• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jalan Bodhisattva sebagai Hak dan Kewajiban

Dalam dokumen Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti (Halaman 175-180)

BAB VII HAK DAN KEWAJIBAN MORAL

C. Jalan Bodhisattva sebagai Hak dan Kewajiban

Apa yang kalian ketahui tentang Bodhisattva? Bagaimana Bodhisattva mencapai penerangan sempurna?

Kata Kunci

Hal penting yang perlu kalian ketahui mengenai tema adalah:bodhisattva, hak dan kewajiban, moral.

Mari Membaca

Dalam Surangama Sutra, dijelaskan bahwa. “Pikiran manusia senantiasa memiliki benih-benih ke-Buddha-an, tidak bisa diraih oleh makhluk lainnya. Hal ini dapat diibaratkan dengan seseorang yang memiliki dan memakai perhiasan pada tubuh atau pakaiannya, tetapi tidak disadarinya. Ataupun, seseorang yang mencari makanan, padahal ia memiliki harta berlimpah di dalam gudangnya.”

Dalam tradisi ajaran Theravada, jalan untuk menemukan kebenaran atau mencapai Buddha adalah perjalanan pribadi yang lama, selangkah demi selangkah sesuai dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangika Magga), menyucikan hati dan pikiran dengan cara meditasi ketenangan batin (samatha-bhavana) dan meditasi pencerahan sempurna (vipassana-bhavana). Pada akhirnya, ia terbebas dari nafsu indra mencapai arahat menjadi manusia seutuhnya atau dengan kata lain mencapai nibbana/nirvana. Inilah jalan arahat.

Dalam tradisi atau aliran Mahayana diajarkan tentang jalan Bodhisattva, yaitu jalan mencapai Buddha dengan berbuat banyak kebajikan demi menolong makhluk lain yang menderita.

Upaya mulia inilah kemudian menjadi panutan untuk ditiru karena semua orang memiliki kesempatan untuk mengangkat dirinya yang bertujuan menyempurnakan karakternya atau sifat-sifat luhur (paramita).

Bodhisattva adalah makhluk yang bercita-cita menjadi Buddha.

Bodhisattva dalam agama Buddha Mahayana memiliki kedudukan penting. Sebelum menjadi Buddha, seorang Bodhisattva harus terlahir di alam manusia menyempurnakan sifat-sifat luhurnya dengan bertekad menolong umat manusia dan makhluk lain yang menderita.

Ciri-ciri manusia Bodhisattva adalah penuh dengan cinta kasih atau welas asih, rela mengorbankan jiwa dan raganya tanpa pamrih demi orang dan makhluk lain.

Dia tidak mementingkan dirinya sendiri.

Bodhisattva jumlahnya sangat banyak. Beberapa contoh Bodhisattva yang pada umumnya kita hormati antara lain sebagai berikut.

1. Avalokitesvara (Kwan Im Pho Sat)

Avalokitesvara adalah Bodhisattva yang penuh cinta kasih, penolong makhluk yang menderita.

2. Ksitigarbha

Ksitigarbha adalah Bodhisattva yang bertekad menolong makhluk-makhluk yang terlahir di alam neraka. Semboyannya tidak akan mencapai Buddha sebelum penghuni alam neraka menjadi kosong.

3. Manjusri

Manjusri adalah Bodhisattva yang melambangkan intelegensi atau kecerdasan, dikenal sebagai Pangeran Dharma. Ia adalah Bodhisattva yang penuh dengan kebijaksanaan. Hal ini sering dikaitkan dengan Bodhisattva yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan atau pendidikan.

Gambar 7.3 Bodhisattva Avalokitesvara (Kwan Im Pho Sat)

Sumber: yourhappinessfactor.net

4. Samantabhadra

Vajrapani (permata di tangan) adalah Bodhisattva yang melambangkan kekuatan.

6. Tara

Tara atau Arya Tara adalah Bodhisattva yang umumnya lebih dikenal dalam Buddhisme Tibet.

Melambangkan kesuksesan dalam aktivitas dan pencapaian.

7. Siddharta

Siddharta adalah Bodhisattva yang telah mencapai Buddha, yaitu Buddha Gotama, Buddha pada masa sekarang.

Siddharta Gotama sebelum menjadi Buddha pernah terlahir sebagai seorang petapa yang bernama Sumedha, ia bertekad menjadi Buddha ketika

masa Buddha Dipankara. Petapa Sumedha rela mengorbankan tubuhnya untuk dilewati Buddha Dipankara agar Buddha Dipankara tidak kotor.

8. Maitreya

Maitreya adalah Buddha yang akan datang, yang akan muncul di dunia, mencapai pencerahan, dan mengajarkan Dharma.

