• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jalur pemasaran dan skema ikan olahan di PPI Cituis

DAFTAR LAMPIRAN

6 KARAKTERISTIK DISTRIBUSI IKAN OLAHAN PPI CITUIS OLAHAN PPI CITUIS OLAHAN PPI CITUIS

6.1 Ikan olahan

6.1.7 Jalur pemasaran dan skema ikan olahan di PPI Cituis

Pemasaran produk olahan ikan asin yang berada di PPI Cituis terdiri 2 saluran (Gambar 31) yaitu: saluran satu tingkat yaitu saluran pemasaran yang mempunyai satu perantara penjualan. Dalam pasar konsumen, perantara itu sekaligus merupakan pengecer. Dalam pasar industri sering kali ia bertindak sebagai agen penjualan atau makelar (Kotler, 1993). Selanjutnya, ikan asin yang diproduksi oleh pengolah tradisional Fajar Pantura dijual kepada pengumpul setelah itu dari pengumpul ikan asin langsung dijual kepada konsumen. Saluran dua tingkat mempunyai dua perantara penjualan. Dalam pasar konsumen, mereka merupakan grosir atau pedagang besar dan sekaligus pengecer. Dalam pasar industri mereka mungkin merupakan sebuah penyalur tunggal dan penyalur industri (Kotler, 1993). Ikan asin yang diproduksi oleh pengolah tradisional dijual ke agen ikan olahan setelah itu dari agen ikan yang berasal dari luar Tangerang dijual ke pengecer kemudian langsung ke konsumen.

Pengolah Tradisional Agen Konsumen Pengumpul/ bakul Pengecer Keterangan: Jalur satu tingkat Jalur dua tingkat

Sumber : Hasil wawancara, 2008

Gambar 31 Jalur pemasaran produk olahan ikan asin di PPI Cituis.

Ikan olahan yang diproduksi oleh para pengolah yaitu ikan asin sudah memiliki langganan sendiri dari setiap daerah. Biasanya pembeli sudah memesan ikan olahan sehari sebelumnya dari para pengolah. Pembeli ini sebagian besar berasal dari

Tangerang, Bogor dan Banten. Ikan-ikan yang diproduksi terdiri dari jenis ikan swanggi, kuniran, bilis, beloso, kurisi, dan tongkol. Dibawah ini disajikan secara ringkas tabel karakteristik distribusi ikan segar dan ikan olahan di PPI Cituis Kabupaten Tangerang.

Tabel 20 Karakteristik distribusi ikan segar dan ikan olahan Distribusi No Komponen

Ikan segar Ikan olahan

1 Volume Ikan 628,4 ton (2007) 1.765,8 ton (2007)

2 Asal Bahan Baku Nelayan PPI Cituis Nelayan PPI Cituis

3 Penyimpanan Box pendingin 3 tempat penyimpanan

4 Pengangkutan mobil pick up dan motor Mobil pick up dan motor

5 Mutu Ikan Agak segar baik

6 Tujuan Distribusi Tangerang dan luar kota Tangerang dan luar kota

7 Saluran Pemasaran 3 jalur 2 jalur

7.1 Kesimpulan

1) Karakteristik pendistribusian ikan segar di PPI Cituis Tangerang

(1) Asal hasil tangkapan didaratkan di PPI Cituis berasal dari nelayan setempat. Jenis ikan hasil tangkapan yang diperoleh antara lain adalah alu-alu, biji nangka, cumi-cumi, kurisi, pari, sebelah, tiga waja, kembung, dan kuniran. Alat tangkap yang digunakan dalam operasi penangkapan adalah jaring gardan, jaring rampus, dan pancing ulur.

(2) Mutu ikan segar yang ada di PPI Cituis adalah agak segar ditentukan dengan menggunakan uji organoleptik.

(3) Tujuan distribusi ikan segar dijual secara lokal ke pasar-pasar tradisional di Tangerang dan luar kota seperti Pasar Tanah tinggi, Cikokol, Sepatan, Kampung Melayu, Mauk, Pakuhaji, Tangerang, Karawaci, Kota Bumi. Pendistribusian hasil tangkapan segar dari PPI Cituis Tangerang secara lokal menggunakan sarana transportasi darat berupa mobil pick up/colt dan motor. (4) Saluran pemasaran ikan segar di PPI Cituis terdiri dari 3 jalur yaitu saluran nol

tingkat, saluran satu tingkat dan saluran tiga tingkat.

