  karena telah berhias. Hatinya pun tetap gembira. Hasratnya pun tetap terjaga. Ringkasnya, suami tidak semestinya datang menjumpai istrinya secara tiba tiba

setelah bepergian jauh. Hal ini dalam rangka mengikuti sunnah, ... Saat ini,  berbagai sarana tersedia. Seorang suami bisa berkomunikasi lewat telepon dan

memberitahu istrinya bahwa ia akan datang pada hari dan waktu tertentu. Setelah mengetahui waktu kedatangan suaminya, istri pun berkewajiban untuk 

 berdandan dan bersiap siap dengan sempurna untuk menyambutnya. 11. Hobi mencela dan mengkritik istri

12. Kurang berterima kasih kepada istri

 Apa ruginya jika Anda memuji istri Anda karena kecantikannya dan

kerajinannya? Apa ruginya jika Anda berterima kasih padanya atas suguhan yang ia siapkan untuk tamu Anda? Apa pula ruginya jika Anda menyatakan terima

(13)

merupakan tugasnya, walaupun ia melakukannya sebagai kewajibannya? Semua itu dapat memperkuat kasih sayang antara suami istri.

13. Sering bertengkar

14. Lama meninggalkan istri tanpa alasan 15. Terlalu sibuk hingga jarang menemani keluarga

16. Bersikap kasar terhadap istri 17. Malas berhias untuk istri

18. Mengabaikan sunnah sebelum bercinta 19. Mengabaikan kesantunan dan etika bercinta

20. Mengumbar rahasia ranjang 21. Buta terhadap kondisi kejiwaan istri

Suami dituntut peka terhadap kondisi psikis sang istri. Dengan memahami kondisi istri, membantu suami bersikap secara tepat.

 Ada juga suami yang tidak tahu problem problem alamiah wanita, baik ketika mengandung, haidh, nifas, dan lainnya. Ketika mengalaminya, kadang ia

merasakan kesulitan dan kegelisahan. Apalagi ketika mengandung dan mengidam. Pada saat itu, istri menginginkan banyak hal.

Kadang pula ia tidak menyukai sesuatu, sehingga tidak tahan melihatnya atau menciumnya. Terkadang ia tidak menyukai rumahnya, suaminya, atau hal hal lain. Jika suami tidak mengerti hal itu, ia bisa saja beranggapan bahwa istrinya telah membencinya dan bosan dengannya. Kadang pula, suami lantas bersikap

keras, dengan menceraikan istrinya. Ia tidak tahu sikap istrinya itu di luar keinginannya.

Karena itu, suami sepatutnya memahami masalah masalah ini agar tidak jatuh dalam kekeliruan kemudian menyesal. Saat itu, penyesalan tak lagi berguna. Jika ia tidak paham hal hal seperti ini, semestinya ia bertanya. Sebab, obat kebodohan

adalah bertanya.

22. Menggauli istri ketika haid 23. Menggauli istri lewat dubur 24. Memukul istri tanpa alasan

(14)

25. Poligami dengan niat buruk  26. Tidak adil pada para istri 27. Terburu buru memutuskan cerai

28. Enggan menceraikan setelah mustahil berdamai 29. Mencela mantan istri

30. Mengabaikan anak usai bercerai 31. Habis manis sepah dibuang 32. Memandang hijau kebun tetangga.

[PERSONAL VIEW]

---Buku ini bagus dibaca agar kita bisa mengetahui bagaimana menjadi suami yang  baik. Tetapi upaya memperbaiki rumah tangga bukan hanya dari sisi suami saja. Harus dibarengi juga dengan upaya memperbaiki diri istri. Dengan begitu, niatan untuk membentuk keluarga yang sakinah mawaddah wa rahma atas dasar aturan

aturan Islam bisa dilakukan dari dua arah. Yaitu suami dan istri sekaligus. Ketika membaca buku ini, saya terdiam dan berpikir. Untuk kesekian kalinya

-Alhamdulillah- saya semakin yakin pentingnya ilmu agama dalam beramal. Bahkan untuk berumahtangga pun kita harus punya ilmunya agar tidak banyak 

kekeliruan kekeliruan yang kita buat. Contoh yang menarik adalah kekeliruan sebagian suami sebagaimana dijelaskan pada point 10, yaitu mengejutkan istri

setelah lama bepergian. Sebagian dari para suami mungkin mengira akan membuat 'surprise' (kejutan) dengan tiba tiba hadir dihadapan istrinya. Maksudnya mungkin baik -menurut perkiraan mereka- yaitu agar semakin  bertambah rasa cinta diantara keduanya. Tetapi ini malah suatu kekeliruan.

Tidak semestinya seorang suami menjumpai istrinya secara tiba tiba setelah  bepergian jauh. Hendaknya memberi kabar dulu tentang kedatangannya, bisa dengan menelpon atau sms. Dengan itu, seorang istri punya waktu yang cukup

untuk bersiap siap menyambut suaminya dengan baik. Inilah yang bisa menambah rasa cinta diantara suami istri.

Semoga Anda semakin yakin bahwa menuntut ilmu agama itu penting dan memang perlu...

(15)

Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka di Depok, 29 Desember 2006

 Aku Ingin Menikah, Tapi ...

..:: Aku Ingin Menikah, Tapi ... ::.. Judul : Aku Ingin Menikah, Tapi ...

Pengarang : Salman bin Shafir Abdullah Asy Syahri Penerjemah : Ust. Abu Ihsan Al Atsary 

Penerbit : At Tibyan - Solo Cetakan :

-Halaman : 80 halaman

Buku ini menjelaskan hambatan hambatan atau batu sandungan dalam melangkah ke jenjang pernikahan. Tidak semua penghalang - menuju

pernikahan - disebutkan oleh penulis, tetapi hanya sebagiannya saja. Ada 20 batu sandungan yang disebut dalam buku itu, yaitu :

. Menyelesaikan studi . Tingginya mahar

. Cacat

. Reputasi sebagai jejaka dan perawan . Terlalu memilih milih pasangan

. Berlebih lebihan dalam menetapkan syarat dan biaya pernikahan . Tidak ada keinginan menikahi duda atau janda

. Menolak kawin dengan pria yang punya istri . Pandangan sinis masyarakat

. Gambaran negatif terhadap lembaga perkawinan yang disebarkan oleh musuh musuh Islam

. Ambisi mendapat bagian dari penghasilan seorang wanita . Kemiskinan suami dan ketergantungannya

(16)

. Takut mengemban tanggung jawab . Suka melancong ke luar negeri

. Kemandulan

. Keinginan menikah dengan penampilan yang mewah dan glamour . Taklid kepada orang lain

. Menyerahkan keputusan dalam urusan ini kepada kaum wanita

. Tidak ada reaksi dari pihak yang berkompeten melakukan perbaikan untuk  memperbaiki atau menyelesaikan atau meringankan masalah ini

. Kondisi kesehatan

Kemudian, ini sebagian isi yang bisa saya bawakan di ringkasan buku ini.

