• Tidak ada hasil yang ditemukan

| Website Resmi Bappeda Kota Dumai |

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "| Website Resmi Bappeda Kota Dumai |"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

akhirnya Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun 2016 dapat

diwujudkan. Kiranya RENJA ini dapat menjadi sarana bagi Kota Dumai untuk

mewujudkan pendidikannya yang berkualitas, baik aparatur, tenaga pendidik dan

kependidikan, maupun lembaga pendidikan yang mampu membangun manusia

yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkepribadian tinggi, serta mandiri, yang

mana pencapaiannya diukur dalam berbagai indikator pembangunan tahun 2016.

Sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan hasrat mulia tersebut RENJA

ini bertujuan untuk meningkatkan target pencapaian pembangunan dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada yang akan difokuskan pada: 1). Pemerataan

dan perluasan akses pendidikan; 2). Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing;

dan 3). Peningkatan tata kelola pemerintahan, akuntabilitas, dan pencitraan publik

seluruh jajaran pendidikan.

Pencapaian tersebut ditetapkan dalam target perencanaan yang melalui

tahap-tahap yang sudah ditetapkan melalui peraturan perundang-undangan, baik

melalui mekanisme

bottom up planning

maupun

top down planning

. Perencanaan

yang efektif dan jelas kiranya dapat membantu kita semua dalam upaya pencapaian

target pembangunan secara bersama-sama.

Akhirnya dengan rampungnya RENJA ini, diharapkan semua pihak dapat

bekerja sama dalam pikiran, tenaga, bahkan dukungan anggaran dari Pemerintah

Kota Dumai, sehingga pembangunan bidang pendidikan dapat semakin ditingkatkan

sebagaimana harapan kita semua.

Dumai,

Januari 2015

KEPALA DINAS PENDIDIKAN

KOTA DUMAI

Drs. H. SYA’ARI, MP

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun 2016

merupakan penjelasan tentang

analisis gambaran pelayanan Dinas

Pendidikan Kota Dumai, evaluasi pencapaian kinerja Dinas Pendidikan Kota

Dumai Tahun Anggaran 2015,

strategis kebijakan, target, program, dan

kegiatan penyelenggaraan pendidikan di Kota Dumai sepanjang tahun 2015.

Program Pembangunan Pendidikan Kota Dumai diarahkan pada efesiensi

dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan agar secara efektif dapat memacu

peningkatan mutu, relevansi pendidikan dan daya saing, serta pemerataan

kesempatan belajar secara berkelanjutan.

Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun 2016 akan

menjadi acuan untuk penetapan kebijakan pendidikan dan perencanaan

program tahunan ke depan.

(4)

1.2. Landasan Hukum

RENJA Dinas Pendidikan Kota Dumai disusun dengan mengacu pada :

1.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 66);

5.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

6.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

(5)

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

8.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

9.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

10.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen;

11.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3721);

13.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran

Negara RI Nomor 3952).

14.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

15.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

(6)

Pemerintah Daerah Kepada masyarakat (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 nomor 19,Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4693);

17.

Peraturan Pemerintah nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang

Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

83, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738)

18.

Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan , Tata Cara

Penyusunan,

Pengendalian

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan Daerah;

19.

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009, (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11);

20.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur

Penyusunan Produk Hukum Daerah;

21.

Peraturan Menteri Dalam negeri Noor 13 Tahun 2006 tentang 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 59 Tahun tentang

Perubahan atasan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah;

22.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

23.

Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional Dan Menteri Keuangan Nomor : 28 Tahun 2010 Nomor : 0199/M

PPN/04/2010 Nomor : PMK 95/PMK 07/2010 Tentang Penyelarasan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Dengan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

(7)

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah

25.

Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 10 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Riau Tahun

2009-2014.

1.3. Maksud dan Tujuan

Secara umum penyusunan

RENJA

Pendidikan Kota Dumai

2016

dimaksudkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan

sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan sekaligus untuk memacu dan

mempercepat pencapaian dan pelaksanaannya.

Sedangkan tujuannya adalah:

1. Memberikan arah kebijakan pendidikan Kota Dumai khususnya pada

periode 2016.

2. Sebagai pedoman dalam penyusunan rencana program tahunan

pengembangan pendidikan di Kota Dumai

(8)

1.4. Sistematika Penulisan

RENJA Dinas Pendidikan Kota Dumai 2016 disusun berdasarkan sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Landasan Hukum

1.3. Maksud dan Tujuan

1.4. Sistematika Penulisan

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota

Dumai

2.2. Sumber Daya Dinas Pendidikan Kota Dumai

BAB III. REVIEW PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2015

3.1. Identifikasi Isu Strategis Pendidikan Kota Dumai

3.2. Tantangan Pendidikan Kota Dumai 2011-2015

3.3. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014

BAB IV. PENENTUAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

4.1. Perumusan Tujuan dan Sasaran

(9)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN

2.1.

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

1. Tugas

Dinas Pendidikan Kota Dumai mempunyai tugas melaksanakan

kewenangan di bidang pendidikan dalam merumuskan kebijaksanaan,

mengkoordinasikan, membina, dan mengendalikan program pendidikan

dan tenaga kependidikan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Walikota Dumai.

2. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas sebagai mana tersebut di atas Dinas

Pendidikan mempunyai fungsi :

1)

Perumusan kebijaksanaan di bidang pendidikan;

2)

Pembinaan dan pengendalian pendidikan pra sekolah dan luar

sekolah;

3)

Perencanaan, pengendalian, pembinaan, pengurusan dan

pengawasan pendidikan dasar dan menengah;

4)

Perencanaan, pengendalian, pembinaan, pengurusan, dan

pengawasan manajemen pendidikan dasar dan menengah;

5)

Perencanaan, pengendalian, pembinaan, pengurusan dan

pengawasan tenaga kependidikan;

6)

Pembinaan dan pengendalian kurikulum dan muatan lokal;

7)

Pembinaan dan pengawasan teknis edukatif dan administratif

kepada unsur terkait dengan bidang pendidikan;

(10)

3.

Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari:

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat;

3. Kepala Bidang Pendidikan Dasar;

4. Kepala Bidang Pendidikan Menengah;

5. Kepala Bidang Pendidikan Khusus, Non Formal Dan Informal; dan

6. Kelompok Jabatan Fungsional;

Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan

dibantu oleh Sekretariat dan Kepala Bidang. Kepala Bidang Dibantu oleh

Kepala Subbagian dan Kepala Seksi. Yaitu :

1). Sekretaris dibantu oleh Kepala Subbagian terdiri dari :

a. Kepala Sub Bagian Administrasi dan Umum;

b. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan.

c. Kepala Sub Bagian Kepegawaian.

2). Kepala Bidang Manajemen Pendidikan Dasar dibantu oleh:

Kepala Seksi terdiri dari :

a. Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar;

b. Kepala Seksi Ketenagaan Pendidikan Dasar; dan

c. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar.

3). Kepala Bidang Manajemen Pendidikan Menengah dibantu oleh:

Kepala Seksi terdiri dari :

a. Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah;

b. Kepala Seksi Ketenagaan Pendidikan Menengah ; dan

c. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Menengah .

4). Kepala Bidang Pendidikan Khusus, Non Formal Dan Informal oleh

Kepala Seksi terdiri dari :

(11)

b. Kepala Seksi Ketenagaan Pendidikan Pendidikan Khusus, Non

Formal Dan Informal ; dan

c. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Pendidikan

Khusus, Non Formal Dan Informal

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI

(12)

2.2.

