• Tidak ada hasil yang ditemukan

| Website Resmi Bappeda Kota Dumai |

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "| Website Resmi Bappeda Kota Dumai |"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan Karunianya Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai Tahun 2016 ini dapat diselesaikan.

LKj merupakan media pertanggungjawaban yang mengungkapkan keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi organisasi.

Substansi dari LKj ini adalah menginformasikan capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai dalam tahun 2016, dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Renstra 2016-2021. Diterbitkannya LKj ini diharapkan memberikan gambaran nyata yang dapat diberikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai kepada pihak-pihak terkait dan kepada masyarakat Kota Dumai pada umumnya, serta pihak-pihak yang berkepentingan yang ingin memperoleh informasi yang akurat, relevan, dan transparan.

Akhir kata, kami berharap agar LKj Tahun 2016 ini dapat menjadi media pertanggungjawaban kinerja dan juga menjadi media evaluasi untuk menilai kinerja bagi seluruh anggota organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai.

Dumai, Januari 2017 KEPALA

(2)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai Tahun 2016 merupakan informasi capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai Tahun Anggaran 2016. Capaian kinerja tersebut adalah capaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai 2016- 2021.

Melalui LKj ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai mempertanggungjawabkan dan menjelaskan keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja yang dicapai selama Tahun 2016.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai menyadari bahwa keberadaannya diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang berharga bagi Pemerintah Kota Dumai khususnya dan masyarakat pada umumnya. Melalui pengawasan yang dilakukannya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai berusaha memotivasi untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan Pemerintah Kota Dumai sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta berusaha memberikan kontribusi kepada Pemerintah Kota Dumai dan masyarakat.

(3)

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ... i

Ikhtisar Eksekutif ... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 3

C. Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD 4 D. Struktur Organisasi ... 15

E. Dasar Hukum ... 19

F. Sistematika Pelaporan 20 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 21

A. Perencanaan Kerja ... 21

B. Perjanjian Kinerja ... 28

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 36

A. Capaian Pengukuran Kinerja ... 36

B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ... 38

C. Prestasi /Penghargaan dan Kendala yang di hadapi 40 D. Akuntabilitas Keuangan... 44

BAB IV PENUTUP ... 48

- Kesimpulan ... 48

- Saran ... 50

LAMPIRAN 1. SASARAN STRATEGIS RPJMD KOTA DUMAI

(4)

B

BAABB II PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

A. Latar Belakang

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana di dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja .

Penyelenggaraan otonomi daerah yang efektif dan efesien khususnya dalam mendorong pelaksanaan perkembangan di bidang pembangunan dan kemasyarakatan yang maju dan sejahtera adalah tanggung jawab Pemerintah Daerah yang diwujudkan diantaranya dengan merumuskan kebijakan serta pembinaan dibidang Pelatihan, Pengawasan, Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian dievaluasi setiap tahun anggaran guna mengukur tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.

Pencapaian sasaran pokok yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah ini dalam realisasinya harus tercapai dan selalu ada peningkatan dari tahun ke tahun khususnya dalam perkembangan hal-hal yang terkait dengan ketenagakerjaan dan transmigrasi.

(5)

pencapaian sasaran dibidang ketenagakerjaan dan transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, baik selaku pelaksana regulasi maupun koordinator pembinaan ditengah masyarakat, dituntut untuk dapat menyusun dan menyajikan laporan dari berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2016 beserta hasilnya, yang menggambarkan keberhasilan, kekurangan, maupun permasalahan dan kendala yang dihadapi.

Pada Tahun 2016 ini pula diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean(MEA). MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi.

Hal ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerja dan meningkatkan kesejahteraan.

Secara umum, beberapa tujuan dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada setiap akhir tahun anggaran adalah sebagai:

1. Sarana/instrumen penting untuk melaksanakan reformasi dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.

2. Cara dan sarana yang efektif untuk mendorong seluruh aparatur pemerintah meningkatkan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan fungsi-fungsi manajemen kinerja secara taat asas (konsisten).

3. Cara dan sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja instansi pemerintah/unit kerja berdasarkan rencana kerja yang jelas dan sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur secara berkelanjutan. 4. Alat untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan atau

(6)

evaluasi kebijakan, program kerja, struktur organisasi, dan penetapan alokasi anggaran setiap tahun bagi setiap instansi/unit kerja, dan

5. Cara dan sarana untuk mendorong usaha penyempurnaan struktur organisasi, kebijakan publik, ketatalaksanaan, mekanisme pelaporan, metode kerja, dan prosedur pelayanan masyarakat berdasarkan permasalahan nyata yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemerintahan secara berkelanjutan.

B. Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja ( LKj) disusun untuk memenuhi Instruksi

Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres tersebut menekankan kepada semua instansi pemerintah untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja.

Laporan Kinerja ( LKj) merupakan bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh dan merupakan tahap akhir dalam suatu sistem Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Dengan dasar pemikiran tersebut, maka ”Laporan Kinerja ( LKj)

yang kami susun memiliki dua fungsi yaitu :

1. Laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Walikota Dumai ;

2. Laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa mendatang.

Dua fungsi utama ”Laporan Kinerja ( LKj) tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan oleh setiap Instansi Pemerintah. Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian”Laporan Kinerja ( LKj) Ldinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Aspek akuntabilitas kinerja bagi keperluan eksternal organisasi,

(7)

sejauhmana visi, misi, program dan kegiatan yang telah dicapai selama tahun 2016.

2. Aspek manajemen kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan ”Laporan Kinerja ( LKj) Tahun 2016 sebagai sarana pencapaian kinerja manajemen bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa mendatang. Untuk setiap kelemahan kinerja yang ditemukan, manajemen akan merumuskan strategi pemecahan masalahnya agar capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam menetapkan kebijakan dan strategi tahun berikutnya.

C. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

Saat ini ketenagakerjaan menjadi penting untuk diketahui, baik bagi tenaga kerja maupun bagi perusahaan sebagai pemberikerja. Didalam pertimbangan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Keternagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, dan sesudah masa kerja. Untuk itu perlindungan tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hakhak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpadiskriminasi atas dasar apa pun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperlihatkan perkembangan kemajuan dunia usaha.

Namun pada perkembangannya tentu akan muncul permasalahan-permasalahan baru sebagai wujud dari dinamika tuntutan masyarakat yang terus berkembang.

(8)

barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.

Berdasarkan ASEAN Economic Blueprint, MEA menjadi sangat dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan ketergantungan anggota-anggota didalamnya. MEA dapat mengembangkan konsep meta-nasional dalam rantai suplai makanan, dan menghasilkan blok perdagangan tunggal yang dapat menangani dan bernegosiasi dengan eksportir dan importir non-ASEAN.

Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik (Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.

(9)

kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.

Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN.

Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan risiko-risiko yang akan muncul bila MEA telah diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk professional diharapkan dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Selain itu, kolaborasi yang apik antara otoritas negara dan para pelaku usaha diperlukan, infrastrukur baik secara fisik dan sosial(hukum dan kebijakan) perlu dibenahi, serta perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan perusahaan di Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di negara sendiri di tahun 2015 mendatang

(10)

pengawasan Ketenagakerjaan juga tercantum dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab XIV yang berhubungan dengan Pengawasan dan juga UU No. 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan Konvensi ILO serta No. 81 Tahun 1947 mengenai Pengawasan ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan.