[Tingginya Mahar]

---Banyak orang tua yang memasang tarif mahar yang sangat tinggi untuk puterinya dengan harapan ia memperoleh uang yang banyak. Ia jadikan pernikahan puterinya sebagai lahan mencari keuntungan dengan mematok mahar yang sangat tinggi kepada paralelaki yang datang meminangnya. Oleh karena itu, aku

ingin bisikkan ke telinga orang tua seperti ini: Bukankah puterimu yang miskin ini adalah buah hatimu? Bukankah engkau akan dimintai pertanggungjawaban

tentangnya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala?

Lalu mengapa engkau tidak menjalankan hukum Allah dalam mengurus dirinya? Tidakkah engkau tahu bahwa tuntutan mahar yang tinggi itu akan membuat

umurnya terbuang percuma? Apalagi menunda nunda pernikahan dapat membuatnya terjangkit penyakit penyakit kejiwaan yang biasa menimpa para perawan tua? Keberhasilan puterimu dalam membangun rumah tangga bukan dengan menuntut mahar yang tinggi. Namun dengan memilih suami yang shalih,

taat beragama dan baik akhlaknya. Jangan jadikan puterimu sebagai barang dagangan untuk mengejar keuntungan materi, apalagi dengan mengorbankan kemaslahatannya. Janganlah sampai ia menjadi penyebab dirimu masuk naar. Ketahuilah bahwa engkau berdiri bersamanya di hadapan Allah Subhanahu wa

(17)

menemui Allah dengan membawa hati yang salim.

[Terlalu Memilih milih Pasangan]

---Banyak pemuda dan pemudi yang terlambat menikah karena terlalu berlebihan dalam memilih pasangan. Mereka terkungkung dalam khayalan dan ilusi, sementara umur terus bertambah. Kalaulah kita kembali kepada tata cara yang  benar yang telah digariskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada

kita, tentu memadai dengan jerih payah kita dan niscaya kita akan mencapai tujuan dengan jalan yang paling mudah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

telah menggariskan kepada kita manhaj yang lurus dalam memilih istri, demikian pula dalam memilih suami. Beliau tidak membiarkan para pemuda dan

pemudi tenggelam dalam khayalan dan lamunan yang telah menjadi salah satu penghambat langkah menuju jenjang pernikahan yang sangat mereka butuhkan

itu.

[Takut Mengemban Tanggung Jawab]

---Banyak muda mudi Islam yang menghindari pernikahan karena anggapan buruk   yang menggelayut dalam diri dan benak mereka bahwa pernikahan itu adalah tanggung jawab, ikatan, dan beban. Sebagaimana yang telah kami sebutkan, hal ini merupakan akibat pengaruh budaya luar yang bertentangan dengan nilai nilai

ajaran Islam, yang masuk melalui berbagai macam media, baik audio visual, media cetak atau media media lainnya. Ditambah lagi dengan langkanya tarbiyah

 yang baik yang diterima oleh muda mudi tersebut dari keluarga mereka yang menyebabkan mereka hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan

lemah.

 Yang terpikir oleh mereka hanyalah sebatas urusan makan, minum, permainan, mengikuti berita berita yang menyibukkan pikirannya seperti berita para selebritis atau membaca majalah majalah cabul. Sibuk mengikuti perkembangan

(18)

muda mudi seperti mereka mampu mengemban tanggung jawab rumah tangga? Sesungguhnya ulama tarbiyah menegaskan pentingnya peran keluarga dalam

mendidik generasi muda, pentingnya mengemban amanah dan adanya rasa tanggung jawab. Sunguh pada diri Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam terdapat contoh dan suri tauladan yang baik bagi kita semua. Beliau mentarbiyah

para sahabat agar mempunyai tanggung jawab. Beliau sengaja memilih Usamah  bin Zaid radhiyallahu 'anhu - yang pada saat itu masih berusia tujuh belas atau delapan belas tahun sebagai pemimpin pasukan yang di dalamnya terdapat para

shahabat senior. Dan masih banyak lagi contoh contoh lain bagi muda mudi Islam supaya mampu mengemban tanggung jawab dengan sempurna sebagai hasil dari tarbiyah hasanah yang diberikan kepada mereka. Dan bagi para wali,

hendaklah mendidik generasi muda dengan tarbiyah Islamiyah yang benar, menanamkan pada diri mereka sifat mandiri agar mereka tidak menjadi orang

 yang pemalas, pasrah dan acuh tak acuh.

---[PERSONAL VIEW]

---Jalan untuk menikah, boleh jadi tidak selamanya mulus. Ada saja hambatan hambatan yang pada intinya ingin mementahkan niat baik seseorang untuk  menikah. Saya kira buku ini perlu dibaca oleh siapa saja yang ingin menikah tetapi menghadapi batu sandungan. Semoga dengan itu bisa diperoleh wawasan

 yang dapat membantu menepis halangan untuk menikah.

Kemudian, barengi juga dengan upaya mempermudah jalan untuk menikah. Diantaranya tidak mempersulit dalam masalah kriteria pasangan ideal, masalah

mahar, syarat - syarat, dll. Sehingga sejalan dengan doa yang sering kita dengar diantara ikhwan dan akhwat yang akan menikah yaitu "semoga dimudahkan  Allah". Bila kita ingin dimudahkan Allah dalam masalah pernikahan ini, maka

sudah seharusnya kita berupaya juga dengan mempermudah diri dan tidak  malah mempersulit diri. Dengan itu kita telah membuat jalan agar turun

(19)

pertolongan Allah.

Ringkasan ini dibuat oleh Chandraleka Di Depok 8 Oktober 2006

..:: Al Masaa il 7 :: Memilih Pasangan

..:: Al Masaa il 7 ::.. Judul : Al Masaa'il 7

Pengarang : Abdul Hakim bin Amir Abdat Penerbit : Darus Sunnah Jakarta Cetakan : Pertama - Oktober 2006

Halaman : 312 halaman

 Al Masaail 7 hadir dengan membahas masalah masalah seputar muamalah dan hukum

hukum seputar masalah pernikahan. Untuk masalah pernikahan, ada banyak  masalah

 yang diulas yang umumnya terjadi di masyarakat dan perlu diketahui oleh ummat

Islam, sebagiannya yaitu : Masalah 190

Disyariatkannya Nazhar (Melihat Perempuan Yang Akan Dipinang), Dan Apa  Yang

Dilihat Ketika Nazhar Masalah 191

 Apa Yang Dilarang Dan Dibolehkan Dalam Masalah Meminang Pinangan Orang Lain

Sesama Muslim? Masalah 192

(20)