Sumber Daya Dinas Pendidikan Kota Dumai

Dalam upaya akselerasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas

Pendidikan Kota Dumai dibantu oleh 71 personel. Dengan kualifikasi

pendidikan, S-2 sebanyak 7 orang, S-1 sebanyak 41 orang, D-III sebanyak 6

orang, D-II sebanyak 10 orang , D-I sebanyak 1 orang, SMA sebanyak 28

orang, dan SMP sebanyak 1 orang. Komposisi PNS menurut Pangkat dan

Golongan dapat dilihat pada tabel di bawah.

Jumlah PNS Menurut Pangkat dan Golongan

Pada Dinas Pendidikan Kota Dumai

No.

PANGKAT

GOL. RUANG

JUMLAH (ORANG)

(13)

BAB III

REVIEW PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2015

3.1. Identifikasi Isu Strategis Pendidikan Kota Dumai

Persoalan pendidikan di Kota Dumai dapat dikelompokkan menjadi 3(tiga) bagian

utama yakni : 1. Akses, daya tampung, dan pemerataan; 2. Mutu, relevansi, dan

daya saing; dan 3. Tata kelola dan

good governance.

Ketiga persoalan utama di atas dapat diringkas dalam 16 persoalan/ isu utama

pendidikan di Kota Dumai sebagai hasil analisa pada bagian sebelumnya

sebagaimana di bawah ini.

A. Persoalan Akses dan Pemerataan Pendidikan

1. Belum sepenuhnya penduduk usia sekolah memperoleh kesempatan/ akses

dalam memperoleh pendidikan yang bermutu terutama pendidikan anak usia

dini dan menengah.

2. Masih tingginya disparitas angka partisipasi per kecamatan di Kota Dumai.

3. Belum tercukupinya sarana ruang kelas untuk menampung peserta didik

dengan kapasitas dan jadwal belajar sesuai dengan standar proses belajar

yang efektif terutama tingkat pendidikan dasar

(14)

B. Persoalan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing

1. Belum terpenuhinya standar pelayanan minimal sarana/pra sarana di setiap

jenjang pendidikan dan ketimpangan sarana dan pra sarana antara sekolah di

daerah kota dengan di pinggir kota.

2. Jumlah tenaga pendidik sudah lebih dari cukup, namun kualifikasinya masih

banyak yang belum memenuhi standar (S-1) dan terjadinya

missmatch

antara

latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan.

3. Kesejahteraan sebagian tenaga pendidik (PNS) sudah baik, namun belum

diikuti dengan peningkatan produktifitas kerja. Sedangkan sebagian tenaga

pendidik lainnya (non PNS) masih perlu peningkatan kesejahteraan terutama

guru honor daerah. Permasalahan lainnya status sebagian guru/pegawai

tidak tetap masih belum kuat legalitasnya dan proses pengangkatannya

belum didasarkan analisa kebutuhan.

4. Terdapat ketimpangan mutu antara sekolah negeri dengan sekolah swasta

dan agama.

5. Masih banyak satuan pendidikan (sekolah) yang belum memenuhi dan dinilai

sejauh mana telah memenuhi indikator-indikator yang terdapat pada 8

(delapan) standar pendidikan nasional.

6. Masih belum banyaknya prestasi akademik dan non akademik yang dicapai

pendidikan Kota Dumai di tingkat Provinsi Riau dan nasional.

7. Terjadinya kemerosotan akhlak dan moral yang disebabkan berbagai

pengaruh kemajuan teknologi dan globalisasi. Hal ini terlihat dari :

Penggunaan

handphone

untuk hal-hal yang negatif

(15)

Kesopanan dan rasa segan kepada guru dan orang yang lebih tua

cenderung menurun

Ancaman narkoba dan pergaulan bebas yang semakin kuat dengan

ditemukannya beberapa kasus yang melibatkan pelajar.

8. Masih belum optimalnya peran lembaga pendidikan dan pendidiknya di dalam

menggali dan mengembangkan potensi setiap peserta didik. Hal ini

ditunjukkan dari :

Pola pendidikan dan penilaian yang menyamaratakan pembelajaran

bagi setiap peserta didik

Pengenalan dan pendekatan proses pendidikan terhadap latar

belakang peserta didik secara pribadi belum optimal

Belum terpolanya penjurusan peserta didik berdasarkan minat dan

bakatnya.

9. Masih belum berkembangnya peran serta masyarakat dalam pengambilan

kebijakan pendidikan, budaya membaca, dan produk-produk hasil

pengembangan dan penelitian pendidikan. Hal ini terlihat dari :

Forum-forum guru dan kepala sekolah yang belum fokus dan konsisten

dalam menyelesaikan berbagai kelelamahan mutu pendidikan yang

dihadapi

Masih sangat sedikit tulisan (hasil penelitian, artikel, berita, opini, dsb)

guru yang dipublikasikan

Masih belum berkembangnya pengembangan berbagai instrumen

pembelajaran yang kreatif dan kontekstual.

10. Belum terhubungnya dengan baik (

link and match

) output pendidikan Kota

Dumai dengan kebutuhan tenaga kerja dan dunia usaha/industri, serta masih

belum banyaknya masyarakat Kota Dumai mencapai pendidikan S-1/

sederajat. Hal ini terlihat dari :

(16)

Alumni SMK teknik hanya sebagian kecil yang terserap di dunia

industri

Belum berkembangnya jiwa dan kemandirian wira usaha bagi alumni

SMK

Kurikulum dan metode pembelajaran di SMK belum

match

dengan

apa yang dibutuhkan dunia industri di Kota Dumai dan sekitarnya

sehingga melemahkan

bargaining position

SMK dengan dunia

industri.

C. Masalah Tata Kelola dan Akuntabilitas

1. Masih lemahnya manajemen dan kualitas kepemimpinan lembaga pendidikan

terutama dalam rangka manajemen berbasis sekolah. Hal ini terlihat dari :

Dokumen pengembangan sekolah dan anggaran belanja sekolah

belum tersusun sesuai dengan prinsip-prinsip perencanaan

Belum optimalnya peran komite sekolah (masyarakat) dalam

pengembangan sekolah maupun pengawasan penggunaan keuangan

sekolah

Masih terdapatnya kasus-kasus disharmonisasi antara kepala sekolah

dengan pendidik, tenaga kependidikan, maupun komite sekolah.

2. Masih belum tertata dengan baik sistem perencanaan, aktualisasi,

implementasi, koordinasi, monitoring, dan evaluasi program dan kegiatan

yang dilaksanakan di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Dumai, serta belum

optimalnya sumber daya manusia yang melaksanakan berbagai program dan

kegiatan tersebut. Hal ini terlihat dari :

Masih

terdapatnya

misskoorndinasi

antara

bidang

dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang sebagian disebabkan

karena masih terdapatnya ego sektoral

(17)

Kegiatan belum benar-benar berfokus pada pencapaian hasil

sebagaimana yang ditetapkan di dalam dokumen perencanaan dan

tindak lanjut (keberlanjutannya) masih belum optimal

Data base

, sistem informasi manajemen, dan pengembangan teknologi

berbasis web yang belum optimal.

Sarana dan pra sarana gedung kantor serta fasilitas yang belum

mendukung dinamika dan mobilisasi pelayanan pendidikan.

