HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pemanfaatan Informasi Tumbuhan Obat sebagai Materi Pembelajaran
2. Jalur Ekstrakurikuler
Adanya keterbatasan waktu yang tersedia pada masing- masing mata pelajaran yang relevan dalam mengakomodir materi tentang tumbuhan obat menyebabkan materi tumbuhan obat yang dapat diintegrasikan kedalam mata pelajaran tersebut juga terbatas. Oeh karena itu pembelajaran melalui jalur ekstrakurkuler merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Pada tingkat SD, pembelajaran materi tumbuhan obat melalui jalur ekstrakurikuler dapat diakomodasikan pada kegiatan UKS dan kepramukaan.
Materi tentang tumbuhan obat yang diberikan melalui jalur ekstrakurikuler adalah di bidang pengadaan tumbuhan obat, meliputi : teknik pembuatan pesemaian, teknik perbanyakan bibit tumbuhan obat (generatif dan vegetatif), dan teknik pemeliharaan bibit tumbuhan obat di pesemaian.
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
Jumlah total siswa SLTP pada tahun 2004 sebanyak 67.788 orang, sementara jumlah siswa SLTA sebanyak 23.791 (BPS Kabupaten Cianjur, 2004). Mengacu pada informasi tersebut menunjukkan bahwa jumlah lulusan SLTP yang melanjutkan ke SLTA sebanyak 35,10% dan yang tidak melanjutkan ke SLTA sebanyak 64,90%. Dengan banyaknya lulusan SLTP yang tidak melanjutkan ke SLTA, maka akan menjadi penggangguran karena belum memiliki kecakapan hidup yang memadai untuk berwirausaha sendiri. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adala h dengan cara membekali anak didik/siswanya di SLTP beberapa kompetensi di bidang tumbuhan obat. Diharapkan dengan diberikan bekal tentang materi- materi tersebut, maka lulusan akan memiliki kecakapan hidup dan mampu berwirausaha sendiri.
Model pembelajaran materi tumbuhan obat di SLTP Kabupaten Cianjur dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu melalui jalur kurikuler dan ekstrakurikuler. Materi- materi tentang tumbuhan obat yang diberikan melalui jalur kurikuler, yaitu diintegrasikan kedalam mata pelajaran yang relevan dan diberikan pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler disajikan pada Tabel 62.
77
Tabel 62 Materi- materi tentang tumbuhan obat yang diberikan melalui jalur kurikuler dan ekstrakurikuler pada SLTP di Kabupaten Cianjur
Jalur Pembelajaran
No. Materi tentang Tumbuhan Obat
1. Teknik pembuatan herbarium tumbuhan obat 2. Teknik identifikasi jenis-jenis tumbuhan obat 3. Teknik pemanenan dan penanganan buah/benih 4. Teknik pembuatan persemaian
5. Teknik perbanyakan tumbuhan obat (generatif, vegetatif, dan rundukan) Kurikuler
6. Teknik pemeliharaan bibit tumbuhan obat di pesemaian 1. Teknik pembangunan kebun benih tumbuhan obat 2. Teknik penanaman bibit tumbuhan obat
3. Teknik pemeliharaan bibit tumbuhan obat di lapangan 4. Teknik pemanenan dan pasca panen tumbuhan obat Ekstrakurikuler
5. Teknik pemasaran simplisia tumbuhan obat
1. Jalur Kurikuler
Pembelajaran materi tumbuhan obat di SLTP melalui jalur kurikuler dilakukan dengan cara mengintegrasikannya kedalam mata pelajaran yang relevan, antara lain : Biologi dan Pendidikan Kesehatan dan Jasmani (PENJASKES). Materi tentang tumbuhan obat yang diberikan di SLTP melalui jalur kurikuler, meliputi : teknik pembuatan herbarium tumbuhan obat, teknik identifikasi jenis-jenis tumbuhan obat, teknik pemanenan dan penanganan buah/benih, teknik pembuatan persemaian, teknik perbanyakan tumbuhan obat (generatif, vegetatif, dan rundukan), dan teknik pemeliharaan bibit tumbuhan obat di pesemaian.