Setelah Nazhar atau Dinazhar Tidak Jadi Meminang (Khitbah) Atau Tidak Jadi Nikah

Masalah 193

Membatalkan Pinangan Masalah 194

Seorang Wanita Menawarkan Dirinya Untuk Dinikahi Oleh Laki Laki Yang Menjadi

Pilihannya Masalah 195

Seorang Menawarkan Anak Perempuannya Atau Saudara Perempuannya Kepada Laki Laki

Shalih Yang Dia Pilih Untuk Dinikahi Oleh Laki Laki Itu Walaupun Laki Laki Pilihannya Itu Telah Mempunyai Istri

Masalah 196

Tidak Sah Nikah Tanpa Wali Bagi Gadis Maupun Janda Masalah 197

Sulthan Adalah Sebagai Wali Bagi Wanita Yang Tidak Mempunyai Wali Masalah 198

 Apabila Walinya Yang Menikahinya Sendiri Masalah 199

 Apabila Wali Tidak Mau Mewalikan Atau Menghalangi Pernikahan Masalah 200

Hukum Khotbah Nikah Tidak Wajib Masalah 201

Perintah Kepada Para Pemuda Yang Telah Mampu Untuk Segera Menikah Masalah 202

(21)

Orang Yang Tidak Mampu Menikah Masalah 203

Memilih Pasangan Masalah 204 Kawin Paksa

Salah satu topik bahasan yang menarik diantara topik topik lain yang memang menarik untuk diketahui adalah

[M A S A L A H 2 0 3 : M E M I L I H P A S A N G A N] Oleh Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat

---Dari Abi Hurairah, dari Nabi shallallahu'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Wanita itu biasa dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena kemuliaan keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka

pilihlah

 yang beragama, karena kalau tidak niscaya engkau akan merugi." Hadits Shahih. Telah dikeluarkan oleh Bukhari (no. 5090) dan Muslim (no. 1466) dan yang

selain keduanya.

Hadits yang lain:

Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Aku pernah menikahi seorang wanita pada zaman Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Lalu aku bertemu Nabi

shallallahu'alaihi wa sallam, maka beliau bertanya (kepadaku): "Ya Jabir, apakah engkau telah menikah?"

 Aku menjawab : "Ya"

(22)

 Aku menjawab : "Dengan janda."

Beliau bertanya lagi: "Kenapa tidak perawan saja yang engkau dapat bermain dengannya?"

 Aku menjelaskan : "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai beberapa orang

saudara perempuan, maka aku khawatir dia masuk diantaraku dan di antara saudara

saudara perempuanku."[1]

Beliau bersabda: "Kalau begitu (alasanmu) bagus. Sesungguhnya perempuan itu  biasanya dinikahi karena agamanya, karena hartanya, karena kecantikannya,

maka

hendaklah engkau memilih yang beragama pasti engkau akan beruntung." Hadits Shahih. Telah dikeluarkan oleh Muslim sesudah hadits Abu Hurairah.

FIQIH HADITS

---Di dalam dua buah hadits yang mulia ini Nabi telah menjelaskan kepada kita akan

adat atau kebiasaan laki laki menikahi wanita karena salah satu dari empat perkara yang tersebut di atas. Kemudian Nabi shallallahu'alaihi wa sallam telah

memberikan petunjuk kepada kita untuk memilih yang tertinggi dan yang termulia

 yang akan memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat, yaitu pilihlah yang  beragama. Yang dimaksud dengan yang beragama ialah wanita yang shalihah

sebagaimana hadits selanjutnya setelah ini dari hadits 'Abdullah bin 'Amr. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa laki laki tidak boleh memilih wanita yang cantik dan seterusnya sebagaimana yang tersebut di hadits. Tidak demikian! Ini

adalah sebuah kesalahan di dalam memahami hadits. Akan tetapi maksudnya -Insya

(23)

 Allah Ta'ala- seperti ini: Misalnya ada seorang laki laki memilih seorang wanita  yang cantik parasnya. Kemudian dia melihat, apakah pilihannya seorang wanita

shalihah? Apakah agamanya dan akhlaqnya secantik wajahnya? Kalau  jawabannya

adalah "ya", maka dia boleh melanjutkan pilihannya. Kiaskanlah dengan keistimewaan yang lainnya! Tetapi kalau jawabannya "tidak", maka dia

dihadapkan

kepada dua pilihan yang salah satunya harus dia tentukan dan tetapkan. Imma dia

melanjutkan pilihannya, berarti dia telah mendahulukan kecantikan dari keshalihan. Imma dia membatalkan pilihannya, berarti dia telah mendahulukan

keshalihan (yakni agama) dari kecantikan. Atau ketika akan memilih dia menentukan sesuai dengan apa yang dia mau -atau katakanlah olehmu sesuai

dengan

seleranya- : Saya akan memilih wanita yang cantik, yang tinggi, yang putih, yang  begini dan begitu dan seterusnya. Pilihan yang seperti ini dibolehkan dan agama tidak pernah melarangnya, karena memang berjalan bersama dengan adat atau

kebiasaan yang berlaku pada manusia. Oleh karena itu Nabi kita yang mulia shallallahu'alaihi wa sallam mengatakan : "Wanita itu biasa dinikahi karena

empat perkara :..."

 Akan tetapi tetap saja penentuan akhirnya ada pada agama sebagaimana Nabi shallallahu'alaihi wa sallam mengakhiri dan menutup sabdanya: Maka pilihlah

 yang  beragama!

Dari sini Nabi yang mulia shallallahu'alaihi wa sallam telah memberikan pengarahan dan petunjuk serta nasehat yang sangat besar, bahwa: Janganlah kau

kalahkan agamamu dengan segala macam kecantikan dan harta benda duniawi. Padahal

sebaik baik kesenangan, kemewahan, harta benda dunia dalah wanita shalihah. Maknanya, kalau pilihanmu jatuh kepada wanita shalihah, berarti engkau telah memiliki harta benda dan kesenangan dunia yang terbaik. Istimewa kalau wanita

shalihah pilihanmu itu adalah seperti yang kau ingini. Demikian juga hukum ini  berlaku kepada setiap muslimah yang akan menjatuhkan pilihannya kepada laki

(24)

muslim.

Dari 'Abdullah bin 'Amr (ia berkata): Sesungguhnya Rasulullah shallallahu'alaihi  wa sallam telah bersabda: "Dunia ini adalah kesenangan, dan sebaik baik 

kesenangan dunia ialah wanita shalihah."

Hadits shahih. Telah dikeluarkan oleh Muslim (no. 1467).

Hadits yang mulia ini sebagai tafsir dari apa yang dimaksud dengan sabda beliau shallallahu'alaihi wa sallam: Pilihlah yang beragama! Yaitu wanita yang

shalihah.

Demikian juga dengan wanita, maka hendaklah dia memilih laki laki yang shalih  yang akan menuntunnya ke jannah dan menjaganya dari api jahannam.