3.2. Tantangan Pendidikan Kota Dumai 2011-2015

Berdasarkan uraian kondisi internal dan eksternal pendidikan Kota Dumai di atas,

maka tantangan yang harus dijawab Pemerintah Kota Dumai khususnya Dinas

Pendidikan Kota Dumai dalam lima tahun ke depan dalam rangka pembangunan

pendidikan untuk mendukung pembangunan sektor lain dijabarkan sebagai berikut :

1.

Menjadikan biaya pendidikan terjangkau sampai tingkat pendidikan menengah

oleh semua kalangan dan lapisan masyarakat baik di wilayah kota (urban)

maupun di pinggiran kota (sub urban).

2.

Mengurangi disparitas mutu sekolah antara sekolah negeri dengan swasta dan

antara sekolah yang berada di wilayah kota (urban) maupun di pinggiran kota

(sub urban) dengan berpedoman kepada 8 (delapan) standar pendidikan

nasional sehingga seluruh sekolah di Kota Dumai dikategorikan sebagai

Sekolah Standar Nasional (SSN).

3.

Meminimalisir resiko siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan sampai ke

tingkat pendidikan menengah, terutama bagi siswa yang berasal dari keluarga

kurang mampu (miskin).

4.

Menjadikan pembinaan karakter (kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, dan

toleransi) sebagai salah satu tujuan utama bagi peserta didik di dalam setiap

mata pelajaran dan kegiatan belajar mengajar.

5.

Menata agar ketersediaan guru tercukupi di seluruh kecamatan, mengajar

sesuai dengan latar belakang keilmuannya, serta adanya pengembangan dan

penghargaan kualitas dan profesi yang berkelanjutan.

(18)

7.

Menjadikan pendidik sebagai profesional melalui program sertifikasi,

peningkatan kapasitas mengajar, dan pembinaan

soft skill

(sikap, mentalitas,

dan etos kerja).

8.

Meningkatkan perlindungan, penghargaan, dan kesejahteraan tenaga pendidik

khususnya guru bantu dan guru/ pegawai tidak tetap.

9.

Menjadikan sekolah sebagai bangunan publik yang nyaman sehingga dapat

menjadi pusat belajar dan sosialisasi masyarakat, pembinaan budi pekerti,

pengembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berparadigma

lingkungan (

green school

).

10. Menjadikan mutu pendidikan Kota Dumai dikenal di tingkat lokal dan nasional

melalui prestasi akademis dan non akademis sekolah, kepala sekolah,

pengawas sekolah, guru, dan siswa dalam berbagai

event

.

11. Menjadikan sekolah sebagai institusi yang menjunjung tinggi nilai-nilai

demokrasi, keterbukaan, profesionalisme, dan akuntabilitas.

12. Meningkatkan peran serta masyarakat, dunia usaha, dan industri dalam

mendukung penyediaan sarana dan pra sarana pendidikan.

13. Menjadikan SMK sebagai lembaga yang relevan dalam pengembangan

ekonomi masyarakat dan penghasil tenaga kerja yang terampil sehingga siap

ditempatkan dalam dunia usaha dan industri.

14. Meningkatkan kualitas pendidik/ tentor sehingga mampu menjadi tenaga ahli

yang diakui sehingga dapat membantu meningkatkan daya jual pendidikan oleh

dunia usaha dan industri di Kota Dumai.

15. Menjadikan Dinas Pendidikan Kota Dumai sebagai pusat layanan pendidikan

yang mampu memberikan layanan prima.

(19)

A. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

Berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Kepala Dinas

Pendidikan Kota Dumai telah menetapkan target pencapaian kinerja tahun 2015

kepada Walikota Dumai.

A.1. Sasaran dan Indikator Kinerja

Sasaran dan indikator kinerja beserta target pencapaian yang diharapkan dapat

dicapai pada akhir tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

NO

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

TARGET

1

Meningkatnya ketersediaan

1 Angka Partisipasi Kasar (APK) TK/RA

40%

akses pendidikan pra sekolah

2

Meningkatnya ketersediaan

1 Angka Partisipasi Murni SD/MI/

>99%

pendidikan dasar yang

SDLB/Paket A

bermutu

2 Angka Partisipasi Murni SMP/MTs

93%

/SMPLB/Paket B

3 Menurunnya Angka putus sekolah

0,26%

4 Persentase ruang kelas kondisi baik

89%

5 Rata-rata nilai ujian nasional SD/MI

7,25

6 Rata-rata nilai ujian nasional SMP/MTs

7,20

3

Meningkatnya ketersediaan

1 Angka partisipasi kasar (APK)

107,27%

pelayanan pendidikan

2 Angka partisipasi murni (APM)

98,45%

menengah yang terjangkau,

3 Menurunnya Angka putus sekolah

0,10%

relevan, dan Bermutu

4 Prosentase ruang kelas dalam kondisi

92%

baik

5 Rata-rata nilai ujian nasional

6,78

SMA/MA/SMK

6 Jumlah tamatan SMK yang bekerja di

28%

tahun kelulusan

4

Meningkatnya kualifikasi

1 Persentase pendidik S-1/D-4

79,40%

pendidik dan tenaga

2 Persentase tenaga pendidik bersertifikat

26,46%

kependidikan

profesi (sertifikasi)

5

Meningkatnya pemenuhan

1 Prosentase Sekolah yang telah

71%

standar pelayanan minimal

memenuhi Standar Pelayanan Minimal

2

Prosentase sekolah yang memiliki

65%

(20)

3.3. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Dumai tahun 2016

dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi

masing-masing indikator kinerja sasaran.

Secara umum terdapat keberhasilan pencapaian sasaran strategis berikut

indikator kinerjanya. Namun demikian juga terdapat beberapa sasaran strategis

yang belum berhasil dicapai pada tahun 2015. Terhadap beberapa sasaran yang

belum dapat dicapai, Dinas Pendidikan Kota Dumai telah melakukan analisis dan

evaluasi penanganannya. Analisis capaian kinerja tersebut selengkapnya

tertuang pada bagian berikut ini.

A. Analisis Capaian Kinerja

A.1. Meningkatnya ketersediaan akses pendidikan pra sekolah

Ketersediaan akses pendidikan pra sekolah ditunjukkan melalui indikator

sebagai berikut :

Angka Partisipasi Kasar (APK) TK/RA

Indikator kinerja, target, dan realisasinya dapat digambarkan sebagai berikut :

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

%

Angka Partisipasi Kasar

(APK) tingkat TK/RA

30

26,6

88,6

Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Dumai sebenarnya

cukup cepat. Tahun 2006 tercatat ada 31 TK di Kota Dumai, dan pada tahun

2013 angka itu bertambah hampir dua kali lipat menjadi 65 TK/RA. Hal inilah

yang dipandang sebagai salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan

angka partisipasi peserta didik.

(21)

pra sekolah berjumlah 4.497 orang. Dengan demikian Angka Partisipasi Kasar

pendidikan pra sekolah Kota Dumai saat ini adalah 26,66 %.

Selain itu saat ini di Kota Dumai telah terdapat 18 buah lembaga Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD), 23 kelompok bermain (play groups), dan lebih dari 10

buah tempat pembelajaran Al-Qur’an. Keberadaan lembaga-lembaga ini cukup

berkembang pesat dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir. Sebagian peserta didik,

meskipun sudah dibatasi perbedaan usianya, tersebar di dalam berbagai

lembaga pendidikan pra sekolah ini.

