• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 5. Hubungan pupuk organik cair dengan bobot segar jual per sampel Produksi per Plot (ton/ha)

Data produksi tanaman sawi umur ke-33 hari setelah tanam dapat dilihat pada lampiran 15 sedangkan sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 16.

Berdasarkan sidik ragam, dapat dilihat bahwa perlakuan yang diuji berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman sawi pada umur ke-33 hari setelah tanam.

Rataan produksi tanaman pada perlakuan yang diuji pada umur ke- 33 hari setelah tanam (HST) dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan produksi (ton/ha) umur ke- 33 hari setelah tanam (HST) Perlakuan Rataan

P0 7.43 c P1 8.57 b P2 8.61 b P3 8.86 a

Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa rataan produksi terbesar pada 33 HST terdapat pada perlakuan 6 cc/liter air (8.86 ton/ha) yang berbeda nyata

24

terhadap perlakuan 0 cc/liter air (P0), perlakuan 2 cc/liter air (P1), perlakuan 4 cc/liter air (P2).

Grafik hubungan pupuk organik cair dengan produksi per plot dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Hubungan pupuk organik cair dengan produksi per plot Indeks panen

Data indeks panen tanaman sawi umur ke-33 hari setelah tanam dapat dilihat pada lampiran 17 sedangkan sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 18.

Berdasarkan sidik ragam, dapat dilihat bahwa perlakuan yang diuji berpengaruh nyata terhadap indeks panen tanaman sawi pada umur ke-33 hari setelah tanam.

25

Tabel 7. Rataan indeks panen umur ke- 33 hari setelah tanam (HST) Perlakuan Rataan

P0 0.80 d P1 0.84 b P2 0.83 bc P3 0.86 a

Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa rataan indeks panen terbesar pada 33 HST terdapat pada perlakuan 6 cc/liter air (0.86) yang berbeda nyata terhadap perlakuan 0 cc/liter air (P0), perlakuan 2 cc/liter air (P1), perlakuan 4 cc/liter air (P2).

Grafik hubungan pupuk organik cair dengan indeks panen dapat dilihat pada gambar 7.

26

Pembahasan

Dari hasil sidik ragam yang diperoleh, rataan tinggi tanaman terbesar pada 31 HST terdapat pada perlakuan 2 cc/liter air (37.01 cm) dan tinggi tanaman terendah 31 HST terdapat pada perlakuan 0 cc/liter air (36.07 cm). Jika dilihat dari rataannya, tinggi tanaman berpengaruh baik dengan pemberian pupuk cair pada perlakuan 2 cc/liter air. Pupuk cair berarti dapat membantu pertumbuhan lebih cepat dibandingkan yang tidak diberikan pupuk cair sama sekali. Pernyataan ini didukung oleh Marsono dan Paulus (2001) yang menyatakan bahwa pupuk ini juga dapat membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman melebihi pertumbuhan standar. Hal ini disebabkan karena, selain mengandung unsur hara yang lengkap, pupuk ini juga mengandung hormon pertumbuhan tanaman. Pupuk juga mempercepat keluarnya bunga, mempercepat masa panen sehingga panen lebih cepat dari biasanya.

Dari hasil sidik ragam yang diperoleh, rataan produksi (ton/ha) memiliki produksi yang berbeda walaupun satu varietas. Hal ini dikarenakan pengaruh dari jumlah perlakuan yang diberikan dalam taraf berbeda. Berdasarkan pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa rataan produksi terbesar pada 33 HST terdapat pada perlakuan 6 cc/liter air (8.86 ton/ha) dan rataan produksi terendah 33 HST terdapat pada perlakuan 0 cc/liter air (7.43 ton/ha). Melihat data yang diperoleh, berarti

27

baik, pemupukan yang berimbang, serta pengendalian hama dan penyakit, hanya dapat memberi pengaruh yang maksimal apabila disertai dengan penggunaan benih bermutu dari varietas unggul.

Berdasarkan data rataan indeks panen (%), persentase indeks panen terbesar pada 33 HST terdapat pada perlakuan 6 cc/liter air (86.13 %) dan rataan indeks panen terendah 33 HST terdapat pada perlakuan 0 cc/liter air (80.67 %). Dari data dapat kita lihat bahwa pemberian pupuk cair dapat memberikan pertumbuhan lebih cepat sehingga persentase indeks panen menjadi lebih cepat. Hal ini dikarenakan pupuk cair mudah diserap oleh akar tanaman sawi. Pernyataan ini didukung oleh Musnamar (2005) yang menyatakan untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanamn karena

unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di atas daun-daun.