Perhatikanlah

sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam di bawah ini:

Dari Sahl bin Sa'ad As Saa'idiy, ia berkata: Ada seorang laki laki lewat dihadapan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam maka beliau bertanya kepada

laki laki yang sedang duduk di sisi beliau: "Bagaimana pendapatmu tentang orang

ini?" Maka laki laki (yang lagi duduk di sisi beliau itu) menjawab: "Dia adalah seorang laki laki dari orang yang paling mulia (yakni karena kekayaannya). (Orang) ini, demi Allah, layak sekali kalau dia meminang (pasti) akan (diterima pinangannya kemudian) dinikahkan, dan kalau dia meminta tolong (pasti) akan

ditolong, dan kalau dia berkata (pasti) akan didengar."

Sahl bin Sa'ad As Saa'aidiy berkata: "Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam diam (tidak menjawab). Kemudian lewat lagi seorang laki laki (yang lain),

maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam kembali bertanya kepada laki laki  yang sedang duduk di sisi beliau: "Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?"

Maka laki laki itu menjawab: "Wahai Rasulullah, ini adalah seorang laki laki dari orang orang faqir kaum muslimin. (Orang) ini patut kalau dia meminang (pasti) tidak akan dinikahkan, dan kalau dia meminta tolong (pasti) tidak akan

(25)

Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Orang ini lebih baik  sepenuh bumi dari yang seperti orang itu (yakni orang yang sebelumnya)."

Hadits shahih. Telah dikeluarkan oleh Bukhari (no. 5091 & 6447).

---Demikian masalah 203 yang ditulis oleh Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat.

[PERSONAL VIEW]

Dari pembahasan tersebut kita mengetahui bahwa tidak terlarang bila kita mencari

pendamping hidup yang cantik / ganteng, dst, sepanjang tidak melupakan masalah

agama orang yang kita pilih. Karena inilah yang paling penting, agar kita tidak  merugi nantinya.

Mengingat pentingnya pembahasan tentang pernikahan ini, alangkah baiknya  bila

suatu saat Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat menuliskan suatu buku khusus  yang

memuat panduan bagi para ikhwan dan akhwat yang membahas jalan menuju pernikahan. Yaitu apa apa yang perlu dipersiapkan dan ditempuh untuk menuju

pernikahan sesuai Al Qur'an dan Sunnah Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam. Bila pada buku beliau Menanti Buah Hati, tema pembahasan adalah seputar

persiapan dan

pendidikan anak, maka perlu juga dibuat suatu buku khusus pra pernikahan,  yang

membahas hal hal yang perlu diketahui sebelum pernikahan.  Wassalamua'alaikum

(26)

Chandraleka Independent IT Writer

Hukum - Hukum Walimah

.. Hukum - Hukum Walimah ..

Judul Asli : Min Ahkaami 'l-Waliimah min Syarhi Manaari's Sabiil Penulis : Kholid bin Ibrohim Ash Shoq'abii

Judul Indonesia : Hukum - Hukum Walimah - Penjelasan Penting Seputar Penyelenggaraan Pesta Pernikahan

 Alih Bahasa : Hidayat Joko W  Penerbit : Al Qowam Solo Cetakan : Pertama, September 2005

Halaman : x+86

Buku yang ringkas ini, dikemas dalam bentuk buku saku. Isinya seputar masalah penyelenggaraan walimah atau pesta pernikahan. Yaitu hukumnya, hikmahnya,

 waktu pelaksanaannya, hukum memenuhi undangan, dst. Semuanya disusun dalam 13 bab. Inilah sebagian pembahasannya yang bisa saya kutip dengan

meringkasnya:

[PERMASALAHAN KE-1]

PENGERTIAN WALIMAH DITINJAU DARI ASPEK BAHASA DAN SYARA'

--- Walimah ditinjau dari aspek bahasa artinya adalah sempurna dan berhimpunnya sesuatu.

Sedangkan walimah, bila ditinjau dari aspek istilah, pengertiannya adalah hidangan yang khusus diperuntukkan untuk pesta pernikahan.

(27)

[PERMASALAHAN KE-2]

HIKMAH DIADAKANNYA PESTA PERNIKAHAN

---1. Untuk mengumumkan akad nikah. Mengumumkan akad nikah adalah diwajibkan, demi untuk membedakannya dari perzinaan.

2. Untuk melaksanakan perintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan meneladani perbuatan beliau.

3. Untuk memberi makan para fakir miskin.

4. Adanya silaturahmi jika mereka yang menyelenggarakan pesta pernikahan tersebut masih kerabat dekat.

5. Untuk menampakkan nikmat bisa menikah, karena bisa menikah merupakan suatu nikmat, serta bisa menjadikan hati menjadi lega, senang dan tentram

6. Untuk mensyukuri Allah atas limpahan nikmat bisa menikah tersebut.

[PERMASALAHAN KE-3]

HUKUM MENYELENGGARAKAN PESTA PERNIKAHAN

---Dalam kaitannya dengan hal ini, terdapat dua pendapat,

Pendapat pertama, mayoritas ulama berpandangan bahwa menyelenggarakan pesta pernikahan hukumnya adalah sunnah muakkadah.

Pendapat kedua, wajib.

[PERMASALAHAN KE-4]

BATASAN SEDIKIT BANYAKNYA HIDANGAN PADA PESTA PERNIKAHAN

---Tidak ada batasan bagi penyelenggaraan pesta pernikahan dari segi banyak atau sedikitnya hidangan yang dihidangkan.

[PERMASALAHAN KE-5]

 WAKTU PELAKSANAAN PESTA PERNIKAHAN

---Berkaitan dengan permasalahan ini, terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ulama.

(28)

Para ulama pengikut madzhab Hambali berpendapat, "Waktunya setelah dilangsungkan akad."

Para ulama pengikut madzhab Maliki berpendapat, "Waktunya setelah terjadinya persetubuhan." Yakni setelah suami bersetubuh dengan istrinya.

 Yang lebih mendekati kebenaran dalam hal ini adalah bahwa cakupan permasalahan ini amatlah luas. Pesta pernikahan bisa saja diselenggarakan setelah terjadinya akad sampai terjadinya persetubuhan. Rentang waktu pada

hari hari itu adalah saat saat bisa diselenggarakan pesta pernikahan, karena penyebabnya masih ada, yakni adanya kebahagiaan yang masih berlangsung.

[PERMASALAHAN KE-6]

HUKUM MEMENUHI UNDANGAN PESTA PERNIKAHAN

---Pendapat pertama, mayoritas ulama berpendapat bahwa menghadiri undangan pesta pernikahan hukumnya wajib.

Pendapat kedua, sebagian pengikut madzhab Syafi'i dan Hambali berpendapat  bahwa menghadiri undangan pesta pernikahan hukumnya adalah fardhu kifayah.

