• Tidak ada hasil yang ditemukan

3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

6.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

6.2.2.1. Isu Strategis

Untuk dapat merumuskan isu strategis Bidang PBL, maka dapat dilihat dari Agenda Nasional dan Agenda Internasional yang mempengaruhi sektor PBL. Untuk Agenda Nasional, salah satunya adalah Program PNPM Mandiri, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, sebagai wujud kerangka kebijakan yang menjadi dasar acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Agenda nasional lainnya adalah pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang mengamanatkan terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di kabupaten/kota dan tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN) di kabupaten/kota.

Agenda internasional yang terkait diantaranya adalah pencapaian MDG’s 2015,

khususnya tujuan 7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Target MDGs yang terkait bidang Cipta Karya adalah target 7C, yaitu menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015, serta target 7D, yaitu mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020.

Agenda internasional lainnya adalah isu Pemanasan Global (Global Warming). Pemanasan global yang disebabkan bertambahnya karbondioksida (CO2) sebagai akibat konsumsi energi yang berlebihan mengakibatkan naiknya suhu permukaan global hingga 6.4 °C antara tahun 1990 dan 2100, serta meningkatnnya tinggi muka laut di seluruh dunia hingga mencapai 10-25 cm selama abad ke-20. Kondisi ini memberikan dampak bagi kawasan-kawasan yang berada di pesisir pantai, yaitu munculnya bencana alam seperti banjir, kebakaran serta dampak sosial lainnya.

Agenda Habitat juga merupakan salah satu Agenda Internasional yang juga mempengaruhi isu strategis sektor PBL. Konferensi Habitat I yang telah diselenggarakan di Vancouver, Canada, pada 31 Mei-11 Juni 1976, sebagai dasar terbentuknya UN Habitat pada tahun 1978, yaitu sebagai lembaga PBB yang mengurusi permasalahan perumahan dan permukiman serta pembangunan perkotaan. Konferensi Habitat II yang dilaksanakan di lstanbul, Turki, pada 3 - 14 Juni 1996 dengan dua tema pokok, yaitu "Adequate Shelter for All" dan "Sustainable Human Settlements Development in an Urbanizing World", sebagai kerangka dalam penyediaan perumahan dan permukiman yang layak bagi masyarakat.

Dari agenda-agenda tersebut maka isu strategis tingkat nasional untuk bidang PBL dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1) Penataan Lingkungan Permukiman

a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;

b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan; b. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau

(RTH) di perkotaan;

c. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;

d. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal;

e. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.

2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);

b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di kab/kota;

c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/ berkelanjutan;

d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara;

e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara.

3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau sekitar 11,96% dari total penduduk Indonesia;

b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash sesuai MoU PAKET;

c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan.

Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan d) penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan.

No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Kuansing

(1) (2) (3)

1 Penataan Lingkungan Permukiman Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;

Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;

Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal

Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.

2 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Database bangunan gedung dan rumah negara masih belum tertata rapi

Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedun

3 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

Perlu peningkatan dan optimalisasi peran masyarakat dalam berbagai program pembangunan dan penanggulangan kemiskinan 6.2.2.2. Kondisi Eksisting

Untuk tahun 2012 capaian nasional dalam pelaksanaan program direktorat PBL adalah dengan jumlah kelurahan/desa yang telah mendapatkan fasilitasi berupa peningkatan kualitas infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan melalui program P2KP/PNPM adalah sejumlah 10.925 kelurahan/desa. Untuk jumlah Kabupaten/Kota yang telah menyusun Perda Bangunan Gedung (BG) hingga tahun 2012 adalah sebanyak 106 Kabupaten/Kota. Untuk RTBL yang sudah tersusun berupa Peraturan Bupati/Walikota adalah sebanyak 2 Kabupaten/Kota, 9 Kabupaten/Kota dengan perjanjian bersama, dan 32 Kabupaten/Kota dengan kesepakatan bersama.

Berdasarkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014, di samping kegiatan non-fisik dan pemberdayaan, Direktorat PBL hingga tahun 2013 juga telah melakukan peningkatan prasarana lingkungan permukiman di 1.240 kawasan serta penyelenggaraan bangunan gedung dan fasilitasnya di 377 kabupaten/kota. Dalam RPI2JM bidang Cipta Karya pencapaian di Kabupaten/Kota perlu dijabarkan sebagai dasar dalam perencanaan.

Tabel 6.11 Peraturan Daerah/Peraturan /Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

No

Perda/ Pergub/ Perbup/ Peraturan Lainnya

Amanat Jenis Produk

Pengaturan

Nomor

& Tahun Tentang

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Perda Prov. Riau 9 / 2009 RPJP Prov. Riau 2005-2025

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Riau

2 Perda Prov. Riau 6 / 2012

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) di prov. Riau

Seluruh perusahaan besar wajib mempunyai program TJSP/CSR 3 Perda Kab.

Kuansing 2014

RPJP Kab. Kuansing 2005-2025

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kab. Kuansing

4 Perda Kab.

Kuansing 2 / 2015

RPJMD Kab. Kuansing 2011-2016

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kab. Kuansing

5 Perda Kab.

Kuansing 2 / 2012 Bangunan Gedung

Penyelenggaraan bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas

kemanfaatan, keselamatar, keseimbangan, ketertitan, serta

keserasian bangunan gedung dengan lingkungan hidupnya

Tabel 6.12 Penataan Lingkungan Permukiman

Kawasan Tradisional/ Bersejarah RTH Pemenuhan SPM Penanganan Kebakaran

Nama Kawasan Dukungan Infrastruktur CK Lokasi/ Nama RTH Luas RTH (Ha) % Luas RTH Ketersediaan

IMB % IMB HSBGN Instansi

Prasaranan Kebakaran

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Kws Taman Jalur

Kota Teluk Kuantan Ada RTH Taman Kota 3,43

31% Belum ada data Teluk Kuantan : ...% Ada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja, dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Mobil pemadam kebakaran Kws Koto Sentajo Ada

RTH Tempat Berolahraga/Upacara/Tempat

Ibadah

43

Belum ada

data Lubuk Jambi : ...% Kws Danau Koto

Kari Belum ada RTH Hutan Kota 62,25

Belum ada data Muara Lembu : ...% Kws Arena Pacu Jalur Baserah Ada

RTH Usaha Estetika 2,9 Belum ada

data Benai : ...% Kws Arena Pacu

Jalur Lubuk Jambi

Belum ada RTH Media Jalan dan

Pulau-Pulau Jalan 0,58

Belum ada

data Pangean : ...% Kws Rumah Adat

Kenegerian Benai

Ada RTH Gerbang Masuk Kota

Teluk Kuantan 0,12

Belum ada

data Baserah : ...% Belum ada

data Koto Baru : ...% Belum ada data Inuman : ...% Belum ada data Cerenti : ...% Belum ada data Kampung Baru : ...% Belum ada data Lubuk Ambacang : ...% Belum ada data Perhentian Luas : ...% Belum ada

data Koto Rajo : ...% Belum ada

Tabel 6.13 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara No Kawasan/ Kecamatan Jumlah BG Negara berdasarkan Fungsi Status Kepemilikan Kondisi Bangunan Ketesediaan Utilitas BG (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Fungsi Hunian : ...unit - - - Fungsi Keagamaan : ... unit - - - Fungsi Usaha : ...unit - - - Fungsi Sosial Budaya : ...unit - - -

Tabel 6.14 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

No Kabupaten/Kota Kegiatan PNPM Perkotaan (P2KP)

Kegiataan Pemberdayaan Lainnya

(1) (2) (3) (4)

1 Kuantan Singingi 13 Desa PPIP

PAMSIMAS 6.2.2.3. Permasalahan dan Tantangan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:

Penataan Lingkungan Permukiman:

Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;

Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;

Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;

Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:

Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar, sedang, kecil di seluruh Indonesia;

Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);

Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;

Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian;

Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;

Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan;

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien;

Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:

Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana olah raga.

