• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Hepatitis B diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir

Dalam dokumen SOP Perawatan Bayi Baru Lahir (Halaman 28-41)

B. Obat dan vaksin 1. Imunisasi

1. Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Hepatitis B diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir

A.Imunisasi Hepatitis B a)Pengertian

Imunisasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B. Vaksin tersebut bagian dari virus hepatitis B yang dinamakan HBs Ag, yang dapat menimbulkan kekebalan tapi tidak menimbulkan penyakit. HBs Ag ini dapat diperoleh dari serum manusia atau dengan rekayasa genetik dengan bantuan sel ragi .

b) Manfaat

Imunisasi hepatitis B merupakan salah satu imunisasi yang diwajibkan, lebih dari 100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya. Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virus hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sehingga sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati.

Pentingnya imunisasi Hepatitis B perlu di ketahui sebab penyakit hepatitis B merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dan bisa merusak hati. Jika dibiarkan, penyakit ini akan semakin berat dan bisa menjadi kanker hati. Untuk penyakit hati, virus penyebab Hepatitis B adalah yang paling berbahaya. Biasanya bayi yang baru lahir akan diberikan imunisasi Hepatitis B. Ini

sangat penting untuk mencegah bayi tertular penyakit tersebut. Manfaat Imunisasi Hepatitis B akan meningkat jika diberikan sejak dini, biasanya pada usia bayi 0 sampai 7 hari.

Jika bayi terjangkit virus ini biasanya hanya menunjukkan gejala ringan, dan bahkan ada yang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Akan tetapi biasanya bayi akan terus menyimpan virus tersebut di dalam darah selama bertahun-tahun dan bisa menularkannya pada orang lain. Untuk itulah sangat penting melakukan imunisasi Hepatitis B sesegera mungkin untuk memastikan imunisasi tersebut bekerja seefektif mungkin. Dengan imunisasi ini bayi Anda akan terlindungi dari penyakit Hepatitis B pada masa pertumbuhannya.

c) Waktu pemberian

Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga. Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi tsb dilakukan tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum usia 24 jam.

d) Dosis pemberian

Vaksin hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali, yaitu:

 Dosis pertama: diberikan dalam 12 jam setelah lahir pada semua bayi

baru lahir.

 Dosis kedua: diberikan pada bayi usia 1 bulan.

 Dosis ketiga: diberikan pada bayi usia 6 bulan

Dosis vaksin hepatitis B adalah 0,5 cc setiap kali pemberian, disuntikkan ke dalam otot (intramuskular) pada paha bayi bagian luar.

e) Cara pemberian

Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero= otot-otot bagian depan, lateral= otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tidak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.

Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang aman dan sebagian besar orang tidak mengalami efek samping yang berarti. Vaksiin ini tidak dapat menyebabkan infeksi hepatitis B. Efek samping yang umumnya timbul adalah demam dan nyeri pada tempat penyuntikan. Efek samping lain yang sangat jarang adalah reaksi alergi berat, diare, konstipasi, nyeri kepala, nyeri sendi, rasa lemas, dan gatal pada kulit.

2.Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Polio diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan vaksin OPV saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. Selanjutnya, untuk 1, 2, polio-3 dapat diberikan vaksin

B.Polio

a) Pengertian

Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomielitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh kaki.

b) Terdapat 2 macam vaksin polio:

(1) IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan

(2) OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.

c) Usia pemberian imunisasi

Waktu pemberian polio adalah pada umur bayi 0 – 11 bulan atau saat lahir (0 bulan) dan berikutnya pada usia bayi 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu di barengi dengan vaksin DPT.

d) Cara pemberian imunisasi

Cara pemberian imunisasi polio melalui oral/mulut (Oral Polio-myelitis Vaccine/OPV). Di luar negeri, cara pemberian imunisasi polio ada yang melalui suntikan (disebut Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV).

e) Kekebalan

Daya proteksi vaksin polio sangat baik, yaitu sebesar 95 – 100%. f) Efek samping imunisasi

Hampir tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan dan sakit otot. Kasus nya pun sangat jarang.

g) Kontra Indikasi

Pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah imunisasi polio sebaiknya ditangguhkan demikian pula pada anak yang menderita gangguan kekebalan (defisiensi imun) tidak diberikan. Pada anak dengan penyakit batuk, pilek, demam atau diare ringan imunisasi polio bisa diberikan seperti biasanya.