Pendapat ketiga, sebagian pengikut madzhab Hambali dan Syafi'i lagi  berpendapat bahwa hukumnya adalah sunnah, tidak wajib

[PERMASALAHAN KE-7]

BERBAGAI SYARAT DARI KEWAJIBAN MENGHADIRI UNDANGAN

---Menghadiri undangan untuk bisa sampai pada taraf wajib, haruslah ada berbagai syaratnya, karena tidak semua undangan wajib untuk dihadiri. Adapun berbagai

syaratnya tersebut adalah:

1. Undangan itu adalah yang pertama kali. Maksudnya pada pesta pernikahan di hari pertamanya. Sedangkan undangan pesta pernikahan pada hari keduanya

tidaklah wajib untuk dihadiri.

2. Orang yang diundang itu tidak punya udzur. Jika ia mempunyai udzur, maka tidak diwajibkan untuk menghadiri pernikahan itu.

(29)

4. Orang yang mengundang adalah seorang muslim.

5. Hendaknya orang yang mengundang adalah seorang muslim yang mana ia diharamkan untuk mendiamkannya.

6. Orang yang mengundang mempunyai sumber mata pencaharian yang baik  (halal).

7. Hendaknya undangan itu disampaikan secara khusus, seperti jika orang yang mengundang itu mendatangi atau menelpon orang yang diundang, kemudian ia

 berkata kepadanya, "Datanglah engkau!"

[PERMASALAHAN KE-8]

HUKUM MENGHADIRI UNDANGAN ORANG KAFIR 

---Masalah menghadiri undangan orang kafir, tidaklah terlepas dari dua hal berikut ini:

1. Undangan itu berkaitan dengan simbol simbol agama mereka. Menghadiri undangan yang seperti ini hukumnya adalah diharamkan dan memang tidak 

diperbolehkan untuk menghadirinya.

2. Undangan itu berkaitan dengan urusan duniawi, seperti jika ada momen pernikahan pada mereka, dan kemudian mereka mengundangmu. Maka menurut

pendapat yang masyhur, undangan yang seperti ini tidak boleh dihadiri. Sedangkan menurut pendapat Syaikhul Islam (Ibnu Taimiyah), ia dibolehkan

dihadiri jika memang ada maslahat syar'inya. Sebagai dalilnya adalah Nabi shallallahu'alaihi wa sallam pernah menghadiri undangan seorang Yahudi.

[PERSONAL VIEW]

Buku ini cukup ringkas dan global dalam membahas permasalahan seputar  walimah. Saya kira baik untuk dijadikan sebagai pengantar untuk mengetahui hal

hal yang umum seputar walimah. Dari membaca buku ini kita juga bisa

mengetahui bahwa ada beberapa bagian dari masalah walimah yang diserahkan / dikembalikan kepada kebiasaan masyarakat setempat. Misalnya saja dalam masalah biaya pesta pernikahan. Bila Anda penasaran, silahkan baca buku ini

(30)

Istri Shalihah Anugrah Terindah

Resensi Buku

Judul : Istri Shalihah Anugrah Terindah Penulis : Abdul Malik Al Qosim

Penerbit : At Tibyan - Solo Cetakan : (Tidak tertulis)

Tahun : (Tidak tertulis)

[ISI BUKU] - Mukaddimah

- Buah yang dipetik karena memiliki istri shalihah - Gadis itu dari kalangan mereka

- Pengalaman nyata

- Buah memperistri wanita shalihah

- Dimana Anda mendapatkan wanita shalihah? - Contoh istri shalihah

- Keteguhan - Seruan

Buku ini dimulai dengan satu sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya) :"Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian telah

mampu, maka hendaknya segera menikah. Karena ia lebih bisa menjaga pandangan dan menjaga kemaluan." (Muttafaq 'alaih).

[BUAH YANG DIPETIK KARENA MEMILIKI ISTRI SHALIHAH] Kemudian sang penulis menurunkan puluhan point point - ada 36 point - sebagai

 buah yang bisa didapat karena memiliki istri shalihah. Sebagiannya akan saya kutip di sini. Inilah dia :

(31)

menganjurkan untuk menikah.

- Mentaati Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang memberikan arahan agar menikah dengan wanita shalihah.

- Menjauhkan prasangka orang bahwa dia seorang yang lemah (syahwat), fajir atau prasangka buruk lainnya.

- Menghasilkan keturunan yang baik dan menyambung nasab, dengannya dia  bisa mendapatkan pahala. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam

(yang artinya)

"Jika anak Adam mati, maka putuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara." Nabi menyebutkan diantaranya, (yang artinya) "atau anak shalih yang

mendoakannya." (HR. Muslim).

- Pahala yang akan diperoleh oleh pasangan suami istri setiap kali berinfak, menolong, mengucapkan kata kata yang baik dan menyingkirkan gangguan. - Istri shalihah akan mendoakan suaminya ketika shalat, berdiri maupun duduk.

Dia juga akan mengucapkan terima kasih atas usahamu, atas nafkah yang telah engkau berikan kepadanya dan kebaikanmu. Karena tanda wanita shalihah

adalah berterima kasih kepada suami yang telah berlaku baik kepadanya. - Pahala yang besar sebagai konsekuensi mendidik anak anak dengan baik. - Sesungguhnya menikahi wanita shalihah adalah merupakan perhiasan dunia, keelokannya dan keindahannya. Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang

artinya) :

"Dunia itu adalah perhiasan, sebaik baik perhiasan adalah istri yang shalihah." (HR. Muslim)

- Menikah dengan wanita shalihah akan mendukungnya untuk melakukan ketaatan dan memudahkan baginya untuk menekuni ibadah.

- Menikah dengan istri shalihah lebih dekat (mudah) untuk mendatangkan kebahagiaan, ... Dia mengetahui hak kepemimpinan suami.

- Istri shalihah senantiasa berorientasi padala setiap kali bekerja. Dia tidak akan mendurhakai suami atau membangkang kepadanya.

- Wanita shalihah menjadi teman yang betah tinggal di rumah, bukan orang yang hobi keluar masuk rumah sebagai realisasi dari firman Allah (yang artinya) :

(32)

"Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumahmu." (QS. Al Ahzaab : 33) - Jika suatu ketika musibah kematian menimpa seorang suami, ketika Allah mewafatkannya, maka istri shalihah akan setia mendoakanmu, memohonkan

rahmat dan maghfirah serta berusaha meninggikan derajatmu di akhirat.

[BUAH MEMPERISTRI WANITA SHALIHAH]

Buah dan akibat pernikahan dengan wanita shalihah, salah satunya adalah terjaganya anak anak, baik ketika anaknya masih hidup maupun setelah wafat.

