R
R
E
E
N
N
S
S
T
T
R
R
A
A
B
B
A
A
P
P
P
P
E
E
D
D
A
A
K
K
O
O
T
T
A
A
KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KOTA DUMAI
Nomor :
/Bappeda/2016
TENTANG
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DUMAI
TAHUN 2016-2021
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DUMAI
Menimbang : a. Bahwa untuk dapat mewujudkan kinerja dalam urusan Pemerintah Umum guna mendukung Visi dan Misi Pemerintah Kota Dumai Nomor 08 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Dumai Tahun 2021, perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai Tahun 2016-2021 sebagai pedoman yang wajib dipatuhi/ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh Pejabat Struktural dan karyawan di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai;
b. bahwa untuk dapat mewujudkan maksud huruf "a" di atas,maka perlu ditetapkan dengan suatu keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Dumai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3829);
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3866);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pendayagunaan Aparatur Negara;
11. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
15. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 6 Tahun 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Dumai Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kota Dumai Tahun 2016 Nomor 1 seri A);
16. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 8 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Daerah Kota Dumai Tahun 2016-2021;
17. Peraturan Walikota Dumai Nomor 3 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kota Dumai Tahun 2016 Nomor 1 Seri A).
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DUMAI TAHUN 2016-2021. KESATU : Penetapan Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Dumai Tahun 2016 2021 sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keputusan ini;
KEDUA : Rencana Strategis (RENSTRA) sebagaimana dimaksud diktum KESATU di atas merupakan pediman yang wajib dijadikan acuan, rujukan dan dilaksanakan oleh seluruh Pejabat Struktural, Karyawan di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing;
KETIGA : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada APBD Kota Dumai c/q belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai Tahun Anggaran 2016-2021;
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perubahan sebagaimaa mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan.
Ditetapkan di : Dumai
Pada tanggal : September 2016 KEPALA,
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga
Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Dumai Tahun 2016 - 2021 dapat disusun dan diselesaikan sebagaimana mestinya.
Rencana Startegis BAPPEDA yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen Perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun, yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJMD yang bersifat indikatif. Di dalamnya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan SKPD yang direncanakan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD.
Renstra BAPPEDA Kota Dumai tahun 2016 - 2021 ini disusun dengan berpedoman kepada RPJMD Kota Dumai Tahun 2016 - 2021, yang selanjutkan akan menjadi pedoman BAPPEDA Kota Dumai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama 5 (lima) tahun ke depan. Renstra BAPPEDA Kota Dumai merupakan bagian dari kontrak kinerja Kepala BAPPEDA dengan Walikota Dumai, implementasi Renstra setiap tahunnya dijabarkan ke dalan Rencana Kerja (Renja). Untuk pencapaian target tersebut perlu dipahami dan diupayakan untuk mewujudkannya oleh semua unsur pimpinan dan staf di BAPPEDA
Dumai, September 2016
KEPALA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DUMAI
FTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
... 5
BAB II
GAMBARAN UMUM PELAYANAN BAPPEDA KOTA DUMAI2.1
Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi...
72.2
Sumber Daya Bappeda Kota Dumai...
122.3
Kinerja Pelayanan Bappeda.. ...
192.4
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda...
23BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan .. .. ... 26
3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 28 3.3 Telaah Terhadap Renstra Kementerian/Lembaga(K/L) dan Renstra SKPD... 31
3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 34 3.5 Penentuan Isu-isu strategis .. ... ... 45
BAB IV ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 4.1 Visi Misi Bappeda .. .. ... 46
4.2 Tujuan Renstra Bappeda... 48
4.3 Sasaran Renstra Bappeda... 49
4.4 Strategi dan Kebijakan Bappeda Kota Dumai... 34
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 53
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Selaras dengan tujuan Nasional, sebagaimana disebutkan dalam
Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Esensi dasar inilah yang dijadikan dasar dalam merencanakan
pembangunan baik pembangunan dalam skala Nasional maupun skala
Daerah dalam satu sistem perencanaan Pembangunan Nasional.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Nasional dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah harus memiliki nRencana Strategis (Renstra) yang berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD). Renstra SKPD disusun
oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai penjabaran
RPJMD yang memuat visi, misi,tujuan,strategi, kebijakan serta program dan
kegiatan SKPD sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Rencana Strategis (Renstra) pada hakekatnya merupakan dokumen
perencanaan suatu organisasi/lembaga yang menentukan strategi atau
arahan, serta pengambilan keputusan yang mengalokasikan sumberdayanya
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Renstra menyajikan agenda utama
pembangunan untuk mengantisipasi permasalahan dan kendala yang belum
sepenuhnya tertangani pada periode sebelumnya yang diperkirakan akan
timbul sejalan dengan dinamika lingkungan strategis, baik Nasional maupun
global, dimana permasalahan dan tantangan yang dihadapi kedepan yang
semakin kompleks.)
Berbagai permasalahan yang mencerminkan rumitnya tantangan
yang harus dihadapi ke depan, menuntut peningkatan peran dan kapasitas
seluruh Instansi Pemerintah, termasuk Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah yang diberi tugas dalam Perencanaan Pembangunan di daerah,
Peran Bappeda sangat strategis karena perencanaan merupakan
pijakan awal untuk menentukan arah pembangunan di Daerah dengan
mengoptimalkan sumber daya dan melibatkan para pelaku pembangunan.
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
terdapat 5 (lima) tujuan pelaksanaan sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, yaitu :
a) Untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
b) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar Daerah,
antar Ruang, Antar Waktu dan antar Fungsi Pemerintah, serta antar
Pusat dan Daerah;
c.) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran,pelaksanaan dan pengawasan;
d) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
e) Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien,efektif dan
berkeadilan dan berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bappeda Kota Dumai sebagai unsur
pelaksana Pemerintah Daerah dibidang perencanaan Pembangunan Daerah,
harus melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara optimal dan
akuntabel.
Menyadari akan hal tersebut di atas, Bappeda Kota Dumai dalam
menyusun Rencana Strategis (renstra) yang merupakan panduan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi untuk periode 5 (lima) tahunan juga
berpedoman pada RPJMD Tahun 2016m-2021, dan sekaligus dimaksudkan
untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian
sasaran, agenda dan misi Pembangunan Daerah.
1.2 Landasan Hukum
Penyusunan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Dumai Tahun 2016-2021 berdasar pada ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya
Daerah Tingkat II Dumai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
4. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725 );
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587). Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4578);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara,
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi pelaksnaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun Tahun 2008 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833);
10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
12. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan dan Tata Cara
Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
SKPD);
13. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 15 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Dumai.
14. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 13 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD ) Kota Dumai Tahun
2005-2025
15. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 08 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD ) Kota Dumai Tahun
2016-2021
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya Rencana Strategis BAPPEDA Tahun 2016-2021
adalah :
1. Memberikan arah dan pedoman bagi pimpinan dan Staf Bappeda dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam menyusun berbagai
kebijakan,program dan kegiatan dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun
kedepan yang berhubungan dengan proses perencanaan, pengendalian
dan evaluasi pembangunan;
2. Memberikan arah dan pedoman penyusunan program dan kegiatan
tahunan dalam bentuk Rencana Satuan Kerja perangkat Daerah (Renja
SKPD);
3. Mensinergikan seluruh kemampuan dan potensi Sumberdaya Manusia
dan sumberdaya lainnya dalam menjawab tuntutan perkembangan
pembangunan berdasarkan tatanan regional, nasional maupun global;
4. Memudahkan Aparatur Bappeda Kota Dumai dalam mencapai tujuan
pelaksanaan program dan kegiatan secara terpadu,terarah, terukur dan
Tujuan disusunnya Rencana Strategis BAPPEDA tahun 2016-2021
adalah :
1. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan dengan memberikan
landasan penentuan program dan kegiatan tahunan secara sistematis,
berkelanjutan dan akuntabel;
2. Tersusunnya rencana program kegiatan yang berbasiskan pengendalian
dan evaluasi yang berorientasi pada hasil dengan indikator terukur yang
telah ditetapkan;
3. Menyatukan persepsi, sikap dan pandangan serta komitmen antara
pimpinan dan staf dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggungjawab
melalui perumusan visi,misi,tujuan dan strategi yang akan dilaksanakan
selama lima tahun kedepan;
4. Sebagai acuan dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja-SKPD) sehingga perencanaan lebih terarah dan terukur,
tepat waktu dan tepat sasaran.
1.4 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Rencana Strategis Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Dumai sebagai berikut :
Bab 1. Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang, landasan hukum penyusunan, maksud
dan tujuan, serta sistematika penyusunan
Bab 2. Gambaran Umum Pelayanan Bappeda Kota Dumai
Bab ini memaparkan gambaran pelayanan Bappeda Kota Dumai terkait
dengan tugas, fungsi dan struktur organi-sasi dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsinya, kinerja pelayanan yang telah dihasilkan sesuai Renstra
periode sebelumnya, serta tantangan dan peluang bagi pengembangan
Bab III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Bab ini menggambarkan tentang identifikasi permasalahan; telaah visi, misi,
dan program Walikota dan Wakil Walikota yang terpilih; faktor-faktor
penghambat ataupun pendorong pela-yanan ditinjau dari sasaran jangka
menengah Renstra K/L, telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
isu-isu strategis yang mempengaruhi permasalahan pelayanan terkait dengan
tugas dan fungsi Bappeda Kota Dumai.
Bab IV. Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Kebijakan
Berisikan tentang visi dan misi Bappeda Kota Dumai, tujuan dan sasaran
jangka menengah, strategi dan kebijakan.
Bab V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran
dan Pendanaan Indikatif
Bab ini menguraikan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja dan
pendanaan indikatif, dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran Bappeda
Kota Dumai lima tahun mendatang.
Bab VI. Indikator Kinerja BAPPEDA yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD
Berisikan tabel indikator kinerja Bappeda Kota Dumai yang mengacu pada
BAB II
GAMBARAN UMUM PELAYANAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DUMAI
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Secara umum Bappeda merupakan unit organisasi yang
melaksanakan perencanaan pembangunan daerah sebagaimana telah diatur
dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN). Menurut undang-undang tersebut,
perencananaan pembangunan terbagi kedalam tiga jangka waktu yakni
jangka panjang, menengah, dan jangka pendek. Perencanaan Jangka Panjang
adalah perencanaan yang dilaksanakan untuk jangka waktu 20 tahun.
Perencanaan Jangka Menengah dilaksanakan untuk jangka waktu 5 tahun
dan perencanan jangka pendek untuk jangka waktu 1 tahun.
Perencanaan jangka panjang, menengah dan pendek dituangkan
dalam dokumen perencanaan. Rencana Kerja Jangka Panjang (RPJP) adalah
dokumen perencanaan daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun
yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan visi, misi, dan program
prioritas dan perdoman penyusunan RPJM. Rencana Kerja Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan perencanaan daerah untuk
periode 5 (lima) tahun yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyusunan
Renstra dan Renja SKPD, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
adalah dokumen perencanaan daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
yang berfungsi untuk Pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD.
Proses penyusunan mulai dari pengumpulan data dan informasi
hingga tersusunnya dokumen perencanaan dilaksanakan dengan melibatkan
partisipasi masyarakat serta para pemangku kepentingan lainnya. Partisipasi
masyarakat dalam perencanaan pembangunan diwadahi dalam bentuk
kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Selain itu
Bappeda juga berkoordinasi dengan Instansi pemerintah lainnya dalam
rangka sinkronisasi perencanaan pembangunan.
Dalam kegiatan Musrenbang, Bappeda mengkoordinir proses
perencanaan pembangunan yang diawali dari desa, kecamatan hingga Kota
yakni proses Musrenbang. Hasil-hasil musrenbang merupakan dasar bagi
sebagai acuan dalam menetapkan APBD. Proses perencanaan ini merupakan
kegiatan rutin yang harus dilaksanakan oleh Bappeda dengan siklus sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Siklus Perencanaan dan Penganggaran
Sekretaris Bappeda merupakan koordinator untuk melaksanakan
siklus perencaan tersebut. Dalam uraian tugas pokok dan fungsinya,
Sekretaris Bappeda mempunyai tugas membantu Kepala Bappeda dalam
mengumpulkan dan mengolah data dalam menyusun rencana program,
monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan, menyelenggarakan
ketatausahaan, administrasi kepegawaian administrasi keuangan,
pembiayaan pembangunan dan urusan umum serta memberikan pelayanan
administrasi kepada semua unit kerja di lingkungan Bappeda. Sekretariat
Bappeda adalah unit pelaksana dibawah Sekretaris guna melaksanakan
tugas-tugas dimaksud. Selain melaksanakan kegiatan rutin sebagaimana
siklus di atas, Bappeda juga melaksanakan perencanaan makro yang
berkaitan dengan bidang pemerintahan, kemasyarakatan, sarana dan
prasarana wilayah, tata ruang wilayah maupun kawasan, perekonomian,
penelitian dan pengembangan serta pengendalian dan evaluasi pembangunan
2.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 15 Tahun 2008
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Dumai, yang
dijabarkan dalam Peraturan Peraturan Walikota Dumai Nomor 33 tahun
2008, Tentang Tugas, Fungsi Dan Uraian Tugas Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Dumai, menyebutkan bahwa BAPPEDA Kota
Dumai mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Merumuskan kebijaksanaan dan menkoordinasikan perencanaan
pembangunan, serta evaluasi akuntabilitas dan pencapaian kinerja
pemerintah;
b. membina penyelengaraan administrasi umum, penyusunan rencana
kegiatan, statistik dan pelaporan;
c. melakukan pembinaan dan kordinasi penelitian dan pengembangan sistem
perencanaan pembangunan;
d. melakukan hubungan dan kerja sama dengan unit kerja terkait.
