• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Kode Etik Jabatan Notaris

Jabatan yang diemban oleh Notaris adalah suatu jabatan kepercayaan yang diberikan oleh undang-undang dan masyarakat, untuk itulah Notaris bertanggung jawab untuk melaksanakan kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan selalu menjunjung tinggi etika dan martabat serta keluhuran jabatannya, sebab apabila hal tersebut diabaikan seorang Notaris maka akan berbahaya bagi masyarakat umum yang dilayaninya. Dalam hal menjalankan jabatannya seorang Notaris tidak cukup hanya memiliki keahlian hukum tetapi juga harus dilandasi tanggung jawab dan penghayatan terhadap keluhuran martabat dan etika.

Menurut etimologi, kata etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti memiliki watak kesusilaan atau beradab. Etika adalah refleksi kritis, metodis, dan sistematis tentang tingkah laku manusia dari sudut baik dan buruk.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 1998, Etika diberikan tiga arti yang cukup lengkap yaitu :

a) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)

b) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak

c) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh satu golongan atau masyarakat umum

Berdasarkan pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat dirumuskan pengertian etika yaitu :

1. Nilai- nilai dan norma-norma moral yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat untuk mengatur tingkah lakunya.

2. Etika juga berarti kumpulan asas atau nilai moral

3. Etika bias pula dipahami sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk

Dalam menjalankan jabatannya Notaris harus memenuhi seluruh kaedah moral yang telah hidup dan berkembang di masyarakat. Notaris harus memiliki tanggung jawab dan etika profesi dalam menjalankan jabatannya. Etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh sekelompok orang yang disebut sebagai kalangan professional.

Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pelayan masyarakat, seorang professional harus menjalankan jabatannya dengan menyelaraskan antara keahlian yang dimilikinya dengan menjunjung tinggi kode etik profesi. Adanya kode etik bertujuan agar suatu profesi dapat dijalankan dengan professional dengan motivasi dan orientasi pada keterampilan intelektual serta beragumentasi secara rasional dan kritis serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral

Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sesorang sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi40. Adapun yang menjadi fungsi kode etik profesi adalah :

40

http://youn13.blogspot.com/2006/03/etika-profesi-dan-tanggung-jawab.html diakses tanggal 3 juli 2011

Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui sautu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan.41

Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).42

Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.43

Dalam kode etik notaris Indonesia telah ditetapkan beberapa kaidah yang harus dipegang oleh notaris,44 diantaranya adalah :

1. Kepribadian notaris, hal ini dijabarkan kepada :

a. Dalam melaksanakan tugasnya dijiwai Pancasila, sadar dan taat kepada hukum peraturan jabatan notaris, sumpah jabatan, kode etik notaris dan berbahasa Indonesia yang baik.

41 Ibid 42 Ibid 43 Ibid 44

b. Memiliki perilaku professional dan ikut serta dalam pembangunan nasional terutama sekali dalam bidang hukum

c. Berkepribadian baik dan menjunjung tinggi martabat dan kehormatan notaris baik didalam maupun di luar tugas jabatannya,

2. Dalam menjalankan tugas, notaris harus :

a. Menyadari kewajibannya, bekerja mandiri, jujur tidak berpihak dengan penuh rasa tanggung jawab,

b. Menggunakan satu kantor sesuai dengan yang ditetapkan oleh undang-undang dan tidak membuka kantor cabang dan perwakilan dan tidak menggunakan perantara

c. Tidak menggunakan media massa yang bersifat promosi. 3. Hubungan Notaris dengan klien harus berlandaskan :

a. Notaris memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan jasanya dengan sebaik-baiknya

b. Notaris memberikan penyuluhan hukum untuk mencapai kesadaran hukum yang tinggi, agar anggota masyarakat menyadari hak dan kewajibannya, c. Notaris harus memberikan pelayanan kepada naggota masyarakat yang kurang

mampu.

4. Notaris dan sesame rekan notaris haruslah:

a. Hormat menghormati dalam suasana kekeluargaan

c. Saling menjaga dan membela kehormatan dan korps notaris atas dasar solidaritas dan sifat tolong menolong secara konstruktif.

Mengenai perilaku sebagai Notaris, Ismail Shaleh menyatakan ada empat hal pokok yang harus diperhatikan yakni :45

1. Mempunyai integritas moral yang mantap

Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang notaris harus mempunyai integritas moral yang mantap. Dalam hal ini segala pertimbangan moral harus melandasi pelaksanaan tugas profesinya, walaupun akan memperoleh imbalan jasa yang tinggi, namun sesuatu yang bertentangan dengan moral yang baik harus dihindarkan.