2. Jalur Ekstrakurikuler
Adanya keterbatasan waktu yang tesedia pada masing- masing mata pelajaran yang relevan dalam mengakomodir materi tentang tumbuhan obat menyebabkan materi tumbuhan obat yang dapat diintegrasikan kedalam mata pelajaran tersebut juga terbatas. Oeh karena itu pembelajaran melalui jalur ekstrakurkuler merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Pada tingkat SLTP, pembelajaran materi tumbuhan obat melalui jalur ekstrakurikuler dapat diakomodasikan pada kegiatan-kegiatan, antara lain : OSIS, kepramukaan, PMR, KIR, dan pencinta alam.
Materi tentang tumbuhan obat yang diberikan melalui jalur ekstrakurikuler di SLTP, antara lain : teknik pembangunan kebun benih tumbuhan obat, teknik penanaman bibit tumbuhan obat, teknik pemeliharaan bibit tumbuhan obat di
lapangan, teknik pemanenan dan pasca panen tumbuhan obat, dan teknik pemasaran simplisia tumbuhan obat.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Menurut BPS Kabupaten Cianjur tahun 2004, jumlah total siswa SMA sebanyak 11.062 orang. Meskipun jumlah lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi tidak diketahui, namun seperti halnya pada SD dan SLTP, jumlah lulusan SMA tidak semuanya melanjutkan ke perguruan tinggi. Lulusan SMA yang tidak melanjutkan akan dapat menjadi pengangguran karena belum memiliki kecakapan hidup yang memadai untuk berwirausaha sendiri. Upaya- upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara membekali anak didik/siswanya di SMA beberapa kompetensi di bidang tumbuhan obat. Diharapkan dengan diberikan bekal tentang materi- materi tersebut, maka lulusan akan memiliki kecakapan hidup dan mampu berwirausaha sendiri.
Model pembelajaran materi tumbuhan obat di SMA Kabupaten Cianjur dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu melalui jalur kurikuler dan ekstrakurikuler. Materi- materi tentang tumbuhan obat yang diberikan melalui jalur kurikuler, yaitu diintegrasikan kedalam mata pelajaran yang relevan dan diberikan pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler disajikan pada Tabel 63.
Tabel 63 Materi- materi tentang tumbuhan obat yang diberikan melalui jalur kurikuler dan ekstrakurikuler pada SMA di Kabupaten Cianjur
Jalur Pembelajaran
No. Materi tentang Tumbuhan Obat
1. Teknik inventarisasi tumbuhan obat
2. Teknik pembangunan kebun benih tumbuhan obat 3. Teknik identifikasi jenis-jenis tumbuhan obat 4. Teknik pemanenan dan penanganan buah/benih
5. Teknik perbanyakan tumbuhan obat (generatif, vegetatif, rundukan dan kultur jaringan)
6. Teknik penanaman bibit tumbuhan obat
7. Teknik pemeliharaan bibit tumbuhan obat di lapangan 8. Teknik pemanenan dan pasca panen tumbuhan obat 9. Teknik pemasaran simplisia tumbuhan obat Kurikuler
10. Penyusunan kelayakan usaha budidaya tanaman obat
1. Teknik penggalian informasi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat 2. Teknik identifikasi simplisia tumbuhan obat
3. Teknik meracik produk herbal 4. Teknik penggunaan tumbuhan obat 5. Teknik pengolahan produk herbal 6. Teknik pengemasan produk herbal 7. Teknik pemasaran produk herbal Ekstrakurikuler
79
1. Jalur Kurikuler
Pembelajaran materi tumbuhan obat di SMA melalui jalur kurikuler dilakukan dengan cara mengintegrasikannya kedalam mata pelajaran yang relevan, antara lain : Biologi, Kimia, dan Pendidikan Kesehatan dan Jasmani (PENJASKES). Materi tentang tumbuhan obat yang diberikan di SMA melalui jalur kurikuler adalah teknik inventarisasi tumbuhan obat, teknik pembangunan kebun benih tumbuhan obat, teknik identifikasi jenis-jenis tumbuhan obat, teknik pemanenan dan penanganan buah/benih, teknik perbanyakan tumbuhan obat (generatif, vegetatif, rundukan dan kultur jaringan), teknik penanaman bibit tumbuhan obat, teknik pemeliharaan bibit tumbuhan obat di lapangan, teknik pemanenan dan pasca panen tumbuhan obat, teknik pemasaran simplisia tumbuhan obat, dan penyusunan kelayakan usaha budidaya tanaman obat.