2) Karakteristik pendistribusian ikan olahan di PPI Cituis Tangerang

(1) Asal bahan baku ikan asin di PPI Cituis berasal dari nelayan setempat. Jenis ikan yang digunakan sebagai bahan baku industri pengolahan ikan asin adalah swanggi, peperek, kuniran, beloso, teri, selar, kurisi, mujaer, bilis, tembang, layur, dan tongkol. Alat tangkap yang digunakan dalam operasi penangkapan adalah jaring gardan, jaring rampus, dan pancing ulur.

(2) Mutu ikan asin yang diproduksi oleh para pengolah di PPI Cituis memiliki kualitas baik dilihat dari tekstur ikan bagus tidak ada yang rusak, bening, mudah patah (ikan tidak lentur) dan tahan hanya sampai 2 minggu.

(3) Tujuan distribusi olahan dijual secara lokal ke pasar-pasar tradisional di Tangerang dan luar kota seperti Pasar Cikokol, Pasar Kemis, Cikupa, Sepatan,

Rangkas Bitung, Tanah Tinggi. Pendistribusian hasil tangkapan olahan dari PPI Cituis Tangerang secara lokal menggunakan sarana transportasi darat berupa mobil pick up/colt dan motor.

(4) Saluran pemasaran industri pengolahan ikan asin terdiri dari 2 jalur yaitu saluran satu tingkat dan saluran dua tingkat.

7.2 Saran

1) Perlu diperhatikan penanganan pada saat pengangkutan terhadap ikan-ikan yang ingin didistribusikan agar kualitas ikan tetap terjaga sampai ke tujuan.

2) Pemerintah Daerah Tingkat II Kab. Tangerang perlu meninjau kembali mengenai data kapal.

Afrianto, E dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta : Kanasius.

Anita. 2003. Pengendalian Mutu Produksi Layur (Trichiurus. sp) di PPN Palabuhanratu untuk Tujuan Ekspor [Skripsi]. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Aryadi, O. 2007. Pengendalian Kualitas Ikan pada Distribusi Hasil Tangkapan di PPP Cilauteureun Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut [Skripsi]. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Departemen Perdagangan. 1977. Buku 1 Analisis Pemasaran Konsepsi Dasar Pembinaan Efisiensi Pemasaran Hasil Pertanian Rakyat. Jakarta: Departemen Perdagangan, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Hal 12-24.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang. 1998. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tangerang. Nomor : KEP.523/620-Perk/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan peningkatan fungsi PPI. Tangerang.

_________. 2004. Statistik Perikanan Kabupaten Tangerang Tahun 2003. Tangerang.

_________. 2005. Statistik Perikanan Kabupaten Tangerang Tahun 2004. Tangerang.

_________. 2006. Statistik Perikanan Kabupaten Tangerang Tahun 2005. Tangerang.

_________. 2007. Statistik Perikanan Kabupaten Tangerang Tahun 2006. Tangerang.

_________. 2008. Statistik Perikanan Kabupaten Tangerang Tahun 2007. Tangerang.

Direktorat Jenderal Perikanan. 1991. Kriteria Klasifikasi Pelabuhan Perikanan. Jakarta: Departemen Pertanian.

Effendi, I dan O, Wawan. 2006. Manajemen Agribisnis Perikanan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Hardjito, L. 2006. Diktat Kuliah Pengantar Teknologi Hasil Perikanan. Bogor: Departemen Teknologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Hanafiah, A.M dan A.M. Saefuddin. 1983. Tata Niaga Hasil Perikanan. Jakarta : Lembaga Penerbit UI.

Hendrawan. 1997. Proses Pendaratan dan Pemasaran Ikan Serta Pendataannya di Pangkalan Pendaratan Ikan Manggar, Kabupaten Belitung [Laporan Praktek Lapang]. Bogor: Fakultas IPB. 51 hal.

http://www. Library.usu.ac.id/manajemen syahyunan5.pdf. 2008. http://www.Tangerangkab.go.id/. 2008.