Saat ini calon Buddha Maitreya

Gambar 7.4 Bodhisattva Samantabhadra Sumber: samantabhadra-vows.weebly.com

Gambar 7.5 Bodhisattva Maitreya Sumber: http://pinterest.com

(Metteyya) berdiam di surga Tusita yang merupakan alam kelahiran calon Buddha sebelum menjadi Buddha di alam manusia.

Sebelum terlahir sebagai manusia dan menjadi calon Buddha, seorang Bodhisattva juga bisa terlahir di alam binatang untuk menyempurnakan sifat-sifat luhur (paramita) di alam di mana ia terlahir.

Bodhiattva digolongkan dalam tiga kelompok berdasarkan sifat dan cara mencapai tingkat Buddha.

1. Bodhisattva yang memiliki keyakinan kuat (Saddhadhika Bodhisattva); mencapai Buddha dengan mengutamakan keyakinan yang kuat terhadap ajaran Buddha. Ia belajar menjadi siswa Buddha dan belajar dari Sammasambuddha.

Setelah mencapai Buddha, ia disebut Savaka Buddha.

2. Bodhisattva yang memiliki semangat kuat (Viriyadhika Bodhisattva); mencapai Buddha dengan mengutamakan semangat, yaitu semangat dalam belajar, semangat berbuat kebajikan, semangat menolong makhluk lain yang menderita.

Setelah mencapai Buddha, ia disebut Pacceka Buddha.

3. Bodhisattva yang memiliki kebijaksanaan kuat (Pannadhika Bodhisattva); mencapai Buddha dengan mengutamakan kebijaksanaan. Pannadhika Bodhisattva belajar dengan kemampuan sendiri dalam mencapai Buddha. Ia tanpa dibantu orang lain dalam usaha mencapai Buddha sehingga pencapainnya sangat sempurna. Setelah mencapai Buddha, ia disebut Sammasambuddha.

Umat Buddha diberi kebebasan untuk memilih di antara dua cara dalam upaya mencapai Buddha, apakah dengan jalan Arahat atau jalan Bodhisattva itu bergantung pada potensi dirinya masing-masing. Kedua jalan ini adalah jalan luhur yang patut untuk dijalankan. Umat Buddha yang memilih jalan arahat hendaknya bisa menghormati keputusan yang memilih

jalan Bodhisattva. Toleransi ini hendaknya selalu dikembangkan oleh para siswa sebagai umat Buddha, menerima perbedaan ini sebagai bentuk keragaman, tidak untuk dipertentangkan.

Umat Buddha menerima jalan Bodhisattva sebagai salah satu cara mencapai Buddha. Jalan ini adalah jalan luhur yang patut dijalankan, berbuat kebajikan demi menolong banyak makhluk yang menderita agar lepas dari penderitaannya dan mendapatkan kebahagiaan. Demikian juga dengan dirinya akan bahagia karena dapat menolong makhluk lain. Itulah jalan Bodhisattva.

Mari Berlatih

1. Setelah memahami Bodhisattva dan sifat-sifatnya, ceritakan bagaimana dengan sikap dan tindakan kalian, sesuaikah dengan sifat-sifat Bodhisattva tersebut?

2. Bagaimana sikap kalian terhadap teman yang memilih jalan yang berbeda dalam upaya mencapai Buddha?

3. Buatlah daftar perbuatan kalian yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan sifat-sifat Bodhisattva. Lakukan dengan penuh kejujuran.

Mari Berdiskusi

Silakan kalian berdiskusi dengan teman di kelas atau buatlah kelompok diskusi sesuai dengan petunjuk guru kalian. Topik diskusi adalah tentang Bodhisattva sebagai calon Buddha.

Lakukanlah hal-hal sebagai berikut.

1. Amati gambar Bodhisattva dan buatlah catatan penting terhadap Bodhisattva yang ada. Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan Bodhisattva dalam mencapai Buddha.

2. Diskusikan pendapat kalian dan satukan hasilnya. Buatlah kesimpulan sebagai hasil diskusi kelompok.

3. Presentasikan hasil diskusi kelompok kalian di hadapan kelompok lain.

Mari Bertanya

Datanglah ke cetiya atau vihara yang sering kalian kunjungi, atau yang terdekat dengan tempat tinggal kalian. Amati dan tanyakan kepada pandita atau pemuka agama Buddha yang bisa kalian temui. Rupang Bodhisattva apa yang ada di altar cetiya atau vihara tersebut? Buatlah catatan penting tentang Bodhisattva yang sudah kalian lihat. Carilah sumber bacaan pendukung yang berhubungan dengan Bodhisattva itu.

D. Cita-Cita Luhur dan Tekad Kuat Bodhisattva

Dalam dokumen Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti (Halaman 175-180)