2. Jalur Ekstrakurikuler
Adanya keterbatasan waktu yang tesedia pada masing- masing mata pelajaran yang relevan dalam mengakomodir materi tentang tumbuhan obat menyebabkan materi tumbuhan obat yang dapat diintegrasikan kedalam mata pelajaran tersebut juga terbatas. Oeh karena itu pembelajaran melalui jalur ekstrakurkuler merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Pada tingkat SMA, pembelajaran materi tumbuhan obat melalui jalur ekstrakurikuler dapat diakomodasikan pada kegiatan-kegiatan, antara lain : OSIS, kepramukaan, PMR, KIR, dan pencinta alam.
Materi tentang tumbuhan obat yang diberikan melalui jalur ekstrakurikuler di SMA, antara lain : teknik penggalian informasi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat, teknik identifikasi simplisia tumbuhan obat, teknik meracik produk herbal, teknik penggunaan tumbuhan obat, teknik pengolahan produk herbal, teknik pengemasan produk herbal, teknik pemasaran produk, dan penyusunan kelayakan usaha pembuatan produk herbal.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Menurut BPS Kabupaten Cianjur tahun 2004, jumlah total siswa SMK sebanyak 12.729 orang. Meskipun jumlah lulusan SMK yang melanjutkan ke perguruan tinggi tidak diketahui, namun seperti halnya pada SD dan SLTP, jumlah lulusan SMK tidak semuanya melanjutkan ke perguruan tinggi. Meskipun
lulusan SMK yang tidak melanjutkan sudah memiliki kecakapan hidup yang memadai untuk berwirausaha sendiri, namun masih diperlukan adanya pengayaan terhadap kompetensi yang telah dimilikinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperkaya kompetensi lulusan SMK adalah dengan cara membekali anak didik/siswanya di SMK beberapa kompetensi di bidang tumbuhan obat. Diharapkan dengan diberikan bekal tentang materi- materi tersebut, maka lulusan akan memiliki kecakapan hidup dan mampu berwirausaha sendiri di bidang tumbuhan obat.
Model pembelajaran materi tumbuhan obat di SMK Kabupaten Cianjur dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu melalui jalur kurikuler dan ekstrakurikuler. Materi- materi tentang tumbuhan obat yang diberikan melalui jalur kurikuler, yaitu diintegrasikan kedalam mata pelajaran yang relevan dan diberikan pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler disajikan pada Tabel 64.
Tabel 64 Materi- materi tentang tumbuhan obat yang diberikan melalui jalur kurikuler dan ekstrakurikuler pada SMK di Kabupaten Cianjur
Jalur Pembelajaran
No. Materi tentang Tumbuhan Obat
1. Teknik inventarisasi tumbuhan obat
2. Teknik pembangunan kebun benih tumbuhan obat 3. Teknik identifikasi jenis-jenis tumbuhan obat 4. Teknik pemanenan dan penanganan buah/benih
5. Teknik perbanyakan tumbuhan obat (generatif, vegetatif, rundukan dan kultur jaringan)
6. Teknik penanaman bibit tumbuhan obat
7. Teknik pemeliharaan bibit tumbuhan obat di lapangan 8. Teknik pemanenan dan pasca panen tumbuhan obat 9. Teknik pemasaran simplisia tumbuhan obat Kurikuler
10. Penyusunan kelayakan usaha budidaya tanaman obat
1. Teknik penggalian informasi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat 2. Teknik identifikasi simplisia tumbuhan obat
3. Teknik meracik produk herbal 4. Teknik penggunaan tumbuhan obat 5. Teknik pengolahan produk herbal 6. Teknik pengemasan produk herbal 7. Teknik pemasaran produk herbal Ekstrakurikuler
8. Penyusunan kelayakan usaha pembuatan produk herbal
1. Jalur Kurikuler
Pembelajaran materi tumbuhan obat di SMK melalui jalur kurikuler dilakukan dengan cara mengintegrasikannya kedalam mata pelajaran yang relevan, antara lain : Biologi, Kimia, Pendidikan Kesehatan dan Jasmani (PENJASKES), dan mata pelajaran kelompok produktif. Materi tentang tumbuhan obat yang diberikan di SMK melalui jalur kurikuler adalah teknik inventarisasi
81
tumbuhan obat, teknik pembangunan kebun benih tumbuhan obat, teknik identifikasi jenis-jenis tumbuhan obat, teknik pemanenan dan penanganan buah/benih, teknik perbanyakan tumbuhan obat (generatif, vegetatif, rundukan dan kultur jaringan), teknik penanaman bibit tumbuhan obat, teknik pemeliharaan bibit tumbuhan obat di lapangan, teknik pemanenan dan pasca panen tumbuhan obat, teknik pemasaran simplisia tumbuhan obat, dan penyusunan kelayakan usaha budidaya tanaman obat.