Sang penulis menjelaskan kiprah wanita - wanita muslimah dalam membina pemimpin umat, para ulama dan tokoh tokoh islam. Saya kutip salah satunya,  yang cukup menarik, yaitu kisah Rabi'ah Ar Ra'yi, gurunya Imam Malik bin Anas.

Inilah kisahnya.

 Abdul Wahhab bin Atha' Al Khaffaf berkata: Para masyayikh di Madinah  bercerita bahwa Farrukh Abu Abdurrahman ayahanda Rabi'ah rahimahullah

keluar untuk berperang ke Khurasan di masa pemerintahan Bani Umayyah. Ketika itu Rabi'ah, putra beliau masih menjadi janin di rahim ibunya. Farrukh

meninggalkan untuk istrinya Ummu Rabi'ah 30 000 dinar. Selanjutnya dia menghilang dari Madinah dalam jangka waktu yang sangat lama. Kemudian baru kembali setelah dua puluh tujuh tahun kemudian. Dia

mengendarai kuda dengan membawa tombak di tangannya. Ketika dia sampai di Madinah langsung menuju ke rumahnya dan membuka pintu dengan

tombaknya, lalu masuk rumah. Tiba tiba Rabi'ah keluar menemui dia sedangkan  beliau tidak tahu bahwa dia adalah ayahnya. Rabi'ah berkata : "Wahai musuh  Allah, apakah engkau hendak menyerang rumahku?" Farrukh menyahut : "Wahai

musuh Allah, engkau yang hendak mengganggu istriku di rumahku."

Lalu keduanya saling terkam, masing masing mencengkeram leher yang lain dan  bermaksud untuk memukulnya. Suara keduanya makin keras hingga para tetangga berkumpul. Lalu sampailah kabar tersebut kepada Malik bin Anas rahimahullah dan beberapa syeikh. Mereka segera ingin membantu gurunya (Rabi'ah) untuk mengalahkan musuh yang memasuki rumahnya. Rabi'ah sampai

(33)

 berkata : "Demi Allah aku tidak akan melepaskanmu sampai melaporkannya kepada Sulthan". Begitupun Farrukh, dia berkata : "Aku tidak akan

melepaskanmu kecuali di hadapan Sulthan, karena engkau mengganggu istriku!" Perdebatan semakin ramai. Ketika mereka melihat Imam Malik, mereka pun diam. Lalu Malik berkata kepada Farrukh: "Wahai syeikh, Anda memiliki bukti

selain rumah ini?" Farrukh berkata: "Ini adalah rumahku dan saya adalah Farrukh." Ketika itu, istrinya mendengar suaranya, lalu dia bergegas keluar dan

 berkata: "Ini suamiku, dan ini adalah anakku yang dia tinggalkan ketika saya masih mengandungnya." Lalu keduanya saling berpelukan, yakni Farrukh dan

putranya Rabi'ah dan keduanya pun menangis haru.

Setelah itu Farrukh masuk rumah dan berkata kepada istrinya: "Inikah anakku  yang aku tinggalkan ketika masih janin?" Istrinya menjawab: "Benar." Farrukh  berkata: "Keluarkanlah harta yang pernah aku tinggalkan kepadamu. Saya juga

masih membawa uang sebanyak 4000 dinar". Istrinya berkata : "Aku telah menabungnya dan aku akan mengeluarkannya untukmu beberapa hari lagi". Kemudian Rabi'ah keluar menuju masjid dan duduk di halaqahnya. Lalu Imam

Malik mendatanginya, begitupun Al Hasan bin Yazid dan Ibnu Abi Ali yang dikenal sebagai tokoh tokoh penduduk Madinah. Mereka hendak menuntut ilmu

kepada Rabi'ah, orang yang paling menguasai ilmu.

Sementara itu Ummu Rabi'ah berkata kepada Farrukh suaminya: "Keluarlah dan shalatlah di Masjid Rasulullah. Farrukh keluar menuju masjid dan melihat suatu majlis ilmu yang dipenuhi oleh para penuntut ilmu. Dia mendatanginya dan ikut

di dalamnya. Mereka menyisihkan sedikit tempat untuknya lalu ikut mendengarkan kajian. Ketika itu, Rabi'ah menundukkan kepala sehingga Farrukh tidak melihatnya. Akan tetapi ketika sang ayah mendengar suara syeikh

 yang berbicara, juga komentar orang orang: "Dia adalah Rabi'ah bin Abi  Abdirrahman!" diapun berkata: "Sungguh Allah telah mengangkat derajat

anakku!"

Diapun bergegas pulang dan berkata kepada istrinya: "Demi Allah, aku melihat anakmu berada dalam kedudukan yang belum pernah aku melihat ahli ilmu dan ahli fikih yang seperti itu!" Istrinya berkata : "Manakah yang lebih Anda suka, 30

(34)

000 dinar ataukah kemuliaan yang diraih oleh anakmu?" Farrukh menjawab: "Demi Allah keadaan anakku lebih aku sukai daripada uang 30 000 dinar." Lalu

istrinya berkata: "Sesungguhnya aku telah membelanjakan seluruh harta yang engkau tinggalkan untuk pendidikan anakmu." Farrukh berkata : "Sungguh

engkau tidak menyia nyiakan harta itu." (Hal. 64 - 67).

[SERUAN]

Pada halaman terakhir, Syaikh Abdul Malik Al Qosim berkata,

"Sudah seharusnya Anda menyempurnakan syarat istiqomah dalam pribadimu. Sehingga engkau sukses bersama seorang istri yang shalihah. Yakni hendaknya  Anda berupaya menjadi laki laki yang shalih yang berakhlak dengan akhlak Al Qur'an, mentaati Allah Subhanahu wa ta'ala dan perintah Rasul Nya yang mulia.

 Adalah sia sia jika seorang yang lalai ingin melamar wanita baik baik. Barang siapa hendak melamar wanita baik baik maka tidak perlu memberikan mahar  yang terlalu mahal. Yang perlu Anda pikirkan pertama ketika hendak menikah

dengan wanita shalihah adalah memikirkan upaya untuk memperbaiki dirimu sendiri." (Hal. 81).

[PERSONAL VIEW]

Ini satu buku yang memberikan jawaban kenapa harus menikahi wanita shalihah. Banyak manfaat yang diperoleh dengan menikahi wanita shalihah. Dijelaskan puluhan manfaat di buku tersebut. Dilanjutkan dengan banyak kisah

 yang menggambarkan kiprah para wanita shalihah dalam berbakti kepada suaminya, termasuk juga dalam mendidik anak anaknya. Saya kira buku ini patut

sekali dibaca dan dipahami oleh mereka yang akan menikah. Dan tidak tertutup  juga buat mereka yang sudah menikah. Baik para ikhwan dan juga akhwat.

Benarlah apa yang dikatakan Rasulullah (yang artinya),

"Hendaklah engkau memilih wanita yang baik agamanya, niscaya engkau akan  beruntung." (Muttafaq 'alaihi).

