BAB II TINJAUAN UMUM DAN PERSOALAN PALESTINA
D. Isu Strategis Palestina
2. Isu Kemanusiaan
Konflik berkepanjangan yang terjadi tidak jarang mengakibatkan banyak kerugian di kedua belah pihak, dalam hal ini pihak Palestina merupakan pihak yang paling terkena dampak dari pertikaian tersebut. Mulai dari kerugian meteri sampai dengan persoalan kemanusiaan yang muncul akibat konflik bersenjata yang terjadi.
a. Persoalan Pengungsi (Refugees)
Paska deklarasi berdirinya negara Israel di Palestina, tentara Israel semakin gencar mengukuhkan eksistensinya dan berupaya menguasai wilayah palestina dengan mengusir bahkan membunuh penduduk setempat sebagian besar penduduk Palestina akhirnya menjadi pengungsi atau sering di sebut
37
dengan “Pengungsi Palestina”.80 Pengusiran etnis Palestina ini dilakukan
dalam tiga tahap. Tahap pertama pada awal Desember 1947 sampai 1948, Israel melakukan serangkaian serangan ke desa-desa di wilayah Palestina serta mengusir penduduk setempat untuk kemudian menguasai wilayah tersebut. Beberapa desa dan pemukiman-pemukiman penduduk berhasil dikuasai.81
Dalam peristiwa ini kurang lebih 325.000 tewas dan sekitar 780.000 mengungsi.
Tahap kedua, yang terjadi enam bulan paska operasi pertama sebanyak 432.780 warga Palestina diusir dari kawasan yang termasuk jatah pembagian wilayah Israel dalam UN Partition Plan. Termasuk sejumlah 347.220 warga palestina yang tinggal di wilayah sekitar perbatasan tidak luput dari pengusiran Israel.
Pada tahap ketiga sampai dengan tahun 1954, dari sekitar 900.000 warga palestina yang tinggal di kawasan yang termasuk tanah pembagian untuk Israel sebanyak 800.000 warga telah diusir dan mengungsi, hanya sekitar 100.000 warga yang masih tetap tinggal dan menjadi kaum minoritas, total sebanyak 80 persen warga Paletina tinggal di penampungan.82 Menurut data yang dilansir PBB terdapat lebih dari 3,6 juta warga Palestina yang terusir tersebar di wilayah Tepi Barat, Gaza, Yordania, Suriah dan Lebanon
80
Pengungsi Palestina didefinisikan sebagai “orang-orang yang pada mulanya tempat tinggalnya adalah Palestina selama periode 1 Juni 1946 sampai dengan 15 Mei 1948 kemudian kehilangan rumah dan mata pencaharian akibat konflik 1948.”
81
Pappe, Pembersihan Etnis, 62-63. 82
Dina Y Sulaiman. Ahmadinejad On Palestine: Perjuangan Nalar dan Jiwa Seorang Presiden untuk Palestina. Cet.1. (Depok: Pustaka Iman, 2008), 81-83.
38
serta negara-negara arab lainnya. Sebagian besar para pengungsi tinggal di kamp-kamp pengungsian yang kumuh.83 Resolusi PBB 194 memberikan hak
penuh bagi pengungsi Palestina untuk pulang ke Tanah Air mereka. Namun, Israel hingga kini tidak pernah menunaikan kewajiban mereka terkait resolusi tersebut.
Menurut United Nations Relief and Works Agency (UNRWA)84 pada
2005, jumlah pengungsi Palestina yang tercatat adalah 4,3 juta orang. Namun, catatan tersebut lebih kecil daripada jumlah sesungguhnya, yang diyakini mencapai lebih daripada 7 juta orang. Kamp pengungsi Palestina terbagi menjadi dua kamp resmi dan kamp tidak resmi. UNRWA mengakui 59 kamp dari 66 kamp yang tersebar di Lebanon, Jordan, Syria, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. Agar sebuah kamp diakui UNRWA, disyaratkan adanya kesepakatan antara negara tempat dimana kamp berada dengan UNRWA.