Pengawasan ketenagakerjaan dilakukan untuk mengawasi ditaatinya peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, yang secara operasional dilakukan olehPegawai Pengawas Ketenagakerjaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan Terpadu, pelaksanaan pengawasan bertujuan:

 Mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

 Memberi penerangan teknis serta nasehat kepada pengusaha atau pengurus dan atau tenaga kerja tentang hal-hal yang dapat menjamin pelaksanaan efektif daripada Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan tentang hubungan kerja dan keadaan ketenagakerjaan dalam arti yang luas.

 Mengumpulkan bahan-bahan keterangan guna pembentukan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang baru.

Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan pada dasarnya mengatur berbagai norma yang mencakup norma pelatihan, norama penempatan, norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, dan norma hubungan kerja. Sementara itu dari seluruh norma ketenagakerjaan tersebut diberlakukan bagi objek pengawasan ketenagakerjaan yang meliputi antara lain perusaan, pekerja, mesin, peralatan, pesawat, bahan instalasi dan lingkungan.

(11)

- Tenaga kerja tempatan / lokal kurang siap menghadapi persaingan dalam pasar kerja karena :

• Pendidikan dan Ketrampilan masih rendah,ini dikarenakan jumlah tamatan Perguruan Tinggi masih relatif rendah. Hal ini akan menimbulkan kesan kalah sebelum bertanding cukup memberikan warna bagi tenaga kerja didaerah ini untuk bersaing dengan tenaga kerja dari luar. Keberpihakan terhadap tenaga kerja tempatan perlu, tetapi harus disikapi secara proposional dengan tetap memper- timbangkan aspek persaingan yang sehat.

• Etos dan Etika Kerja yang belum terbangun serta banyaknya alternatif sumber penghidupan untuk memilih lapangan kerja, membentuk etos dan etika kerja dengan standar subyektif, dan sulitnya memilih lapangan kerja lainnya sehingga ketika dihadapkan ke dalam pola kerja normatif dengan tuntutan etos dan etika tertentu muncul kesenjangan.

• Melalui transformasi sikap mental kerja yang berpola normatif tersebut tidak bisa berlangsung singkat, sehingga masih sering dijumpai adanya “mismatch” antara etos dan etika kerja yang dimiliki dengan tuntutan etos dan etika di dunia kerja yang ada. Akibatnya tenaga kerja merasa banyak aturan kerja yang memberatkan, pada sisi lain user menganggap tenaga kerja yang tersedia tidak sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, sehingga ada kecenderungan preferensi user mencari tenaga kerja dari luar yang dalam banyak aspek menurutnya lebih menguntungkan.

(12)

memasukinya. Misalnya sektor pariwisata yang merupakan salah satu andalan dalam penyerapan tenaga kerja, ternyata masih banyak orang tua dan atau calon tenaga kerja yang berpandangan minor terhadap sektor ini, sehingga kurang berminat untuk memasukinya, sehingga walaupun peluang kerja cukup luas, namun tingkat partisipasinya rendah, disamping sektor pariwisata sejak terbentuknya Kota Dumai pada tanggal 20 april 1999 yang sebelumnya menjadi kota admistratif (kotif) maka sektor ini tidak lagi menjadi kendala lagi oleh pemerintah Kota Dumai, dan justru akan menjadi peluang yang dapat direbut oleh Kota Dumai yang memiliki geografis yang cukup mendukung.

• Perusahaan yang beroperasi di Kota Dumai sebagian merupakan Kantor Cabang (Branch), sehingga :

a. Rekrut tenaga kerja yang sifatnya teknis selalu direkrut dari Kantor Pusat, Namun untuk bidang lainnya tetap memprioritaskan tenaga kerja lokal sesuai Perda Kota Dumai Nomor 10 Tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan.

b. Kantor Cabang sangat terbatas dalam kewenangan sehingga dalam pengaturan formasi pekerjaan masih menunggu kebijakan kantor pusat.

c. Program Corporate Social Responsibility (CSR) selama ini berjalan per-masing-masing perusahaan dilingkungan wilayah operasinya, namun saat ini Pemerintah Kota Dumai telah membentuk Tim Pengelola CSR sehingga pelaksanaan Program CSR lebih terintegrasi dengan program pembangunan daerah.

(13)

e. Informasi peluang kerja masih sulit diakses oleh masyarakat, Namun Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Tenaga Kerja Kota Dumai telah menciptakan Sistem Informasi Ketenagakerjaan yang berstandar ISO 9001:2015.

f. Dalam Program pemagangan untuk mendukung penyiapan tenaga kerja yang siap pakai masih relatif kecil baik dilihat dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Beberapa kelemahan permagangan antara lain:

 Lembaga pengirim magang kurang memiliki program dan sasaran yang jelas dari kegiatan magang, sehingga magang masih sering dianggap sekedar memenuhi tuntutan kurikulum.

 Penyiapan dan kesiapan peserta magang sering masih belum maksimal, sehingga pelaksanaan magang tidak efektif.  Bagi dunia kerja, pemagangan sering masih dianggap sebagai beban dan mengurangi produktivitas, sehingga magang belum dapat diterima secara penuh.

 Dengan berbagai alasan (seperti rahasia perusahaan, kelebihan karyawan, tidak ada program dll) job description dan materi magang sering tidak sesuai dengan yang diperlukan pemagang, sehingga sasaran permagangan tidak tercapai.

g. Saat ini masih rendahnya jiwa kewirausahaan (enterpre-neurship) di kalangan masyarakat pada umumnya dan penduduk usia kerja pada khususnya. Feodalisme kerja, warisan sikap yang ditanamkan penjajah, pencari kerja lebih cenderung menjadi pegawai, sehingga jiwa enterpreneurnya rendah. Padahal dengan berbagai alasan, enterpreneur sekarang ini bukan hanya sebagai alternatif, tetapi sudah menjadi kebutuhan.

(14)

perdagangan, perhubungan dan pariwisata, selain menambah persaingan pencari kerja juga menimbulkan kerawanan di bidang kesempatan kerja, perumahan, dan masalah sosial lainnya.

h. Eksploitasi sumber daya alam masih kurang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja tempatan dan kesejahteraan masyarakat terutama mereka yang berada disekitar lokasi dan pada umumnya keberadaan perusahaan masih sangat kurang memberdayakan tenaga kerja tempatan.

• Penyebab masih terdapatnya sebagian kecil kecelakaan kerja yang ada di perusahaan di Kota Dumai sebagai berikut :

 Penyebab Kecelakaan

1. Pelaksanaan Undang-undang 7/81 di perusahaan belum optimal diantaranya penerapan Sistem Manajeman Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3)

2. Sebagian Perusahaan belum memiliki Tenaga Kerja Ahli K3  Langkah-langkah Penanganan

1. Sosialisasi tentang K3 di tingkatkan dengan melakukan pembinaan ditempat kerja.

2. Penegakan Hukum tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditingkatkan dengan metode pembentukan Sistem Manajemen K3 diperusahaan.

