• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Dalam dokumen | Website Resmi Bappeda Kota Dumai | (Halaman 12-91)

Bab ini menggambarkan tentang identifikasi permasalahan; telaah visi, misi, dan program Walikota dan Wakil Walikota yang terpilih; faktor-faktor penghambat ataupun pendorong pela-yanan ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L, telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan isu-isu strategis yang mempengaruhi permasalahan pelayanan terkait dengan tugas dan fungsi Bappeda Kota Dumai.

Bab IV. Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Kebijakan

Berisikan tentang visi dan misi Bappeda Kota Dumai, tujuan dan sasaran jangka menengah, strategi dan kebijakan.

Bab V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif

Bab ini menguraikan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja dan pendanaan indikatif, dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran Bappeda Kota Dumai lima tahun mendatang.

Bab VI. Indikator Kinerja BAPPEDA yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Berisikan tabel indikator kinerja Bappeda Kota Dumai yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kota Dumai.

BAB II

GAMBARAN UMUM PELAYANAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DUMAI

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Secara umum Bappeda merupakan unit organisasi yang

melaksanakan perencanaan pembangunan daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN). Menurut undang-undang tersebut,

perencananaan pembangunan terbagi kedalam tiga jangka waktu yakni jangka panjang, menengah, dan jangka pendek. Perencanaan Jangka Panjang adalah perencanaan yang dilaksanakan untuk jangka waktu 20 tahun. Perencanaan Jangka Menengah dilaksanakan untuk jangka waktu 5 tahun dan perencanan jangka pendek untuk jangka waktu 1 tahun.

Perencanaan jangka panjang, menengah dan pendek dituangkan dalam dokumen perencanaan. Rencana Kerja Jangka Panjang (RPJP) adalah dokumen perencanaan daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan visi, misi, dan program prioritas dan perdoman penyusunan RPJM. Rencana Kerja Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyusunan Renstra dan Renja SKPD, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang berfungsi untuk Pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD.

Proses penyusunan mulai dari pengumpulan data dan informasi hingga tersusunnya dokumen perencanaan dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat serta para pemangku kepentingan lainnya. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan diwadahi dalam bentuk kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Selain itu Bappeda juga berkoordinasi dengan Instansi pemerintah lainnya dalam rangka sinkronisasi perencanaan pembangunan.

Dalam kegiatan Musrenbang, Bappeda mengkoordinir proses perencanaan pembangunan yang diawali dari desa, kecamatan hingga Kota yakni proses Musrenbang. Hasil-hasil musrenbang merupakan dasar bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang selanjutnya

sebagai acuan dalam menetapkan APBD. Proses perencanaan ini merupakan kegiatan rutin yang harus dilaksanakan oleh Bappeda dengan siklus sebagai berikut :

Gambar 2.1

Siklus Perencanaan dan Penganggaran

Sekretaris Bappeda merupakan koordinator untuk melaksanakan siklus perencaan tersebut. Dalam uraian tugas pokok dan fungsinya, Sekretaris Bappeda mempunyai tugas membantu Kepala Bappeda dalam mengumpulkan dan mengolah data dalam menyusun rencana program,

monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan, menyelenggarakan

ketatausahaan, administrasi kepegawaian administrasi keuangan,

pembiayaan pembangunan dan urusan umum serta memberikan pelayanan administrasi kepada semua unit kerja di lingkungan Bappeda. Sekretariat Bappeda adalah unit pelaksana dibawah Sekretaris guna melaksanakan tugas-tugas dimaksud. Selain melaksanakan kegiatan rutin sebagaimana siklus di atas, Bappeda juga melaksanakan perencanaan makro yang berkaitan dengan bidang pemerintahan, kemasyarakatan, sarana dan prasarana wilayah, tata ruang wilayah maupun kawasan, perekonomian, penelitian dan pengembangan serta pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah.

2.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Dumai, yang dijabarkan dalam Peraturan Peraturan Walikota Dumai Nomor 33 tahun

2008, Tentang Tugas, Fungsi Dan Uraian Tugas Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Dumai, menyebutkan bahwa BAPPEDA Kota Dumai mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Merumuskan kebijaksanaan dan menkoordinasikan perencanaan

pembangunan, serta evaluasi akuntabilitas dan pencapaian kinerja pemerintah;

b. membina penyelengaraan administrasi umum, penyusunan rencana kegiatan, statistik dan pelaporan;

c. melakukan pembinaan dan kordinasi penelitian dan pengembangan sistem perencanaan pembangunan;

d. melakukan hubungan dan kerja sama dengan unit kerja terkait.