Lebih dari 460 ribu pengungsi Palestina di Syria hidup di sembilan kamp resmi dan tiga kamp tidak resmi. Pemerintah Syria bertanggung jawab menyediakan fasilitas-fasilitas publik di dalam kamp-kamp tersebut,
83
Albert Hourani. Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim. (Bandung: Mizan, 2004), 697. 84
Badan Bantuan PBB dan Pekerjaan untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) didirikan Setelah 1948 konflik Arab-Israel, melalui Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa 302 (IV) dari 8 Desember 1949 untuk melaksanakan bantuan langsung dan bekerja program untuk pengungsi Palestina. Badan ini mulai beroperasi pada 1 Mei 1950. Dengan tidak adanya solusi untuk masalah pengungsi Palestina, Majelis Umum telah berulang kali memperbaharui mandat UNRWA, terakhir memperpanjang sampai dengan 30 Juni 2017. UNRWA didanai hampir seluruhnya oleh sumbangan sukarela dari negara-negara anggota PBB. UNRWA juga menerima beberapa dana dari Anggaran Reguler PBB, yang digunakan sebagian besar untuk biaya staf internasional. Layanan Badan mencakup pendidikan, perawatan kesehatan, bantuan dan pelayanan sosial, infrastruktur kamp dan perbaikan, keuangan mikro dan bantuan darurat, termasuk dalam masa konflik bersenjata (http://www.unrwa.org).
39
sementara UNRWA bertanggung jawab menyediakan berbagai layanan, mulai dari kesehatan, pemukiman, hingga air bersih.85
b. Kejahatan Perang (War Crime)
Korban akibat konflik bersenjata yang terjadi mengakibatkan banyak korban baik dari kombatan sampai dengan warga sipil. Agresi Israel ke Palestina yang dikenal dengan Operasi “Cast Lead” pada 27 Desember 2008 - 20 Januari 2009, melalui pemboman lewat udara maupun darat yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza.86 Serangan ini
sebenarnya ditujukan untuk melumpuhkan pejuang Hamas serta menghentikan suplai senjata Hamas yang dikirim melalui terowongan- terowongan bawah tanah. Hamas dicap sebagai organisasi teroris, oleh Israel, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun oleh pendukungnya, organisasi itu dianggap sebagai kekuatan perjuangan yang sah untuk membela Palestina dari pendudukan Israel.
Akibat dari serangan yang berlangsung selama 22 hari tersebut sekitar 1434 penduduk Palestina tewas menjadi korban. Korban penduduk sipil berjumlah 960, 239 polisi dan 235 pejuang Hamas. Penduduk sipil yang tewas terdiri dari 288 anak-anak, 121 wanita, dan 409 penduduk sipil selain wanita dan anak-anak. Menurut data dari Departemen Kesehatan Palestina, korban
85
Pengungsi Palestina. Voiceofpalestine, 1 Januari 2011. http://voiceofpalestine.net/index.php?option=com_content&task=view&id=259&Itemid=1. Diakses 29 Desember 2014.
86
Operation Cast Lead. Tersedia di: http://www.globalsecurity.org/military/world/war/operation-cast-lead.htm. Diakses 31 Desember 2014.