3. Penyediaan Tenaga kerja Ahli K3 perusahaan melalui pelatihan swadana yang di fasilitasi oleh Disankertrans Kota Dumai.

4. Mewajibkan setiap perusahaan melaporkan pelaksanaan SMK3 ke Disnakertrans Kota Dumai.

5. Membuat Peta kerawanan K3 di setiap perusahaan dan memprioritaskan pembinaan pada perusahaan yang ber-skala meraha ( Rawan Kecelakaan ).

(15)

• Pencapaian sasaran Mewujudkan sarana kelembagaan Hubungan Industrial dengan jalan mendorong peningkatan jumlah pembentukan

Peraturan Perusanaan dan Perjanjian Kerja Bersama, meningkatkan

pengetahuan pengusaha dan pekerja mengenai perlindungan

ketenagakerjaan, dan terwujudnya pengawasan berkala, terpadu

mengenai norma kerja, dengan maksud agar dapat menurunkan jumlah

kasus PHI dan PHK dicapai dengan pelaksanaan kegiatan. Pemeriksaan

berkala secara konprehensip terlaksananya peraturan dibidang

ketenagakerjaan, Pembinaan Dewan Pengupahan, dan Pelaksanaan

kerja sama secara kelembagaan di bidang ketenagakerjaan

i. Di bidang ketransmigrasian, isu-isu yang diperkirakan masih mewarnai dinamika ke depan adalah:

 Sulitnya akses transportasi untuk mendistribusikan hasil-hasil perkebunan ;

 Kepastian status lahan transmigrasi masih terganjal oleh RTRW yang belum selesai.

 Program/ Kegiatan yang dilaksanakan pada Dana APBN tidak dapat usulkan lagi dikarenakan pembinaan dan pengembangan hanya dapat diberikan selama 5 tahun saja.

 Keterbatasan Anggaran Pemerintah Daerah untuk mendukung program transmigrasi.

Guna mencari akar persoalan dari berbagai masalah yang tengah dihadapi, sekaligus merupakan tugas yang diemban oleh institusi ini maka perlu dilakukan upaya-upaya pencermatan terhadap aspek lingkungan internal dan eksternal.

(16)

Kemudian hasil dari upaya pencermatan lingkungan internal dan eksternal digunakan sebagai bahan dasar untuk memformulasikan persoalan utama guna dicarikan strategi pemecahan yang sifatnya sinergis dan komprehensif.

LINGKUNGAN INTERNAL

Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kekuatan (Strength):

1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai secara struktur organisasi didukung jumlah pegawai yang memadai.

2. Sarana dan prasarana cukup memadai untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat.

3. Tersedianya Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi 4. Adanya dukungan pimpinan

Kelemahan (Weakness):

1. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai sebagian belum memadai.

2. Pelayanan belum optimal dikarenakan sistem pelayanan publik belum terintegrasi.

3. Masih kurangnya dana operasional .

4. Jumlah Tenaga Pengawas/Teknis Ketenagakerjaan masih terbatas

LINKUNGAN EKSTERNAL Peluang ( Oppurtunity )

1. Diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2. Potensi Ketersediaan lapangan kerja

3. Adanya Balai Latihan Kerja (rumah terampil) 4. Adanya Lembaga Latihan Kerja Swasta 5. Investor menanamkan modalnya

6. Stabilitas keamanan kondusif

Tantangan / Ancaman (Threat) 1. Persaingan mutu tenaga kerja

(17)

3. Adanya unjuk rasa dan pemogokan 4. Banyaknya Kasus PHK/PHI

5. Meningkatnya jumlah angkatan kerja

Berdasarkan permasalahan diatas, beberapa hal yang dapat dilakukan guna pengembangan kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai kedepan antara lain:

1. Memperluas Kesempatan Kerja

*Pengembangan Usaha terutama industri padat karya. *Penyelenggaraan proyek-proyek pekerjaan umum.

2. Mengurangi Tingkat Pengangguran

*Pemberdayaan angkatan kerja.

*Pengembangan usaha sektor formal dan usaha kecil. *Pembinaan generasi muda yang masuk angkatan krerja.

*Mendorong badan usaha untuk proaktif mengadakan kerja sama dengan lembaga pendidikan.

*Mendirikan tempat latihan kerja.

*Mendorong lembaga-lembaga pendidikan untuk meningkatkan life skill.

*Mengefektifkan pemberian informasi ketenagakejaan.

3. Meningkatkan Kualitas Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja

*Pelatihan untuk pengembangan keahlian dan ketrampilan kerja. *Pemagangan melalui latihan kerja di tempat kerja.

*Perbaikan gizi dan kesehatan.

*Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat.

4. Meningkatkan Kesejahteraan Tenaga Kerja

*Menetapkan Upah Minimum Kota (UMK)

(18)

*Mewajibkan kepada perusahaan untuk memenuhi hak-hak tenaga kerja.

5. Menurunkan Jumlah Angkatan Kerja

*Program keluarga berencana. *Pembatasan usia kerja minimum. *Program wajib belajar.

6. Meningkatkan Kualitas SDM Aparatur

*Program Bimbingan Teknis Bagi Aparatur *Program Benchmarking

D. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan, telah dibentuk perangkat-perangkat daerah diantaranya: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai yang dibentuk dengan Peraturan Daerah nomor 16 tahun 2008 tanggal 11 September 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah. Berdasarkan Perda Nomor 16 tahun 2008 dimaksud jajaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai mempunyai struktur sebagai berikut :

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT, terdiri dari :

Subbag Administrasi dan Umum

Subbag Program Evaluasi dan Pelaporan Subbag Kepegawaian

BIDANG PENEMPATAN BURSA KERJA, terdiri dari : Seksi Bursa Kerja

Seksi Penempatan Tenaga Kerja

(19)

BIDANG PENGAWASAN, terdiri dari : Seksi Pengawasan Norma Kerja

Seksi Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Seksi Syarat Kerja dan Hubungan Industrial

BIDANG KETRANSMIGRASIAN, terdiri dari :

Seksi Pembinaan dan Pengembangan Sosial Budaya Seksi Sarana dan Prasarana

Seksi Bimbingan Penyuluhan , Pengarahan dan Penempatan

BIDANG PELATIHAN DAN PRODUKTIFITAS, terdiri dari : Seksi Penyuluhan dan Pelatihan

Seksi Bimbingan dan Infrastruktur

Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Swasta dan Sertifikasi

UNIT PELAKSANAAN TEKNIS

(20)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA DUMAI

KEPALA DINAS

BIDANG PENGAWASAN DAN SYARAT KERJA

SEKSI PENGAWASAN NORMA KERJA SEKSI BURSA KERJA

SEKSI NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SEKSI SYAKER DAN HUBUNGAN INDUSTIAL

Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) serta Daftar Perbandingan Uraian Jabatan yang ada dengan yang dibutuhkan saat ini dapat dilihat lebih lanjut pada lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai ini.

Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi diberikan mandat, antara lain :

a. Melakukan pembinaan dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program dibidang ketenagakerjaan dan transmigrasi.

(21)

hubungan industrial dan persyaratan kerja, pengawasan ketenagakerjaan, dan transmigrasi.

c. Melakukan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan urusan tata usaha, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, rumah dan perlengkapan.

d. Mengkoordinasikan kewenangan bidang ketenagakerjaan yang diker-jasamakan dengan daerah kabupaten/kota lain dan propinsi. e. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Balai Latihan

Kerja.

Sebagai Kota dengan letak geografis berada di pesisir pantai timur Sumatera yang memiliki potensi sebagai daerah agraris, industri, perdagangan, pariwisata dan sebagai wilayah pelabuhan perlintasan masuk dan keluar ke negara tetangga Malaysia dan Singapura sudah barang tentu tuntutan akan kebutuhan pelayanan ketenagakerjaan, yang profesional, cepat dan tanggap sangat diperlukan untuk menghadapi perubahan yang akan terjadi terutama dalam persaingan global dewasa ini.

Peran strategis yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai dapat disimpulkan antara lain :

1. Sebagai institusi strategis dalam perencanaan ketenagakerjaan daerah, pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat transmigrasi. 2. Sebagai ujung tombak pengentasan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja wirausaha mandiri, pembinaan masyarakat produktif, serta peningkatan kerjasama jejaring sosial masyarakat

3. Sebagai koordinator hubungan industrial dalam menyongsong Kota Dumai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

(22)

E. Dasar Hukum

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, desentralitik dan berorientasi pada transformasi serta pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan perencanaan komprehensif Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai, sebagai dasar dan acuan ketentuan yuridis dan menyusun perencanaan strategis adalah :

1. Undang-undang nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara ( Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, tambahan lemabaran Negara RI Nomor 4286 )

2. Undang-undang nomor 1 Tahun 2004 tetang perbendaharaan Negara

3. Undang-undang nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan Negara ( lembaran Negara RI tahun 2004 nomor 66, tambahan lembaran Negara RI nomor 4400 ).

4. Undang–undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional

5. Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah (lembaran Negara RI Tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran RI Nomor 4437)

6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah ( Lembara Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, tambahan lembaran Negara RI Nomor 4438

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

(23)

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

F. Sistematika Pelaporan

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang b. Maksud dan Tujuan c. Isu Strategis

d. Struktur Organisasi e. Dasar Hukum

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

a. Rencana strategis Visi,Misi,Tujuan,Sasaran,Strategis,Arah Kebijakan,Program untuk Pencapaian Sasran, Tema, Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah

b. Perjanjian Kinerja

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

a. Capaian Pengukuran Kinerja :Capaian Indikator Kinerja Utama b. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

c. Prestasi /Penghargaan dan kendala yang dihadapi d. Akuntabilitas Keuangan : Realisasi Anggaran

(24)

B

B

A

A

B

B

I

I

I

I

P

P

E

E

R

R

E

E

N

N

C

C

A

A

N

N

A

A

A

A

N

N

D

D

A

A

N

N

P

P

E

E

R

R

J

J

A

A

N

N

J

J

I

I

A

A

N

N

K

K

I

I

N

N

E

E

R

R

J

J

A

A

A. Perencanaan Kinerja

A.1. Visi

Visi pembangunan ketenagakerjaan di Kota Dumai pada hakekatnya merupakan derive (turunan) dari Visi besar (grand vision) pembangunan Kota Dumai. Oleh karena itu dalam penyusunan Visi ketenagakerjaan dan transmigrasi Kota Dumai tetap mengacu pada Visi Pembangunan Kota Dumai yang tertuang dalam RPJM Daerah Kota Dumai Tahun 2016-2021 Mengacu kepada Visi Propinsi Riau dan Visi RPJMN serta bertolak pada kondisi eksisting maka ditetapkan Visi pembangunan Kota Dumai yang hendak diwujudkan pada tahun 2021 adalah :

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT DUMAI YANG MAKMUR DAN

MADANI PADA TAHUN 2021”

Penyusunan Visi Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Dumai juga tidak terlepas pula dari Visi Dari Kota Dumai dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yang secara langsung maupun tidak langsung mempunyai hubungan dalam kontek pembangunan sektor ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, dimana visi dari kementerian tenaga kerja dan transmigarsi adalah : “ TERWUJUDNYA TENAGA KERJA DAN MASYARAKAT TRANSMIGRASI YANG PRODUKTIF, KOMPETITIF DAN

SEJAHTERA

Berdasarkan Visi – Visi tersebut diatas, maka dirumuskanlah Visi Dinas Tenaga Karja dan Transmigarsi Kota Dumai sebagai berikut : “Mewujudkan Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi yang Profesional, Sejahtera, dan Madani

(25)

1. Profesional

- Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang

- Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan

- Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya

- Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya

2. Sejahtera mengandung arti bahwa semua yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai mengupayakan agar setiap Tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi berhak mendapatkan penghasilan dan kebutuhan yang layak bagi penghidupan.

3. Madani mengandung arti bahwa tenaga kerja atau masyarakat transmigrasi yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.

A.2. Misi

Misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu organisasi dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian tersebut.

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai harus mempunyai misi yang jelas

(26)

1. Perluasan Kesempatan kerja dan peningkatan Pelayanan Penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan Bursa kerja

2. Peningkatan Kompentensi Keterampilan, Produktivitas Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi

3. Peningkatan Pembinaan Hubungan Industrial serta perlindungan Sosial Tenaga Kerja dan Peningkatan Pengawasan Ketenagakerjaan

4. Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Wilayah melalui pembinaan masyarakat Transmigrasi

5. Mewujudkan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang Efisien dan Efektif dengan dukungan Aparatur Propesional

A.3. Tujuan untuk mencapai misi 5 (lima).

1. Terwujudnya perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja 2. Tercapainya Standar Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja yang

memiliki daya saing tinggi

3. Terwujudnya Hubungan Industrial yang harmonis, kesejahteraan pekerja dan pengembangan perusahaan, dengan sasaran

4. Terlaksananya Norma-norma Ketenagakerjaan di perusahaan 5. Terwujudnya Pembinaan dan Penempatan Transmigrasi

6. Terwujudnya Organisasi yang efisien dan efektif dengan dukungan aparatur profesional

A.4. Sasaran yang hendak di capai dalam misi 5 (lima)

Mengacu pada misi yang telah ditetapkan pada RPJMD 2015-2021,maka sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut :

(27)

Kota Dumai dan swasta dalam rangka memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi, Terlaksananya dukungan terhadap pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan Kota Dumai, dalam rangka penyaluran dan penempatan tenaga kerja di dalam dan diluar negeri.