Sementara itu sejak tahun 2004 sampai 2016 ini Pemerintah Kota Dumai belum

ada menambah unit sekolah baru TK. Jumlah TK Negeri di Kota Dumai saat ini

memang masih 2 (dua) unit yakni TKN Dumai Timur dan TK Negeri Medang

Kampai.

Bahkan dalam tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Dumai belum menambah

ruang kelas di kedua TK tersebut. Dan jumlah peserta didik yang paling banyak

tentu saja ada di sekolah swasta. Diharapkan di tahun mendatang, jika belum

sanggup membangun unit sekolah baru di beberapa kecamatan lainnya, minimal

harus dilaksanakan kegiatan penambahan ruang kelas di kedua TK negeri

Pembina tersebut.

Namun dengan keterbatasan anggaran pendidikan Kota Dumai usaha perluasan

akses pendidikan pra sekolah ini khususnya di dalam membangun unit sekolah

baru masih mengalami kendala. Oleh karena itu upaya tersebut harus dilakukan

dengan mengusahakan dana dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat.

Inilah yang menjadi pekerjaan rumah selanjutnya di tahun-tahun mendatang.

(22)

A.2. Meningkatnya ketersediaan akses pendidikan dasar yang bermutu.

Ketersediaan akses pendidikan dasar yang bermutu ditunjukkan melalui

indikator sebagai berikut :

2014 ini APK untuk tingkat pendidikan dasar tidak dijadikan lagi sebagai ukuran

indikator keberhasilan program/ kegiatan Dinas Pendidikan Kota Dumai.

Dengan kata lain data dikatakan bahwa sudah semua masyarakat usia sekolah

7-12 tahun dan 13-17 tahun tertampung di sekolah. Dengan kalimat lain dapat

disimpulkan bahwa Kota Dumai sudah berhasil dalam Program Nasional Wajib

Belajar Pendidikan Dasar Dua belas Tahun.

(23)

Aktifitas pendidikan dasar tingkat SD/MI di Kota Dumai terkonsentrasi pada

Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur, sedangkan untuk tingkat SMP/MTs

banyak terkonsentrasi di Kecamatan Dumai Barat. Hal ini dikarenakan

persebaran sekolah SMP/MTs yang lebih banyak berada di Dumai Barat

sehingga penduduk usia sekolah dari kecamatan lain bersekolah di Dumai Barat.

Oleh karena itu kecamatan lainnya terutama Sungai Sembilan masih

membutuhkan perluasan akses pendidikan dasar seperti pembangunan unit

sekolah baru dan penambahan ruang kelas. Untuk masa mendatang perluasan

akses pendidikan sekaligus penyediaan alat praktik dan sarana peningkatan

mutu lainnya difokuskan ke kecamatan yang masih membutuhkan sehingga

kepadatan siswa tidak bertumpu pada kecamatan-kecamatan di tengah kota

saja.

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/SDLB/ Paket A

Pada tahun 2014 jumlah penduduk usia sekolah 7-12 tahun di Kota Dumai

sebanyak 35.316, sedangkan jumlah peserta didik yang berusia 7-12 tahun di

tingkat pendidikan SD/MI/SDLB/ Paket A adalah 35.006 orang. Dengan demikian

APM SD/MI/SDLB/ Paket A adalah 99,12%. Jika dibandingkan dengan target

kinerja tahun 2014 yakni APM SD/MI/SDLB/ Paket A sebesar 101,14%, maka

tingkat pencapaian APM tersebut sudah melebilihi target.

Pencapaian target tersebut dikarenakan pada tahun 2013 dan 2014 pemerintah

semakin gencar melakukan sosialisasi dan pengetatan aturan usia masuk

sekolah. Sebagaimana diketahui dari tahun ke tahun usia masuk sekolah

pendidikan dasar cenderung semakin cepat. Menurut data tahun 2012 siswa

baru yang memasuki sekolah SD di tingkat pertama atau calon siswa yang

mendaftar masuk SD atau sederajat lebih hampir 20% belum mencukupi umur 7

tahun. Bahkan masih ada yang belum mencapai umur 6 tahun.

(24)

dapat dikatakan bahwa jika banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya

meskipun secara usia belum cukup, yang seringkali diasumsikan seiring dengan

perkembangan tingkat ekonomi sebuah keluarga atau masyarakat.

Namun tentu saja selain berpengaruh terhadap kesiapan siswa tersebut dalam

mengikuti pendidikan secara mental dan emosional, hal ini juga mempengaruhi

angka partisipasi murni, dimana indikator ini membandingkan siswa SD/

sederajat yang berumur 7-12 tahun (bukan seluruh siswa SD/ sederajat) dengan

penduduk usia sekolah 7-12 tahun.

Hal ini didukung oleh surat edaran dari Kementerian Pendidikan Nasional dan

Dinas Pendidikan Provinsi Riau yang mengingatkan pentingnya mematuhi

ketentuan umur calon peserta didik bagi sekolah pada saat penerimaan siswa

baru. Dan diharapkan pada tahun-tahun mendatang hal ini dapat dipertahankan

bahkan ditingkatkan. Hal ini dipandang penting karena jika aturan umur tidak

secara ketat dilakukan pada tingkat SD/ sederajat akan mempengaruhi APM di

tingkat pendidikan selanjutnya.

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/SMPLB/ Paket B

Pada tahun 2013/2014, berdasarkan data Dinas Kependudukan Kota Dumai,

jumlah penduduk usia sekolah 13-15 tahun di Kota Dumai sebanyak 16.035,

sedangkan jumlah peserta didik yang berusia 13-15 tahun di tingkat pendidikan

SMP/MTs/SMPLB/ Paket B adalah 13.950 orang. Dengan demikian APM

SMP/MTs/SMPLB/ Paket B adalah 87,00%. Jika dibandingkan dengan target

kinerja tahun 2014 yakni APM SMP/MTs/SMPLB/ Paket B sebesar 80.0%, maka

tingkat pencapaian APM tersebut adalah 108,75 %.

(25)

sebelumnya. Sementara itu pencapaian di tahun ini sebenarnya sudah mencapai

hasil yang cukup siqnifikan yakni 87,00 % atau naik sekitar 6,3 % dari

tahun-tahun sebelumnya.

Sama seperti APM SD/MI/SDLB/ Paket A, pencapaian target tersebut dapat

berhasil dikarenakan pada tahun 2013 dan 2014 pemerintah semakin gencar

melakukan sosialisasi dan pengetatan aturan usia masuk sekolah yang dimulai

dari pendidikan anak usia dini. Hal ini tentu saja selain berpengaruh terhadap

APM di tingkat pendidikan selanjutnya. Diharapkan di tahun mendatang target

yang ditetapkan dievaluasi kembali agar lebih realistis dan dapat dicapai dengan

program dan kegiatan yang efektif. Dan diharapkan upaya sosialisasi dan

pengetatan usia sekolah ini dapat tetap dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya.

Angka Putus Sekolah

Pada tahun 2014 ini diketahui data anak putus sekolah di tingkat SD sebanyak

17 orang dari 36.472 peserta didik di tingkat SD/MI atau sekitar 0,04%.

Sedangkan untuk tingkat SMP/MTs tidak terdapat anak putus sekolah.

Jumlah ini dapat dikatakan sudah berhasil dimana Kota Dumai dapat menekan

angka putus sekolah di bawah 0,5 %. Program-program yang selama ini

mendukung adalah pembebasan biaya pendidikan khususnya di sekolah negeri

untuk tingkat SD dan SMP sederajat. Hal ini dimungkinkan karena selain dana

BOS Pusat, Pemerintah ota Dumai sejak tahun 2007 telah memberikan subsidi

operasional sekolah untuk seluruh SD dan SMP negeri. Untuk sekolah swasta

masih memungut uang pendidikan di luar dana BOS Pusat.