40
luka-luka mencapai 5303 yang terdiri dari 1606 anak-anak dan 828 Wanita.87
Sebagian besar penduduk sipil menjadi korban atas serangan yang membabi buta. Kerusakan rumah diderita oleh 6000 kepala keluarga yang mengalami rusak ringan dan 10.000 kepala keluarga mengalami rusak parah. Kerugian diperkirakan mencapai 2,2 milyar dollar AS. Di samping itu penduduk juga mengalami kesulitan untuk mengungsi dan menerima bantuan kemanusiaan karena adanya blokade di perbatasan Palestina dan Mesir. Serangan Israel juga telah menghancurkan rumah-rumah, masjid dan kantor lembaga bantuan PBB dan infra-struktur lain.88
Hasil laporan Pencari Fakta Misi PBB di Jalur Gaza, menegaskan bahwa terdapat bukti yang signifikan dalam temuannya dilapangan yang menunjukkan kejahatan perang sistematis oleh Israel di Jalur Gaza. Tim pencari fakta PBB menyimpulkan bahwa tindakan Israel dalam operasi Cast Lead pada 27 Desember 2008 - 20 Januari 2009 didasarkan pada kebijakan yang sengaja dibuat oleh Israel untuk menyerang Palestina yang kekuatan militernya tidak sebanding dengan Israel. Sasaran utama operasi tersebut adalah infrastruktur pendukung yang ada di Jalur Gaza termasuk penduduk sipil. Dengan demikian, tim pencari fakta merekomendasikan bahwa kejahatan perang yang dilakukan Israel selama Operasi Cast Lead harus
87
Data Korban Invasi Gaza. Tersedia di http://www.dakwatuna.com/2009/03/17/2100/data-korban-invasi-gaza. Diakses1 Januari 2015.
88
Akibat Agresi Israel, Gaza Alami Kerugian 2,2 Milyar Dolar AS. Tersedia di http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/akibat-agresi-israel-gaza-alami-kerugian-2-2-milyar-dollar-as.htm. Diakses 28 Desember 2014.
41
diselidiki lebih lanjut. Apabila penyelidikan terbukti, Dewan Keamanan harus membawa kasus tersebut ke Mahkamah Pidana Internasional yang memiliki yurisdiksi untuk mengadili kehajatan perang.89
89
Raji Sourani. Operation Cast Lead five years on: 'We are still demanding justice'. Tersedia di http://www.aljazeera.com/indepth/opinion/2014/01/operation-cast-lead-five-years-are-still-demanding-justice-2014188116566380.html. Diakses 26 November 2014.
42 BAB III
PENGAJUAN KEANGGOTAAN PALESTINA DI PBB
Bab ini menjelaskan prosedur penerimaan anggota baru di PBB berdasarkan piagam PBB termasuk hak dan kewajiban anggota PBB. Selanjutnya membahas perjuangan Palestina menjadi anggota PBB dari masa kepemimpinan Yasser Arafat sampai dengan Mahmoud Abbas pada 2011 untuk menjadi anggota PBB serta dukungan dari negara anggota PBB terhadap pengajuan Palestina menjadi anggota PBB pada tahun 2011.
A. Prosedur Keanggotaan PBB
Masalah keanggotaan dalam suatu organisasi internasional merupakan hal yang sangat penting dan bahkan dianggap sebagai masalah konstitusional yang pokok. Dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tertuang dalam pasal 4, Bab II Keanggotaan, menyebutkan bahwa keanggotaan PBB terbuka bagi semua negara yang cinta damai dan bersedia menjalankan kewajiban-kewajiban yang tercantum dalam piagam PBB. Akan tetapi penerimaan keanggotan PBB harus dilakukan berdasarkan keputusan Majelis Umum berdasarkan anjuran dari Dewan Keamanan.90
Berdasarkan Piagam PBB keanggotaan PBB dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: Pertama, anggota asli (original member), terdiri dari negara-negara yang ikut bagian dalam Konferensi San Fransisco tahun 1945 atau yang telah terlebih dahulu ikut serta dalam penandatanganan pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada
90
43
tanggal 1 Januari 1942 (Pasal 3). Kedua, anggota (members), yaitu negara-negara anggota PBB yang masuk kemudian berdasarkan syarat-syarat yang tercantum dalam pasal 4, 5 dan 6 Piagam PBB.