3.Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG tidak dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi lokal cepat di tempat suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih lanjut (diagnostik TB).

C.Imunisasi BCG

a) Pengertian

Vaksinasi hidup yang diberikan pada bayi untuk mencegah terjadinya penyakit TBC. BCG berasal dari strain bovinum Micobakcterium Tuberculosis oleh Calmette dan Guerin yang mengandung sebanyak 50.000 – 1.000.000 partikel/ dosis. Imunisasi BCG mengandung jenis kuman TBC yang masih hidup tapi sudah dilemahkan.

b) Tujuan

Tujuan atau manfaat imunisasi BCG (Basil Calmette Guerin) yaitu untuk mencegah bayi atau anak terserang dari penyakit TBC yang berat, seperti: meningitis TBC dan TBC milier. Ini dikarenakan bayi atau anak masih rentan terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis penyebab penyakit TBC, akibat adanya kontak dengan penderita TBC yang ada di sekitarnya, seperti: orang tua, keluarga, pengasuh, dan lain sebagainya.

c) Waktu pemberian

Imunisasi BCG dapat diberikan pada bayi baru lahir sampai berumur 12 bulan. Tetapi, sebaiknya pada umur 0 – 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Pada anak berumur Iebih dari 2 – 3 bulan, dianjurkan untuk melakukan uji mantoux / PPD sebelum imunisasi BCG. Gunanya untuk mengetahui apakah ia telah terjangkit penyakit TBC. Seandainya uji mantoux positif, maka anak tersebut tidak mendapat imunisasi BCG lagi.

Bila pemberian imunisasi itu berhasil, setelah 1 – 2 bulan di tempat suntikan akan terdapat suatu benjolan kecil. Tempat suntikan itu biasanya berbekas. Dan kadang – kadang benjolan itu akan bernanah, tetapi akan sembuh sendiri meskipun lambat.

d) Cara pemberian

Untuk bayi yang berumur kurang dari satu tahun diberikan sebanyak 0,05 ml dan untuk anak yang berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 ml (Depkes RI, 2005: 18).

 Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml) dengan 4 ml pelarut.

 Dosis 0,05 cc, untuk mengukur dan menyuntikkan dosis sebanyak itu secara akurat, harus menggunakan spuit dan jarum kecil yang khusus.

 Disuntikkan di lengan kanan atas (sesuai anjuran WHO) ke dalam lapisan kulit dengan penyerapan pelan-pelan (intrakutan). Untuk memberikan suntikkan intrakutan secara tepat, harus menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10 mm, ukuran 26)

Kulit tempat vaksinasi harus dibersihkan dengan eter atau aseton, tetapi tidak dengan antiseptic. Vaksin disuntikkan kedalam kulit tepat dibawah insersi deltoideus dengan lereng pendek 250, menimbulkan wheal sekitar 8 mm.

e) Kekebalan

Imunisasi BCG tidak dapat menjamin 100% anak akan terhindar penyakit TBC. Tetapi, seandainya bayi yang telah diimunisasi BCG terjangkit TBC, maka ia hanya akan menderita penyakit TBC ringan.

f) Reaksi imunisasi

Setelah suntikan BCG, biasanya bayi tidak akan menderita demam. Bila ia demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh hal lain.

1.Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.

2.Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.

g) Komplikasi

1.Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (pengisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat.

2.Limfadenitis supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.

h) Kontra Indikasi

Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG kecuali pada anak berpenyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux positif.

4.Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin DTP diberikan pada umur > 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib.

Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun.Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan. Untuk anak umur di atas 7 tahun dianjurkan vaksin Td.

D.Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) a) Pengertian

Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteria, pertusis dan tetanus.

Penyakit difteria yaitu radang tenggorokan yang sangat berbahaya karena menimbulkan tenggorokan yang tersumbat dan kerusakan jantung yang menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja. Penyebab penyakit difteri adalah bakteri Corynebacterium diphtheriae, infeksi oleh kuman sifatnya tidak invasive, tetapi kuman dapat mengeluarkan toxin, yaitu exotoxin.