Kapasitas Kelembagaan Daerah:

Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;

Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

Tabel 6.15 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi Tantangan

Pengembangan Alternatif Solusi

(1) (2) (3) (4) (5)

I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman 1 Aspek Teknis • Masih minimnya PSD proteksi

pemadam kebakaran

• Minimnya PSD RTH dan sarana olahraga

• Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi

kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage; • Penyediaan PSD proteksi pemadam kebarakan • Penyediaan PSD RTH • Peningkatan fungsi kawasan • Pelibatan masyarakat dan sektor swasta • Penambahan luasan RTH • Revitalisasi kawasan 2 Aspek Kelembagaan

• Masih minimnya sosialisasi mengenai Perda BG

Belum siapnya landasan hukum untuk Perbup RTBL yang sudah disusun

• Sosialisasi perda BG Perbup RTBL perlu dilegalisasi • Pemasangan baliho/ spanduk, penyuluhan Penyusunan RTBL dan percepatan legalisasinya 3 Aspek Pembiayaan • Keterbatasaan pendanaan dalam penyediaan PSD Pemadam Kebakaran serta Sarana lingkungan

hijau/terbuka, dan saran olahraga • Mencari sumber pendanaan lainnya untuk penyediaan PSD dalam rangka penataan lingkungan permukiman 4 Aspek Peran Serta Masyarakat/Sw asta

• Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam penataan lngkungan

• Menjalin kerjasama dengan swasta dan pelibatan marayakat 5 Aspek Lingkungan Permukiman

• Masih adanya Pembangunan infrastruktur yang tidak memilki ijin dan dokumen lingkungan

II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara 1 Aspek Teknis • Banyaknya Bangunan

Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan;

• Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik

• Pendataan bangunan gedung rumah negara dan revitalisasi serta renovasi berdasarkan kondisinya • Penetapan NSPM keselamatan, kesehatan, kenyamanandan kemudahan BG. 2 Aspek Kelembagaan

• Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan • Melakukan pembinaan serta pelatihan mengenai pelaksanaan • Sosialisasi peraturan perundangan

No Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi Tantangan

Pengembangan Alternatif Solusi

(1) (2) (3) (4) (5)

gedung termasuk pengawasan

• Masih perlunya peningkatan dan pemantapan

kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan. penyelenggaraan bangunan gedung neagra 3 Aspek Pembiayaan Masih terbatasnya

kemampuan Pemda Kuantan Singingi dalam pembangunan BG , sehingga kadang mengabaikan penyediaan NSPM BGN 4 Aspek Peran Serta Masyarakat/Sw asta 5 Aspek Lingkungan Permukiman

III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 1 Aspek Teknis • Pembangunan Infrastruktur

Permukiman masih kurang memperhatikan wilayah kumuh (MBR) Perkotaan 2 Aspek Kelembagaan • Perlunya peningkatan koordinasi lintas sektoral /SKPD terkait program penanggulangan kemiskinan • Peningkatan koordinasi dalam program penanggulangan kemiskinan 3 Aspek Pembiayaan • Masih terbatasnya kemampuan pendanaan Pemda Kuansing dalam penanggulangan Kemiskinan • Mencari sumber pendanaan lain dalam penanggulangan kemiskinan • Berkoordinasi dengan pemerintah pusat, pemprov, dan pendanaan lainnya 4 Aspek Peran Serta Masyarakat/Sw asta

• Kurangnya peran Swasta dan CSR dalam program penanggulangan kemiskinan di kabupaten Kuansing • Menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan masyrakat 5 Aspek Lingkungan Permukiman

Dokumen terkait