Prinsip keanggotaan PBB pada umumnya merupakan prinsip universalitas yang berarti semua negara berhak dan memiliki kesempatan untuk bergabung di dalamnya. Meskipun demikian setiap negara yang ingin bergabung harus memenuhi syarat keanggotaan PBB, hal ini tercantum dalam piagam PBB Bab II Pasal 4 ayat 1 dan 2 serta pasal 18 ayat 2, antara lain harus memenuhi lima unsur penting yaitu:
1. Setiap negara yang ingin bergabung dalam PBB harus betul-betul negara yang cinta damai.
2. Setiap anggota baru diwajibkan untuk mematuhi dan menerima kewaiban-kewajiban yang tercantum dalam piagam PBB.
3. Setiap anggota baru harus mampu dan bersedia melaksanakan kewajibannya sebagai anggota.
4. Keputusan penerimaan anggota baru harus berdasarkan rekomendasi dari Dewan Keamanan PBB yang kemudian mendapat persetujuan dari sembilan negara anggota termasuk lima anggota tetap.
5. Keputusan terakhir mengenai penerimaan anggota baru akan diambil oleh Majelis dengan dua pertiga suara mayoritas, berdasarkan voting.91
Setelah persyaratan diatas terpenuhi maka, pengajuan keanggotaan disampaikan kepada Sekertaris Jenderal PBB dengan suatu instrumen resmi yang
91
44
memuat pernyataan terkait kesanggupan untuk menjalankan kewajiban yang tercantum dalam piagam PBB. Sesuai Provisional of Procedure atau prosedur keanggotaan yang terdapat dalam Dewan Keamanan, surat permohonan yang telah disetujui Dewan Keamanan tersebut dimasukkan dalam agenda persidangan Dewan Keamanan. Kemudian Presiden Dewan Keamanan menyampaikan kepada Committe on the admission of New Members yang anggotanya terdiri dari seluruh negara anggota Dewan Keamanan.
Dewan keamanan untuk selanjutnya mengadakan pemungutan suara terhadap rancangan resolusi yang menyatakan bahwa DK telah memeriksa permintaan tersebut dan kemudian memberikan rekomendasi kepada Majelis agar permohonan dapat disetujui. Setelah menerima rekomendasi positif dari dewan keamanan tentang calon anggota, majelis umum akan mengambil keputusan berdasarkan pasal 18 ayat 2 Piagam PBB sebagai berikut:92
“Keputusan-keputusan Majelis Umum tentang hal-hal penting akan diambil dengan suara terbanyak berjumlah dua pertiga dari anggota yang hadir dan ikut memberikan suara. Dalam soal-soal ini termasuk: anjuran-anjuran mengenai pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, pemilihan anggota-anggota Dewan Keamanan, Pemilihan anggota Dewan Ekonomi dan Sosial, pemilihan anggota Dewan Perwalian sesuai dengan ayat 1 (c) Pasal 86, penerimaan anggota-anggota baru Perserikatan Bangsa-Bangsa, penundaan hak-hak dan hak istimewa keanggotaan, pemecatan anggota-anggota, hal-hal yang bertalian dengan penyelenggaraan sistem perwalian, dan hal-hal anggaran belannya. (Hak Suara. Pasal 18, ayat 2).” Terkait prosedur pengambilan keputusan dalam majelis umum dilakukan dalam sidang rutin tahunan maupun siding-sidang khusus yang dinilai mendesak oleh
92
45
Sekertaris Jenderal atau atas permintaan dari Dewan keamanan maupun dari permintaan oleh sebagian besar negara-negara anggota PBB. Hal ini diatur dalam pasal 10 Piagam PBB.