Sementara untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, BAPEDA Kota Dumai mempunyai fungsi :

a. pembinaan penyusunan rencana kegiatan, administrasi umum meliputi

ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga, keuangan dan kepegawaian;

b. perumusan kebijaksanaan dan mengkoordinasikan perencanaan

pembangunan serta penilaian hasl pelaksanaannya; c. pembinaan dan pengendalian statistik dan pelaporan;

d. pengendalian dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan sistem

perencanaan;

e. perumusan perencanaan strategik, pengukuran kinerja dan evaluasi serta

pelaporan akuntabilitas kinerja;

f. perumusan perencanaan pembangunan yang meliputi bidang ekonomi,

pertanian dan sosial budaya serta sumber daya manusia dan sarana dan prasarana.

Mengacu pada uraian tugas dan fungsi, pelaksanaan pelayanan kinerja Bappeda mengerucut menjadi 4 (empat) peran yang saling terkait, yaitu peran sebagai (1) perumus kebijakan di bidang Perencanaan (policy maker), (2) koordinator (coordinator), (3) Lembaga Pemikir/Kajian/Evaluasi Kebijakan Pembangunan (think-tank), dan (4) administrator (Administration). Keempat peran tersebut dijabarkan ke dalam pelaksanaan berbagai kegiatan strategis. Sebagai pengambil kebijakan/keputusan di bidang perencanaan, Bappeda menentukan kebijakan dan program dalam rencana pembangunan daerah baik jangka panjang (RPJPD), menengah (RPJMD) maupun tahunan (RKPD). Untuk rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) yang bersifat tahunan, disusun berikut perkiraan anggarannya/plafon pagu anggaran sementara (PPAS). Selain tugasperencanaan tersebut, Bappeda juga berperan dalam turut menentukan kebijakan-kebijakan penanganan permasalahan yang mendesak dan berskala besar, seperti penanganan pasca bencana alam dan perubahan iklim (climate change).

Sebagai Lembaga Pemikir/Kajian/Evaluasi Kebijakan Pembangunan, Bappeda melakukan kajian/telaahan/evaluasi kebijakan pembangunan baik sebagai masukan untuk penyusunan rencana pembangunan daerah maupun

untuk perumusan kebijakan-kebijakan strategis lainnya. Sebagai

koordinator, Bappeda antara lain melakukan berbagai kegiatan koordinatif dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) baik dalam rangka pelaksanaan tugas utama di bidang perencanaan maupun tugas-tugas lainnya dari Walikota seperti penanganan pasca bencana yang memerlukan koordinasi antar instansi pemerintah dan dengan lembaga lain; koordinasi perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan; koordinasi, fasilitasi dan pelaksanaan pencarian sumber-sumber pembiayaan daerah, dan pengalokasian dana untuk pembangunan bersama Dinas/Badan (SKPD) terkait; serta koordinasi kegiatan strategis sesuai penugasan.

Selanjutnya sebagai administrator, antara lain pengelolaan dokumen perencanaan; penyusunan dan pengelolaan laporan hasil pemantauan atas pelaksanaan rencana pembangunan; penyusunan dan pengelolaan laporan hasil evaluasi; serta pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan.

Selama periode 2011-2015, pelaksanaan keempat peran tersebut telah diupayakan secara optimal. Namun demikian, upaya tersebut masih menyisakan persoalan yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan, antara lain belum sepenuhnya selaras antara rencana pembangunan (RPJPD, RPJMD, RKPD) dengan pelaksanaannya di tingkat SKPD Kota Dumai. Terkait dengan munculnya berbagai masalah baru dan mendesak, seperti penanggulangan kemiskinan, penanganan terhadap dampak pemanasan global, dan antisipasi terhadap menurunnya dana bagi hasil minyak bumi akibat menurunnya produksi minyak bumi di Riau, fluktuasi harga bahan bakar minyak, yang mempengaruhi daya beli rakyat, Bappeda dituntut untuk antisipatif dan proaktif serta mampu mengembangkan sistem pendeteksian

dini (early warning system) sehingga pencapaian tujuan pembangunan

daerah dan nasional tetap terjamin.