Sementara untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas,
BAPEDA Kota Dumai mempunyai fungsi :
a. pembinaan penyusunan rencana kegiatan, administrasi umum meliputi
ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga, keuangan dan kepegawaian;
b. perumusan kebijaksanaan dan mengkoordinasikan perencanaan
pembangunan serta penilaian hasl pelaksanaannya;
c. pembinaan dan pengendalian statistik dan pelaporan;
d. pengendalian dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan sistem
perencanaan;
e. perumusan perencanaan strategik, pengukuran kinerja dan evaluasi serta
pelaporan akuntabilitas kinerja;
f. perumusan perencanaan pembangunan yang meliputi bidang ekonomi,
pertanian dan sosial budaya serta sumber daya manusia dan sarana dan
Mengacu pada uraian tugas dan fungsi, pelaksanaan pelayanan kinerja
Bappeda mengerucut menjadi 4 (empat) peran yang saling terkait, yaitu peran
sebagai (1) perumus kebijakan di bidang Perencanaan (policy maker), (2)
koordinator (coordinator), (3) Lembaga Pemikir/Kajian/Evaluasi Kebijakan
Pembangunan (think-tank), dan (4) administrator (Administration). Keempat
peran tersebut dijabarkan ke dalam pelaksanaan berbagai kegiatan strategis.
Sebagai pengambil kebijakan/keputusan di bidang perencanaan, Bappeda
menentukan kebijakan dan program dalam rencana pembangunan daerah
baik jangka panjang (RPJPD), menengah (RPJMD) maupun tahunan (RKPD).
Untuk rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) yang bersifat tahunan,
disusun berikut perkiraan anggarannya/plafon pagu anggaran sementara
(PPAS). Selain tugasperencanaan tersebut, Bappeda juga berperan dalam
turut menentukan kebijakan-kebijakan penanganan permasalahan yang
mendesak dan berskala besar, seperti penanganan pasca bencana alam dan
perubahan iklim (climate change).
Sebagai Lembaga Pemikir/Kajian/Evaluasi Kebijakan Pembangunan,
Bappeda melakukan kajian/telaahan/evaluasi kebijakan pembangunan baik
sebagai masukan untuk penyusunan rencana pembangunan daerah maupun
untuk perumusan kebijakan-kebijakan strategis lainnya. Sebagai
koordinator, Bappeda antara lain melakukan berbagai kegiatan koordinatif
dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) baik dalam rangka
pelaksanaan tugas utama di bidang perencanaan maupun tugas-tugas
lainnya dari Walikota seperti penanganan pasca bencana yang memerlukan
koordinasi antar instansi pemerintah dan dengan lembaga lain; koordinasi
perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan; koordinasi,
fasilitasi dan pelaksanaan pencarian sumber-sumber pembiayaan daerah,
dan pengalokasian dana untuk pembangunan bersama Dinas/Badan (SKPD)
terkait; serta koordinasi kegiatan strategis sesuai penugasan.
Selanjutnya sebagai administrator, antara lain pengelolaan dokumen
perencanaan; penyusunan dan pengelolaan laporan hasil pemantauan atas
pelaksanaan rencana pembangunan; penyusunan dan pengelolaan laporan
hasil evaluasi; serta pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
Selama periode 2011-2015, pelaksanaan keempat peran tersebut telah
diupayakan secara optimal. Namun demikian, upaya tersebut masih
menyisakan persoalan yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan,
antara lain belum sepenuhnya selaras antara rencana pembangunan (RPJPD,
RPJMD, RKPD) dengan pelaksanaannya di tingkat SKPD Kota Dumai. Terkait
dengan munculnya berbagai masalah baru dan mendesak, seperti
penanggulangan kemiskinan, penanganan terhadap dampak pemanasan
global, dan antisipasi terhadap menurunnya dana bagi hasil minyak bumi
akibat menurunnya produksi minyak bumi di Riau, fluktuasi harga bahan
bakar minyak, yang mempengaruhi daya beli rakyat, Bappeda dituntut untuk
antisipatif dan proaktif serta mampu mengembangkan sistem pendeteksian
dini (early warning system) sehingga pencapaian tujuan pembangunan
daerah dan nasional tetap terjamin.
2.1.2. Struktur Organisasi
Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Dumai didukung dengan susunan organisasi
sebagai berikut:
1. Kepala Badan
2. Sekretariat, terdiri dari ;
- Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan
- Sub Bagian Kepegawaian
- Sub Bagian Administrasi dan Umum
3. Bidang Fisik, Sarana dan Prasarana Wilayah, terdiri dari ;
- Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
- Sub Bidang Perhubungan,Lingkungan Hidup dan Tamben
4. Bidang Ekonomi, terdiri dari :
- Sub Bidang Pertanian
- Sub Bidang Perekonomian
5. Bidang Sosial dan Budaya, terdiri dari :
- Sub Bidang Agama,Sosial dan Kebudayaan
6. Bidang Statistika, Evaluasi dan Pengukuran Kinerja, terdiri dari
- Sub Bidang Statistik dan Pelaporan
- Sub Bidang Evaluasi dan Pengukuran Kinerja
7. UPT Balai Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :
- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan.
- Sub Bidang Tata Usaha Litbang.
2.2. Sumber Daya Bappeda Kota Dumai
2.2.1. Sumberdaya Aparatur
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Dumai, didukung oleh 39 orang Pegawai Negeri
Sipil, dengan perincian sebagai berikut:
a. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Jenis Kelamin.
Keadaan Pegawai Negeri Sipil Kota Dumai berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1
Pegawai Negeri Sipil BAPPEDA Kota Dumai Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016
NO BIDANG JUMLAH PNS
(org)
Laki-laki (org)
Perempuan (org)
1 Sekretariat 12 8 4
2 Stapel 8 7 1
3 Ekonomi 5 2 3
4 Sosbud 6 4 2
5 Fisapra 8 6 2
J U M L A H 39 27 12
Sumber : Sekretariat Bappeda Kota Dumai Tahun 2016
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa di Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Dumai didominasi oleh PNS Laki-laki sejumlah 27 orang.
b. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan Ruang Gaji.
Keadaan Pegawai Negeri Sipil Kota Dumai berdasarkan golongan ruang
Tabel 2.2
Pegawai Negeri Sipil BAPPEDA Kota Dumai Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Tahun 2016
NO GOLONGAN RUANG GAJI JUMLAH
(org)
PERSENTASE (%)
1 Golongan IV 7 17,95
2 Golongan III 25 64,10
3 Golongan II 7 19,95
J U M L A H 39 100%
Sumber : Sekretariat Bappeda Kota Dumai Tahun 2016
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa di Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Dumai didominasi oleh golongan III sejumlah 25 orang atau
64,10 %. Secara sederhana kondisi Pegawai Negeri Sipil menurut golongan
ruang gaji dapat dilihat gambar berikut ini.
Gambar 2.1. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Tahun 2016
c. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Jabatan/ Esselonering.