Hutajulu, J. 1997. Studi tentang Keberadaan Pelabuhan Perikanan Pantai Karang antu-Serang Dituju Dari Potensi Perikanan [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan IPB. 106 hal.

Iqbal, HM. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Cetakan 1. Jakarta: Ghalia Indonesia. 260 hal.

Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Hernawan AA, Penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. 348 hal.

Lubis, E. 2006. Pengantar Pelabuhan Perikanan. [Bahan Kuliah m.a. Pelabuhan Perikanan]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Margono, T. 2000. Pembuatan Ikan asin. Jakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian, Departemen Perindustrian.

McDonald, Malcolm H.B. 1993. Marketing Plans. Butterworth-Heinemann Ltd. Linacre House, Jordan Hill, Oxford, England. Hal : 190-206.

Muljanto, R. 1982. Pengolahan Ikan Untuk Indonesia. Jakarta: DPP Nelayan Pancasila. 220 hal.

Nasution, MN. 2004. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Control). Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurani, TW. 2007. Manajemen Mutu. Laboratorium Sistem dan Optimasi Perikanan Tangkap. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ruhimat, E. 1994. Evaluasi dan Pengembangan Fasilitas Pangkalan Pendaratan

Ikan Bojomulyo Kec Juwana, Kab Jawa Tengah [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan IPB.

Salim, H.A.A. 2000. Manajemen Transportasi. Edisi I, Cetakan 5. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 226 hal.

Sinaga, M. 1988. Manajemen Transportasi dan Distribusi Fisis. Terjemahan. Jilid I Edisi ke 7. Jakarta: Erlangga. 226 hal.

Siregar, M. 1990. Beberapa Masalah Ekonomi dan Managemen Pengangkutan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. 187 hal.

Soeseno, S. 1978. Teknik Penangkapan dan Pengolahan Ikan. Jakarta: CV Yasaguna.

Sudarma, D. 2006. Diktat Kuliah Penanganan Hasil Perikanan. Bogor: Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Sukarsa, DR. 2007. Diktat Kuliah Penanganan Hasil Perikanan. Bogor: Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Wibowo, H. 2006. Pengaruh Penggunaan Coolbox Diatas Kapal Penangkap Ikan Terhadap Mutu Kesegaran Ikan [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Intitut Pertanian Bogor.

PPI Karang Serang

PPI Kronjo PPI Cituis

B T S U Kronjo PPI Ketapang PPI Dadap Kemiri PPI Benyawakan Skala : 1 : 630.000 Sumber : http://www.tangerangkab.go.id

B T S U Skala : 1 : 630.000 Sumber : http://www.tangerangkab.go.id

a. Proses pelelangan di TPI b. Penyimpanan ikan segar

c. Pengangkutan hasil tangkapan ke TPI d. Pengangkutan ikan dengan pick up

a. Pembelahan ikan b. Tempat perendaman ikan asin

c. Tempat penimbangan ikan asin d. Penjemuran ikan asin

Spesifikasi Nilai 1. Mata

Cerah, bola mata menonjol, kornea jernih 9 Cerah, bola mata rata, kornea jernih 8 Agak cerah, bola mata rata, pupil agak keabu-abuan kornea agak keruh 7 Bola mata agak cekung, pupil berubah keabu-abuan, kornea agak keruh 6

Bola mata agak cekung, pupil berubah keabu-abuan, kornea agak keruh 5

Bola mata cekung, pupil mulai berubah menjadi putih susu, kornea keruh 4 Bola mata cekung, pupil putih susu, kornea keruh 3 Bola mata tenggelam, ditutupi lender kuning yang tebal 1

2. Insang

Warna merah cemerlang, tanpa lendir 9 Warna merah kurang cemerlang, tanpa lendir 8 Warna merah agak kusam, tanpa lendir 7 Merah agak kusam, sedikit lendir 6

Mulai ada diskolorasi merah muda, merah cokelat, sedikit lendir 5

Mulai ada diskolorasi, sedikit lendir 4 Warna merah cokelat, lendir tebal 3 Warna merah cokelat atau kelabu, lendir tebal 2 Warna putih kelabu, lendir tebal sekali 1

Dokumen terkait