Gejalanya :

 Demam, suhu tubuh meningkat sampai 38,9 derjat Celcius

 Batuk dan pilek yang ringan

 Sulit bernapas atau napas cepat

 Sakit dan pembengkakan pada tenggorokan

 Mual, muntah, sakit kepala

 Adanya pembentukan selaputmembran tebal di tenggorokan berwarna putih ke abu abuan kotor

 Kaku leher

 Suara serak

 Nyeri saat menelan

 Pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening membesar) di leher Penyakit pertusis yaitu radang paru (pernafasan), yang disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari karena sakitnya bisa mencapai 100 hari atau 3 bulan lebih. Gejala penyakit ini sangat khas, yaitu batuk yang bertahap, panjang dan lama disertai bunyi “whoop”/berbunyi dan diakhiri dengan muntah, mata dapat bengkak atau penderita dapat meninggal karena kesulitan nafas.

Penyakit tetanus yaitu penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkunci/terkancing sehingga mulut tidak bisa membuka atau di buka. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang menghasilkan racun neurotoxin yang menyerang saraf sehingga dapat membuat kontraksi otot yang menyakitkan terutama otot rahang dan leher serta dapat mempengaruhi otot-otot pernafasan sehingga dapat mengancam jiwa.

Gejala penyakit tetanus :

 Spasme dan kaku pada otot rahang

 Dikuti kekakuan pada otot leher

 Kesulitan menelan

 Otot perut menjadi kaku

 Kejang tubuh yang menyakitkan sampai tulang punggung melengkung (epistotonus), berlangsung selama beberapa menit.

Kejang ini biasanya dipicu oleh kejadian kecil, seperti suara keras, sentuhan fisik atau cahaya

 Kematian dapat terjadi karena kesulitan bernafas, lantaran otot-otot pernafasan tidak berfungsi normal.

 Demam

 Berkeringat

 Denyut nadi atau jantung cepat b) Manfaat

Dengan imunisasi ini tubuh akan membuat zat anti dalam jumlah banyak, sehingga anak tersebut kebal terhadap penyakit. Jadi tujuan imunisasi DPT adalah membuat anak kebal terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus. Selain itu manfaat pemberian imunisasi DPT adalah :

 Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.

 Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding terkena penyakit secara alami. Secara alamiah sampai batas tertentu tubuh juga memiliki cara membuat kekebalan tubuh sendiri dengan masuknya kuman-kuman kedalam tubuh. Namun bila jumlah yang masuk cukup banyak dan ganas, bayi akan sakit.

c) Pemberian imunisasi dan Usia Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi 3 kali (paling sering dilakukan), yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Namun, bisa juga ditambahkan 2 kali lagi yaitu 1 kali di usia 18 bulan dan 1 kali di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun diberikan imunisasi TT.

d) Cara pemberian dan Dosis pemberian imunisasi

Cara pemberian imunisasi melalui suntikan intra muskuler (IM) atau penyuntikan ke dalam otot dengan dosis 0,5 ml sebanyak 5 kali pemberian. Dosis pertama pemberian yaitu pada usia 2 bulan, dan dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu / 1 bulan. Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka dapat dipergunakan paling lama 4 minggu dengan penyimpanan yang sesuai dengan ketentuan.

e) Cara penyimpanan

 Vaksin disimpan dalam suhu 20C s/d 80C

 Tidak terendam air

 Sterilitasnya terjaga

 VVM masih dalam kondisi bagus (kondisi A atau B) f) Kekebalan

Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteria cukup baik, yaitu sebesar 80 – 95% dan daya proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90 – 95%. Sedangkan daya proteksi vaksin pertusis masih rendah, yaitu 50 – 60%. Oleh karena itu anak yang telah mendapat imunisasi pertusis masih dapat terjangkit penyakit batuk rejan, tetapi dalam bentuk yang lebih ringan.