Pegawai Negeri Sipil Bappeda Provinsi yang berjumlah 39 orang,
berdasarkan jabatan dan eselonering terbagi dalam 4 (empat) kelompok
Tabel 2.3
Keadaan Pegawai Negeri Sipil BAPPEDA Kota Dumai Menurut Jabatan Tahun 2016
NO JABATAN/ESELON JUMLAH
(org)
PERSENTASE (%)
1 Eselon II 1 2,56%
2 Eselon III 5 12,82%
3 Eselon IV 13 33,33%
4 Staf/Non Struktural 19 51,28%
J U M L A H 39 100%
Sumber : Sekretariat Bappeda Kota Dumai Tahun 2016
Secara sederhana gambaran Pegawai Negeri Sipil Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Dumai menurut Jabatan/Esselon dapat dilihat
gambar berikut ini.
Gambar 2.2.Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Jabatan/ Esselon Tahun 2016
d. Keadaan PNS Menurut Tingkat Pendidikan Formal.
Tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai, dijelaskan pada tabel 2.3
Tabel 2.4
Pegawai Negeri Sipil BAPPEDA Kota Dumai berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2016
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE
1 STRATA 2 (S2) 17 43,59%
2 STRATA 1 (S1) 15 38,46%
3 DIPLOMA 1 2,56%
4 SLTA SEDERAJAT 6 15,38%
J U M L A H 100%
Sumber: Sekretariat Bappeda Kota Dumai Tahun 2016
Dari tabel 2.3 di atas terlihat tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil
Badan Perencanaan Daerah Kota Dumai didominasi oleh tingkat
pendidikan Sarjana Strata II (S2) yang berjumlah 17 orang atau 43,59%.
Secara umum tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Dumai cukup baik, dimana dari 39 orang
Pegawai Negeri Sipil terdapat 32 orang atau 82,05 % yang berpendidikan
Sarjana Strata I dan Sarjana Strata II. Secara sederhana dapat lihat
gambar berikut ini.
Gambar 2.3. Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil Bappeda Kota Dumai Tahun 2016
2.2.2 Sarana dan Prasarana
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai, memiliki 1 (satu) gedung
Negeri Sipil dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan Air Condition
(AC). Di setiap ruangan juga dilengkapi prarasana dan sarana kerja berupa
meja dan kursi kerja, komputer, printer, mesin photo copy, scanner serta
jaringan WiFi, untuk mendukung penggunaan teknologi informasi, sumber
data dan literatur dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
Khusus untuk pejabat struktural eselon II dan III untuk kelancaran
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi disediakan kendaraan dinas atau
operasional.
Fasilitas pendukung dalam melaksanakan tugas-tugas di Bappeda
antara lain adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5
Jenis Sarana dan Prasarana Bappeda Kota Dumai
NO JENIS BARANG TAHUN JUMLAH KET
1. Bangunan Gedung 1 Unit
Bangunan Arsip/Aset 2015 1 Unit Kondisinya
Arsip dan Aset
selama ini
penyimpanann ya di tempat server dan di
ruang bagian
keuangan Bappeda artinya sembarang tempat
Bangunan Bak Air 2013 1 Unit Kondisinya
penampungan air yang tidak mencukupi kebutuhan Pegawai
Ruang Kepala 1 Ruang Rehab ruang
Ruang Sekretaris 1 Ruang Rehab ruang Sekretaris yang dulunya posisinya berada di Umum, tapi penambahan pada kegiatan Rehab Ruang Kepala.
Ruang Bidang 4 Ruang Partisi Peruang
karena kondisinya terlalu terbuka lebar antara Pimpinan dengan Staf
Ruang Keuangan 1 Ruang
Ruang Mushola 1 Ruang
Ruang Rapat 1 Ruang Rehab Plafon
karena
bocornya atap sehingga merembes ke plafon dan rehab atap karena rusak dan lapuk.
WC 7 Ruang Terdapat
rehab WC karena kondisinya Karena saluran pembuangan yang
tersumbat sebanyak 4 unit
2. KENDARAAN DINAS Terdapat
kendaraan untuk kebutuhan survey sedangkan yang lama sudah pada rusak ringan,usia mobil telah melewati batas pelelangan dan 1 unit
kecurian
Roda 4 8 Unit
Roda 2 8 Unit
3. PERALATAN DAN
PERLENGKAPAN
Komputer (PC) 35 Unit Terdapat
rusak berat sebanyak 15 unit
Laptop/Note Book 18 Unit Terdapat
rusak ringan sebanyak 4 dan 1 kecurian
Mesin Photocopy 2 Unit
Camera 5 Unit Terdapat 1
unit yang kecurian
Scanner 5 Unit
Printer 27 Unit
Projector 4 Unit
UPS 7 Unit Terdapat
belanja UPS karena kondisi yang lama rusak berat 4 unit dan tidak bisa
menampung data
J U M L A H
2.3 Kinerja Pelayanan Bappeda
Pencapaian Kinerja Pelayanan Bappeda Kota Dumai merupakan
sarana yang digunakan untuk melakukan pengendalian dan evaluasi proses
perencanaan yang dilakukan. Dengan indikator kinerja ini akan
memudahkan bagi perencana untuk menentukan sejauhmana target dan
realisasi program dan kegiatan dapat dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu. Beberapa indikator kinerja Bappeda Kota Dumai disajikan dalam
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda
Dalam upaya meningkatkan kinerja pelayanan Bappeda kurun waktu
lima tahun ke depan, perlu mengetahui dinamika tantangan dan peluang
yang ada, guna mempertajam kebijakan pelayanan Bappeda untuk
mendukung pencapaian target dan sasaran RPJMD.
1. Tantangan
Keberhasilan perencanaan pembangunan sangat didukung oleh
kom-petensi dan kapabilitas SDM perencana yang handal dan visioner. Dalam
rangka mewujudkan perencanaan pembangunan Kota Dumai yang baik
dan tepat sasaran, guna mencapai tujuan dan sasaran pembangunan,
dibutuhkan SDM perencana sektoral yang kompeten untuk mendukung
kinerja perencanaan pembangunan. Namun hingga saat ini, SDM
peren-cana sektoral di lingkungan Pemerintah Kota Dumai masih belum
memiliki kualitas dan kompetensi yang memadai.
Pola karier kepegawaian yang tidak menerapkan prinsip
kesinambungan jabatan, kurangnya pelatihan, bimbingan teknis
dibidang perencanaan pembangunan.
Kurangnya pengetahuan SKPD terhadap proses dan mekanisme
perencanaan pembangunan, faktor yang mempengaruhi adalah tidak
adanya perencana di SKPD yang secara fungsional menangani
perencanaan sehingga sering kali berubah
Tantangan lainnya dalam mewujudkan perencanaan pembangunan
yang berkualitas adalah belum optimalnya partisipasi masyarakat serta
relevansi pemanfaatan hasil perencanaan. Ke depan, perlu upaya yang
lebih maksimal untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap perencanaan pembangunan daerah Kota Dumai,
sehingga tercipta rasa memiliki terhadap pembangunan daerah Kota
Kurangnya kesadaran tentang arti penting perencanaan
pembangunan, faktor yang mempengaruhi adalah paradigma
pembangunan yang belum berubah sejak otonomi daerah, sementara
peraturan yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan telah
disesuaikan dengan era otonomi daerah
Konsistensi terhadap perencanaan pembangunan masih rendah,
faktor yang berpengaruh adalah adanya kesadaran masyarakat akan
pemerataan pembangunan sehingga perencanaan yang sudah disusun
terkendala oleh kehendak masyarakat serta kekuatan politik yang
terkadang menyimpang dari perencanaan.