B. Hak dan Kewajiban Anggota PBB
Dalam kancah politik internasional sekarang ini dengan intensitas interaksi yang begitu tinggi dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan atau kepentingan bersama, organisasi internasional memiliki peran penting bagi para anggotanya. Organisasi internasional menjadi sarana untuk mencapai tujuan karena didalamnya memiliki azas, fungsi dan tujuan yang jelas.93
Partisipasi negara di dalam kegiatan-kegiatan organisasi internasional adalah ikutsertanya negara tersebut sebagai anggota dalam perdebatan dan pembicaraan, tetapi tidak selalu ikut memberikan suaranya dalam pemungutan suara. Suatu negara anggota PBB misalnya, dapat pula tidak diperkenankan untuk bersuara didalam persidangan majelis umum PBB karena telah menunggak pembayaran kontribusinya bagi badan tersebut selama dua tahun atau lebih.94
Sebaliknya dalam Piagam PBB pada Bab. V pasal 32 dijelaskan bahwa partisipasi negara bukan anggota PBB juga dimungkinkan jika negara itu menjadi salah satu pihak yang berselisih dan perselisihan itu dibicarakan oleh Dewan Keamanan. Namun partisipasi itu hanya terbatas pada kesempatan mengemukakan dan menjelaskan persoalannya, tanpa ikut serta dalam pemungutan suara.
93
Aiyub Mohsin. Diktat: Organisasi dan Administrasi Internasional. 2009, h.4-5. 94
Charter of the United Nations and Statute of the International Court of Justice. Tersedia di https://treaties.un.org/doc/.../ctc/uncharter.pdf. Diakses 22 Oktober 2012.
46
Setiap negara yang tergabung dalam keanggotaan PBB wajib untuk mentaati dan menjalankan tugas serta kewajibannya sesuai aturan yang tercantum dalam Piagam PBB yang ditaati bersama seluruh negara anggota. Dalam piagam PBB dijelaskan bahwa setiap anggota memiliki hak suara terhadap setiap pengambilan keputusan di PBB sesuai kedudukan masing-masing.95
Dalam persoalan persengketaan yang terjadi antar negara, apabila di anggap perlu guna penyelesaian persoalan tersebut, negara anggota dapat meminta perhatian Dewan Keamanan maupun Majelis Umum dalam penyelesaian sengketa tersebut sesuai yang tercantum pada Bab. VI, pasal 35, ayat 1 piagam PBB. Disamping itu setiap anggota PBB di wajibkan untuk turut serta membantu memelihara dan menjaga perdamaian serta ikut berpartisipasi dengan memberi bantuan berupa personil maupun akses-akses lain apabila diperlukan.96
Untuk lebih memfokuskan wewenang dalam bidang-bidang tertentu, PBB memiliki badan-badan atau lembaga khusus (Specialized Agencies) seperti: UNESCO, UNRWA, , UNHCR, UNDP, IMF, WHO, WTO, FAO, ILO, IMF, World Bank, dll. Badan-badan ini memberikan akses bagi negara anggotanya sesuai fokus bidang masing-masing. Lembaga khusus PBB tersebut memiliki fungsi melayani masyarakat seluruh dunia tanpa memperhatikan perbatasan nasional, Sebagian besar anggota yang tergabung dalam badan tersebut adalah negara yang menjadi anggota
95
Lihat Piagam PBB. 96
47
PBB. Dengan demikin negara yang sudah tergabung dalam PBB dapan mengajukan permohonan untuk menjadi anggota organisasi dibawah naungan PBB tersebut.97 C. Perjuangan Palestina Untuk Menjadi Anggota PBB
1. Masa Kepemimpinan Yasser Arafat (1988-2004)
Paska KTT Liga Arab yang menunjuk PLO yang terdiri dari gabungan beberapa fraksi di Palestina sebagai wakil sah dan tunggal rakyat Palestina. PLO memiliki peranan sebagai aktor dalam berdiplomasi untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Berdasarkan resolusi Majelis Umum PBB Nomor 3237 pada 22 September 1974, PLO mendapatkan status Pengamat di Majelis Umum PBB sebagai representasi Palestina.98
Dalam resolusi tersebut, PLO diundang untuk turut berpartisipasi dalam Majelis Umum dalam kapasitasnya sebagai pengamat, dapat mengikuti konferensi internasional yang diselenggarakan di bawah naungan Majelis Umum, PLO juga berhak untuk berpartisipasi sebagai pengamat dalam semua konferensi internasional yang diselenggarakan di bawah naungan badan PBB lainnya, serta meminta Sekretaris Jenderal untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk pelaksanaan resolusi tersebut.