2. Terbinanya pelatihan keterampilan yang standar kompetensi dan sertifikasi keterampilan kerja. Terlaksananya produktivitas kerja bagi tenaga kerja pada dunia usaha, dunia industri dan masyarakatTercapainya standar kompentensi melalui sertifikasi dan profesi keterampilan yang berlaku secara nasional dan regional

3. Terwujudnya Pengembangan sarana hubungan Industrial, pekerjaburuh dan serikat pekerja melalui kemitraan, mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja, dan memberi kesejahteran pekerja buruh secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan, Terwujudnya peningkatan syarat kerja dan penanggulangan penyelesaian perselisihan perburuhan,

perlindungan terhadap tenaga kerja untuk menjamin hakhak dasar pekerjaburuh dan menjamin kesamaan kesempatan untuk mewujudkan kesejahteraannya dengan memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.

4. Terlaksananya perlindungan tenaga Kerja dan Pengawasan terhadap Putusan oleh instansi yang berwenang. Terlaksananya perlindungan Norma kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Hiperkes.Terlaksananya Pengawasan perusahaan pengguna Tenaga kerja Asing dan pelayanan prima dibidang proses perizinan rekomendasi. 5. Terlaksananya Pembinaan transmigrasi perkotaan pola TSM secara

berkelanjutan disetiap lokasi.Terlaksananya Penempatan transmigrasi secara adil profesional

(28)

Tabel 2 Sasaran Strategis RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021

(terlampir )....

A.5 Strategi, arah kebijakan,program dan indikator dalam RPJMD 2016-2021

- Strategi untuk mencapai misi

Strategi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan secara lebih spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun melalui serangkaian program dan kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.

Strategi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai merupakan bagian integral dalam proses perencanaan kinerja Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai dan menjadi dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai. Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan. Dengan demikian, apabila seluruh sasaran yang ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai juga telah dapat dicapai.

- Arah kebijakan untuk mencapai misi

Rumusan arah kebijakan berfungsi sebagai instrumen pengelolaan dan

pengaturan dalam menentukan bentuk konfigurasi program dan kegiatan

guna mewujudkan tujuan, arah kebijakan sebagai instrumen pengelolaan

disebut sebagai kebijakan internal, sedangkan kebijakan sebagai

(29)

1. Kebijakan internal yang dirumuskan dalam dokumen rencana strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai terdiri dari :

a. Membangun sistem pelatihan dan produktivitas tenaga kerja penempatan dan perluasan kerja hubungan industrial yang dinamis dan produktif

b. Meningkatkan sistem pelatihan terpadu, terampil dan produktivitas tenaga kerja

c. Meningkatnya pengetahuan pengusaha dan pekerja sebagai perlindungan ketenagakerjaan

- Meningkatkan pembinaan dan pengawasan hubungan industrial

- Meningkatnya peran Kelembagaan Bipartit, Tripartit, Dewan Pengupahan

- Meningkatkan pemahaman regulasi ketenagakerjaan pada pengusaha dan pekerja

d. Membangun informasi bursa kerja

• Tersedianya data dan informasi tenaga kerja

• Meningkatkan upaya job canvassing ke perusahaan dalam upaya ”menjemput bola” informasi lowongan kerja e. Meningkatkan peranan dan aktivitas ketatausahaan untuk

mewujudkan visi dibidang ketenagakerjaan dan transmigrasi kepada masyarakat

• Terkendali dan tertata peranan dan aktivitas ketatausahaan

• Terwujudnya tertib keadministrasian kedinasan

2. Kebijakan eksternal yang dirumuskan dalam dokumen rencana strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai terdiri dari :

(30)

- Tertatanya sistem informasi bursa kerja - Menyediakan informasi ketenagakerjaan - Meningkatkan kualitas aparatur

- Tersedianya data base kerawanan hubungan industrial untuk

Kota Dumai

- Program dan Indikator Sasaran Prioritas (jumlah program sesuai dengan perjanjian kinerja )

Program yang ditetapkan merupakan program yang berada dalam lingkup kebijakan sebagaimana diuraikan pada Dokumen Rencana Strategis.

Tabel Sasaran Prioritas Program Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai

NO Sasaran Prioritas Program SKPD Jumlah Program

1 2 3

1 MISI :

1. Perluasan Kesempatan kerja dan peningkatan Pelayanan Penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan Bursa kerja adalah Program Peningkatan Kesempatan Kerja 2. Peningkatan Kompentensi Keterampilan,

Produktivitas Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi adalah Program Peningkatan dan Produktivitas Tenaga Kerja

3. Peningkatan Pembinaan Hubungan Industrial serta perlindungan Sosial Tenaga Kerja dan Peningkatan Pengawasan Ketenagakerjaan adalah

Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

4. Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Wilayah melalui pembinaan masyarakat Transmigrasi adalah Program Transmigrasi Lokal

1

1

1

(31)

B. Perjanjian Kinerja

Tabel Perjanjian Kinerja Tahun 2016

NO Sasaran

Trategis Indikator Kinerja Target Program/Kegiatan

Anggaran

- Pendidikan dan

Keterampilan Bagi

- Penyiapan Tenaga

413.683.300,-

82.036.200,-100.888.000

(32)

230.759.100,-sistem

- Fasilitasi Penyelesaian

Prosedur, Penyelesaian

Perselisihan Hubungan

Industrial

- Sosialisasi Berbagai

Peraturan Pelaksanaan

- Pembinaan Dewan

180.502.500,-

(33)

145.882.000,-kesamaan kesempatan untuk mewujudkan kesejahteraanny

a dengan

memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha

Pengupahan

Anggaran belanja langsung tahun 2016 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran Strategis adalah sebagai berikut :

1. PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS

TENAGA KERJA.

Pada tahun 2016, jumlah realisasi anggaran untuk program ini sebesar Rp 1.256.248.836,- dari total anggaran sebesar Rp Rp 1.259.812.300,- atau 30 % yang dialokasikan melalui kegiatan di bawah ini :

1) Peningkatan Profesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur

BLK

Jumlah anggaran kegiatan yang dilaksanakan di perubahan

sebesar Rp 100.000.000,- dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp 96.855.876, - atau 97% dari anggaran, adapun Indikator Kinerja keluaran adalah Peningkatan Profesionalisme tenag instruktur lembaga swasta melalui Training Of Trainer (TOT) sebanyak 30 orang terhadap instruktur lembaga swasta sebanyak 30 orang dengan realisasi 100%

2) Pendidikan dan Keterampilan Bagi Pencari Kerja

(34)

anggaran sebesar Rp 1.159.392.960- atau 99% dari anggaran, adapun Indikator Kinerja keluaran adalah jumlah peserta pelatihan sebanyak 112 orang dengan beberapa pelatihan seperti Pelatihan Welder angkata I, Welder angkatan II, Pesawat Uap/ Boiler, Salon dan Tata Rias, Menjahit, Bordir, Instalasi Listrik dengan realisasi 100%

2. PROGRAM PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA.

Pada tahun 2016, jumlah realisasi anggaran untuk program ini sebesar Rp 412.549.393,- dari total anggaran sebesar Rp Rp 413.683.300,- atau 10 % yang dialokasikan melalui kegiatan di bawah ini :

1) Penyusunan Informasi Bursa Tenaga Kerja

Jumlah anggaran yang tersedia dalam melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp 82.036.200,- dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp 81.226.293,- atau 99 % dari anggaran,

adapun Indikator Kinerja keluaran adalah Jumlah Data Lowongan Kerja dan Monev sebanyak 77 Perusahaan dengan realisasi 100%