Selain itu, tantangan pengembangan pelayanan Bappeda ke depan
adalah perkembangan teknologi informasi yang semakin maju dan tak
terbatas. harus mampu dimanfaatkan dengan tepat, guna mendukung
proses perencanaan secara terbuka dan transparan, serta membuka
akses informasi kepada masyarakat secara tepat dan cepat, sehingga
seluruh lapisan masyarakat dapat terlibat aktif pada setiap proses
pembangunan di Kota Dumai.
2. Peluang
Adanya peraturan dibidang Perencanaan Pembangunan. UU No.25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UU
No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, membuat posisi dan
peranan Bappeda sangat strategis dalam menentukan arah
pembangunan daerah. Dokumen perencanaan pembangunan yang
dihasilkan oleh Bappeda akan menjadi pedoman dan acuan bagi daerah
dalam melaksanakan pembangunan dan pengembangan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah harus melihat globalisasi sebagai
satu peluang baik untuk memajukan pembangunan daerah. Menjawab
peluang tersebut dibutuhkan kompetensi perencana pembangunan
daerah yang sensitif terhadap perkembangan global yang dapat
Peningkatan kapasitas SDM perencana juga semakin terbuka, baik
melalui pendidikan formal maupun non formal. Didukung pula oleh
terbitnya Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN), terbuka peluang pengembangan komptensi aparatur untuk
menciptakan aparatur yang berkualitas.
Globalisasi yang merupakan faktor lingkungan
eksternal/internasional semakin berpengaruh dalam proses
pembangunan di Indonesia termasuk di dalamnya Kota Dumai, seperti
cara pandang tentang demokrasi, perdagangan dan perkembangan
teknologi (IT). Dilihat dari sisi positif,globalisasi dapat menjadi peluang
yang baik untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas daerah dalam
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan lembaga
perencanaan dan pengendalian yang bersifat lintas wilayah, sektoral dan
waktu yang diharapkan dapat mengakomodasi kebijakan-kebijakan
pembangunan secara menyeluruh dalam satu kesatuan pembangunan
wilayah.
Tugas dan fungsi Badan Perencanaan Daerah yaitu melaksanakan
tugas umum Pemerintahan dibidang perencanaan pembangunan ekonomi,
ketenagakerjaan, sarana dan prasarana, sumberdaya manusia, penelitian,
pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana
mekanisme perencanaan pembangunan Daerah dituntut untuk semakin
transparan, partisipatif dan akuntabel.
Berdasarkan analisis yang diperoleh dari perencanaan pembangunan
daerah Kota Dumai, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai
berikut :
a) Belum optimalnya komitmen dalam pengolahan data dan statistik untuk
perencanaan pembangunan.
b) Belum efektifnya perencanaan bottom up yang disebabkan kurang
akuratnya data pendukung perencanaan pembangunan.
c) Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan
pembangunan.
d) Perencanaan pembangunan yang masih berorientasi pada output.
e) Masih terdapatnya inkonsistensi dokumen perencanaan pembangunan.
f) Masih rendahnya kreatifitas dan inovasi perencana dalam menyusun
perencanaan dan sumber-sumber penganggaran pembangunan.
g) Masih kurangnya peran pengendalian monitoring dan evaluasi
Bappeda Kota Dumai memiliki jumlah Pegawai sebanyak 39 orang
yang terdiri dari 17 orang pejabat struktural 20 orang staf dan belum
memiliki tenaga fungsional perencana. Komposisi Pegawai tersebut telah
sesuai dengan beban kerja namun dalam hal penempatan pegawai masih
belum sesuai dengan kebutuhan bidang keahliannya yang memerlukan
ketepatan metoda analisis, ketepatan waktu, tepat sasaran dan tepat dari sisi
anggaran.
Berdasarkan kondisi objektif yang dipaparkan diatas, kapasitas
Bappeda Kota Dumai sebagai lembaga perencanaan pembangunan Kota
Dumai perlu diperkuat, sehingga dapat melaksanakan proses perencanaan
pembangunan secara baik. Faktor pendorong dan penghambat secara
internal kelembagaan Bappeda yang terkait dengan tujuan jangka menengah
Kota Dumai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1.
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi BAPPEDA Kota Dumai
Permasalahan pelayanan Bappeda Faktor yang mempengaruhi
Penghambat Pendorong
1 2 3
Masih rendahnya kreatifitas dan
inovasi dalam menyusun
perencanaan dan sumber-sumber
penganggaran pembangunan.
Penempatan pegawai yang tidak
sesuai dengan kebutuhan
Adanya pemberian tindakan
disiplin dan pengharg dataan
dalam melaksanakan tugas.
Belum efektifnya perencanaan bottom
up yang disebabkan kurang
akuratnya data pendukung
perencanaan pembangunan.
- Lemahnya Koordinasi dengan
Stakeholders dibidang data.
- Belum tersedianya mekanisme
usulan perencanaan
pembangunan melalui bottom
up.
- Adanya komitmen bersama
dalam mewujudkan program
pembangunan Kota Dumai.
- Tersedianya sistem
e-planning.
Belum optimalnya komitmen dalam
pengolahan data dan statistik untuk
perencanaan pembangunan.
Belum optimalnya peran aktif
SKPD terhadap perencanaan.
Adanya keinginan bersama
antar SKPD dalam
penyeragaman
Masih kurangnya peran pengendalian
monitoring dan evaluasi
pembangunan.
Hasil monitoring dan evaluasi
belum dijadikan pedoman
dalam perencanaan
Ketersediaan media komunikasi
3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih.
Menelaah visi, misi dan program Walikota Dumai dan Wakil Walikota
Dumai terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan
dilaksanakan selama kepemimpinannya, dan untuk mengindentifikasi
faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Dumai
tersebut. Hasil identifikasi Bappeda Kota Dumai tentang faktor-faktor
penghambat dan pendorong pelayanan Bappeda Kota Dumai yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih
ini akan menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis pelayanan Bappeda
Kota Dumai. Dengan demikian, isu-isu yang dirumuskan tidak saja
berdasarkan tinjauan terhadap kesenjangan pelayanan, tetapi juga
berdasarkan kebutuhan pengelolaan faktor-faktor agar dapat berkontribusi
dalam pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Dumai.