(35)

Istriku Menikahkanku

Resensi Buku

Judul : Istriku Menikahkanku

Penulis : As Sayyid bin Abdul Aziz As Sa'dani Penerbit: Darul Falah

Cetakan : I

Tahun : Agustus 2004 M Halaman : xxii + 173

[ISI BUKU]

Buku ini berbicara panjang lebar tentang ta'addud (poligami). Buku ini terdiri dari tiga bagian besar:

1. BAB I

Berbicara tentang kisah seorang istri yang meminangkan seorang wanita untuk  suaminya. Diikuti dengan contoh contoh lain dari wanita wanita yang

meminangkan untuk suami suami mereka, diantaranya adalah kisah Sarah yang meminang Hajar untuk Ibrahim Alaihissalam. Dilanjutkan dengan sebab sebab

ketakutan para wanita terhadap poligami, sebab sebab wanita menerima poligami, dan juga sebab sebab keberhasilan dan kegagalan sebagian laki laki

dalam berpoligami.

2. BAB II

Pada bab ini pembahasan seputar keutamaan poligami, hukum poligami, faedah faedah poligami, bahaya dilarangnya poligami, dan tidak kalah menariknya tentang poligami sepanjang sejarah; yaitu poligami dalam Yahudi, Nasrani, Masa

Jahiliyah, dan dalam Islam. 3. BAB III

Pembahasan seputar nasihat nasihat untuk istri pertama, kedua, dan juga untuk  suami yang berpoligami, dll. Termasuk juga dibahas tentang bagaimana

(36)

[SEBAB SEBAB KETAKUTAN WANITA TERHADAP POLIGAMI] Berikut saya kutipkan point point penting dan menarik dari Bab I Pasal 6. Koran 'Ukazh telah menyebarkan angket tentang ta'addud, yang diberikan pada 100 orang dari kedua jenis. Dari hasilnya disimpulkan bahwasanya wanita wanita

takut suami mereka menikah lagi karena:

1. Takut perhatian suaminya terhadap dirinya akan berkurang

2. Berkurangnya keberadaan suami di rumah dan tidak adanya perhatian terhadap anak anak 

3. Perasaan takut disia siakan ketika suaminya menikah lagi.

Begitu juga pertanyaan pertanyaan yang disebarkan dalam bentuk angket; menjelaskan penyebab yang mendorong keinginan untuk menikah lagi dengan

 wanita lain :

1. Meningkatnya tingkat ekonomi suami

2. Kebutuhan kebutuhan emosi dan pemikiran yang tidak terpenuhi pada laki laki

3. Tidak adanya kecocokan kecenderungan dan tujuan hidup 4. Perbedaan dalam tingkat kehidupan sosial

5. Buruknya kondisi kesehatan istri

 Angket tersebut juga menjelaskan bagaimana kondisi istri ketika suami memberitahukan keinginannya menikah lagi:

1. Istri istri meminta suami berlaku adil ketika telah memiliki anak anak  2. Mereka meminta suami membatalkan keinginan untuk menikah lagi

3. Mereka minta cerai ketika suami ingin menikah lagi 4. Menolak ta'addud walaupun suami berlaku adil

[SEBAB SEBAB SEBAGIAN WANITA MENERIMA TA'ADDUD] Sang penulis menurunkan 11 sebab, saya akan tuliskan sebagian sebab sebagian

 wanita menerima ta'addud :

(37)

 yang mentaati Allah dan Rasul Nya. Allah Ta'ala berfirman :

"... Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul Nya, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar." (Al Ahzab : 71)

2. Memiliki ilmu tentang hukum hukum syar'iyyah dan penyerahan diri yang sempurna terhadap qadha' Allah membuat mereka menerima syariat ta'addud

dengan jiwa yang ridha dan tenang karena mengamalkan firman Nya, "Dan tidaklah patut bagi seorang Mukmin dan mukminah apabila Allah dan Rasul Nya telah memutuskan satu perkara, lalu mereka memiliki pilihan lain dari

urusan mereka. Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul Nya, sungguh ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata." (Al Ahzab : 36) 3. Kepahaman mereka terhadap bahaya bertambahnya jumlah wanita yang menua, tapi belum menikah, serta dampak dampak negatif yang ditimbulkannya

terhadap kehidupan masyarakat

4. Rasa tanggung jawab wanita, cintanya terhadap saudari saudarinya dari kalangan perawan tua dan janda.

5. Wanita percaya terhadap agama suaminya bahwa ia akan berlaku adil diantara istri istrinya

6. Meningkatnya taraf ekonomi suami di antara perkara yang membuatnya tenang

[KEUTAMAAN TA'ADDUD]

Pada halaman 78 dimuat keutamaan poligami, saya kutip beberapa ayat dan haditsnya :

Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair Radhiyallahu anhu bahwasanya Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma bertanya kepadanya, "Apakah kamu telah menikah?" Sa'id

 bin Jubair menjawab, "Tidak". Dia berkata, "Menikahlah! Sesungguhnya sebaik   baik umat ini adalah yang paling banyak istrinya." (Diriwayatkan Bukhari

(38)

(9/140).

"... Maka nikahilah wanita wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga, atau empat, ..."(An Nisaa : 3)

 Ayat ini menunjukkan bahwa HUKUM ASAL dalam pernikahan itu adalah TA'ADDUD. Dalam ta'addud ada bentuk ketaatan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi

 wa sallam dan meneladani sunnahnya.

"Sungguh bagi kalian pada diri Rasulullah itu ada suri tauladan yang baik ..."(Al  Ahzab : 21)

Juga perlu diingat bahwa ta'addud merupakan sunah para nabi dan rasul sebelumnya. Ibrahim alaihissalam menikahi dua istri. Daud - sebagaimana disebutkan dalam Taurat - menikah dengan seribu wanita. Sulaiman menikah

dengan seratus wanita.

Telah berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Berkata Sulaiman alaihissallam, 'Aku pasti akan menggilir seratus atau sembilan puluh sembilan

 wanita (istrinya) malam ini. Seluruhnya pasti melahirkan pahlawan yang  berperang dijalan Allah'. Sahabatnya berkata kepadanya, 'Ucapkanlah, 'Insya  Allah'. Dia lupa mengucapkannya. Oleh karena itu tidak satu pun dari istrinya

 yang hamil, kecuali seorang, yang melahirkan setengah manusia.' Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,'Demi (Allah) Yang jiwaku berada di tangan Nya, kalau ia mengucapkan insya Allah, niscaya mereka akan berperang

di jalan Allah sebagai pahlawan seluruhnya'. (HR. Bukhari Muslim).