Dalam sidang Majelis Umum Arafat menegaskan dalam pidatonya:99Jika
imigrasi Yahudi ke Palestina memiliki tujuan yang memungkinkan mereka untuk
97
Aiyub, Diktat, 46-51. 98
Fawzy Al-Ghadiry. Sejarah Palestina: Asal Muasal Konflik Palestina-Israel. (Yogyakarta: Bookmarks, 2010), 122.
48
hidup berdampingan dengan kita, menikmati hak yang sama dan dengan asumsi kewajiban yang sama, kita akan membuka pintu bagi mereka, sejauh kapasitas tanah air kita untuk penyerapan diizinkan. Itulah yang terjadi dengan ribuan Armenia dan Circassians yang masih tinggal di antara kita dalam kesetaraan sebagai saudara dan warga negara. Tapi itu tujuan imigrasi merebut tanah air kita, membubarkan orang-orang kami, dan mengubah kita menjadi warga negara kelas dua. Oleh karena itu, sejak awal evolusi kita tidak termotivasi oleh faktor ras atau agama. Tujuannya bukan orang Yahudi tapi Zionis dan agresinya secara terang-terangan. Dalam hal ini kami berjuang agar orang-orang Yahudi, Kristen dan Muslim dapat hidup dalam kesetaraan, menikmati hak yang sama dan dengan asumsi kewajiban yang sama, bebas dari diskriminasi ras atau agama.
Dalam pidatonya Arafat mendesak rakyat dan pemerintah dunia untuk bersikap tegas terhadap upaya Zionis untuk mendorong dunia Yahudi untuk beremigrasi dan merebut tanah Palestina. Arafat tegas menentang diskriminasi terhadap manusia sebagai agama, ras, atau warna kulit. Arafat juga mengapresiasi dukungan dari Gerakan Non Blok, negara-negara sosialis, negara-negara Islam, negara-negara Afrika dan negara-negara Eropa yang ramah, serta semua teman-teman kami yang lain di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Serta menegaskan hak rakyat Palestina untuk dapat menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.100
99
Disarikan dari United Nations: Address by Yasser Arafat Before the General Assembly (November 13, 1974). Tersedia di https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/UN/arafat_un.html. Diakses, 3 Desember 2013.
100 Ibid.
49
Pada November 1988, Dewan Nasional Palestina PLO mendeklarasikan negara Palestina merdeka dengan Kota Al-Quds sebagai ibu kota negara. Arafat membacakan deklarasi kemerdekaan dan kemudian secara terbuka menolak segala bentuk kekerasan dan bertemu AS untuk memulai dialog baru. Pada tahun 1988 mulai ada perubahan kebijakan dari perlawanan bersenjata beralih ke jalur diplomasi. Dalam pidato di pertemuan khusus PBB yang diadakan di Jenewa, Swiss, Arafat menyatakan bahwa PLO menolak terorisme dan mendukung hak semua pihak yang berkepentingan dalam konflik Timur Tengah untuk hidup dalam damai dan aman, termasuk negara Palestina, Israel dan tetangga lainnya.101
Berikut ini kutipan dari penggalan pidato Arafat kepada Majelis Umum PBB pada 13 Desember 1988:102
“Dalam kapasitas saya sebagai ketua Komite Eksekutif PLO, saat ini dengan asumsi fungsi pemerintahan sementara Negara Palestina, karena itu saya menyajikan inisiatif perdamaian Palestina berikut:
Pertama: Bahwa upaya serius dilakukan untuk mengadakan, di bawah pengawasan Sekjen PBB, panitia persiapan konferensi internasional untuk perdamaian di Timur Tengah untuk membuka jalan bagi diselenggarakannya konferensi internasional, yang pemerintah dukungan secara universal kecuali pemerintah Israel.