Selain itu berbagai program bantuan beasiswa dari pemerintah Provinsi Riau dan

pemerintah pusat telah mampu mendukung program penuntasan wajib belajar

pendidikan dasar Sembilan tahun di Kota Dumai.

(26)

siswa miskin dipandang sudah sangat memadai bagi setiap keluarga untuk

menyekolahkan anaknya sampai dengan tamat SMP sederajat.

Persentase Jumlah Kelas Dalam Kondisi Baik

Perbaikan sarana dan pra sarana pendidikan terutama ruang kelas adalah salah

satu target Pemerintah Kota Dumai dalam 3 (tiga) tahun ke depan. Diharapkan di

akhir tahun 2016 tidak ada lagi ruang kelas dalam kondisi rusak sedang/ berat.

Oleh karena itu di tahun 2015 dan dilanjutkan tahun 2016 ini seluruh ruang kelas

yang sudah dipetakan dalam kondisi rusak telah dianggarkan perbaikannya

secara bertahap dan menjadi skala prioritas dalam kebijakan anggaran.

Di tahun 2015 telah dianggarkan sekitar Rp. 1,6 miliar untuk memperbaiki

ruangan kelas yang rusak. Dana tersebut selain berasal dari APBD Kota Dumai

juga salah satunya berasal dari APBD Provinsi Riau melalui Dana Bantuan

Pemerintah Provinsi Riau serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastrutur

Daerah (DPPID) yang berasal dari pemerintah pusat dan kemudian dianggarkan

di dalam APBD Perubahan Kota Dumai Tahun Anggaran 2014.

Jumlah ruangan kelas yang dapat diperbaiki tahun 2015 sebanyak 84 ruang

kelas. Kerusakan ruang kelas tersebut sebagian besar terdapat pada lantai dan

atap. Meskipun demikian dengan anggaran yang masih terbatas perbaikan

tersebut sebagiannya tidak langsung 100% dari bangunan sekolah yang rusak,

tetapi bagian bangunan yang dianggap sangat mempengaruhi kenyamanan dan

kemanan dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

(27)

Tingkat

Jumlah Ruang

Kelas

Ruang Kelas

Kondisi Baik

%

SD

1.012

930

91,89

SMP

355

336

94,64

Jumlah

1.367

1.266

92,61

Dari tahun ke tahun jumlah ruangan kelas dalam kondisi rusak mengalami

penurunan. Pada tahun 2006 kondisi sarana / prasarana (ruang kelas) kurang

mendukung. Di tingkat SD ruang kelas yang layak pakai 70,15% , rusak ringan

21,85%, dan rusak berat 8,00%. Di tingkat SMP/MTs layak pakai 92,26%, rusak

ringan 3,44 % dan rusak berat 4,30 %.

Pada tahun 2014, di tingkat SD ruang kelas yang dalam kondisi baik 91,89 % ,

rusak ringan 5,03 %, dan rusak berat 3,06 %. Di tingkat SMP/MTs yang dalam

kondisi baik 94,61 %, rusak ringan 4,78 % dan rusak berat 0,56 %.

Sebagaimana ditegaskan di atas diharapkan di masa mendatang jumlah ruang

kelas dan bangunan sekolah yang rusak berat sudah tidak ada lagi di semua

tingkat pendidikan dan jumlah bangunan sekolah yang rusak ringan dapat ditekan

sehingga kurang dari 2 %. Ruang kelas yang baik dan nyaman adalah salah satu

syarat utama untuk mendukung proses belajar mengajar yang kondusif dan

berkualitas.

Hasil Ujian Nasional Tingkat SD/MI Tahun Pelajaran 2012/2013

Hasil UN dapat berfungsi sebagai alat evaluasi diri bagi sekolah, Kabupaten/Kota,

Provinsi dan Pemerintah. Berdasarkan analisis hasil UN maka Pemerintah Pusat,

Propinsi, Kabupaten/Kota dan sekolah dapat melakukan program tindak lanjut.

Bagi sekolah atau daerah yang nilainya masih rendah dapat melakukan

pelacakan dan diagnostic secara menyeluruh sehingga dapat perbaikan.

1.

Persentase Tingkat Kelulusan Ujian Nasional

(28)

A. Tingkat SD/MI

Tingkat kelulusan siswa Sekolah Dasar/Madrasah di Kota Dumai tahun ini hanya

mencapai 100.00 persen, angka tersebut meningkat dibanding tahun lalu yang

mencapai 100.00 persen dilihat dari nilai rerata dari 5230 peserta. Hasil diatas

menunjukkan bahwa persentase kelulusan tingkat SD/MI dikategorikan

MEMUASKAN

.

Tabel : Persentase Tingkat Kelulusan

Tingkat

Jml

Siswa

Jml

Lulus

% Lulus

Jml

Tidak

Lulus

%

Tdk

Lulus

SD/MI

5230

5230

100.00%

0

0.00%

B. Tingkat SMP/MTs

Tingkat kelulusan siswa Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah di

Kota Dumai tahun ini mencapai 99.85 persen. Angka tersebut meningkat

dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 99,21 persen dari 4086 peserta.

Hasil diatas menunjukkan bahwa persentase kelulusan tingkat SMP/MTS 99.85 %

dengan tingkat ketidaklulusan 0.15 %, dapat dikategorikan

MEMUASKAN

.

Tabel : Persentase Tingkat Kelulusan

Tingkat

Jml

Siswa

Jml

Lulus

%

Lulus

Jml

Tidak

Lulus

%

Tdk

Lulus

SMP/MTS

4086

4057

99.85%

6

0.15%

2. Perbandingan Capaian Persentase Kelulusan dan Nilai Ujian Nasional tahun

2010 – 2014

(29)

A. Tingkat SD/MI

Tabel : Capaian Persentase Kelulusan dan Capaian Nilai

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase capaian kelulusan

pada tahun 2014 sama dengan kelulusan pada tahun 2013 yakni 100.00 %.

Namun bila dilihat dari capaian rerata nilai UN terjadi peningkatan yaitu 7.12 pada

tahun 2012 naik menjadi 7.35 pada tahun 2013. Secara keseluruhan hasil yang

dicapai dapat dikategori

MEMUASKAN.

Dari 12 Kabupaten/Kota tersebar di

Provinsi Riau, Kota Dumai berada pada urutan ke 6.

B. Tingkat SMP/MTs

Tabel : Capaian Persentase Kelulusan dan Capaian Nilai

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase capaian kelulusan

tingkat SMP/MTs pada tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 0.05 % dari tahun

sebelumnya, tercatat 99.85 % pada tahun 2013 naik menjadi 99.90 % pada tahun

2014. Pada periode yang sama capaian rerata nilai UN tingkat SMP/MTs tahun

2014 terjadi Peningkatan dari 7.23 pada tahun 2013 menjadi 8,01 pada tahun

Tingkat

Tahun

2011

99.96%

Turun

7.38

Naik

4

2012

100.00%

Naik

7.12

Turun

8

2013

100.00%

Naik

7.35

Naik

4

2014

100.00%

Sama

7.05

Turun

6

Tingkat

Tahun

2011

99.57%

Naik

7.61

Naik

9

2012

99.21%

Turun

7.71

Naik

9

2013

99.85%

Naik

7.23

Turun

3

(30)

2014. Dari 12 Kabupeten/Kota yang berada di Provinsi Riau, Kota Dumai

memperoleh rangking ke 1.

