• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem pembuangan air kotor yang terdapat di Kabupaten Pekalongan hingga saat ini masih ditangani secara individu oleh tiap-tiap rumah tangga dan industri (home industri), sebagian dibuang ke dalam septictank-septictank dan sebagian lagi dibuang ke saluran pembuangan/selokan sebelum ke sungai yang ada disekitar permukiman. Cara-cara pembuangan melalui saluran-saluran dan sungai sebetulnya tidak dapat dibenarkan karena dapat menurunkan derajat kesehatan lingkungan dan masyarakat.

Adapun sistem pembuangan yang baik dapat dibedakan menjadi 2 cara penanganan yang tergantung dari lokasi sumber air buangan. Untuk daerah yang tidak dapat dijangkau oleh sistem saluran dapat diterapkan sistem pembuangan secara individual. Penerapan sistem individu ini bisa dilaksanakan secara komunal dengan sejumlah rumah yang berdekatan. Sedangkan untuk daerah yang dapat dijangkau oleh sistem saluran, sistem pembuangan dapat dilakukan melalui saluran-saluran perkotaan. Jumlah air limbah buangan diperhitungkan dengan asumsi pemakaian air bersih yaitu 80 liter/jiwa/hari untuk orde I dan II sedangkan 60 liter/jiwa/hari untuk orde III dan IV, air dibuang ke saluran sebanyak 80%.

C. Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah

Berdasarkan lingkup kebijakan dan arahan beserta isu strategis, tantangan dan permasalahan terkait limbah yang ada di Kabupaten Pekalongan, berikut dapat diproyeksikan jumlah air limbah yang dapat menjadi pertimbangan dalam penyediaan layanan prasarana pengelolaan limbah di Kabupaten Pekalongan.

D. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah

Beberapa rencana program dan kriteria pengembangan air limbah yang ada di Kabupaten Pekalongan meliputi :

a) pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) untuk mengolah limbah tinja yang ada;

b) pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di seluruh wilayah kota kecamatan yang ada di daerah yang dilengkapi dengan jaringan perpipaan; dan

c) pembangunan sistem pengelolaan air limbah setempat dan pembangunan sistem pengelolaan air limbah terpusat.

Secara spesifik, kebijakan pengelolaan air limbah juga tercantum dalam rencana pengendalian berupa ketentuan umu peraturan zonasi yang tertuang dalam Perda RTRW Kabupaten Pekalongan, dimana ketentuan tersebut mengatur rencana sistem pengelolaan limbah yang terkait dengan sistem permukiman yaitu setiap kegiatan usaha yang memproduksi air limbah diwajibkan untuk menyediakan instalasi pengolahan limbah individu dan/atau komunal sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Adapun ketentuan teknis tersebut sebagai berikut :

 pengembangan perumahan dengan jumlah lebih dari 30 (tiga puluh) unit;  akomodasi wisata dengan jumlah kamar lebih dari 5 (lima) unit;

 restoran/rumah makan dengan jumlah tempat duduk lebih dari 50 (lima puluh) unit;

 kompleks perdagangan dan jasa dengan luas lantai bangunan lebih dari 10.000 m2 (sepuluh ribu meter persegi);

 industri kecil/rumah tangga yang menghasilkan air limbah;  bengkel yang melayani ganti oli dan tempat cuci kendaraan;

 usaha garmen yang dalam produksinya menggunakan zat-zat kimia dan pewarna; dan

 usaha peternakan yang menghasilkan air limbah dalam skala yang besar.

8.4.2. Persampahan

8.4.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Berdasarkan uraian dan ketentuan yang termuat dalam perda RTRW Kabupaten Pekalongan, arahan kebijakan dan lingkup kegiatan yang diupayakan terkait dengan persampahan meliputi beberapa hal sebagai berikut :

1) perluasan jaringan pelayanan persampahan ke semua wilayah kecamatan yang belum terlayani, yaitu Kecamatan Talun, Paninggaran, Kandangserang, Lebakbarang, Petungkriyono, dan Karangdadap;

pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) modern di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong;

2) penambahan sarana pengangkut sampah;

3) pengembangan sistem pengolahan sampah langsung dari sumber sampah;

4) pengolahan sampah dengan metode 3 R (reduce, reuse dan recycle) untuk mengurangi jumlah timbunan sampah; dan

5) pengembangan sistem pengolahan limbah sampah menjadi sumber energi baru.

8.4.2.2. Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan persampahan yang dijumpai di perumahan dan permukiman Kabupaten Pekalongan berkaitan dengan:

1) Belum semua wilayah terjangkau oleh layanan dari dinas yang menangani kebersihan, sehingga masih banyak masyarakat yang membuang sampah di pekarangan (on-site) dan tidak terselesaikan dengan baik dan menyebabkan timbunan sampah dalam jumlah besar

2) Layanan persampahan masih terkonsentrasi pada kawasan kota dan sekitarnya

3) Jumlah transfer depo jumlahnya masih kurang sehingga belum memenuhi kebutuhan

4) Masih dijumpai timbunan sampah di beberapa lokasi seperti pada saluran-saluran kota dan sudut –sudut kota

5) Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan

6) TPA kondisinya sudah overload karena jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat lebih banyak daripada jumlah sampah yang tertampung di TPA. Selain itu, sarana pengengkutan sampah seperti truk angkut sampah belum memadai.

8.4.2.3. Analisis Kebutuhan Persampahan

Dengan meningkatnya berbagai aktivitas dan semakin membaiknya taraf hidup masyarakat, mempengaruhi jumlah dan ragam sampah yang ditimbulkan. Dengan adanya hal ini maka akan membesar pula derajat

pencemaran lingkungan seperti timbulnya bau yang tidak sedap, gangguan lalat penyebar penyakit dan sebagainya, dan bertambah pula luas lahan untuk menampung timbulnya sampah yang ada. Dengan demikian, untuk mendukung aktivitas perumahan dan permukiman. Berikut ini adalah standar tempat pengumpulan sampah lingkungan:

 Kapasitas tempat sampah lingkungan minimal bervolume 2m³, berdasarkan jumlah rumah yang dilayani 200 rumah

 Tempat sampah dibuat dari bahan rapat air

 Penempatan tempat sampah lingkungan setiap jarak ±150 m Standar sarana pendukung:

 Gerobak sampah, kapasitas 0.8 m³/hari  Transfet Depo, kapasitas 10 m³/hari  Dump Truck, kapasitas 6 m³/hari

Penghasil sampah terbesar di Kabupaten Pekalongan berasal dari kegiatan permukiman dan pasar tradisional dengan volume 1106,24 m³/hari dari volume total sebesar 1.862,29 m³/hari. Sehingga dibutuhkan prasarana sampah yang memadai untuk mengangkut sampah-sampah tersebut.

Tabel 8.29

Volume Sampah Rata-Rata/hari di Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 Volume Terangkut Sisa/swadaya

(M³) (M³) (M³)

1.600,41 m³/hari 192 m³/hari 1.408,41 m³/hari

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan, 2013

Untuk memperkirakan kebutuhan prasarana sampah di Kabupaten Pekalongan hingga tahun 2021 digunakan proyeksi kebutuhan prasarana sampah sebegai berikut:

Tabel 8.30

Kebutuhan Prasarana Sampah Tahun 2013 Menurut Standar di Kabupaten Pekalongan

NO. KECAMATAN JUMLAH

Dokumen terkait