2.1.2. Struktur Organisasi

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai didukung dengan susunan organisasi sebagai berikut:

1. Kepala Badan

2. Sekretariat, terdiri dari ;

- Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan

- Sub Bagian Kepegawaian

- Sub Bagian Administrasi dan Umum

3. Bidang Fisik, Sarana dan Prasarana Wilayah, terdiri dari ;

- Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

- Sub Bidang Perhubungan,Lingkungan Hidup dan Tamben

4. Bidang Ekonomi, terdiri dari :

- Sub Bidang Pertanian

- Sub Bidang Perekonomian

5. Bidang Sosial dan Budaya, terdiri dari :

- Sub Bidang Agama,Sosial dan Kebudayaan

6. Bidang Statistika, Evaluasi dan Pengukuran Kinerja, terdiri dari

- Sub Bidang Statistik dan Pelaporan

- Sub Bidang Evaluasi dan Pengukuran Kinerja

7. UPT Balai Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :

- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan.

- Sub Bidang Tata Usaha Litbang.

2.2. Sumber Daya Bappeda Kota Dumai

2.2.1. Sumberdaya Aparatur

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai, didukung oleh 39 orang Pegawai Negeri Sipil, dengan perincian sebagai berikut:

a. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Jenis Kelamin.

Keadaan Pegawai Negeri Sipil Kota Dumai berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1

Pegawai Negeri Sipil BAPPEDA Kota Dumai Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016

NO BIDANG JUMLAH PNS (org) Laki-laki (org) Perempuan (org) 1 Sekretariat 12 8 4 2 Stapel 8 7 1 3 Ekonomi 5 2 3 4 Sosbud 6 4 2 5 Fisapra 8 6 2 J U M L A H 39 27 12

Sumber : Sekretariat Bappeda Kota Dumai Tahun 2016

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai didominasi oleh PNS Laki-laki sejumlah 27 orang.

b. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan Ruang Gaji.

Keadaan Pegawai Negeri Sipil Kota Dumai berdasarkan golongan ruang dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.2

Pegawai Negeri Sipil BAPPEDA Kota Dumai Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Tahun 2016

NO GOLONGAN RUANG GAJI JUMLAH

(org) PERSENTASE (%) 1 Golongan IV 7 17,95 2 Golongan III 25 64,10 3 Golongan II 7 19,95 J U M L A H 39 100%

Sumber : Sekretariat Bappeda Kota Dumai Tahun 2016

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai didominasi oleh golongan III sejumlah 25 orang atau 64,10 %. Secara sederhana kondisi Pegawai Negeri Sipil menurut golongan ruang gaji dapat dilihat gambar berikut ini.

Gambar 2.1. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Tahun 2016

c. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Jabatan/ Esselonering.

Pegawai Negeri Sipil Bappeda Provinsi yang berjumlah 39 orang, berdasarkan jabatan dan eselonering terbagi dalam 4 (empat) kelompok sebagaimana data pada tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.3

Keadaan Pegawai Negeri Sipil BAPPEDA Kota Dumai Menurut Jabatan Tahun 2016

NO JABATAN/ESELON JUMLAH (org) PERSENTASE (%) 1 Eselon II 1 2,56% 2 Eselon III 5 12,82% 3 Eselon IV 13 33,33% 4 Staf/Non Struktural 19 51,28% J U M L A H 39 100%

Sumber : Sekretariat Bappeda Kota Dumai Tahun 2016

Secara sederhana gambaran Pegawai Negeri Sipil Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai menurut Jabatan/Esselon dapat dilihat gambar berikut ini.

Gambar 2.2.Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Jabatan/ Esselon Tahun 2016

d. Keadaan PNS Menurut Tingkat Pendidikan Formal.

Tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai, dijelaskan pada tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.4

Pegawai Negeri Sipil BAPPEDA Kota Dumai berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2016

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE

1 STRATA 2 (S2) 17 43,59%

2 STRATA 1 (S1) 15 38,46%

3 DIPLOMA 1 2,56%

4 SLTA SEDERAJAT 6 15,38%

J U M L A H 100%

Sumber: Sekretariat Bappeda Kota Dumai Tahun 2016

Dari tabel 2.3 di atas terlihat tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil

Badan Perencanaan Daerah Kota Dumai didominasi oleh tingkat

pendidikan Sarjana Strata II (S2) yang berjumlah 17 orang atau 43,59%. Secara umum tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai cukup baik, dimana dari 39 orang Pegawai Negeri Sipil terdapat 32 orang atau 82,05 % yang berpendidikan Sarjana Strata I dan Sarjana Strata II. Secara sederhana dapat lihat gambar berikut ini.

Gambar 2.3. Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil Bappeda Kota Dumai Tahun 2016

2.2.2 Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai, memiliki 1 (satu) gedung yang terdiri dari 2 (dua) lantai. Setiap lantai dan ruangan kerja Pegawai

Negeri Sipil dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan Air Condition (AC). Di setiap ruangan juga dilengkapi prarasana dan sarana kerja berupa meja dan kursi kerja, komputer, printer, mesin photo copy, scanner serta jaringan WiFi, untuk mendukung penggunaan teknologi informasi, sumber data dan literatur dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Khusus untuk pejabat struktural eselon II dan III untuk kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi disediakan kendaraan dinas atau operasional.

Fasilitas pendukung dalam melaksanakan tugas-tugas di Bappeda antara lain adalah sebagai berikut :

Tabel 2.5

Jenis Sarana dan Prasarana Bappeda Kota Dumai

NO JENIS BARANG TAHUN JUMLAH KET

1. Bangunan Gedung 1 Unit

Bangunan Arsip/Aset 2015 1 Unit Kondisinya

Arsip dan Aset

selama ini penyimpanann ya di tempat server dan di ruang bagian keuangan Bappeda artinya sembarang tempat

Bangunan Bak Air 2013 1 Unit Kondisinya

penampungan air yang tidak mencukupi kebutuhan Pegawai

Ruang Kepala 1 Ruang Rehab ruang

kepala yang dulunya posisinya berdekatan dengan Ruang Keuangan dan Sempit

Ruang Sekretaris 1 Ruang Rehab ruang Sekretaris yang dulunya posisinya berada di Umum, tapi penambahan pada kegiatan Rehab Ruang Kepala.

Ruang Bidang 4 Ruang Partisi Peruang

karena kondisinya terlalu terbuka lebar antara Pimpinan dengan Staf

Ruang Keuangan 1 Ruang

Ruang Mushola 1 Ruang

Ruang Rapat 1 Ruang Rehab Plafon

karena bocornya atap sehingga merembes ke plafon dan rehab atap karena rusak dan lapuk. WC 7 Ruang Terdapat rehab WC karena kondisinya Karena saluran pembuangan yang tersumbat sebanyak 4 unit

2. KENDARAAN DINAS Terdapat

kendaraan untuk kebutuhan survey sedangkan yang lama sudah pada rusak ringan,usia mobil telah melewati batas pelelangan dan 1 unit kecurian Roda 4 8 Unit Roda 2 8 Unit 3. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

Komputer (PC) 35 Unit Terdapat

rusak berat sebanyak 15 unit

Laptop/Note Book 18 Unit Terdapat

rusak ringan sebanyak 4 dan 1 kecurian

Mesin Photocopy 2 Unit

Camera 5 Unit Terdapat 1

unit yang kecurian

Scanner 5 Unit

Printer 27 Unit

Projector 4 Unit

UPS 7 Unit Terdapat

belanja UPS karena kondisi yang lama rusak berat 4 unit dan tidak bisa

menampung data

J U M L A H

2.3 Kinerja Pelayanan Bappeda

Pencapaian Kinerja Pelayanan Bappeda Kota Dumai merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan pengendalian dan evaluasi proses

perencanaan yang dilakukan. Dengan indikator kinerja ini akan

memudahkan bagi perencana untuk menentukan sejauhmana target dan realisasi program dan kegiatan dapat dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Beberapa indikator kinerja Bappeda Kota Dumai disajikan dalam tabel sebagai berikut;

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda

Dalam upaya meningkatkan kinerja pelayanan Bappeda kurun waktu lima tahun ke depan, perlu mengetahui dinamika tantangan dan peluang yang ada, guna mempertajam kebijakan pelayanan Bappeda untuk mendukung pencapaian target dan sasaran RPJMD.