3. Meningkatnya ketersediaan akses pendidikan menengah yang terjangkau,

relevan dan bermutu.

Ketersediaan akses pendidikan menengah yang terjangkau, relevan, dan

bermutu ditunjukkan melalui indikator sebagai berikut :

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

%

Untuk tingkat sekolah menengah (SMA/MA/SMK) APK pada tahun 2013 sebesar

75,37%. Sedangkan pada tahun 2014 meningkat 100,80 %. Dengan demikian

ada peningkatan sebanyak lebih dari 5% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini

didukung oleh beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun

2014 diantaranya pembangunan 11 unit ruang kelas yang bersumber dari dana

APBD Kota Dumai di SMA dan SMK di Kota Dumai.

(31)

Selain itu juga melalui dana pemerintah pusat juga dilaksanakan Bantuan

Operasional Mutu (BOM) sekolah menengah. Bantuan seperti ini sangat berarti

bagi peningkatan kesempatan belajar dan memberikan motivasi bagi anak-anak

keluarga kurang mampu untuk dapat menyelesaikan pendidikannya sampai

jenjang pendidikan menengah.

Dan yang lebih penting adalah bahwa di tahun 2015 ini mulai disosialisasikan

gerakan wajib belajar pendidikan 12 tahun sampai SMA sederajat oleh

Pemerintah Kota Dumai.

Dari APK di atas secara teoritis hal ini dapat saja ditafsirkan bahwa sekitar

11-12% penduduk usia sekolah 16-18 tahun belum sekolah. Namun kalau kita

bandingkan dengan angka putus sekolah (yakni 0,81%) menunjukkan tidak

ditemukan angka yang siqnifikan yang mengatakan bahwa penduduk usia

sekolah tersebut mengalami masalah.

Maka berdasarkan pengamatan, kemungkinan terbesar dalam hal ini adalah

banyaknya penduduk usia sekolah 16-18 tahun di Kota Dumai yang melanjutkan

pendidikannya di luar Kota Dumai. Hal ini dianggap wajar karena tingkat

mobilisasi penduduk Kota Dumai yang cukup cepat. Namun untuk ke depannya

perlu dilakukan pendataan dan penelitian yang lebih ilmiah untuk melihat

persoalan ini dengan lebih jelas.

Selain itu partisipasi pendidikan jika dlilihat dari sudut pandang gender, dapat kita

lihat di setiap tingkat pendidikan bahwa antara siswa laki-laki dan perempuan

tidak terdapat jarak yang siqnifikan dalam hal partisipasinya dalam mendapatkan

akses pendidikan, sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel di atas.

(32)

namun sudah sekolah, meskipun usianya belum cukup. Atau di sisi lain dapat

melihat gejela kelebihan umur peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu.

Selain persoalan di atas, yang menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Dumai

adalah ketidakseimbangan persebaran peserta didik di setiap kecamatan.

Penumpukan siswa terutama terjadi di Kecamatan Dumai Timur dan Dumai Barat

serta Dumai Selatan seperti di SMAN 1, SMAN 2, SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5

dan SMK Taruna Persada. Hal ini disebabkan karena peserta didik yang berasal

dari Kecamatan Bukit Kapur, Sungai Sembilan, dan Medang Kampai memilih

bersekolah di sekolah-sekolah di Kecamatan Dumai Barat. Pada sekolah-sekolah

yang disebut di atas masih membutuhkan penambahan ruang kelas baru dan

sarana lainnya.

Angka Putus Sekolah

Pada tahun 2015 ini diketahui data anak putus sekolah di tingkat SMA/MA/SMK

sebanyak 95 orang dari 9.744 peserta didik di tingkat SMA/MA/SMK atau sekitar

0,97%. Jumlah ini dapat dikatakan sudah berhasil dimana Kota Dumai dapat

menekan angka putus sekolah. Program-program yang selama ini mendukung

adalah sebagiamana disebutkan di atas yakni bantuan pendidikan bagi siswa

miskin yang bersumber dari APBD Kota Dumai yang difokuskan kepada sekolah

swasta (yang tidak mendapatkan bantuan operasional sekolah dari Pemerintah

Kota Dumai) dan Bantuan Operasional Mutu (BOM) dari pemerintah pusat.

(33)

Bahkan di masa mendatang diharapkan akan semakin banyak lulusan sekolah

menengah dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi dan dapat mengikuti berbagai

pelatihan untuk dapat mengisi lapangan kerja dari berbagai investasi berbagai

perusahaan di Kota Dumai atau membuka usaha sendiri yang juga sekaligus

membuka lapangan kerja bagi orang lain.

Persentase Jumlah Kelas Dalam Kondisi Baik

Perbaikan sarana dan pra sarana pendidikan menengah adalah target

Pemerintah Kota Dumai dalam 3 (tiga) tahun ke depan. Diharapkan di akhir tahun

2016 tidak ada lagi ruang kelas dalam kondisi rusak sedang/ berat.

Di tahun 2015 telah dilaksanakan beberapa perbaikan bangunan sekolah yang

meliputi perbaikan atap dan lantai sekolah yang rusak. Meskipun jumlahnya

belum banyak, namun secara bertahap seluruh ruang belajar akan dalam kondisi

baik di akhir tahun 2016 mendatang.

Pada akhir tahun 2014 jumlah ruang kelas dalam kondisi baik di Kota Dumai

untuk tingkat SMA sebanyak 184 unit dari 202 unit seluruh ruang kelas yang ada

atau sekitar 91,08%. Sedangkan untuk tingkat SMK jumlah ruang kelas dalam

kondisi baik sebanyak 115 unit dari 130 ruang kelas yang ada atau sekitar 88,4%

(lihat tabel). Di tahun-tahun mendatang angka ini akan semakin ditingkatkan

terutama untuk tingkat SMA.

Tingkat

Jumlah Ruang

Kelas

Ruang Kelas

Kondisi Baik

%

SMA

202

184

91.09

SMK

130

115

88.46

Jumlah

332

299

90.06

(34)

Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013/2014 Tingkat SMA/SMK/MA

Hasil UN dapat berfungsi sebagai alat evaluasi diri bagi sekolah, Kabupaten/Kota,

Provinsi dan Pemerintah. Berdasarkan analisis hasil UN maka Pemerintah Pusat,

Propinsi, Kabupaten/Kota dan sekolah dapat melakukan program tindak lanjut.

Bagi sekolah atau daerah yang nilainya masih rendah dapat melakukan

pelacakan dan diagnostic secara menyeluruh sehingga dapat dilakukan

perbaikan.

1. Persentase Tingkat Kelulusan Ujian Nasional

Persentase tingkat kelulusan ujian nasional tahun 2014 sebagai berikut :

Tabel : Persentase Tingkat Kelulusan Tingkat SMA/MATahun 2014

No

Tingkat

Jml

Siswa

Jml

Lulus

% Lulus

Jml Tidak

Lulus

% Tdk

Lulus

1

SMA/MA

2.190

2.186

99,82%

4

0,18%

Dari 2.190 peserta yang mengikuti ujian nasional sebanyak 2.186 yang lulus

dengan tingkat kelulusan mencapai 99.82 persen. Hasil diatas menunjukkan bahwa

persentase kelulusan tingkat SMA/MA

dengan tingkat ketidak lulusan 0.18 persen

dapat dikategorikan

MEMUASKAN

Tabel : Persentase Tingkat Kelulusan SMK 2014

No

Tingkat

Jml

Siswa

Jml

Lulus

% Lulus

Jml Tidak

Lulus

% Tdk

Lulus

1

SMK

1.434

1.434

100,00%

0

0,00%

Tingkat kelulusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Dumai tahun ini

mencapai 100.00 persen.

