B. Pembiayaan Proyek Pengembangan SPAM
6.3.1. Air Limbah
6.3.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Air Limbah Permukiman
A. Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman
Untuk melakukan rumusan isu strategis ini dilakukan dengan melakukan identifikasi data dan informasi dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait
80 dengan pengembangan permukiman tingkat nasional maupun daerah, seperti dokumen RPJMN, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, Renstra Dinas, RP2KP, SSK dan dokumen lainnya yang selaras menyatakan isu strategis pengembangan air limbah sesuai dengan karakteristik di masing-masing Kabupaten/Kota.
Tujuan dari bagian ini adalah:
o Teridentifikasinya rumusan isu strategis pengelolaan air limbah di Kabupaten/Kota;
o Tereviewnya isu strategis pengembangan air limbah dari dokumen terkait. Berikut adalah isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman di Indonesia antara lain
1. Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman
Sampai saat ini walaupun akses masyarakat terhadap prasarana sanitasi dasar mencapai 90,5% di perkotaan dan di pedesaan mencapai 67% (Susenas 2007) tetapi sebagian besar fasilitas pengolahan air limbah setempat tersebut belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan. Sedangkan akses layanan air limbah dengan sistem terpusat baru mencapai 2,33% di 11 kota (Susenas 2007 dalam KSNP Air Limbah).
2. Peran Masyarakat
Peran masyarakat berupa rendahnya kesadaran masyakat dan belum diberdayakannya potensi masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah serta terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman berbasis masyarakat.
3. Peraturan perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan meliputi lemahnya penegakan hukum dan belum memadainya perangkat peraturan perundangan yang dibutuhkan dalam sistem
81 pengelolaan air limbah permukiman serta belum lengkapnya NSPM dan SPM pelayanan air limbah.
4. Kelembagaan
Kelembagaan meliputi kapasitas SDM yang masih rendah, kurang koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan di bidang air limbah, belum terpisahnya fungsi regulator dan operator, serta lemahnya fungsi lembaga bidang air limbah.
5. Pendanaan
Pendanaan terutama berkaitan dengan terbatasnya sumber pendanaan pemerintah dan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan air limbah. Selain itu adalah rendahnya tarif pelayanan air limbah sehingga berakibat pihak swasta kurang tertarik untuk melakukan investasi di bidang air limbah.
Kabupaten telah merumuskan isu strategis yang ada di daerah. Isu strategis dalam pengembangan air limbah menjadi dasar dalam pengembangan infrastruktur air limbah dan akan menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2I-JM) yang lebih berpihak kepada pencapaian MDGs, yang diharapkan dapat mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan nasional.
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman
Setiap Kabupaten/Kota wajib menyajikan gambaran secara umum kondisi eksisting sistem pengelolaan air limbah yang ada saat ini di Kabupaten/Kota masing-masing baik pada aspek teknis maupun pada aspek non teknis pendukung. Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan air limbah yang telah dilakukan pemerintah Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal-hal berikut ini:
82
a. Aspek teknis
Berisi hal-hal yang berkaitan dengan prasarana dan sarana air limbah yang mencakup:
1. Sistem prasarana dan sarana air limbah (sistem setempat/on- site, sistem terpusat/off-site);
2. Jumlah, masalah, dan kondisi prasarana dan sarana air limbah; 3. Tingkat pelayanan prasarana dan sarana air limbah.
Kondisi eksisiting pengembangan air limbah secara teknis dapat ditampilkan sebagaimana dicontohkan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 6.30
Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten Aceh Tenggara Prasarana Jumlah Kapasitas Sistem
Pengolahan Lembaga Pengelola Keterangan Kondisi (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Truk Tinja ... Unit ...m3 Belum Optimal Belum Optimal Belum Optimal IPLT ... Unit ...m3 Belum Ada Belum Ada Belum Ada IPAL ... Unit ...m3 Belum Ada Belum Ada Belum Ada
Tabel 6.31
Cakupan Pelayanan Sistem On Site
No. Kecamatan
Jumlah PS Sanitasi Sistem On Site
Pengumpul Pengolahan
Jamban
Keluarga MCK Lainnya Septiktank Cubluk Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Lawe Alas v NA - Dibuang ke sungai dan keparit
- Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
2. Babul Rahmah v NA - Dibuang ke sungai dan keparit
- Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
3. Tanoh Alas v NA - Dibuang ke sungai dan keparit - Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA 4. Lawe
Sigala-Gala v NA
- Dibuang ke sungai dan keparit
- Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
5. Babul Makmur v NA - Dibuang ke sungai dan keparit
83
6. Semadam v NA - Dibuang ke sungai dan keparit
- Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
7. Leuser v NA - Dibuang ke sungai dan keparit
- Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
8. Bambel v NA - Dibuang ke sungai dan keparit
- Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
9. Bukit Tusam v NA - Dibuang ke sungai dan keparit - Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA 10. Lawe Sumur v NA - Dibuang ke sungai dan keparit - Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
11. Babussalam v NA - Dibuang ke sungai dan keparit
- Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
12. Lawe Bulan v NA - Dibuang ke sungai dan keparit
- Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
13. Badar v NA - Dibuang ke sungai dan keparit
- Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
14. Darul Hasanah v NA - Dibuang ke sungai dan keparit - Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
15. Ketambe v NA - Dibuang ke sungai dan keparit
- Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
16. Deleng
Pokhkisen v NA
- Dibuang ke sungai dan keparit
- Dibuang ke lubang dekat kamar mandi NA NA NA
Keterangan : v = Umumnya memiliki Jamban Sendiri
Tabel 6.32
Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat No. Kecamatan Sistem Dibangun Tahun Cakupan Pelayanan Kondisi MCK ++ IPAL Komunal (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. 2. Tabel 6.33
Parameter Teknis Wilayah
No. Uraian Besaran Keterangan
(1) (2) (3) (4)
Karakteristik Fisik Kota
1. Jumlah Penduduk ………….. Jiwa
Tingkat Kepadatan - Sangat Tinggi (>400 jiwa/hektar)
- Tinggi (300-400 jiwa/ hektar) …………. Ha - Sedang (200-300 jiwa/
hektar)
…………. Ha - Rendah (<200 jiwa/hektar) …………. Ha 2. Tipe Bangunan Rumah Tangga
- Permanen ….%KK atau …
unit
- Semi Permanen ….%KK atau …
84
- Tidak Permanen ….%KK atau …
unit 3. Badan Air
- Nama Sungai/ danau/ waduk - Peruntukan - Debit ……….Liter/detik - kualitas ……….BOD Mg/liter ……….C b. Pendanaan
Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam membiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana air limbah seperti pembiayaan pembangunan sarana individual, pengurasan tanki septik, retribusi air limbah sistem komunal dan tempat-tempat umum, serta anggaran Pemda (APBD) untuk pengelolaan air limbah permukiman.
c. Kelembagaan
Menguraikan organisasi pengelolaan air limbah yang mencakup bentuk organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tata laksana kerja, dan sumber daya manusia yang dimiliki. Uraian tersebut harus mencerminkan kemampuan organisasi pengelola air limbah saat ini.
d. Peraturan Perundangan
Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan air limbah permukiman yang dimiliki saat ini oleh masing-masing Kabupaten/Kota misalnya terkait tentang Struktur Organisasi dan Tupoksi pengelola air limbah, retribusi, dll (perda, SK walikota/kabupaten, SK Direktur).
e. Peran Serta Swasta dan Masyarakat
Menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam masyarakat Kota/Kabupaten yang meliputi kesediaan masyarakat membayar retribusi, penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan air limbah, perilaku masyarakat dalam BAB,
85 kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan air limbah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana air limbah serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada.
C. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Air Limbah
i. Identifikasi Permasalahan Air Limbah
Masalah yang dihadapi Kabupaten Aceh Tenggara dengan membandingkan antara kondisi yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need) dan kebutuhan pengembangan (development need) yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu, dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-parameter teknis yang ada di kawasan tersebut.