26

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian pupuk organik cair terhadap tanaman sawi menunjukkan adanya perbedaan nyata terhadap luas daun, bobot biomassa, bobot segar, produksi dan index panen tetapi tidak berbeda nyata terhadap jumlah klorofil dan tinggi tanaman;

2. Perlakuan pemberian pupuk cair yang memberikan produksi baik terdapat pada perlakuan 6 cc/liter air (8.86 ton/ha) dan rataan produksi terendah terdapat pada perlakuan 0 cc/liter air (7.43 ton/ha);

3. Perlakuan pemberian pupuk cair yang terbaik memberikan hasil optimum dari setiap parameter adalah perlakuan P3 (6 cc/liter air), seperti luas daun (149.91 cm2); jumlah klorofil (46.20 unit/6 mm3); bobot segar per sampel (140.67 gr); indeks panen (86.13 %) dan produksi (8.86 ton/ha).

Saran

Dalam pemberian pupuk cair terhadap tanaman agar diperhatikan intensitas cahaya matahari, drainase dan angin yang membuat pupuk cair cepat hilang.

29

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Redaksi Agromedia Pustaka. Jakarta. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2011. Produksi Sawi Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

Bangun, M. K. 1991. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budi Daya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.

Fakultas Pertanian UNS. 2011. Proses Pelepasan Varietas Unggul.

Juli 2011.

Fransisca, S. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Hakim, N; Nyakpa, M.Y; Lubis, A.M; Nugroho, S.G; Saul, M.R; Diha, M.H; Hong, G.B; dan Bailey, H.H., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung Press, Lampung.

Haryanto, E., Tina, S., Estu, R., Hendro, S., 2007. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hasibuan, B. E., 2004. Pupuk dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Lingga, P dan Marsono. 2010. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Manurung, R. F. H., 2011. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk Anorganik Cair. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Marsono, dan Paulus, S., 2001. Pupuk Akar: Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Misbahuddin. 2011. Pupuk Cair.

Diakses tanggal 25 Juli 2011.

Musnamar, E. I., 2005. Pupuk Organik Padat: Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.

30

Parnata, A. S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Prasetyo, Doni Arief. 2004. Pengaruh Pestisida Nabati dan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)

Proboards. 2011. Effect Of Amino Acids On Plants. http:// proboards.com/pupuk&action. Diakses tanggal 25 Juli 2011.

PT. Tirta Manure Buana Hijau. 2011. Bio Symbiotic Plurals – Enzymatic Liquid Fertilizer.

Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius. Yogyakarta.

Sastrahidajat, I, H dan Soemono. 1996. Budidaya Tanaman Association. 1998. Western Fertilizer Handbook Second Horticulture Edition. Interstate Publishers. INC, Illinois

Shvoong, 2011. Pengertian Varietas. Diakses tanggal 21 Juli 2011.

Steel, R. G. D dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip Dan Prosedur Statistika. Penterjemah Bambang Sumantri. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Sunarjono, H., 2003. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. Tim Penulis PS, 1993. Sayur Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.

31

Lampiran 1. Data tinggi tanaman (cm) hari ke-17 setelah tanam

Perlakuan Ulangan Jumlah Rataan I II III P0 16.20 18.52 17.42 52.14 17.38 P1 16.40 18.34 17.60 52.34 17.45 P2 16.22 18.16 17.24 51.62 17.21 P3 16.04 18.32 17.40 51.76 17.25 Jumlah 64.86 73.34 69.66 207.86 69.29 Rataan 16.22 18.34 17.42 17.32 Lampiran 2. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Hari ke-17

Sumber DB JK KT F.Hitung Ket F.05 Perlakuan 4.00 0.11 0.03 2.62 tn 3.64 Blok 2.00 9.04 4.52 427.81 * 4.46 Galat 8.00 0.08 0.01 Total 14.00 9.24 KK = 0,59% Keterangan : * = Berbeda nyata tn = Tidak Nyata

Lampiran 3. Data tinggi tanaman (cm) hari ke-24 setelah tanam

Perlakuan Ulangan Jumlah Rataan I II III P0 25.90 28.02 26.92 80.84 26.95 P1 26.06 26.14 26.74 78.94 26.31 P2 26.08 26.16 26.90 79.14 26.38 P3 26.26 25.98 27.10 79.34 26.45 Jumlah 104.30 106.30 107.66 318.26 106.09 Rataan 26.08 26.58 26.92 26.52 Lampiran 4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Hari ke-24