1. Tantangan

Keberhasilan perencanaan pembangunan sangat didukung oleh kom-petensi dan kapabilitas SDM perencana yang handal dan visioner. Dalam rangka mewujudkan perencanaan pembangunan Kota Dumai yang baik dan tepat sasaran, guna mencapai tujuan dan sasaran pembangunan, dibutuhkan SDM perencana sektoral yang kompeten untuk mendukung kinerja perencanaan pembangunan. Namun hingga saat ini, SDM peren-cana sektoral di lingkungan Pemerintah Kota Dumai masih belum memiliki kualitas dan kompetensi yang memadai.

Pola karier kepegawaian yang tidak menerapkan prinsip

kesinambungan jabatan, kurangnya pelatihan, bimbingan teknis dibidang perencanaan pembangunan.

Kurangnya pengetahuan SKPD terhadap proses dan mekanisme perencanaan pembangunan, faktor yang mempengaruhi adalah tidak adanya perencana di SKPD yang secara fungsional menangani perencanaan sehingga sering kali berubah

Tantangan lainnya dalam mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas adalah belum optimalnya partisipasi masyarakat serta relevansi pemanfaatan hasil perencanaan. Ke depan, perlu upaya yang lebih maksimal untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap perencanaan pembangunan daerah Kota Dumai, sehingga tercipta rasa memiliki terhadap pembangunan daerah Kota Dumai.

Kurangnya kesadaran tentang arti penting perencanaan

pembangunan, faktor yang mempengaruhi adalah paradigma

pembangunan yang belum berubah sejak otonomi daerah, sementara peraturan yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan telah disesuaikan dengan era otonomi daerah

Konsistensi terhadap perencanaan pembangunan masih rendah, faktor yang berpengaruh adalah adanya kesadaran masyarakat akan pemerataan pembangunan sehingga perencanaan yang sudah disusun terkendala oleh kehendak masyarakat serta kekuatan politik yang terkadang menyimpang dari perencanaan.

Selain itu, tantangan pengembangan pelayanan Bappeda ke depan adalah perkembangan teknologi informasi yang semakin maju dan tak terbatas. harus mampu dimanfaatkan dengan tepat, guna mendukung proses perencanaan secara terbuka dan transparan, serta membuka akses informasi kepada masyarakat secara tepat dan cepat, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat terlibat aktif pada setiap proses

pembangunan di Kota Dumai.

2. Peluang

Adanya peraturan dibidang Perencanaan Pembangunan. UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, membuat posisi dan

peranan Bappeda sangat strategis dalam menentukan arah

pembangunan daerah. Dokumen perencanaan pembangunan yang dihasilkan oleh Bappeda akan menjadi pedoman dan acuan bagi daerah dalam melaksanakan pembangunan dan pengembangan daerah.

Perencanaan pembangunan daerah harus melihat globalisasi sebagai satu peluang baik untuk memajukan pembangunan daerah. Menjawab peluang tersebut dibutuhkan kompetensi perencana pembangunan daerah yang sensitif terhadap perkembangan global yang dapat memberikan pengaruh positif pada pembangunan daerah ke depan.

Peningkatan kapasitas SDM perencana juga semakin terbuka, baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Didukung pula oleh terbitnya Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), terbuka peluang pengembangan komptensi aparatur untuk menciptakan aparatur yang berkualitas.

Globalisasi yang merupakan faktor lingkungan

eksternal/internasional semakin berpengaruh dalam proses

pembangunan di Indonesia termasuk di dalamnya Kota Dumai, seperti cara pandang tentang demokrasi, perdagangan dan perkembangan teknologi (IT). Dilihat dari sisi positif,globalisasi dapat menjadi peluang yang baik untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas daerah dalam menghadapi tantangan internasional.

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan lembaga perencanaan dan pengendalian yang bersifat lintas wilayah, sektoral dan

waktu yang diharapkan dapat mengakomodasi kebijakan-kebijakan

pembangunan secara menyeluruh dalam satu kesatuan pembangunan wilayah.