Kedua: Bahwa tindakan dilakukan untuk menempatkan tanah Palestina yang diduduki di bawah pengawasan PBB sementara, dan bahwa pasukan internasional akan ditempatkan di sana untuk melindungi rakyat kita dan, pada saat yang sama, untuk mengawasi penarikan pasukan Israel dari negara kita .
101
Rana Setiawan. Yasser Arafat Simbol Persatuan Palestina. Tersedia di: http://mirajnews.com/id/artikel/tokoh/yasser-arafat-simbol-persatuan-palestina/. Diakses 31 Januari 2015.
102
Disarikan dari: Yasser Arafat: Speech to the U.N. General Assembly Renouncing Terror
(December 13, 1988). Tersedia di:
50
Ketiga: PLO akan mencari penyelesaian komprehensif antara pihak-pihak terkait dalam konflik Arab-Israel, termasuk Negara Palestina, Israel dan tetangga lainnya, dalam rangka konferensi internasional untuk perdamaian di Timur Tengah atas dasar Resolusi 242 dan 338 dan sehingga dapat menjamin kesetaraan dan keseimbangan kepentingan, terutama hak-hak rakyat kita dalam kebebasan, kemerdekaan nasional, dan menghormati hak untuk hidup dalam damai dan keamanan bagi semua.” (Terjemah oleh penulis).
Dalam pidato tersebut Arafat menyerukan perdamaian kepada para pemimpin Israel di bawah sponsor dari PBB. Meninggalkan cara-cara perang yang sudah berlangsung selama kurang lebih 40 tahun dan meminta Israel menarik pasukannya untuk kemudian mengakhiri konflik melalui konferensi internasional.
Arafat tidak lagi menggunakan cara-cara kekerasan dalam penyelesaian persoalan Palestina, akan tetapi lebih mengupayakan jalur diplomasi damai. Selama kepemimpinannya, Arafat telah banyak melakukan perundingan-perundingan damai untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. dan untuk pertama kalinya pada tahun 1993 Arafat berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dalam Perundingan Oslo yang dimediasi oleh Amerika.103
Beberapa perundingan yang terjadi pada masa kepemimpinan Arafat diantaranya: Oslo I (1993), Oslo II (1995), Memorandum Wye River (1998-1999), Camp David II (2000).104 Meskipun dari perundingan-perundingan tersebut
masih belum dapat mewujudkan cita-cita Palestina yang merdeka dan berdaulat,
103
____Yasser Arafat (1929-2004). Tersedia di (passia.org). Diunduh 3 Februari 2015. 104
51
setidaknya Arafat telah memberikan perubahan positif terhadap garis perjuangan Palestina dengan jalur diplomasi.
Selama beberapa dekade, Yasser Arafat adalah simbol perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaan. Ia meninggal tanggal 11 Nopember 2004 dengan penyebab yang tetap misteri sampai sekarang. Sepuluh tahun setelah kematiannya, ia tetap menjadi pahlawan nasional bagi rakyat Palestina.105
2. Masa Kepemimpinan Mahmoud Abbas (2005-2011)
Paska meninggalnya Yasser Arafat tahun 2004, kepemimpinan PLO digantikan oleh Mahmoud Abbas yang terpilih secara aklamasi menggantikan Arafat pada pemilihan umum secara langsung untuk pertama kalinya di Palestina pada tanggal 9 Januari 2005. Abbas yang juga dari fraksi Fatah sebelumnya menduduki jabatan sebagai Sekretaris Jendral PLO.106
Abbas memiliki peranan penting untuk melanjutkan diplomasi untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. bahkan sejak menjabat sebagai Perdana Menteri, Abbas telah aktif mengikuti beberapa perundingan damai. Pada 2013 Abbas melakukan pertemuan untuk peluncuran sebuah “peta jalan damai” bagi pembentukan negara Palestina pada 2005 dalam pertemuan puncak di Jordania dengan Presiden AS George W Bush, Perdana Menteri Israel Ariel Sharon. Selanjutnya pada 27 November 2007, Abbas dan Perdana Menteri Israel, Ehud