• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISU UTAMA KEBIJAKAN KEBIJAKAN LAIN YANG

SIMPULAN DAN SARAN

ISU UTAMA KEBIJAKAN KEBIJAKAN LAIN YANG

TERKAIT TUJUAN RUANG LINGKUP 1. Perlindungan Tumbuhan 1.1. UU No 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman a. UU No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;

b. UU No 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Ke- hutanan; c. UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah; d. UU No 11 Tahun 1974 tentang Pengairan; e. UU No 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup; f. UU No 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Pasal 3

a. meningkatkan dan memperluas penganeka- ragaman hasil tanaman, guna memenuhi kebutuh- an pangan, sandang, pa- pan, kesehatan, industri dalam negeri, dan memperbesar ekspor; b. meningkatkan pendapatan

dan taraf hidup petani; c. mendorong perluasan dan

pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.

Pasal 4

Proses kegiatan pro-duksi sampai dengan pascapanen

38

Lampiran 1 (Lanjutan)

NO

ISU UTAMA KEBIJAKAN KEBIJAKAN LAIN YANG

TERKAIT TUJUAN RUANG LINGKUP 1.2. UU No 13 Tahun 2010 Tentang Horti- kultura

UUD1945 Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 21, dan Pasal 33

Pasal 3:

a.mengelola dan mengem- bangkan sumber daya horti- kultura secara optimal, ber- tanggung jawab, dan lestari; b.memenuhi kebutuhan, keingi-

nan, selera, estetika, dan budaya masyarakat terhadap produk dan jasa hortikultura; c.meningkatkan produksi,

produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya saing, dan pangsa pasar;

d.meningkatkan konsumsi pro- duk dan pemanfaatan jasa hortikultura;

e.menyediakan lapangan kerja dan kesempatan usaha; f. memberikan perlindungan

kepada petani, pelaku usaha, dan konsumen hortikultura nasional;

g.meningkatkan sumber devisa negara; dan

h.meningkatkan kesehatan, ke- sejahteraan, dan kemakmuran

Pasal 4 : a. perencanaan; b. pemanfaatan dan pengembangan sumber daya; c. pengembangan hortikultura; d. distribusi, perda- gangan, pemasar- an, dan konsumsi; e. pembiayaan, pen- jaminan, dan pe- nanaman modal; f. sistem informasi; g. penelitian dan pengembangan; h. pemberdayaan; i. kelembagaan; j. pengawasan; dan k. peran serta ma-

39 Lampiran 1 (Lanjutan)

NO

ISU UTAMA KEBIJAKAN KEBIJAKAN LAIN YANG

TERKAIT TUJUAN RUANG LINGKUP 1.3. UU No 5 Tahun 1994 Tentang Pengesahan United Nations Con-vention On Biological Di- versity

Melestarikan keanekaragaman hayati, memanfaatkan setiap unsurnya secara berkelanjutan, dan meningkatkan kerjasama internasional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi guna kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang

Pasal 1

Konservasi keanekaragaman hayati, pemanfaatan kompo- nennya secara berkelanjutan dan membagi keuntungan yang dihasilkan dari pendayagunaan sumber daya genetik secara adil dan merata, termasuk melalui akses yang memadai terhadap sumber daya genetik dan de- ngan alih teknologi yang tepat guna, dan dengan memperhatikan semua hak atas sumber-sumber daya dan teknologi itu, maupun dengan pendanaan yang memadai

Pasal 4

Mengakui hak-hak Negara-Negara lain, dan kecuali ketentuan lain yang ditetapkan dalam konvemsi ini.

40

Lampiran 1 (Lanjutan)

NO

ISU UTAMA KEBIJAKAN KEBIJAKAN LAIN YANG

TERKAIT TUJUAN RUANG LINGKUP 1.4. UU No 29 tahun 2000 Tentang Per- lindungan Varietas Tanaman Implementasi dari :

a.UUD 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33;

b.UU No 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;

c.UU No 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Keanekaragaman Hayati)

d.UU No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; e.UU No 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan.

Membangun pertanian yang maju, efisien, dan tangguh dengan terse- dianya varietas unggul; Meningkatkan minat dan peranserta perorangan maupun badan hukum untuk melakukan ke- giatan pemuliaan tanaman Kepada pemulia tanaman atau pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman perlu diberikan hak tertentu serta perlindungan hukum atas hak tersebut secara memadai.