2. Harus jujur terhadap klien maupun diri sendiri.

Notaris harus jujur, tidak saja pada kliennya, juga pada dirinya sendir. Notaris harus mengetahui akan batas-batas kemampuannya, tidak member janji-janji sekedar untuk menyenangkan kliennya atau agar klien tetap mau menggunakan jasanya.

3. Sadar akan batas-batas kewenangannya

Notaris harus sadar akan batas-batas kewenangannya. Notaris harus menaati ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku tentang seberapa jauh ia bertindak dan apa yang boleh serta apa yang tidak boleh dilakukan.

4. Tidak semata-mata berdasarkan uang

Notaris harus tetap berpegang teguh pada rasa keadilan yang hakiki, tidak terpengaruh oleh jumlah uang, dan tidak semata-mata menciptakan alat bukti formal mengejar adanya kepastian hukum tetapi mengabaikan rasa keadilan.

Kode etik notaris adalah seluruh kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia, berdasar keputusan Kongres Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku serta wajib ditaati oleh setiap jabatan sebagai notaris, termasuk didalamnya oleh Pejabat Sementara Notaris, Notaris

45

Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hal.51

Pengganti dan Notaris Pengganti Khusus. Kode etik notaris dengan tegas dan jelas menjabarkan sikap mental yang harus dimiliki seorang notaris.46

Kode etik notaris telah diatur dan ditetapkan secara hukum melalui UUJN. Sebagai profesi hukum, notaris harus professional dalam melayani masyarakat yang membutuhkan jasanya.47 Notaris sebagai pejabat umum yang diberikan kepercayaan baik oleh Negara melalui peraturan perundang-undangan maupun oleh masyarakat yang membutuhkan jasanya, harus berpegang teguh tidak hanya pada undang-undang tetapi juga pada kode etik profesinya.

Dalam Pasal 1 Kode Etik Notaris yang disyahkan di Jakarta pada tanggal 28 Januari 2005 tentang kepribadian dan martabat notaris,48 disebutkan bahwa :

1. Dalam melaksanakan tugasnya Notaris diwajibkan :

a. Senantiasa menjunjung tinggi hukum dan asas Negara serta bertindak sesuai dengan makna sumpah jabatan.

b. Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan negara

2. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, notaris dengan kepribadian yang baik diwajibkan untuk menjunjung tinggi martabat jabatan notaris dan sehubungan dengan itu tidak dibenarkan melakukan hal-hal dan atau tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan martabat dan kehormatan Jabatan Notaris.

Adanya hubungan antara kode etik dan undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 menghendaki agar notaris dalam menjalankan tugas jabatannya sebagai pejabat

46

Ira Koessoemawati dan Yunirman Rijan, Op.Cit.,hal.51

47

Ibid, hal.52

48

umum, selain harus taat kepada undang-undang harus juga taat kepada kode etik profesi serta harus bertanggung jawab terhadap masyarakat dan Negara.

Dalam melaksanakan tugas jabatannya notaris didasarkan asas-asas49 sebagai berikut :

1. Asas Kepastian Hukum

Hukum bertujuan untuk mewujudkan kepastian dalam hubungan antar manusia, yaitu mencapai prediktabilitas dan juga bertujuan untuk mencegah bahwa hak yang terkuat yang berlaku. Kepastian hukum harus menjadi nilai bagi setiap pihak dalam sendi kehidupan, di luar Negara itu sendiri dalam penerapan hukum legislasi maupun yudikasi. Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya wajib berpedoman secara normative kepada aturan hukum yang berkaitan dengan segala tindakan yang akan diambil untuk kemudian dituangkan dalam akta. Bertindak berdasarkan aturan hukum yang berlaku tentunya yang akan memberikan kepastian kepada para pihak bahwa akta yang dibuat dihadapan atau oleh notaris telah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku sehingga jika terjadi permasalahan akta notaris dapat dijadikan pedoman oleh para pihak.

2. Asas Persamaan

Persamaan mensyaratkan adanya perlakuan yang setara, dimana pada situasi sama harus diperlakukan dengan sama dan dengan perdebatan, dimana pada situasi yang berbeda diperlakukan dengan berbeda pula. Notaris dalam

49

memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya berdasarkan keadaan sosial-ekonomi atau alasan lainnya. Bahkan Notaris wajib memberikan jasa hukum di bidang kenotariatan secara cuma-cuma kepada orang yang tidak mampu, yang mana hal ini diatur dalam Pasal 37 UUJN. Hanya alasan hukum yang boleh dijadikan dasar bahwa notaris tidak dapat memberikan jasanya kepada yang menghadap notaris.