2) Penyebarluasan Informasi Busra Tenaga Kerja

Jumlah anggaran yang tersedia dalam melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp.100.888.000,- dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp .100.886.000,- atau 100 % dari anggaran, adapun Indikator Kinerja keluaran adalah Jumlah Web Sistem Online ( BKOL) sebanyak 1 Web Sosialisasi BKOL (Bursa Kerja Online) mengenai Kepmenaker 07 /MEN/IV/2008 dan Kep Dirjen Nomor : 251/DPPTK/IX/2008, KEP DIRJEN 258//DPPTK/IX/2008 dengan realisasi 100%

3) Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai

(35)

anggaran sebesar Rp 230.437.100,- atau 99 % dari anggaran, adapun Indikator Kinerja keluaran adalah Jumlah Wirausaha Baru sebanyak 20 orang untuk meningkatkan wirausaha melalui pengembangan kewirausahaan guna pengembangan penghidupan berkelanjutan dalam sektor pertanian, peternakan, perikanan dan ekonomi kreatif untuk 20 orang (Pelatihan Hidroponik) dengan realisasi 100% Jumlah

3. PROGRAM PERLINDUNGAN PENGEMBANGAN LEMBAGA

KETENAGAKERJAAN.

Pada tahun 2016, jumlah anggaran untuk program ini sebesar Rp 398.121.500,- dari total anggaran sebesar Rp 399.413.500,- atau 10% yang dialokasikan melalui kegiatan - kegiatan di bawah ini :

1) Fasilitasi Penyelesaian Prosedur, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Jumlah anggaran yang tersedia dalam melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp 96.572.500,- dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp 95.501.500 ,- atau 98 % dari anggaran, adapun Indikator Kinerja keluaran adalah Jumlah Panitia Pembinaan LKS Tripartit dan LKS Tripartit Baru sebanyak 50 orang dengan realisasi 100%

2) Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang

Ketenagakerjaan

(36)

3) Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegkan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Jumlah anggaran yang tersedia dalam melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp 152.886.000,- dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp 152.620.000,- atau99% dari anggaran, adapun Indikator persentase memperingati bulan K3 Nasional dan hari Buruh (May Day ) dengan realisasi 100%

4. Program Manajemen Pelayanan Tenaga Kerja.

Pada tahun 2016, jumlah anggaran untuk program ini sebesar Rp 180.502.500 dari total anggaran sebesar Rp 181.102.500 ,-atau 4 % yang dialokasikan melalui kegiatan - kegiatan di bawah ini :

1) Pelaksanaan Pengumpulan Data KHL Kota Dumai

Jumlah anggaran yang tersedia dalam melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp 35.220.500,- dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp 35.220.500,- atau 100% dari anggaran, adapun Indikator Kinerja keluaran adalah persentase survei pasar untuk penetapan KHL kota Dumai dengan realisasi 100%

2) Pembinaan Dewan Pengupahan

(37)

Tabel Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis SKPD Tahun 2016

NO Sasaran Trategis Indikator

Kinerja Anggaran Target Realisasi

Anggaran bagi tenaga kerja pada dunia usaha, dunia industri dan masyarakatTerca

2 Tersedianya data

(38)

3 Terwujudnya

(39)

B

B

A

A

B

B

I

I

I

I

I

I

A

A

K

K

U

U

N

N

T

T

A

A

B

B

I

I

L

L

I

I

T

T

A

A

S

S

K

K

I

I

N

N

E

E

R

R

J

J

A

A

A

A..CCaappaaiiaannPPeenngguukkuurraannKKiinneerrjjaa

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan metode perbandingan capaian kinerja sasaran, yaitu dengan membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja

(performance result) yang dicapai organisasi. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, serta tindakan perbaikan yang diperlukan di masa mendatang. Metode ini bermanfaat untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas dalam LKj Tahun 2016 ini juga dikemukakan analisis-analisis tambahan untuk menggambarkan bagaimana perbandingan antara capaian kinerja Tahun 2016 dibandingkan dengan periode sebelumnya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki capaian kinerja pada periode-periode yang akan datang.

Berdasarkan hasil pengukuran Kinerja Sasaran dan Kegiatan, maka dapat dievaluasi nilai capaian masing-masing kinerja tersebut. Nilai capaian Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai pada Tahun 2016 dapat dilihat dari Kinerja Capaian Sasaran dan Capaian Kegiatan.(Formulir Pengukuran Kinerja -Lampiran 3)

Adapun Nilai Capaian Kinerja baik capaian sasaran maupun kegiatan sebagai berikut :

A

AnnaalliissiissaattaassCCaappaaiiaannSSaassaarraannSSttrraatteeggiiss

(40)

Indikator kinerja sasaran strategis beserta target dan realisasinya adalah sebagai berikut:

NO INDIKATOR SATUAN

KONDISI AKHIR REALISASI CPAIAN

TAHUN 2016 TAHUN

Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi dan kewirusahaan

orang

112 112 100%

Besaran Tenaga Kerja yang terdaftar ditempatkan

Besaran kasus yang dsielesaikan dengan perjanjian Bersama (PB)

Kasus

12 12 100%

Besaran Pemeriksaan Perusahaan Perusahaan

216 216 100%

Program dan Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian sasaran ini adalah:

a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja.

1) Pendidikan dan Keterampilan Bagi Pencari Kerja

2) Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kepelatihan dan Instruktur

BLK

b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja.

1) Penyusunan Informasi Bursa Tenaga Kerja

2) Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja

3) Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai

c. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.

1) Fasilitasi Penyelesaian Prosedur, Penyelesaian Perselisihan

(41)

2) Sosialisasi berbagai Peraturan pelaksanaan tentang

ketenagakerjaan

3) Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegkan Hukum

terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

d. Program Manajemen Pelayanan Tenaga Kerja.

1) Pelaksanaan Pengumpulan Data KHL Kota Dumai

2) Pembinaan Dewan Pengupahan

B

112 112 112 100% 112 100%

2 Besaran Tenaga Kerja yang terdaftar

ditempatkan 1.200 1.200 1.200 100% 1.200 100%

3 Besaran

(42)

2. Analisis Atas Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

Capaian Indikator Kinerja Utama sebagaimana yg telah ditetapkan berdasarkan Dokumen Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

- Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi dan

kewirusahaan dapat kami jelaskan bahwa kegiatan Pendidikan, Pelatihan

Keterampilan bagi pencari kerja bertambah 28 % pada Gambar Grafik sebagai

Berikut :

Gambar I. Pelatihan yang dilaksanakan TA 2015 dan TA 2016

0

TAHUN 2015 16 16

- Besaran Pemeriksaan Perusahaan Jika dilihat dari, penetapan besaran UMK disetujui unsur pengusaha dan kalangan buruh dengan mengacu Peraturan Pemerintah

Nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan yang sudah dipahami bersama."Kenaikan

(43)

Gambar II. UMK (UPAH MINIMUM KOTA )