Varietas yang dapat diberi Perlindungan Varietas Tanaman meliputi varietas dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama

41 Lampiran 1 (Lanjutan)

NO

ISU UTAMA KEBIJAKAN KEBIJAKAN LAIN YANG

TERKAIT TUJUAN RUANG LINGKUP 1.5. PP No 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu Dan Gizi Pangan

Implementasi dari :

a.Pasal 5 ayat (2) UU Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat UU Dasar 1945;

b.UUNo 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan;

c.UUNo 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman;

d.UUNo 16 Tahun 1992 tentang Karantina Ikan, Hewan dan Tumbuhan;

e.UUNo 7 Tahun 1996 tentang Pangan.

Melindungi masyarakat dari pangan yang dapat merugi- kan dan/atau membahayakan kesehatan.

Pangan yang aman, bermutu dan bergi- zi sangat penting peranannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan serta pe- ningkatan kecerda- san masyarakat.

42

Lampiran 1 (Lanjutan)

NO

ISU UTAMA KEBIJAKAN KEBIJAKAN LAIN YANG

TERKAIT TUJUAN RUANG LINGKUP 1.6. PermentanNo 93/Permentan/ OT.140/12/201 1 Tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Implementasi dari :

a.UUNo 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan;

b.PPNo 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan.

Berdasarkan keberadaannya organisme pengganggu tumbuhan karantina

dikategorikan menjadi OPTK kategori A1 dan A2.

a. OPTK kategori A1 merupakan organisme pengganggu tumbuhan karantina yang belum terdapat di Indonesia. b. OPTK kategori A2 merupakan organisme pengganggu tumbuhan karantina yang sudah terdapat di Indonesia, namun masih terbatas dan sedang dikendalikan.

43 Lampiran 1 (Lanjutan)

NO

ISU UTAMA KEBIJAKAN KEBIJAKAN LAIN YANG

TERKAIT TUJUAN RUANG LINGKUP 2. Perkarantinaan Tumbuhan 2.1. UU No 16 Tahun 1992 Tentang Ka- rantina Hewan, Ikan dan Tumbuh-an Implementasi dari :

a. UU Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3);

b. UUNo 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan- ketentuanPokok Kehutanan;

c. UUNo 6 tahun 1967 tentang Ketentuan- ketentuanPokok Peternakan dan Kesehatan Hewan;

d. UUNo 9 Tahun 1985 tentang Perikanan; e. UUNo 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Pasal 3

a. mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, dan organisme penggangu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia;

b. mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia;

c. mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari wilayah negara Republik Indonesia;

d. mencegah keluarnya hama dan penyakit ikan dan organisme pengganggu tumbuhan tertentu dari wilayah negara Republik Indonesia apabila negara tujuan menghendakinya. Pasal 4 a. persyaratan karantina; b. tindakan karantina; c. kawasan karantina;

d. jenis hama dan penyakit, organisme pengganggu, dan media pembawa; e. tempat pemasukan dan pengeluaran.

44

Lampiran 1 (Lanjutan)

NO

ISU UTAMA KEBIJAKAN KEBIJAKAN LAIN YANG

TERKAIT TUJUAN RUANG LINGKUP 2.2. PP No 14 tahun 2002 Tentang Karantina Tumbuhan Implementasi dari :

a.Pasal 5 ayat (2) UU Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Ketiga UU Dasar 1945; b.UUNo 12 Tahun 1992 tentang

Sistem Budidaya Tanaman;

c.UUNo 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

Pencegahan masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu Area ke Area lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

Semua jenis sum- ber daya alam na- bati dalam keadaan hidup atau mati, baik belum diolah maupun telah di- olah dari luar nege- ri dan dari suatu Area ke Area lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah NKRI 3. Ketentuan Impor 3.1. PermendagNo 54/M/DAG/PE R/5/m 2009 Tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor Implementasi dari :

a.UUNo 8 Prp. Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-barang Dalam Pengawasan;

b.UUNo 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan;

c.UUNo 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;

Keterlindungan kepentingan pembangunan ekonomi nasi- onal dari pengaruh negatif pasar global, peningkatan taraf hidup petani produsen sekaligus guna mendorong terciptanya kondisi perda- gangan dan pasar dalam negeri yang sehat serta iklim usaha yang kondusif

Kewenangan pe- netapan kebijakan perdagangan di bi- dang impor berada pada Menteri.

45 Lampiran 1 (Lanjutan)

NO

ISU UTAMA KEBIJAKAN KEBIJAKAN LAIN YANG

Dokumen terkait