Sumber DB JK KT F.Hitung Ket F.05 Perlakuan 4.00 0.75 0.19 0.69 tn 3.64 Blok 2.00 1.43 0.71 2.62 tn 4.46 Galat 8.00 2.18 0.27 Total 14.00 4.36 KK = 1,97% Keterangan : * = Berbeda nyata tn = Tidak Nyata

32

Lampiran 5. Data tinggi tanaman (cm) hari ke-31 setelah tanam

Perlakuan Ulangan Jumlah Rataan I II III P0 35.76 35.84 36.60 108.20 36.07 P1 37.72 36.22 37.10 111.04 37.01 P2 37.50 36.14 37.00 110.64 36.88 P3 37.58 36.20 36.94 110.72 36.91 Jumlah 148.56 144.40 147.64 440.60 146.87 Rataan 37.14 36.10 36.91 36.72 Lampiran 6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Hari ke-31

Sumber DB JK KT F.Hitun g Ket F.05 Perlakuan 4.00 1.72 0.43 3.19 tn 3.64 Blok 2.00 2.39 1.19 8.85 * 4.46 Galat 8.00 1.08 0.13 Total 14.00 5.19 KK = 1,00% Keterangan : * = Berbeda nyata tn = Tidak Nyata

Lampiran 7. Data Luas Daun (cm2)

Perlakuan Ulangan Jumlah Rataan I II III P0 120.88 113.10 117.07 351.05 117.02 P1 142.46 135.36 142.43 420.25 140.08 P2 148.78 135.50 139.33 423.61 141.20 P3 172.09 138.18 139.47 449.74 149.91 Jumlah 584.21 522.12 538.30 1644.63 548.21 Rataan 146.05 130.53 134.58 137.05 Lampiran 8. Sidik Ragam Luas Daun (cm2)

Sumber DB JK KT F.Hitung Ket F.05 Perlakua

33

Lampiran 9. Data Jumlah Klorofil (unit/6 mm3)

Perlakuan Ulangan Jumlah Rataan I II III P0 45.34 43.20 46.20 134.74 44.91 P1 46.00 43.68 48.22 137.90 45.97 P2 45.86 43.54 48.74 138.14 46.05 P3 46.10 43.78 48.72 138.60 46.20 Jumlah 183.30 174.20 191.88 549.38 183.13 Rataan 45.83 43.55 47.97 45.78 Lampiran 10. Sidik Ragam Jumlah Klorofil (unit/6 mm3)

Sumber DB JK KT F.Hitung Ket F.05 Perlakuan 4.00 3.10 0.78 3.47 tn 3.64 Blok 2.00 39.08 19.54 87.56 * 4.46 Galat 8.00 1.79 0.22 Total 14.00 43.97 KK = 1,03 % Keterangan : * = Berbeda nyata tn = Tidak Nyata

Lampiran 11. Data Bobot biomassa per sampel (g)

Perlakuan Ulangan Jumlah Rataan I II III P0 166.00 160.00 114.00 440.00 146.67 P1 181.80 177.60 129.80 489.20 163.07 P2 183.80 177.60 131.60 493.00 164.33 P3 183.60 175.80 131.80 491.20 163.73 Jumlah 715.20 691.00 507.20 1913.40 637.80 Rataan 178.80 172.75 126.80 159.45 Lampiran 12. Sidik Ragam Bobot biomassa per sampel (g)

Sumber DB JK KT F.Hitung Ket F.05 Perlakuan 4.00 656.06 164.02 284.83 * 3.64 Blok 2.00 6469.34 3234.67 5617.37 * 4.46 Galat 8.00 4.61 0.58 Total 14.00 7130.01 KK = 0,48 % Keterangan : * = Berbeda nyata tn = Tidak Nyata

34

Lampiran 13. Data Bobot segar jual per sampel (g)

Perlakuan Ulangan Jumlah Rataan I II III P0 130.00 130.00 94.00 354.00 118.00 P1 148.00 148.00 112.00 408.00 136.00 P2 154.00 146.00 110.00 410.00 136.67 P3 152.00 154.00 116.00 422.00 140.67 Jumlah 584.00 578.00 432.00 1594.00 531.33 Rataan 146.00 144.50 108.00 132.83 Lampiran 14. Sidik Ragam Bobot segar jual per sampel (g)

Sumber DB JK KT F.Hitung Ket F.05 Perlakuan 4.00 918.33 229.58 50.09 * 3.64 Blok 2.00 3704.67 1852.33 404.15 * 4.46 Galat 8.00 36.67 4.58 Total 14.00 4659.67 KK = 1,61 % Keterangan : * = Berbeda nyata tn = Tidak Nyata