2. Jalur Ekstrakurikuler
Adanya keterbatasan waktu yang tesedia pada masing- masing mata pelajaran yang relevan dalam mengakomodir materi tentang tumbuhan obat menyebabkan materi tumbuhan obat yang dapat diintegrasikan kedalam mata pelajaran tersebut juga terbatas. Oleh karena itu pembelajaran melalui jalur ekstrakurkuler merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Pada tingkat SMA, pembelajaran materi tumbuhan obat melalui jalur ekstrakurikuler dapat diakomodasikan pada kegiatan-kegiatan, antara lain : OSIS, kepramukaan, PMR, KIR, pencinta alam, dan kebun botani. Materi tentang tumbuhan obat yang diberikan melalui jalur ekstrakurikuler di SMK, antara lain : teknik penggalian informasi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat, teknik identifikasi simplisia tumbuhan obat, teknik meracik produk herbal, teknik penggunaan tumbuhan obat, teknik pengolahan produk herbal, teknik pengemasan produk herbal, teknik pemasaran produk, dan penyusunan kelayakan usaha pembuatan produk herbal.
Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD, SLTP, SMA, dan SMK menunjukkan bahwa pengetahuan guru tentang tumbuhan obat masih terbatas, sehingga kompetensi guru di bidang tumbuhan obat perlu ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara melakukan pelatihan terhadap guru-guru SD, SLTP, SMA dan SMK yang terdapat di Kabupaten Cianjur. Pelatihan dilakukan oleh lembaga yang berkompeten di bidang tumbuhan obat dan dikoordinasikan oleh Pusat Pengembangan Penataran Guru (P3G) Pertanian Cianjur. Materi- materi pelatihan yang disarankan diberikan kepada guru-guru SD, SLTP, dan SLTA secara rinci disajikan pada Tabel 65.
Tabel 65 Materi- materi pelatihan tentang tumbuhan obat yang disarankan diberikan bagi guru SD, SLTP, SLTA di Kabupaten Cianjur
Guru No. Materi Pelatihan
1. Teknik pengenalan jenis-jenis tumbuhan obat SD
2. Teknik pengadaan bibit tumbuhan obat 1. Teknik pembuatan herbarium tumbuhan obat 2. Teknik identifikasi jenis-jenis tumbuhan obat 3. Teknik budidaya tumbuhan obat
4. Teknik pembangunan kebun benih tumbuhan obat 5. Teknik pemanenan dan pasca panen tumbuhan obat SLTP
6. Teknik pemasaran simplisia tumbuhan obat 1. Teknik inventarisasi tumbuhan obat
2. Teknik pembangunan kebun benih tumbuhan obat 3. Teknik identifikasi jenis-jenis tumbuhan obat 4. Teknik budidaya tumbuhan obat
5. Teknik pemanenan dan pasca panen tumbuhan obat 6. Teknik pemasaran simplisia tumbuhan obat
7. Penyusunan kelayakan usaha budidaya tanaman obat
8. Teknik penggalian informasi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat 9. Teknik identifikasi simplisia tumbuhan obat
10. Teknik meracik produk herbal 11. Teknik penggunaan tumbuhan obat 12. Teknik pengolahan produk herbal 13. Teknik pengemasan produk herbal 14. Teknik pemasaran produk herbal SLTA
15. Penyusunan kelayakan usaha pembuatan produk herbal
Penyediaan Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana secara memadai sangat diperlukan dalam rangka pemanfaatan informasi tentang potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah. Sarana dan prasarana yang diperlukan, antara lain : peralatan, laboratorium, lahan kosong, dan bahan ajar
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD, SLTP, SMA, dan SMK menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah yang akan digunakan untuk menunjang pembelajaran tumbuhan obat masih terbatas, meliputi : modul, buku referensi, spesimen (alat peraga), lahan untuk praktik, laboratorium, dan peralatan. Untuk mengatasi hal tersebut, kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan adalah penyusunan modul tentang tumbuhan obat, penyediaan buku referensi, pembuatan spesimen (alat peraga), penyediaan peralatan dan lahan untuk praktik.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan guna pemanfaatan informasi tumbuhan untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah dapat disediakan ole h masing- masing sekolah atau bekerjasama dengan instansi- instansi terkait.