Tugas dan fungsi Badan Perencanaan Daerah yaitu melaksanakan tugas umum Pemerintahan dibidang perencanaan pembangunan ekonomi, ketenagakerjaan, sarana dan prasarana, sumberdaya manusia, penelitian, pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana mekanisme perencanaan pembangunan Daerah dituntut untuk semakin transparan, partisipatif dan akuntabel.

Berdasarkan analisis yang diperoleh dari perencanaan pembangunan daerah Kota Dumai, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

a) Belum optimalnya komitmen dalam pengolahan data dan statistik untuk

perencanaan pembangunan.

b) Belum efektifnya perencanaan bottom up yang disebabkan kurang

akuratnya data pendukung perencanaan pembangunan.

c) Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan

pembangunan.

d) Perencanaan pembangunan yang masih berorientasi pada output.

e) Masih terdapatnya inkonsistensi dokumen perencanaan pembangunan.

f) Masih rendahnya kreatifitas dan inovasi perencana dalam menyusun perencanaan dan sumber-sumber penganggaran pembangunan.

g) Masih kurangnya peran pengendalian monitoring dan evaluasi

Bappeda Kota Dumai memiliki jumlah Pegawai sebanyak 39 orang yang terdiri dari 17 orang pejabat struktural 20 orang staf dan belum memiliki tenaga fungsional perencana. Komposisi Pegawai tersebut telah sesuai dengan beban kerja namun dalam hal penempatan pegawai masih belum sesuai dengan kebutuhan bidang keahliannya yang memerlukan ketepatan metoda analisis, ketepatan waktu, tepat sasaran dan tepat dari sisi anggaran.

Berdasarkan kondisi objektif yang dipaparkan diatas, kapasitas Bappeda Kota Dumai sebagai lembaga perencanaan pembangunan Kota Dumai perlu diperkuat, sehingga dapat melaksanakan proses perencanaan pembangunan secara baik. Faktor pendorong dan penghambat secara internal kelembagaan Bappeda yang terkait dengan tujuan jangka menengah Kota Dumai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1.

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi BAPPEDA Kota Dumai

Permasalahan pelayanan Bappeda Faktor yang mempengaruhi

Penghambat Pendorong

1 2 3

Masih rendahnya kreatifitas dan

inovasi dalam menyusun

perencanaan dan sumber-sumber penganggaran pembangunan.

Penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan

Adanya pemberian tindakan

disiplin dan pengharg dataan dalam melaksanakan tugas.

Belum efektifnya perencanaan bottom

up yang disebabkan kurang

akuratnya data pendukung

perencanaan pembangunan.

- Lemahnya Koordinasi dengan Stakeholders dibidang data. - Belum tersedianya mekanisme

usulan perencanaan

pembangunan melalui bottom

up.

- Adanya komitmen bersama dalam mewujudkan program pembangunan Kota Dumai.

- Tersedianya sistem

e-planning.

Belum optimalnya komitmen dalam pengolahan data dan statistik untuk perencanaan pembangunan.

Belum optimalnya peran aktif SKPD terhadap perencanaan.

Adanya keinginan bersama

antar SKPD dalam

penyeragaman Masih kurangnya peran pengendalian

monitoring dan evaluasi

pembangunan.

Hasil monitoring dan evaluasi

belum dijadikan pedoman

dalam perencanaan

Ketersediaan media komunikasi elektronik yang dapat diakses.

3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih.

Menelaah visi, misi dan program Walikota Dumai dan Wakil Walikota Dumai terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama kepemimpinannya, dan untuk mengindentifikasi

faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat

mempengaruhi pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Dumai tersebut. Hasil identifikasi Bappeda Kota Dumai tentang faktor-faktor

penghambat dan pendorong pelayanan Bappeda Kota Dumai yang dapat

mempengaruhi pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih ini akan menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis pelayanan Bappeda

Kota Dumai. Dengan demikian, isu-isu yang dirumuskan tidak saja

berdasarkan tinjauan terhadap kesenjangan pelayanan, tetapi juga berdasarkan kebutuhan pengelolaan faktor-faktor agar dapat berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Dumai.

Dalam dokumen | Website Resmi Bappeda Kota Dumai | (Halaman 12-91)

Dokumen terkait