Visi Pembangunan jangka Panjang Daerah Kota Dumai Tahun 2005
-2025 berdasarkan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 13 tahun 2014 yang
relevan untuk melandasi pembangunan jangka panjang hingga tahun 2025
yakni :
"TERWUJUDNYA DUMAI SEBAGAI KOTA PELABUHAN DAN INDUSTRI
YANG KOKOH, DENGAN MASYARAKAT YANG BERTUMPU PADA BUDAYA
MELAYU, MENUJU DUMAI MADANI YANG HIJAU"
Dalam mewujudkan visi Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota
Dumai di atas, maka Kepala Daerah menyusun visi pembangunan jangka
menengah lima tahun kedua yang ditetapkan sebagai visi Pembangunan
Jangka Menengah Daerah kota Dumai Tahun 2016-2021 yaitu :
"TERWUJUDNYA MASYARAKAT DUMAI YANG MAKMUR DAN MADANI
TAHUN 2021"
Memperhatikan visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi
yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, diharapkan Kota Dumai
dapat lebih berperan dalam perubahan yang terjadi di tingkat Provinsi Riau,
dan Nasional. Adapun Misi Pembangunan Jangka Menengah Kota Dumai
1. Meningkatkan pelayanan air minum yang terjangkau dan peningkatan
pemerataan pembangunan infrastruktur dasar.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang berdaya saing.
3. Meningkatkan ekonomi masyarakat dalam pengentasan kemiskinan.
4. Mewujudkn pemerintahan yang efektif, bersih melalui penyelenggaraan
pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif dan transparan.
5. Meningkatkan pembangunan sektor pertanian dan perikanan serta
ketahanan pangan.
6. Meningkatkan produktifitas sektor jasa, perdagangan industri dan
kemaritiman dalam mendukung perekonomian Daerah.
7. Mewujudkan pembangunan masyarakat yang seimbang secara lahir batin
yang agamis serta berbasis budaya melayu.
Memperhatikan visi dan misi Pemerintah Kota Dumai, dapat dilihat
bahwa peran dan tugas Bappeda Kota Dumai sangat krusial dan esensial
dalam mendukung terwujudnya visi dan misi tersebut. Selanjutnya terhadap
visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Dumai Tahun 2016 - 2021
dianalisis faktor pendorong dan penghambat pelayanan Bappeda Kota Dumai
terhadap pencapaian visi dan misi tersebut seperti pada tabel berikut :
Tabel. 3.2
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan BAPPEDA Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah
Visi : Terwujudnya Masyarakat Dumai yang Makmur dan Madani Tahun 2021 No Misi dan
1 Meningkatkan pelayanan air minum yang terjangkau dan peningkatan pemerataan pembangunan infrastruktur dasar
1. Program
perencanaan Tata
Ruang.
- Belum optimalnya
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang agar
sesuai dengan tujuan,
kebijakan dan strategi
penataan ruang di Kota Dumai
- Pemerintah Kota Dumai
tidak bisa menerbitkan dan/atau memperbaharui izin pemanfaatan ruang
Raperda RTRW Kota
No Misi dan
3 Meningkatkan ekonomi masyarakat dalam pengentasan kemiskinan
1. Program
Belum tercapainya tujuan,
target dan sasaran
pembangunan Kota Dumai secara terukur.
Dokumen Perencanaan
Pembangunan yang telah
ditetapkan belum
dilaksanakan secara
konsisten.
Kuantitas SDM
aparatur tingkat Kota
Dumai cukup
memadai.
4 Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih melalui penyelenggaran pemerintahan yang profesional, aspiratif dan transparan
1. Program
integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar SKPD dalam
menyusun dokumen
rencana Daerah.
Konsistensi antara
perencanaan,
penganggaranpelaksanaan
dan pengawasan belum
maksimal.
Belum tercapainya tujuan,
target dan sasaran
pembangunan Kota Dumai secara terukur.
Terdapatnya kewenangan SKPD dalam menangani
urusan Pemerintahan
yang tumpah tindih.
Dokumen Perencanaan
Pembangunan yang telah
3.3 Telaah Terhadap Renstra Kementerian/Lembaga(K/L) dan Renstra SKPD
Sesuai dengan pedoman yang diatur dalam Permendagri Nomor 54
Tahun 2010, tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang tahapan, tatacara penyusunan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah bahwa penyusunan Renstra
SKPD perlu memperhatikan Renstra Kementerian dan Lembaga. Untuk itu
Renstra Bappeda perlu melakukan sinkronisasi dengan Renstra Kementerian
PPN/ Bappenas. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PPN/Bappenas
menetapkan dua tujuan utama kementerian PPN/Bappenas yaitu :
Terwujudnya rencana Pembangunan RPJMN dan RKP yang berkualitas, dan
terlaksanannya penugasan-penugasan lainnya dari presiden/ Pemerintah
dalam kaitan kebijakan pembangunan Nasional.
Kedua tujuan tersebut dapat dicapai melalui empat kegiatan utama
yaitu : perencanaan dan pendanaan, pemantauan, evaluasi dan koordinasi
dan didukung dengan empat faktor utama yaitu pengelolaan anggaran,
sumber daya manusia, organisasi dan sarana dan prassarana kerja.
Beberapa sasaran strategis kementerian PPN/ Bappenas yaitu :
1. Sasaran Strategis dan tujuan Pertama terwujudnya Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan tahunan (RPJMN dan
RKP) yang berkualitas adalah :
- Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar Daerah, antar
Ruang, antar waktu , antar fungsi pemerintah, maupun antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.
- Meningkatnya kepercayaan pemangku kepentingan terhadap RPJMN;
- Meningkatnya kepercayaan pemangku kepentingan terhadap RKP;
2. Sasaran strategis dari tujuan kedua : Terlaksananya penugasan lainnya
dari Presiden/ Pemerintah dalam kaitan dengan kebijakan Pembangunan
Nasional adalah presentase tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas dari
Pemerintah/Presiden.
Sasaran dalam Renstra Bapeda juga memiliki tujuan untuk
pencapaian visi misi pembangunan nasional yang dijabarkan dalam sasaran
renstra Bappenas. Beberapa faktor penghambat dan pendorong dari sisi
Tabel. 3.3
Permasalahan pelayanan berdasarkan sasaran Renstra K/L dan renstra SKPD Kabupaten /Kota
Sasaran Renstra Bappenas Permasalahan
1. Tercapainya integrasi,
sinkronisasi dan sinergi
antar Daerah, antar Ruang,
antar waktu dan antar
fungsi pemerintah, maupun
antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan
dan pengawasan.
2. Meningkatnya kepercayaan
pemangku kepentingan
terhadap RPJMN;
3. Meingkatnya kepercayaan
pemangku kepentingan
terhadap RKP;
1. Dokumen
Perencanaan RPJP,
RPJMN, Renstra dan
RKP belum dijadikan
sebagai dasar
perencanaan
pengembangan antar
wilayah Daerah Kota
Dumai.
1. Terbatasnya SDM
yang berkompeten
Sumber : Renstra Kemen PPN/Bappenas
Sasaran strategis Kementerian PPN/Bappenas tersebut tentu perlu
mendapat dukungan dari daerah untuk mencapai tujuan Nasional yang
diharapkan. Demikian juga dengan Renstra Bappeda Kota Dumai harus
memiliki tujuan untuk mendukung pencapaian tujuan Nasional.