Tabel 6.34
Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi
No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Tindakan
Yang Sudah Dilakukan Yang Akan dilakukan
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Kelembagaan :
- Bentuk Organisasi Belum berjalan optimal Berjalan di tempat Perlu pendampingan
- Tata Laksana (Tupoksi, SOP, dll)
- Kualitas dan Kuantitas SDM Rendahnya pemahaman FDG Peningkatan kualitas
dan kuantitas SDM
B. Perundangan terkait sektor air limbah (Perda, Pergub, Perwali)
Belum Ada Belum Ada Sudah Ada
C. Pebiayaan :
- Sumber-sumber pembiayaan (APBD Prov/Kab/Kota/Swasta/ Masyarakat) Rendahnya partisipasi swasta/masyarakat dalam pembiayaan Memberi kesempatan kepada swasta/masyarakat untuk membangun daerahnya
Mengajak swasta dan masyarakat ikut berpartisipasi
- Retribusi Rendahnya retribusi
karena belum terkelola dengan baik
Pengambilan restribusi setiap pemakaian jasa oleh swasta/masyarakat
Implementasi penarikan restribusi pemakaian jasa oleh swasta/masyarakat
86
No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Tindakan
Yang Sudah Dilakukan Yang Akan dilakukan
(1) (2) (3) (4) (5)
D. Peran serta Masyarakat dan Swasta Kurangnya peran serta masyaakat dan swasta
Memberi peran
masyarakat dan swasta untuk untuk mengelola air limbah
Mengajak masyarakat dan swasta untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan air limbah
E. Teknis Operasional :
1. Sistem On-Site Sanitation :
- MCK Masyarakat masih
menggunakan sistem on site yang banyak tidak sesuai SNI
Pembangunan on site dan pembuatan DED
Pembatan DED Ipal kawasan zona lainnya
- Jamban keluarga/cubluk/septiktank Rumah ada jamban tetapi tidak ada septitank
Sosialiasi bahaya limbah domistik
Pendampingan kepada masyarakat supaya mengurangi BABS dan membangun septitank
- Septiktank Komunal Septi tank yang ada
sesuai SNI
Jamban keluarga belum ada sumur serapan air
Pendampingan kepada Kepala Keluaga supaya waktu membangun rumah membangun jamban sehat
Program sehat dengan jamban sehat
- PS Sanimas Rendahnya pemahaman
warga/swasta untuk membangunan septiktank komunal
Saat ini baru terealisasi 2 unit septiktank komuninal
Sosialisasi masyarakat pembangunan
- Truk Tinja Lahan dan kesadaran
masyarakat
Pembangunan 3 lokasi di tahun 2014
Pembangunan septitank dan sanimas di 41 lokasi
- IPLT Terbatas truk tinja
sehingga tidak maksimal dalam pelayanan
10 swasta dan 1 unit pemerintah
Penambahan sarana truk tinja
Kurangnya unit IPLT Baru ada 1 (satu) unit Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT)
Penambahan sarana IPLT
2. Sistem Off-Site Sanitation :
- Sambungan rumah Sambungan rumah
sanitasi sistem off-site belum ada
Sosialiasi sistem off site Pembangunan SR dan perlunya program pendampingan
- Sistem jaringan pengumpul Belum ada kesepahan
antara masyarakat/swasta dengan pemkot
Perlunya program
pendampingan
- Sistem sanitasi berbasis masyarakat Rendahnya sistem sanitasi berbasis masyarakat
Sistem ini bisa melayani lebih dari 200 KK
Pembangunan septitank
- IPAL Lahan dan dana Saat ini ada 5 (lima) unit
IPAL pasar
Perlunya pendanaan dan pelatihan OM
87 Permasalahan Pembangunan Sektor Air Limbah di Indonesia, secara umum adalah:
(1) Belum optimalnya penanganan air limbah
(2) Tercemarnya badan air khususnya air baku oleh limbah (3) Belum optimalnya manajemen air limbah:
a. Belum optimalnya perencanaan;
b. belum memadainya penyelenggaraan air limbah.
ii. Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah
Setiap Kab/Kota wajib menguraikan tantangan dan peluang sesuai karakteristik Kab/Kota masing-masing terkait pembangunan sektor air limbah. Tantangan Sektor Air Limbah meliputi tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal berhubungan dengan cakupan pelayanan air limbah, kejadian penyakit karena buruknya pengelolaan air limbah, perlindungan sumber air baku, kualitas kelembagaan, penggalian sumber dana serta pembagian porsi dana APBN dan APBD. Sedangkan tantangan eksternal berkaitan dengan target RPJMN bebas pembuangan tinja secara terbuka di tahun 2014 dan Target MDGs 7c terlayaninya 50% masyarakat yang belum mendapatkan akses air limbah sampai tahun 2015.
Selain itu, Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU
yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2JM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Air Limbah. Target pelayanan dasar bidang Air Limbah
88 sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel 6.35.
Tabel 6.35
Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya BerdasarkanPermen PU No.14/PRT/M/2010
Jenis Pelayanan Dasar Standart pelayanan Minimal Batas Waktu
Pencapaian Keterangan Indikator Nilai Penyehatan Lingkungan Permukiman Air Limbah Permukiman
Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai
0 % 2014 Dinas yang
membidangi PU
Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/ kawasa/kota
5 % 2014 Dinas yang
membidangi PU
Peluang dalam pengelolaan air limbah adalah telah diaturnya kewajiban penanggulangan pencemaran terhadap lingkungan dan perlindungan sumber air baku dalam tataran undang-undang sampai dengan peraturan daerah. Peraturan perundangan juga telah mengatur keterpaduan penanganan air limbah dengan pengembangan sistem penyediaan air minum. Peluang yang lain adalah adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan air limbah permukiman.