Biasanya timbul gejala ringan, seperti sedikit demam (sumeng) dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal-pegal pada tempat suntikan, yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari, atau bila masih demam dapat diberikan obat penurun panas bayi. Atau bisa juga dengan memberikan minum cairan lebih banyak dan tidak memakaikan pakaian terlalu banyak.

h) Kontra indikasi

Imunisasi DPT tidak boleh diberikan pada anak yang sakit parah dan anak yang menderita penyakit kejang demam kompleks. Juga tidak boleh diberikan kepada anak dengan batuk yang diduga sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi umum).

5.Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Campak diberikan pada umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan pada umur 5-7 tahun. Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan.

E.Imunisasi Campak (Morbili) a) Pengertian

Imunisasi campak adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Kandungan vaksin campak ini adalah virus yang dilemahkan.

b) Usia pemberian imunisasi

Imunisasi campak di berikan 1 kali pada usia 9 bulan dan di anjurkan pemberiannya sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia bayi 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai usia 12 bulan anak belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan ini anak harus di imunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).

c) Cara pemberian

1).Sebelum disuntikan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarutan yang telah tersedia

2).Dosis pemberian adalah 0,5 ml, disuntikan pada lengan atas secara subkutan

3).Vaksin campak diberikan kepada semua anak berumur 9 bulan. Vaksin campak tidak dapat diberikan pada umur kurang dari 9 bulan, antibodi yang diterima bayi dari ibu ketika masih dalam rahim masih tetap ada dalam daerah bayi dan mencegah kerja vaksin

4).Vaksin campak ulang (booster) diberikan pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD)

5).Lama perlindungan vaksin campak, bila pemberianya efektif 1 dosis pemberian vaksin campak dapat memberikan kekebalan sampai lebih dari 14 tahun

Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan dan terdapat efek kemerahan/bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7 sampai hari ke 8 setelah penyuntikan. Kemungkinan juga terdapat pembengkakan pada tempat penyuntikan.

e) Kontra Indikasi

Kontra-indikasi pemberian imunisasi campak pada anak : 1).Dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam 2).Dengan penyakit gangguan kekebalan

3).Dengan penyakit TBC tanpa pengobatan 4).Degan kekurangan gizi berat

5).Dengan penyakit keganasan

6).Dengan kerentanan tinggi terhadap protein telur, kanamisin dan eritomisin (antibiotik).

6.Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

F.Imunisasi Varisella

a) Pengertian

Imunisasi varicella merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit cacar air (varicella). Vaksin varicella merupakan virus varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan dalam bentuk bubuk kering. Bentuk ini kurang stabil dibanding vaksin virus hidup lain. Vaksin harus disimpan pada suhu 2-80C. Efektivitas vaksin ini tidak diragukan lagi, tetapi harga untuk saat ini masih sangat mahal. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas. Biasanya infeksi bersifat ringan dan tidak berakibat fatal tetapi pada sejumlah kasus terjadi penyakit yang sangat serius sehingga penderitanya harus dirawat di rumah sakit dan beberapa diantaranya meninggal.

b) Waktu pemberian

Setiap anak yang berumur 12-18 bulan dan belum pernah menderita cacar air dianjurkan untuk menjalani imunisasi varisella. Sebaiknya pemberian diberikan pada anak di atas 5 tahun. Anak-anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin. Anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu.

c) Cara pemberian

Vaksin diberikan secara sub kutan Penyimpanan pada suhu 2-8°C d) Tingkat kekebalan

Vaksin ini 90-100% efektif mencegah terjadinya cacar air. Vaksin varisella memberikan kekebalan jangka panjang, diperkirakan selama 10-20 tahun, mungkin juga seumur hidup.

e) Efek samping dari vaksin varisella 1).Demam

2).Nyeri dan pembengkakan di tempat penyuntikan 3).Ruam cacar air yang terlokalisir di tempat penyuntikan. Efek samping yang lebih berat adalah:

1).Kejang demam, yang bisa terjadi dalam waktu 1-6 minggu setelah penyuntikan 2).Pneumonia

3).Reaksi alergi sejati (anafilaksis), yang bisa menyebabkan gangguan pernafasan, kaligata, bersin, denyut jantung yang cepat, pusing dan perubahan perilaku. Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam setelah suntikan dilakukan dan sangat jarang terjadi.