(35)

2. Perbandingan Capaian Persentase Kelulusan dan Nilai Ujian Nasional

SMA/MA dan SMK tahun 2008 – 2014

Perbandingan capaian persentase kelulusan dan nilai ujian nasional tahun

2008 – 2014 disajikan dalam table dibawah berikut :

Tabel : Capaian Persentase Kelulusan dan Capaian Nilai SMA/MA

Tingkat kelulusan siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Dumai tahun ini

terjadi kenaikan, tercatat persentase capaian kelulusan sebesar 100 persen untuk

jurusan IPA dan 99.65 persen untuk jurusan IPS.

Namun dari sisi capaian rerata nilai ujian nasional terdapat sedikit penurunan

pada jurusan IPA, antara lain dari 7.70 pada tahun 2013 turun menjadi 6.41 persen

pada tahun 2014, Kota Dumai berada pada urutan ke 3 dari 12 Kabupaten/Kota se

Provinsi Riau.

IPA

98.43%

NAIK

7.96

NAIK

4

IPS

88.79%

TURUN

7.54

NAIK

2

2010

2012

IPA

100.00%

SAMA

7.70

TURUN

10

IPS

98.96%

TURUN

7.56

TURUN

9

2013

IPA

99.90%

NAIK

6.41

TURUN

3

IPS

99,74%

NAIK

5.63

TURUN

6

2014

IPA

100%

NAIK

7,6

NAIK

4

(36)

Tabel : Capaian Persentase Kelulusan dan Capaian Nilai SMK

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase

capaian kelulusan pada tahun 2014, Turun dari 100 % pada tahun 2013 menjadi

99,94 % pada tahun 2014. Bila dilihat dari capaian rerata nilai UN terjadi penurunan

yaitu 7.65 pada tahun 2011 turun menjadi 7.35 pada tahun 2014. Secara

keseluruhan hasil yang dicapai dapat dikategori

MEMUASKAN.

Ujian nasional memang dapat menjadi indikator mutu pendidikan di sebuah daerah.

Dan yang menjadi pembanding adalah hasil ujian nasional di daerah lain. Namun

ujian nasional bukan satu-satunya indikator keberhasilan atau mutu pendidikan. Dan

hasil ujian nasional sangat dipengaruhi oleh banyak hal lain seperti kualitas guru,

metode pembelajaran, dan kurikulum.

Jika hanya melihat hasil ujian nasional ini meskipun mengalami peningkatan namun

belum membuat prestasi pendidikan Kota Dumai dalam hal hasil ujian nasional

menjadi kebanggaan bersama. Masih banyak hal yang perlu dievaluasi dan dibenahi

ke depan dengan berbagai strategi dan program kerja yang lebih efektif sehingga

angka kelulusan ujian nasional di Kota Dumai dapat menjadi yang terdepan di

Provinsi Riau.

No

Tingkat

Tahun

Persentase

Capaian

Kelulusan

Prestasi

Dari Tahun

Sebelumnya

Capaian

Rerata

Nilai UN

Prestasi

Dari Tahun

Sebelumnya

Peringkat

Se-Prov

Riau

1

SMK

2011

99.57%

NAIK

7.65

TURUN

6

2012

99.86%

NAIK

7.55

TURUN

10

2013

100.00%

NAIK

7.65

NAIK

7

(37)

4. Meningkatnya Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Meningkatnya kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan dilihat dari indikator

sebagai berikut :

Persentase Pendidik Berpendidikan S-1 atau D-4

Dalam upaya memenuhi amanat UU No.14Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, pemerintah Kota Dumai menyadari bahwa ada banyak hal yang harus

dibenahi. Hal ini terutama karena masih banyak sekali tenaga pendidik belum

memiliki tingkat pendidikan setara S-1, sebagaimana tuntutan undang-undang.

Oleh karena itu sejak tahun 2007 sampai sekarang telah dilaksanakan program

penyetaraan guru dengan memberikan bantuan pendidikan termasuk

kerjasama dengan Universitas Riau (UR) dalam meningkatkan kualifikasi

pendidikan para guru. Salah satu yang penting bahwa syarat kualifikasi guru

adalah berpendidikan strata satu (S1). Oleh karena itu sejak tahun 2007

Pemerintah Kota Dumai telah memulai kerjasama dengan pihak Universitas

Riau dalam membantu proses perkuliahan S1 tersebut.

Agar memudahkan perkuliahan maka tempat yang diambil adalah gedung UR

di Kelurahan Purnama, Dumai. Para guru yang mendapat kesempatan

melanjutkan studi dibimbing oleh dosen UR yang datang berkala ke Dumai.

Sampai saat ini sekitar 350 orang guru sudah memulai perkuliahan tersebut.

Diharapkan dengan dukungan dana Pemerintah Kota Dumai, setiap tahunnya

jumlah guru yang mengambil studi S1 semakin bertambah secara bertahap

sampai seluruh tenaga pendidik di Kota Dumai telah mencapai standar

kualifikasi pendidikan sebagaimana tuntutan undang-undang.

(38)

Pada tabel di bawah ini dapat kita lihat persentase kualifikasi pendidik

berpendidikan S-1 atau D-4 pada masing-masing tingkat pendidikan :

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Guru

Guru S-1

%

TK

561

117

20,85

SD/ sederajat

2.222

1.749

78,71

SMP/ sederajat

830

618

74,45

Sekolah Menengah

890

763

85,73

Jumlah

4.503

3.247

72,10

Sebagaimana kita lihat pada tabel di atas bahwa masih sebesar 72,10%

tenaga pendidik yang memiliki ijazah setara sarjana. Angka ini sudah lebih baik

dibandingkan tahun 2014 baru 65,69% pendidikan yang berkualifikasi S-1 atau

D-4. Artinya pada tahun 2015 ini terdapat kenaikan sebanyak lebih dari 6,41 %

jumlah keseluruhan pendidik yang memenuhi kualifikasi S-1 atau D-4.

Persoalan yang masih cukup serius adalah pada tingkat pendidikan TK dan

SD. Sampai tahun 2014 jumlah guru TK yang memiliki ijazah S-1 masih 117

orang dari 561 orang (20,85 %). Oleh karenanya pada tahun 2013 telah

direncanakan sharing program antara Pemerintah Kota Dumai dengan

Pemerintah Provinsi Riau untuk memberikan bantuan pendidikan bagi guru

TK untuk melanjutkan pendidikan menjadi S-1 untuk sebanyak 30 orang.

Diharapkan hal ini akan menjadi pemicu bagi guru lain untuk melakukan hal

yang sama. Dan di tahun-tahun mendatang diharapkan jumlah guru TK yang

mendapatkan program ini akan dapat semakin ditingkatkan.

(39)

Sementara itu pada tingkat pendidikan SMP/ MTs dan SMA/MA/SMK jumlah

guru berpendidikan S-1 sudah mencapai masing-masing 74,45% dan 85,73%.