C. Prestasi /Penghargaan dan kendala yang dihadapi c.1. Prestasi /Penghargaan yang diterima

• Penghargaan Zero Accident

Walikota Dumai selaku Pembina terbaik K3 tingkat Nasional meraih

penghargaan Zero Accident sejah tahun 2013 s/ d 2016 oleh Kementrian

Tenaga Kerja RI dan sekaligus beberapa Perusahaan di Kota Dumai yang

menerima penghargaan kecelakaan nihil (Zero Accident) , Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai telah melakukan berbagai upaya

diantaranya dengan menginformasikan pemberian penghargaan zero

accident, Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) diberikan dan

diajukan oleh Perusahaan yang mencapai kecelakaan nihil ditempat kerja

yang tidak mengakibatkan kehilangan waktu kerja pada kurun waktu 3

tahun dan atau mencapai jam kerja orang tertentu,

(44)

Pada Tahun 2016, dari 12 Kabupaten/ Kota se- Provinsi Riau yang dipilh sebagai kandidat untuk mnerima sertfikat hanya Kota Dumai dan kemudian disaring ditingkat Nasional, selanjutnya dari 18 Kab/Kota se-Indonesia dengan nilai yang sangat memuaskan sehingga Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Dumai layak untuk menerima penghargaan ISO 9001 sesuai Surat Keputusan Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja Kemenakertrans RI No. Kep-285/PPTK PKK/II/ 2016 tanggal 15 Februari 2016.

c.2. Hambatan/Kendala yang dihadapi

Beberapa hal yang menjadi fokus utama antara lain :

1. Pemecahan persoalan sumber daya manusia 2016 – 2021

2. Salah satu kewenangan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai

adalah memberikan pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat, untuk

itu harus mampu berperan optimal, kondisi ini memerlukan dukungan

sarana dan prasarana penunjang dari setiap bidang untuk memenuhi

tuntutan pelayanan kepada seluruh komponen masyarakat terumata tidak

seimbangnnya kegiatan dengan pagu anggaran yang akan dilaksanakan

c.3 Strategi Pemecahan Masalah

Sebagai bagian dari pembangunan nasional, bidang ketenagakerjaan

dan ketransmigrasian merupakan bagian dari upaya pengembangan

sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang memegang peranan

penting dalam mewujudkan pembangunan manusia di Kota Dumai seutuhnya

dan masyarakat seluruhnya. Oleh karena itu, pembangunan di bidang

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian diarahkan untuk memberikan kontribusi

nyata dan terukur dalam rangka peningkatan kesejahteraan tenaga kerja,

ketenangan berusaha dan kesejahteraan transmigrasi yang dilaksanakan melalui

berbagai kebijakan.

(45)

1. Mendorong terciptanya kesempatan kerja yang layak (decent work),

yaitu lapangan kerja produktif dengan perlindungan dan jaminan

sosial yang memadai;

2. Mendorong terciptanya kesempatan kerja yang seluas-luasnya dan

merata dalam sektor-sektor pembangunan;

3. Meningkatkan kondisi dan mekanisme hubungan industrial untuk

mendorong kesempatan kerja;

4. Mengawasi dan membina pelaksanaan peraturan-peraturan

ketenagakerjaan;

5. Mengembangkan jaminan sosial dan pemberdayaan pekerja;

6. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas;

7. Menciptakan kesempatan kerja melalui program -program pemerintah;

8. Mengembangkan kebijakan pendukung pasar kerja melalui informasi

pasar kerja.

Upaya peningkatan bidang ketransmigrasian diarahkan pada:

1. Pengembangan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan;

2. Pembinaan Sosial dan Budaya bagi warga transmigrasi ;

Di bidang ketransmigrasian diprioritaskan pada upaya pemanfaatan

dan pengelolaan sumberdaya alam melalui pengintegrasian pembangunan

dan pengembangan kawasan perdesaan sebagai hinterland dengan

pengembangan kawasan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan dalam satu

kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah. Dengan demikian,

pembangunan di bidang ketransmigrasian tidak hanya terbatas pada aspek

wilayah dan tataruang secara fisik, melainkan juga pada aspek sum berdaya

manusia yang pada gilirannya harus mampu memberikan kontribusi secara

nyata dan terukur dalam pembangunan perdesaan serta pengembangan

ekonomi lokal dan daerah dalam rangka meningkatkan daya saing daerah.

Pada hakekatnya, pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian yang berwawasan lingkungan bersih (green job), serta berkaitan

(46)

kesempatan kerja, pembangunan kawasan, serta pengembangan ekonomi

lokal dan daerah. Oleh karena itu, berbagai kebijakan ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian dijalankan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan

produktivitas sumberdaya manusia, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan

kesejahteraan dalam rangka meningkatkan daya saing daerah.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas

merumuskan kebijaksanaan, mengkoordinasikan, membina dan

mengendalikan serta melaksanakan kewenangan dibidang

ketenagakerjaan dan transmigrasi.

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, fungsi Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai mempunyai fungsi :

a. Pembinaan dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan

program dibidang ketenagakerjaan dan transmigrasi.

b. Perumusan kebijaksanaan dan pembinaan penempatan

tenaga kerja dan perluasan kerja, pelatihan dan produktivitas

tenaga kerja, hubungan industrial dan persyaratan kerja,

pengawasan ketenagakerjaan, pelayanan bagi tenaga kerja

dan transmigrasi.

c. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan urusan tata

usaha, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, Umum dan

Administrasi rumah tangga dan perlengkapan.

d. Pengkordinasian kewenangan bidang ketenagakerjaan yang

dikerjasamakan dengan Daerah Kabupaten/ Kota lain dan

Propinsi;

e. Pembinaan dan pengawasan terhadap Balai Latihan Kerja

(47)

D. Akuntabilitas Keuangan

Untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut di atas, Pada Tahun

2016 Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi Kota Dumai mendapat alokasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Dumai sebesar Rp.8.542.324.040,- dengan realisasi sebesar Rp.8.349.504.800 atau 97%. Dibandingkan dengan Tahun 2015 alokasi dana APBD Kota Dumai untuk Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai pada Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 10%. Pada Tahun 2015 dana yang dialokasikan sebesar Rp.9.354.272.767.00.

(48)

Tabel Realisasi Kinerja dan Anggaran SKPD Tahun 2016

No Sasaran Indikator sasaran Satuan

Kinerja bagi tenaga kerja pada dunia usaha, dunia industri dan masyarakatTercapa

Orang 112 112 100% Program

Peningkatan

base dan informasi

(49)

program dan informasi yang lengkap dan dapat

diakses oleh

Kasus 12 12 100% Program

(50)

Terwujudnya peningkatan syarat

kerja dan

penanggulangan penyelesaian perselisihan perburuhan, perlindungan

terhadap tenaga

kerja untuk

menjamin hakhak

dasar pekerjaburuh

dan menjamin

kesamaan

kesempatan untuk mewujudkan kesejahteraannya dengan

memperhatikan perkembangan

kemajuan dunia

usaha.