Menurut Habib Adjie, ada beberapa hal yang menjadi alasan notaris menolak memberikan jasanya untuk membuat akta50 :

a. Apabila notaris sakit sehingga tidak dapat memberikan jasanya jadi berhalangan karena fisik

b. Apabila notaris tidak ada karena cuti, jadi karena sebab yang sah

c. Apabila notaris karena kesibukan pekerjaannya tidak dapat melayani orang lain

d. Apabila surat-surat yang diperlukan untuk membuat sesuatu akta tidak diserahkan kepada notaris

e. Apabila penghadap atau saksi instrumentair yang diajukan oleh penghadap tidak dikenal oleh notaris atau tidak dapat diperkenalkan kepadanya

f. Apabila yang berkepentingan tidak mau membayar bea materai yang diwajibkan

50

Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun 2004,

g. Apabila karena pemberian jasa tersebut, notaris melanggar sumpahnya atau malakukan perbuatan melanggar hukum

h. Apabila pihak-pihak yang menghendaki bahwa notaris membuat akta dalam bahasa yang tidak dikuasainya dengan bahasa yang tidak jelas, sehingga notaris tidak mengerti apa yang dikehendaki oleh mereka.

Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya wajib bertindak menjaga kepentingan para pihak yang terkait dalam perbuatan hukum dan wajib mengutamakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban para pihak. Notaris dituntut untuk senantiasa mendengar dan mempertimbangan keinginan para pihak agar tindakannya dituangkan dalam akta notaris, sehingga kepentingan para pihak terjaga secara proporsional yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk akta notaris.

3. Asas Kepercayaan

Jabatan Notaris merupakan jabatan kepercayaan yang harus selaras dengan mereka yang menjalankan tugas jabatan notaris sebagai orang yang dapat dipercaya. Notaris sebagai jabatan kepercayaan, wajib untuk menyimpan rahasia mengenai akta yang dibuatnya dan keterangan/pernyataan para pihak yang diperoleh dalam pembuatan akta, kecuali undang-undang memerintahkannya untuk membuka rahasia dan memberikan keterangan/pernyataan tersebut kepada pihak yang memintanya. Antara Jabatan Notaris dan Pejabatnya (yang

menjalankan tugas Jabatan Notaris) harus sejalan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.51

4. Asas Kehati-hatian

Asas kehati-hatian ini merupakan penerapan dari Pasal 16 ayat (1) hurf a, antara lain dalam menjalankan tugas jabatannya notaris wajib bertindak seksama. Notaris mempunyai peranan untuk menentukan suatu tindakan dapat dituangkan dalam bentuk akta atau tidak.52 Notaris harus mempertimbangkan dan melihat semua dokumen yang diperlihatkan kepadanya, mendengarkan keterangan atau pernyataan para pihak. Keputusan tersebut harus didasarkan pada alasan hukum yang harus dijelaskan kepada para pihak.

5. Asas Profesionalitas

Asas ini merupakan suatu persyaratan yang diperlukan untuk menjabat suatu pekerjaan (profesi) tertentu, yang dalam pelaksanaannya memerlukan ilmu pengetahuan, keterampilan, wawasan dan sikap yang mendukung sehingga pekerjaan profesi tersebut dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan.53 Profesionalisme dalam profesi notaris mengutamakan keahlian (keilmuan) seorang notaris dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan UUJN dan Kode Etik Jabatan Notaris. Tindakan profesionalitas notaris dalam menjalankan tugas jabatannya diwujudkan dalam melayani masyarakat dan akta

51

Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris sebagai Pejabat Publik,

Bandung, Refika Aditama, 2008, hal.83

52

Putri A.R, Op.Cit.,hal.29

53

yang dibuat dihadapan atau oleh notaris. Tindakan profesionalitas notaris dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka tentunya seorang notaris tidak boleh menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya berdasarkan UUJN. Penyalahgunaan wewenang dalam hal ini mempunyai pengertian yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh notaris diluar dari tindakan diluar dari wewenang yang telah ditentukan. Jika notaris membuat suatu tindakan diluar wewenang yang telah ditentukan maka tindakan notaris dapat disebut sebagai tindakan penyalahgunaan wewenang. Jika tindakan seperti itu merugikan para pihak, maka para pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut notaris yang bersangkutan dengan kualifikasi sebagai suatu tindakan hukum yang merugikan para pihak. Para pihak yang menderita kerugian dapat menuntut penggantian, biaya, ganti rugi dan bunga kepada notaris.54

D. Tanggung Jawab Notaris yang menerima Penitipan Pembayaran BPHTB

Dokumen terkait