Angka ini walaupun sudah cukup baik namun harus ditingkatkan secara

maksimal sehingga di akhir tahun 2016 untuk kedua jenjang pendidikan ini

diharapkan jumlah guru berpendidikan S-1 sudah di atas 95% dari

keseluruhan jumlah guru.

Program sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan juga adalah program

nasional yang dilaksanakan Pemerintah Kota Dumai, sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sertifikasi pendidik

dan tenaga kependidikan dimaksudkan sebagai legitimasi status profesi

seorang pendidik. Dengan status sebagai professional, konsekuensinya harus

ada pengakuan dalam hal tunjangan profesi. Kota Dumai, seperti daerah

lainnya mendapatkan quota dari Pemerintah Pusat setiap tahunnya.

Sampai dengan tahun 2014/2015 ini jumlah tenaga pendidik dan yang telah

mendapatkan sertifikasi sebanyak 3.247 orang dari 4.503 tenaga pendidik

(72,10%).

5. Capaian Program dan Keuangan

(40)

BAB IV

PENENTUAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

4.1 PERUMUSAN TUJUAN DAN SASARAN

Setelah mengevaluasi hasil pencapaian kinerja, program, kegiatan, dan anggaran

Dinas Pendidikan Kota Dumai pada tahun anggaran 2015 yang lalu, maka

ditetapkan rencana kinerja pada tahun 2016, sebagaimana tabel di bawah ini:

NO

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

TARGET

1

Meningkatnya ketersediaan

1 Angka Partisipasi Kasar (APK) TK/RA

50%

akses pendidikan pra sekolah

2

Meningkatnya ketersediaan

1 Angka Partisipasi Murni SD/MI/

115%

pendidikan dasar yang

SDLB/Paket A

bermutu

2 Angka Partisipasi Murni SMP/MTs

110%

/SMPLB/Paket B

3 Menurunnya Angka putus sekolah

0,10%

4 Persentase ruang kelas kondisi baik

92,61%

5 Rata-rata nilai ujian nasional SD/MI

7,25

6 Rata-rata nilai ujian nasional SMP/MTs

7,20

3

Meningkatnya ketersediaan

1 Angka partisipasi kasar (APK)

93%

pelayanan pendidikan

2 Angka partisipasi murni (APM)

81%

menengah yang terjangkau,

3 Menurunnya Angka putus sekolah

0,08%

relevan, dan Bermutu

4 Prosentase ruang kelas dalam kondisi

93%

baik

5 Rata-rata nilai ujian nasional

7.15

SMA/MA/SMK

6 Jumlah tamatan SMK yang bekerja di

30%

tahun kelulusan

4

Meningkatnya kualifikasi

1 Persentase pendidik S-1/D-4

75,6%

pendidik dan tenaga

2 Persentase tenaga pendidik bersertifikat

27,46%

kependidikan

profesi (sertifikasi)

5

Meningkatnya pemenuhan

1 Prosentase Sekolah yang telah

72%

standar pelayanan minimal

memenuhi Standar Pelayanan Minimal

2

Prosentase sekolah yang memiliki

65%

(41)

4.2 PROGRAM, KEGIATAN, SASARAN, DAN TARGET 2016

(42)
(43)

BAB V

PENUTUP

Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun 2015 diharapkan

dapat memberikan gambaran umum mengenai gambaran target pencapaian

kinerja, hasil program, dan kegiatan, serta rencana awal kebutuhan anggaran

Dinas Pendidikan Kota Dumai yang didasarkan pada penetapan kinerja,

penetapan usulan masyararakat dan

stake holder

lainnya sebagai tanggung

jawab untuk memajukan pendidikan di Kota Dumai.

RENJA ini didasarkan pada keinginan untuk menciptakan tanggung jawab

lembaga pemerintah terhadap kepercayaan yang sudah diberikan kepadanya

sesuai tugas dan fungsinya. Dengan terus memperbaiki perencanaan dengan

menetapkan berbagai indikator secara spesifik dan dapat diukur, menata sistem

kerja dan sumber daya agar implementasi dimaksimalkan, serta melakukan

monitoring kegiatan agar tidak melenceng sasaran, diharapkan menghasilkan

perencanaan pembangunan yang dapat dipertanggungjawabkan.

(44)

URUSAN WAJIB PENDIDIKAN

1

01

01

01

001

PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

3.672.625.000,00

3.700.699.050,00

1

01

01

01

001

01

Penyediaan Jasa Surat Menyurat

Jumlah surat terdistribusi

Kota Dumai

2000 surat

64.000.000,00

2200 surat

70.400.000,00

1

01

01

01

001

02

Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

Kota Dumai

1 tahun

308.600.000,00

1 tahun

308.600.000,00

1

01

01

01

001

03

Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor

Kota Dumai

90%

139.830.000,00

90%

147.500.000,00

1

01

01

01

001

08

Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

Kota Dumai

90%

93.872.500,00

90%

103.872.500,00

1

01

01

01

001

10

Penyediaan alat tulis kantor

Kota Dumai

90%

506.095.950,00

90%

510.100.000,00

1

01

01

01

001

11

Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

Kota Dumai

90%

539.580.000,00

90%

539.580.000,00

1

01

01

01

001

12 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor

Kota Dumai

80%

47.816.500,00

80%

47.816.500,00

1

01

01

01

001

13

Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

Kota Dumai

90%

483.115.000,00

90%

483.115.000,00

1

01

01

01

001

15

Penyediaan bahan bacaan dan peraturan prundang-undangan

Kota Dumai

80%

65.600.000,00

80%

65.600.000,00

1

01

01

01

001

17

Penyediaan Makanan dan Minuman

Kota Dumai

90%

300.195.050,00

90%

300.195.050,00

1

01

01

01

001

18

Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah

Kota Dumai

80%

1.017.850.000,00

80%

1.017.850.000,00

PROGRAM DAN KEGIATAN

KOTA DUMAI

TAHUN 2016

NAMA SKPD : DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI

Kode

Urusan/Bidang Urusan Pemerintah Daerah dan

Program / Kegiatan

komunikasi, sumber daya air dan listrik

Gambar

Tabel : Persentase Tingkat Kelulusan
Tabel : Capaian Persentase Kelulusan dan  Capaian Nilai
Tabel : Capaian Persentase Kelulusan dan Capaian Nilai SMA/MA
Tabel : Capaian Persentase Kelulusan dan  Capaian Nilai SMK

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian penulis membuat perancangan sistem informasi akademik berbasis SMS Gateway pada SMAN 2 Pacitan yang diharapakan mampu membantu orangtua siswa dalam memantau

Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan Islam masalah metode mendapatkan perhatian yang sangat besar. Al-quran dan al- Hadits sebagai

Evaluasi Pembinaan penelitian adalah kegiatan mengevaluasi pelaksanaan meneliti di kalangan staf edukatif FKG apakah sudah sudah sesuai dengan pencapaian target yang

Dari wacana di atas ada dua hal yang bisa disimpulkan. Pertama , al-Suyut } i mempergunakan celah dalam strata ijtiha > d di kalangan Sha > fi‘i > yah untuk

Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pertolongan

Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya penulis memiliki solusi untuk mengembangkan suatu aplikasi web sebagai sarana pengelolaan nilai siswa,sehingga data yang

Staf melakukan persiapan pembuatan proposal penelitian dengan mengacu pada Pedoman HIBAH PENELITIAN DPP- SPP FKG-UB yang dibuat oleh BPPM.. Staf edukatif yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI maka didapatkan beberapa kesimpulan yaitu: Sistem