Lampiran 15. Data Produksi per plot (ton/ha)

Perlakuan Blok Jumlah Rataan I II III P0 8.19 8.19 5.92 22.30 7.43 P1 9.32 9.32 7.06 25.70 8.57 P2 9.70 9.20 6.93 25.83 8.61 P3 9.58 9.70 7.31 26.59 8.86 Jumlah 36.79 36.41 27.22 100.42 33.47 Rataan 9.20 9.10 6.80 8.37 Lampiran 16. Sidik Ragam Produksi per plot (ton/ha)

Sumber DB JK KT F.Hitung Ket F.05 Perlakuan 4.00 3.64 0.91 50.09 * 3.48 Blok 2.00 14.70 7.35 404.15 * 4.46 Galat 8.00 0.15 0.02

35

Lampiran 17. Data Indeks panen (%)

Perlakuan Blok Jumlah Rataan I II III P0 78.31 81.25 82.46 242.02 80.67 P1 81.41 83.33 86.29 251.03 83.68 P2 83.79 82.21 83.59 249.58 83.19 P3 82.79 87.60 88.01 258.40 86.13 Jumlah 326.30 334.39 340.34 1001.03 333.68 Rataan 81.57 83.60 85.09 83.42 Lampiran 18. Sidik Ragam Indeks panen (%)

Sumber DB JK KT F.Hitung Ket F.05 Perlakuan 4.00 45.07 11.27 6.15 * 3.48 Blok 2.00 24.85 12.42 6.78 * 4.46 Galat 8.00 14.65 1.83 Total 14.00 84.58 KK = 1,62 % Keterangan : * = Berbeda nyata tn = Tidak Nyata

34

Lampiran 19. Rangkuman Ui Beda Rataan Parameter

Perlakuan Parameter A B C D E F G H I Pupuk Cair (P) P0 17.38 26.95 36.07 117.02d 44.91 146.67d 118.00bc 7.43c 0.80 d P1 17.45 26.31 37.01 140.08bc 45.97 163.07bc 136.00b 8.57b 0.84 b P2 17.21 26.38 36.88 141.20b 46.05 164.33a 136.67b 8.61b 0.83bc P3 17.25 26.45 36.91 149.91a 46.20 163.73b 140.67a 8.86a 0.86 a Keterangan :

A : tinggi tanaman (cm) hari ke-17 setelah tanam B : tinggi tanaman (cm) hari ke-24 setelah tanam C : tinggi tanaman (cm) hari ke-31 setelah tanam D : Luas Daun (cm2)

E : Jumlah Klorofil (unit/6 mm3) F : Data Bobot biomassa per sampel (g) G : Bobot segar jual per sampel (g)

35

Lampiran 20. Bagan penelitian

Ulangan I Ulangan II Ulangan III

b

a

B

T

Keterangan :

a = Jarak antar plot = 30 cm b = Jarak antar ulangan = 50 cm

P0 P1 P2 P1 P2 P3 P2 P3 P3 P0 P0 P1

36

37

Lampiran 22. Deskripsi sawi varietas Tosakan Nama lain : Caisim (Bangkok) Umur tanaman : 30 hari

Bentuk tanaman : Besar, semi buka dan tegak

Batang : Tumbuh memanjang dan memiliki banyak tunas Tangkai bunga : Panjang dan langsing

Warna tangkai bunga : Hijau tua

Bentuk daun : Lebar, panjang dan memiliki pinggiran daun rata Warna daun : Hijau

Potensi produksi : 150-200 g/ tanaman

Lampiran 23. Jadwal kegiatan penelitian

No

.

Kegiatan

Hari ke-

1

2

3

10

17

24

31

1

Persiapan lahan

X

2

Persiapan benih

X

3

Aplikasi pupuk dasar

X

4

Penanaman

X

5

Penjarangan

X

6

Penyulaman

X

7

Aplikasi pupuk cair

X

X

X

8

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Disesuaikan dengan kondisi lapangan

Penyiangan

Disesuaikan dengan kondisi lapangan

Pengendalian Hama dan Penyakit

Disesuaikan dengan kondisi lapangan

9

Panen

10 Pengamatan Parameter

Tinggi tanaman (cm)

X

X

X

Luas daun (cm

2

)

Jumlah klorofil (unit/6mm

3

)

Bobot biomassa/sampel (g)

Bobot segar jual/sampel (g)

Produksi per plot (g)

Dokumen terkait