4).Ensefalitis (penurunan koordinasi otot) f) Kontraindikasi 1).Wanita hamil atau wanita menyusui

2).Anak-anak atau orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan imunosupresif bawaan

3).Anak-anak atau orang dewasa yang alergi terhadap antibiotik neomisin atau gelatin karena vaksin mengandung sejumlah kecil kedua bahan tersebut

4).Anak-anak atau orang dewasa yang menderita penyakit serius, kanker atau gangguan sistem kekebalan tubuh (misalnya AIDS)

5).Anak-anak atau orang dewasa yang sedang mengkonsumsi kortikosteroid

6).Setiap orang yang baru saja menjalani transfusi darah atau komponen darah lainnya

7).Anak-anak atau orang dewasa yang 3-6 bulan yang lalu menerima suntikan immunoglobulin 7.Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.

G.Imunisasi MMR

a) Pengertian

Vaksin MMR (Mumps Measles Rubella) adalah campuran tiga jenis virus yang dilemahkan, yang disuntikkan untuk imunisasi melawan campak (measles), gondongan (mumps) dan rubella (german measles). Vaksin MMR umumnya diberikan kepada anak usia 1 tahun dengan booster diberikan sebelum memasuki usia sekolah (4-5 tahun). Vaksin MMR yang tersedia: MMR II dari Merck, Priorix dari GlaxoSmithKline, Tresivac dari Serum Institute of India, Trimovax dari Sanofi Pasteur.

 Penyakit campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak, yang penyebaran infeksinya terjadi dengan perantara droplet, dengan masa inkubasi 10-14 hari, ditandai dengan ruam campak, demam, batuk.

 Parotis epidemika (mumps, gondongan) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi paramyxovirus dan penyebarannya terjadi melalui drplet, dengan masa inkubasi 12-25 hari, dengan gejala tidak

khas seperti anoreksia, mialgia, malaise, nyeri kepala dan demam ringan, yang kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis unilateral atau bilateral. Penyakit ini terutama terjadi pada anak usia 5-9 tahun.

 Rubela (campak Jerman) merupakan penyakit infeksi yang ringan, dengan penyebaran infeksi melalui udara atau droplet, dengan gejala klinis yang mencolok adalah timbulnya ruam makulopapular bersifat sementara, limfadenopati kelenjar, kadang disertai artritis dan arthralgia. (Sumber: IDAI).

H.Imunisasi Typhoid

a) Pengertian

Imunisasi Typhoid adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit typhoid atau tifus abdominalis. Penyakit deman tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh Salmonella typhi, yang menyebabkan infeksi yang ditandai dengan demam, toksemia, nyeri perut, konstipasi atau diare, dengan masa inkubasi biasanya 7-14 hari. Penyakit ini sering di jumpai di negara berkembang terutama Asia, Afrika dan Amerika Latin.

b) Waktu pemberian

Rekomendasi imunisasi tifoid adalah suntikan pertama diberikan ketika anak berusia 2 tahun. Selanjutnya, diulang setiap 3 tahun. Harap dicatat, tidak ada satupun vaksin yang memberi proteksi 100%, termasuk vaksin tifoid.

c) Efek samping

 demam

 sakit kepala

 kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan y

 nyeri perut, enek, muntah dan ruam (jarang)

G.Pentabio

a) Penjelasan

Pentabio adalah Vaksin DTP-HB-Hib (Vaksin Jerap Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B Rekombinan, Haemophilus influenzae tipe b) berupa suspensi homogen yang mengandung toksoid tetanus dan difter-i murni, bakter-i pertusis (batuk rejan) inaktif,antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius, dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus influenzae tipe b tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus. HBsAg diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi. Vaksin

dijerap pada aluminium fosfat. Thimerosal digunakan sebagai pengawet. Polisakarida berasal dari bakteri Hib yang ditumbuhkan pada media tertentu, dan kemudian dimurnikan melalui serangkaian tahap ultrafiltrasi. Potensi vaksin per dosis tidak kurang dari 4 IU untuk pertusis, 30 IU untuk difteri,

Dalam dokumen SOP Perawatan Bayi Baru Lahir (Halaman 28-41)

Dokumen terkait