[FAEDAH FAEDAH TA'ADDUD]

Sesungguhnya ta'addud memiliki faedah faedah yang agung, diantaranya (pasal 3 hal. 88 - 93):

1. Mengentaskan permasalahan bertambahnya jumlah wanita wanita yang menjadi perawan tua karena banyaknya kaum lelaki yang terbunuh di dalam

(39)

2. Ta'addud adalah jalan untuk menjaga kesucian, menutup pintu zina, dan mencegah tersebarnya kekejian. Diantara laki laki ada yang memiliki syahwat  yang kuat, tidak cukup dengan seorang wanita. Dia juga seorang yang bertakwa,

 bersih dan takut zina. Oleh karena itu ta'addud adalah cara untuk menjaga kesucian.

3. Ta'addud merupakan salah satu kebutuhan masyarakat. Misalnya, istri telah lanjut usia atau sakit dan ia mempunyai anak anak. Jika suami menahannya dan

tidak menikah lagi, ia takut jatuh pada perbuatan zina. Jika diceraikannya, ia akan memisahkan antara dirinya dan diri anak anaknya, maka masalah tidak 

hilang, kecuali dengan ta'addud.

4. Setelah pernikahan bisa jadi terungkap bahwa istri mandul, jalan keluarnya adalah menceraikannya. Apabila ia memiliki kemampuan untuk menikah lagi dengan wanita lain dan tanpa menceraikannya, maka seorang yang berakal tidak 

akan mengatakan, "menceraikannya adalah lebih baik".

5. Merupakan suatu ketetapan secara ilmiah bahwa kesuburan wanita untuk  melahirkan berhenti setelah berumur 50 tahun, sedangkan suami terus memiliki

kemampuan untuk memiliki anak sampai berumur lebih 70 tahun. Kita tidak   boleh membatasi suami yang masih ingin memiliki anak. Sehubungan dengan

itu, jalan keluarnya adalah dengan ta'addud.

6. Ta'addud mewujudkan keadilan dan persamaan karena ia membuat wanita tidak memonopoli seorang laki laki, sementara banyak janda, gadis dan perawan

tua yang tidak dapat merasakan kehidupan suami istri.

7. Ta'addud adalah salah satu sebab untuk menjadi kaya, mendapatkan kebaikan, dan rejeki yang banyak.

[PERSONAL VIEW]

Buku yang ditulis oleh As Sayyid bin Abdul Aziz As Sa'dani ini merupakan buku  yang cukup lengkap membahas tentang poligami. wallahu'alam. Sebab sebab  wanita membenci poligami, hukum poligami, faedah faedahnya, dll, termasuk 

(40)

lengkap.Ada kesalahpahaman di masyarakat kita, mereka memandang bahwa pernikahan itu asalnya monogami (satu istri), kecuali bila sang istri sakit, maka

sang suami boleh menikah lagi. Ini adalah pola pikir yang terbalik. Yang benar, adalah hukum asal pernikahan itu adalah poligami, dengan syarat adil. Bila tidak 

mampu berlaku adil maka menikahlah satu saja.

Pada bagian lain di buku tersebut ada juga manfaat / faedah yang didapat bagi istri yang suaminya menikah lagi, yaitu :

1. Membantu wanita agar lebih bisa berkonsentrasi untuk ibadah dan mengawasi anak anak 

2. Memberi peluang baginya untuk menyiapkan diri untuk suaminya dan menantinya dengan kerinduan

3. Menginapnya suami dengan istri yang lain berarti meringankan beban istri  yang belum sampai jadwalnya dalam menginap dari beratnya beban berkhidmat

kepada suami

Bagi para wanita yang membenci poligami, ingatlah ayat berikut ini "Dan tidaklah patut bagi seorang Mukmin dan mukminah apabila Allah dan Rasul Nya telah memutuskan satu perkara, lalu mereka memiliki pilihan lain dari

urusan mereka. Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul Nya, sungguh ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata." (Al Ahzab : 36) Bagi kaum laki yang berpoligami, ingatlah hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi

 wa sallam ini

"Barangsiapa yang memiliki dua orang istri lalu ia condong pada salah satunya, maka ia akan datang pada hari kiamat sedangkan bahunya miring." (HR. Abu

Daud (2/242))

Perlu diingat, bahwa poligami sudah ada sejak agama agama terdahulu, sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Para nabi berpoligami, para

raja raja berpoligami, termasuk orang orang besar juga berpoligami. Ketika diutusnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, poligami DIBATASI sampai hanya EMPAT saja. Maka sangat salah sekali orang orang yang menuduh Islam

 yang melakukan poligami. Islam datang membatasi poligami hanya sampai empat saja. Inilah yang tengah tengah, tidak melarang poligami dan tidak 

(41)

membebaskan poligami sebebas bebasnya.

"Dan taatilah Allah dan Rasul supaya kalian diberi rahmat." (Ali Imran : 132) Semoga bermanfaat.

Larangan Shalat di Masjid yang dibangun di Atas Kubur

... Ringkasan Buku ...

http://buku-islam.blogspot.com

Judul : Larangan Shalat di Masjid yang dibangun di Atas Kubur Penulis : Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani

Penerbit : Pustaka Imam Asy Syafi'i Cetakan : I - April 2004 M

Halaman : xviii + 275

Ini adalah satu buku ilmiyah yang perlu dan penting untuk dipelajari oleh kaum muslimin. Karena memuat pokok permasalahan yang mendasar dalam kaitannya dengan penegakan tauhid dan menutup jalan menuju kemusyrikan.

secara garis besar buku ini berfokus pada dua hal: 1. Hukum pendirian masjid di atas kuburan.

2. Hukum shalat di masjid masjid yang didirikan di atas kuburan.

Lebih detailnya pembahasan pada masing masing bab adalah:

BAB SATU

Hadits-hadits tentang larangan menjadikan kuburan sebagai masjid BAB DUA 

 Arti menjadikan makam sebagai masjid BAB TIGA 

Referensi

Dokumen terkait

International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (2005: 127) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

Perencanaan Konstruksi adalah penyedia jasa orang perorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu

Tingkat kemampuan berfikir abstraksi peserta didik pada suatu kelas berbeda- beda. Berpikir abstrak dalam hal ini adalah suatu kemampuan menemukan cara- cara dalam

McLeod, Jr., (2001: 15) menyatakan bahwa data terdiri dari fakta- fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Sebagai contoh, jumlah jam kerja pegawai,

Selain itu selama diberlakukan kebijakan SMART Service Admission belum pernah dilakukan analisis yang berkaitan dengan kepuasan pasien saat menjalani proses

+ )iskusikan dengan keluarga tentang alternatif koping adaptif?sumber pendukung dalam menangani masalah perawat klien ". <eluarga dapat menggunakan koping yang telah

Jenis Obat Jenis Obat Hormonal Hormonal Obat / golongan Obat / golongan obat yang obat yang berinteraksi berinteraksi Mekanisme Mekanisme interaksi interaksi Jenis Jenis