Besaran Pemeriksaan Perusahaan

Perusa haan

216 216 100% Menajemen

Pelayanan Tenaga Kerja

(51)

B

B

A

A

B

B

I

I

V

V

P

P

E

E

N

N

U

U

T

T

U

U

P

P

KESI MPULAN

Laporan Kinerja (LKj) kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Tahun 2016 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai

capaian kinerja, baik makro maupun mikro di bidang ketenagakerjaan dan

transmigrasi. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan berbagai kewajiban

pembangunannya. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna

menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan,

namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan

dapat memperoleh gambaran tentang hasil pembangunan yang telah dilakukan

oleh jajaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Di masa mendatang Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan melakukan berbagai langkah untuk lebih

menyempurnakan pelaporan ini agar terwujud transparansi dan akuntabilitas

yang kita ingin wujudkan bersama.

Secara umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai telah

dapat memenuhi fungsi yang dibebankan pada organisasi serta telah dapat

memenuhi 4 (empat) sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis.

Fungsi utama yang diharapkan dilaksanakan lembaga ini sebagai fungsi

pelayanan teknis operasional dan teknis administratif telah dapat dilaksanakan

dengan baik. I ndikator keberhasilan ini dapat dilihat dari pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat namun demikian tidak semua kegiatan yang telah

diprogramkan dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan karena dana yang

dialokasikan untuk Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai masih

terbatas sesuai dengan keterbatasan APBD Kota Dumai, untuk tahun 2016

(52)

1. Program pelayanan administrasi perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

3. Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja

dan keuangan

4. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

5. Program Peningkatan Kesempatan Kerja

6. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

7. Program Manajemen Pelayanan Tenaga Kerja

Meskipun secara umum kinerja Disnakertrans dianggap berhasil, namun

bukan berarti dalam pelaksanaannya tidak ada permasalahan, hambatan,

maupun kekurangan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus dan

teknis. Kekurangan dan permasalahan tersebut diupayakan untuk selalu

dieleminir, melalui peningkatan kinerja seluruh komponen yang terlibat, dengan

penuh dedikasi, tanggung jawab, dan loyalitas juga kepedulian seluruh

stakeholders di Kota Dumai serta efektivitas koordinasi dan kerja sama.

Dalam tahun anggaran 2016 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Dumai sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya melaksanakan kegiatan

dibidang ketenagakerjaan dan transmigrasi sangat disadari masih diperlukan

perbaikan pada berbagai bidang untuk dapat meningkatkan kinerja yang telah

(53)

SARAN

Agar selalu dapat mempertahankan dan memperbaiki kinerja yang telah

dicapai, sangat diharapkan adanya kerjasama dan saling pengertian antara

berbagai pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi dalam bentuk :

1. Diperlukan dukungan dana yang memadai agar program dan sasaran dinas

dapat diselenggarakan dengan baik dan terarah.

2. Diperlukan adanya evaluasi pasca kegiatan yang berguna untuk melihat

sejauh mana manfaat kegiatan tersebut dalam hal pencapaian keluaran, hasil,

dan manfaat serta pencapaian terhadap kelompok sasaran.

3. Perlu diusahakan penanganan program secara terpadu, sehingga dapat

menghasilkan urutan prioritas penanganan kegiatan.

4. Diperlukan adanya peningkatan dalam sistem pengumpulan data sehingga

setiap hasil/ outcome dari kegiatan atau program yang dilaksanakan dapat

terlihat dan tergambarkan dalam setiap laporan hasil kegiatan/ program yang

akhirnya tercantum dalam laporan pertanggungjawaban kinerja Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai.

5. Untuk meningkatkan prestasi kerja diperlukan penambahan fasilitas kerja

antara lain mobilitas yang sampai saat ini Dinas ini tidak memiliki kendaraan

operasional untuk turun ke lapangan dan mendukung aktivitas rutin lainnya

selain kendaraan dinas untuk Kepala Dinas

6. Penambahan jumlah pegawai yang saat ini masih sangat kurang terutama

dalam kaderisasi tenaga teknis pengawasan, mediator hubungan industrial,

(54)

112 312 512 712 897 1,097 1,097

NO

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Transmigrasi

Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi dan kewirusahaan

112

112 312 512 712 897 1,097 1,097

(55)

2

Besaran Tenaga Kerja yang terdaftar ditempatkan 1200

1,200 2,520 3,972 5,569 7,325 9,256 9,256

Besaran Penyebarluasana Informasi Bursa Kerja 1 1 1 1 1 1 1 1

Sasara : Tersedianya 3 MISI :Peningkatan

Pembinaan

Besaran kasus yang dsielesaikan dengan perjanjian Bersama (PB)

12

(56)

SASARAN 1 .

Terwujudnya Pengembangan sarana hubungan Industrial,

pekerjaburuh dan serikat pekerja melalui kemitraan, mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja, dan memberi

Besaran Pemeriksaan Perusahaan 216 216 416 566 666 716 766 766

SASARAN II

Terlaksananya perlindungan tenaga

Kerja dan

Pengawasan terhadap Putusan oleh instansi yang berwenang.

berwenang. Terlaksananya perlindungan Norma kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan

Hiperkes.Terlaksana nya Pengawasan perusahaan

pengguna Tenaga kerja Asing dan

(57)

MISI :Percepatan

dan Pemerataan

Pembangunan

Wilayah melalui

pembinaan

masyarakat

Transmigrasi

Jumlah Pelayanan dan Penyuluhan Bagi warga transmigrasi

0

0 50 100 150 200 250 250

SASARAN

Terlaksananya Pembinaan transmigrasi perkotaan pola TSM secara berkelanjutan disetiap

lokasi.Terlaksananya lokasi.Terlaksananya Penempatan transmigrasi secara adil profesional

Kepala

Drs. H. AMI RUDDI N, MM

Gambar

Tabel Sasaran Prioritas Program Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi KotaDumai
Tabel Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis SKPD Tahun 2016
Gambar I. Pelatihan yang dilaksanakan TA 2015 dan TA 2016
Gambar II. UMK (UPAH MINIMUM KOTA )
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan Islam masalah metode mendapatkan perhatian yang sangat besar. Al-quran dan al- Hadits sebagai

Evaluasi Pembinaan penelitian adalah kegiatan mengevaluasi pelaksanaan meneliti di kalangan staf edukatif FKG apakah sudah sudah sesuai dengan pencapaian target yang

Aplikasi pendaftaran siswa baru di SMKN 2 Pacitan memiliki tiga pegguna, yaitu untuk pengguna (membaca dan mencetak data), operator (membaca, mencetak, mengubah basis data pada

Dari wacana di atas ada dua hal yang bisa disimpulkan. Pertama , al-Suyut } i mempergunakan celah dalam strata ijtiha > d di kalangan Sha > fi‘i > yah untuk

Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pertolongan

Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya penulis memiliki solusi untuk mengembangkan suatu aplikasi web sebagai sarana pengelolaan nilai siswa,sehingga data yang

Staf melakukan persiapan pembuatan proposal penelitian dengan mengacu pada Pedoman HIBAH PENELITIAN DPP- SPP FKG-UB yang dibuat oleh BPPM.. Staf edukatif yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI maka didapatkan beberapa kesimpulan yaitu: Sistem