Rencana Strategis (Renstra) BAPPEDA Provinsi Riau 2014-2019
menetapkan 3 (tiga) tujuan utama yaitu :
1. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah melalui
koordinasi, fasilitasi, sinkronisasi, dan pengendalian di seluruh bidang;
2. Peningkatan kualitas dan kapasitas kelembagaan dan aparatur
perencana;
3. Meningkatkan sistem pengelolaan data, statistik dan informasi
Hasil analisis terhadap Renstra BAPPEDA Provinsi Riau, BAPPEDA
Kota Dumai perlu menyusun daftar faktor penghambat dan pendorong
pelayanan BAPPEDA Kota Dumai, yang akan mempengaruhi penanganan
permasalahan yang telah diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel. 3.4
Permasalahan Pelayanan BAPPEDA Kota Dumai
Berdasarkan Sasaran Renstra BAPPEDA Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
dokumen perencanaan dengan
sinkronnya antar dokumen
perencanaan
Tersedianya kebijakan
perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan sebagai
pendukung terhadap
penyusunan dokumen
perencanaan
Meningkatnya kompetensi
aparatur perencana
Tersedianya data yang lengkap
sebagai dasar analisis
perencanaan pembangunan
yang dapat diakses dengan sistem on line/elektronik.
Provinsi Riau belum
dijadikan sebagai
dasar perencanaan
pengembangan antar wilayah Daerah Kota Dumai.
2. Penyusunan RPJMD Provinsi Riau belum mengakomodir
RKPD Provinsi Riau
tidak dapat
diukur dengan baik dan sesuai dengan rencana.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Kota Dumai pertama kali menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) pada Tahun 2002 berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 2002 dan
mengalami revisi menjadi Perda Nomor 27 tahun 2005 tentang Perubahan
Perda Nomor 11 Tahun 2002 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Dumai.
Mengingat adanya kesepakatan Tapal batas antara Propinsi Riau,
Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis yang ditandatangani oleh Gubernur
Riau, Walikota Dumai dan Bupati Bengkalis serta Pejabat dari BPN, hal ini
menyebabkan kawasan Industri Pelintung Dumai mengalami pengurangan
luas dari 5.039 Ha menjadi 3.829 Ha dan ditambah dengan Kawasan
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mewajibkan
Kabupaten/Kota merevisi RTRW sesuai UU tersebut paling lama 3 tahun
sejak UU tersebut diterbitkan.
Sejak terbitnya undang-undang tersebut, Pemerintah Kota Dumai
telah melakukan revisi RTRW Kota Dumai dan telah mendapat persetujuan
substansi dari Kementerian Pekerjaan Umum tanggal 28 Juni 2012
berdasarkan Surat Kementerian Pekerjaan Umum Nomor : HK.01 03-Dr/328
tentang Persetujuan Substansi atas Raperda Kota Dumai tentang RTRW Kota
Dumai 2012-2032. Selanjutnya telah dilakukan pembahasan draf Raperda
RTRW Kota Dumai dengan DPRD Kota Dumai dan telah mendapatkan
persetujuan untuk menjadikan Raperda RTRW Kota Dumai menjadi Perda
RTRW Kota Dumai melalui Surat Keputusan Nomor 15/KPTS/DPRD/2014.
Selanjutnya Pemerintah Kota Dumai telah melengkapi dokumen
persyaratan Perda RTRW Kota Dumai kepada Gubernur Riau untuk
mendapatkan Evaluasi Gubernur, tetapi sampai saat ini masih dalam proses
penyelesaian dikarenakan belum diperolehnya persetujuan perubahan pola
ruang kehutanan dari Menteri Kehutanan RI dan belum disahkannya Perda
RTRW Propinsi Riau. Meskipun demikian perencanaan pembangunan wilayah
Kota Dumai telah diselaraskan dengan Rancangan RTRW dimaksud, dimana
aspek struktur dan pola ruang telah mengacu pada RTRW Propinsi Riau dan
RTRW Nasional.
Dengan demikian selain merupakan proses untuk mewujudkan
tujuan-tujuan pembangunan, penataan ruang sekaligus juga merupakan
produk yang memiliki landasan hukum untuk mewujudkan tujuan
pengembangan wilayah, melalui instrumen ini menjadi pertimbangan yang
sangat penting dalam rangka perwujudan wilayah Kota Dumai sebagai
pusat-pusat kegiatan sesuai dengan fungsi dan skala pelayanan yang diharapkan.
Dalam Rancangan RTRW Kota Dumai Tahun 2014 -2034, telah
dirumuskan muatan rencana tata ruang sebagai berikut:
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH
a. Tujuan
Penataan ruang wilayah Kota Dumai bertujuan mewujudkan Kota
Dumai sebagai pusat perdagangan dan jasa, industri pengolahan
migas dan non migas yang maju, unggul dan berkelanjutan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan
daya dukung dan daya tampung lingkungan.
b. Kebijakan penataan ruang wilayah Kota meliputi:
1) peningkatan pelayanan pusat-pusat kegiatan fungsional,
berhierarki, dan terintegrasi;
2) peningkatan fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan jasa;
3) pengembangan kawasan peruntukan industri berskala
internasional yang berwawasan lingkungan;
4) peningkatan fungsi kawasan industri pengolahan migas dan non
migas yang mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan;
5) pengembangan infrastruktur untuk mendukung kegiatan- kegiatan
perkotaan;
6) perwujudan kawasan yang mendukung fungsi perbatasan Negara
Kesatuan Republik Indonesia; dan
7) peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan
keamanan.
c. Strategi
1) Strategi untuk peningkatan pelayanan pusat-pusat kegiatan
fungsional, berhierarki dan terintegrasi meliputi:
• meningkatkan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan di
wilayah Kota dengan pusat-pusat kegiatan di kawasan
sekitarnya;
• menjaga berfungsinya pusat-pusat kegiatan yang sudah ada di Kota secara optimal;
• mengendalikan pusat-pusat kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi dan peran yang dikembangkan; dan
2) Strategi untuk peningkatan fungsi kota sebagai pusat perdagangan
dan jasa meliputi:
• mengembangkan kegiatan ekonomi yang berdaya saing dan
seimbang dengan negara lain;
• mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang
berorientasi pasar regional; dan
• menyediakan sarana dan prasarana yang seimbang dan dapat menunjang kegiatan ekonomi.
3) Strategi untuk pengembangan kawasan peruntukan industri
berskala internasional yang berwawasan lingkungan meliputi:
• pengembangan industri dan pergudangan yang berdaya saing dan seimbang dengan negara lain;
• mengembangkan kawasan peruntukan industri yang
berorientasi pasar internasional; dan
• menyediakan sarana prasarana pendukung yang dapat
menunjang kegiatan industri dan pergudangan.
4) Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan industri pengolahan
migas dan non migas yang mempertimbangkan daya dukung dan
daya tampung lingkungan meliputi:
• memantapkan sentra-sentra industri unggulan yang terletak di Kota;
• mengembangkan sarana dan prasarana pendukung untuk
menunjang kegiatan industri;
• mengembangkan kawasan industri pengolahan migas dan non
migas yang berdaya saing dan seimbang dengan negara lain;
dan
• mengembangkan kawasan industri pengolahan migas dan non
migas yang mempertimbangkan pelestarian alam serta daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
5) Strategi untuk pengembangan sarana dan prasarana perkotaan
• meningkatkan keterpaduan inter dan intra moda transportasi darat, laut dan udara;
• meningkatkan akses serta layanan jaringan jalan arteri, kolektor dan jaringan jalan lokal;
• meningkatkan kapasitas dan pengembangan sistem pelayanan
energi, melalui diversifikasi teknologi dan sumber energi,
perluasan jaringan distribusi dan peningkatan kualitas
pelayanan;
• meningkatkan kapasitas dan pengembangan sistem pelayanan
telekomunikasi dan informasi melalui diversifikasi teknologi,
perluasan jaringan pelayanan dan peningkatan kualitas
pelayanan;
• meningkatkan kapasitas instalasi pengolahan, perluasan
jaringan distribusi dan peningkatan kualitas pelayanan ke arah
sistem produksi air bersih siap minum;
• mengembangkan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki;
• pembangunan perumahan lama/perkampungan dilakukan
secara terpadu melalui program pembenahan lingkungan,
peremajaan kawasan, perbaikan kampung, peningkatan
prasarana dan sarana perumahan; dan
• mengembangkan sistem jaringan drainase air hujan, sistem pembuangan limbah domestik, sistem pengelolaan limbah
industri dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah
B3) serta sistem persampahan terpadu.
6) Strategi untuk perwujudan kawasan yang mendukung fungsi
perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi:
• mewujudkan keterpaduan infrastruktur yang mendukung fungsi
perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
• mengembangkan kegiatan budidaya selektif pada kawasan
perbatasan Negara Kesatuan Rebulik Indonesia;
• mengembangkan fungsi kegiatan yang mendukung perbatasan
• mengembangkan kawasan strategis kota untuk kawasan perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7) Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan
pertahanan dan keamanan meliputi:
• mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan
keamanan;
• mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di
sekitar kawasan pertahanan untuk menjaga fungsi dan
peruntukannya;
• mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya
tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan negara sebagai
zona penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan
kawasan lainnya; dan
• turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan
negara.
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KOTA
Rencana struktur ruang wilayah Kota meliputi: sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana.
Sistem pusat kegiatan meliputi:
a. pusat kegiatan kota;
b. pusat kegiatan sub-kota; dan
c. pusat pelayanan lingkungan.
Sistem jaringan prasarana meliputi:
a. sistem jaringan transportasi darat;
b. sistem jaringan perkeretaapian;
c. sistem jaringan transportasi laut;
d. sistem jaringan transportasi udara;
e. sistem jaringan energi;
f. sistem jaringan telekomunikasi;
g. sistem jaringan sumber daya air; dan
3. RENCANA POLA RUANG WILAYAH KOTA
Rencana pola ruang wilayah Kota Dumai meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Kawasan lindung meliputi:
a. kawasan perlindungan setempat;
b. kawasan suaka alam dan cagar budaya; dan
c. kawasan rawan bencana.
Kawasan budidaya meliputi:
a. kawasan peruntukan perumahan;
b. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;
c. kawasan peruntukan pemerintahan;
d. kawasan peruntukan industri;
e. kawasan peruntukan pariwisata;
f. kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau;
g. kawasan peruntukan sektor informal;
h. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; dan
i. kawasan peruntukan lainnya.
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Kawasan Strategis meliputi :
1) Kawasan Strategis Nasional
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan terletak di kawasan perbatasan laut Negara Republik Indonesia dengan Negara Malaysia di Selat Malaka.
2) Kawasan Strategis Provinsi
Kawasan Strategis Provinsi berupa Kawasan Strategis Duri-Dumai-Rupat.
3) Kawasan Strategis Kota
Kawasan Strategis Kota meliputi:
a) kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi;
b) kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya;
d) kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KOTA
Arahan pemanfaatan ruang wilayah menjadi acuan pelaksanaan
pemanfaatan ruang di wilayah Kota Dumai sesuai dengan kaidah
pembangunan berkelanjutan.
6. KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KOTA
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah Kota Dumai. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
meliputi :
a) ketentuan umum peraturan zonasi;
b) ketentuan perizinan;
c) ketentuan insentif dan disinsentif; dan
Tabel. 3.5
Permasalahan Pelayanan Bappeda Kota Dumai berdasarkan
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
1. Tujuan, Kebijakan Dan Strategi
Penataan Ruang Wilayah Kota
2. Rencana Struktur Ruang
Wilayah Kota
3. Rencana Pola Ruang Wilayah
Kota
4. Penetapan Kawasan Strategis
5. Arahan Pemanfaatan Ruang
Wilayah Kota
6. Ketentuan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang Wilayah
Kota agar sesuai dengan
tujuan, kebijakan
dan strategi
penataan ruang di Kota Dumai
Raperda RTRW Kota
Dumai belum
Raperda RTRW Kota
Dumai belum
Sumber : Bidang Prasarana dan Prasarana Wilayah Bappeda Kota Dumai.
Upaya pengendalian pembangunan dan berbagai dampaknya perlu
diselenggarakan secara terpadu lintas sektor dan lintas wilayah melalui
instrumen penataan ruang dan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS).
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Dumai terkait dengan isu pembangunan
berkelanjutan adalah sebagai berikut :
a. Pembangunan yang adil dan merata
Isu ini berkaitan dengan keseimbangan pembangunan di kawasan
yang tertinggal dan dapat menjangkau ke semua lapisan masyarakat
khususnya kawasan perdesaan yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi.
Pembangunan yang memusat di kawasan perkotaan semata tidak lagi
menjadi model yang baik bagi tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Pemerataan pembangunan di Kota Dumai direncanakan melalui;
1) Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru.
Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru di Kota Dumai
diwujudkan dengan pengembangan pusat pemerintahan di
Kecamatan Bukit Kapur serta pengembangan pusat perdagangan dan
jasa di Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur. Pusat
pertumbuhan baru dengan fungsi utama kegiatan industri
dikembangkan di Kecamatan Medang Kampai dan Kecamatan Sungai
Sembilan.
2) Pengembangan infrastruktur.
Pemerataan pembangunan infrastruktur diwujudkan dengan:
• Rencana pembangunan dan pengembangan infrastruktur
transportasi darat yaitu pembangunan jaringan jalan Tol yang
menghubungkan Kota Pekanbaru-Dumai, rencana pembangunan
jalan arteri primer, jalan arteri sekunder, jalan kolektor primer,
jalan kolektor sekunder, dan jaringan lokal.
• Rencana pembangunan infrastruktur transportasi laut yaitu
pengembangan dan pembangunan pelabuhan umum dan khusus
untuk mendukung kegiatan ekonomi dan industri di Kota Dumai.
• Rencana pengembangan sarana dan prasarana energi,
telekomunikasi, air minum dan infrastruktur perkotaan lainnya.